kuantitas hasil panen dengan harga hasil penen persatuan yang berlaku. Sedangkan biaya usahatani merupakan nilai dari barang dan jasa yang
dialokasikan untuk usahatani. Nilai RC dapat digunakan sebagai ukuran dalam menilai efisiensi suatu usahatani. Semakin besar RC yang dihasilkan oleh suatu
usahatani maka tingkat efisiensi usahatani tersebut juga semakin besar. Soekartawi 2002 menjelaskan bahwa jika diperoleh RC lebih dari satu
maka usahatani dikatakan menguntungkan. Sedangkan jika usahatani mempunyai RC kurang dari satu maka usahatani tersebut tidak menguntungkan untuk
diusahakan. Adapun ketika RC sama dengan nol, usahatani tidak untung atau rugi.
Soekartawi 2002 mengatakan bahwa biasanya akan lebih baik kalau analisis RC ini dibagi dua, yaitu RC yang menggunakan data pengeluaran biaya
produksi yang secara riil dikeluarkan oleh petani dan RC yang juga melibatkan biaya diperhitungkan. Dengan cara seperti ini, ada dua macam RC, yaitu:
a. RC berdasarkan data biaya yang benar-benar dibayarkan petani RC tipe 1.
b. RC berdasarkan data biaya yang juga memperhitungkan biaya tenaga kerja
dalam keluarga, sewa lahan andaikan lahan dianggap menyewa, alat-alat pertanian andaikan alat pertanian diangap sewa, dan sebagainya RC tipe 2.
Dengan cara seperti ini, nilai RC tipe 1 selalu lebih besar dibandingkan nilai RC tipe 2.
3.6 Kerangka Pemikiran Operasional
Produksi beras yang dihasilkan dari usahatani padi dalam negeri Indonesia ternyata belum mampu memenuhi semua permintaan beras dalam negeri. Agar
tercapai keseimbangan permintaan dan penawaran beras dalam negeri, pemerintah Indonesia terpaksa mengeluarkan kebijakan mengimpor beras.
Produksi beras dalam negeri harus terus ditingkatkan dari tahun ke tahun sehingga seluruh permintaan beras dapat dicukupi dan impor beras tidak
dilakukan lagi. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi beras adalah dengan mengganti varietas padi lama teknologi lama dengan varietas padi baru
teknologi baru yang mempunyai potensi produktivitas yang lebih tinggi seperti varietas padi hibrida.
Benih padi varietas hibrida merupakan salah satu bentuk inovasi pertanian. Setelah inovasi pertanian tersebut diperkenalkan kepada petani, petani dihadapkan
kepada suatu pilihan yaitu meneruskan usahatani dengan varietas padi yang lama inbrida atau beralih dari varietas yang lama menuju varietas baru hibrida.
Sebagai sesuatu yang baru, inovasi tersebut tidak langsung diterima oleh semua petani. Mereka mempunyai petimbangan-pertimbangan yang diperhatikan
sebelum menerapkan sesuatu yang baru. Akhirnya petani terkelompokkan menjadi dua bagian yaitu petani yang mau menerapkan benih padi hibrida dan petani yang
tetap bertahan pada varietas yang lama. Ada tiga kelompok faktor yang diduga mempengaruhi petani untuk
menerima atau mengadopsi benih padi hibrida yaitu karakteristik petani, karakteristik usahatani, dan faktor lingkungan Gambar 3. Faktor karakteristik
petani yang akan dikaji adalah umur petani, tingkat pendidikan, dan pendapatan. Karakteristik usahatani diwakili oleh luas usahatani dan status kepemilikan lahan
usahatani. Sementara faktor lingkungan yang akan dianalisis adalah penyuluhan pertanian.
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Setelah masing-masing petani menentukan jenis benih yang akan mereka
tanam, petani melaksanakan kegiatan usahatani. Melalui usahatani, kemampuan varietas padi inbrida maupun hibrida dapat dinilai melalui produktivitasnya.
Secara teoritis, varietas hibrida mampu memberikan hasil produktivitas yang lebih tinggi daripada varietas inbrida. Melalui penelitian ini, akan diketahui
apakah kaidah atau generalisasi itu sesuai pada lokasi penelitian. Jenis teknologi
Teknologi lama: varietas padi
inbrida yang sudah ada
Teknologi baru Inovasi: varietas
padi hibrida
Adopsi benih padi hibrida
Usahatani padi inbrida
Usahatani padi hibrida
Pendapatan usahatani
padi inbrida Pendapatan
usahatani padi hibrida
Dibandingkan Karakteristik
pribadi petani Karakteristik
usahatani
Faktor lingkungan
Peningkatan produksi beras
Produktivitas padi inbrida
Produktivitas padi hibrida
Dibandingkan Adopsi benih
padi inbrida
yang mampu memberikan produktivitas yang lebih tinggi tentu lebih ditekankan penggunaannya untuk meningkatkan produksi beras nasional Indonesia.
Selanjutnya, pendapatan dari masing-masing usahatani dapat dihitung setelah penerimaan usahatani dan seluruh biaya usahatani diketahui. Petani yang
rasional akan memilih suatu jenis varietas yang mampu memberikan pendapatan yang lebih tinggi daripada varietas yang memberikan pendapatan yang lebih
rendah.
BAB IV METODE PENELITIAN