Konsep Usahatani KERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran alternatif dari pendapatan adalah rasio pendapatan usahatani padi terhadap pendapatan total. Ukuran tersebut dapat merangkum dua jenis pendapatan yaitu pendapatan dari usahatani padi dan pendapatan di luar usahatani. Petani yang mempunyai nilai rendah atas rasio tersebut berarti mempunyai pendapatan dari luar usahatani yang tinggi sehingga mendukung petani untuk mengadopsi suatu inovasi pertanian. Sebagian petani padi mempunyai pekerjaan di luar usahatani padi. Sementara bagi sebagian petani yang lain, usahatani padi merupakan satu-satunya sumber mata pencaharian mereka. Apakah karakteristik petani berkaitan dengan sumber pendapatan ini dapat mempengaruhi adopsi inovasi pada bidang pertanian?

3.4 Konsep Usahatani

Bachtiar Rifai mengajukan bahwa pengertian usahatani adalah setiap organisasi dari alam, tenaga kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Ketatalaksanaan organisasi itu sendiri diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang-orang. Dari batasan itu dapat diketahui bahwa usahatani terdiri atas manusia petani bersama keluarganya, tanah bersama dengan fasilitas yang ada di atasnya seperti bangunan-bangunan, saluran air dan tanaman ataupun hewan ternak Soeharjo dan Patong, 1973. Definisi usahatani yang diberikan oleh Bachtiar Rifai tersebut memberikan pengertian bahwa usahatani mempunyai komponen-komponen yaitu input berupa alam, input tenaga kerja, dan input berkaitan dengan modal. Komponen penyusun usahatani tersebut harus diorganisasikan dengan baik agar kegiatan usahatani berjalan lancar. Jika salah satu komponen tidak tersedia atau tidak memberikan peranannya dengan baik maka pelaksanaan usahatani akan terganggu. Akibatnya, hasil yang diperoleh dari usahatani tidak seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa peran petani dalam usahatani sangat penting yaitu sebagai pengelola atau manajer usahatani. Hernanto 1989 menjelaskan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu usahatani yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang melekat pada pelaku usahatani ataupun usahatani itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang muncul dari luar usahatani. Contoh faktor internal adalah faktor petani pengelola, tanah usahatani, tenaga kerja, modal, tingkat teknologi, kemampuan petani mengalokasikan penerimaan keluarga, dan jumlah keluarga. Faktor eksternal antara lain meliputi tersedianya sarana transportasi dan komunikasi, aspek-aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan bahan usahatani, fasilitas kredit, dan penyuluhan bagi petani.

3.5 Konsep Pendapatan Usahatani