Sejarah Penanaman Padi Hibrida Di Kecamatan Cibuaya.

penelitian, PT Alam Makmur Sembada merupakan satu-satunya perusahaan yang mau membeli gabah petani padi hibrida dengan harga yang wajar. Akibatnya, seolah-olah pasar padi hibrida dikuasai oleh AMS. Dengan demikian, keputusan harga cenderung ditentukan oleh AMS. Sedangkan petani bisa dikatakan sebagai penerima harga yang pengaruhnya dalam menentukan harga kurang begitu besar, bahkan bisa diabaikan.

5.5 Sejarah Penanaman Padi Hibrida Di Kecamatan Cibuaya.

Penanaman padi hibrida di Kecamatan Cibuaya dimulai pada Musim Rendeng penghujan 20052006. Penanaman pada musim tersebut terjadi setelah seorang petani terkemuka di Kecamatan Cibuaya mendapatkan contoh benih padi hibrida sebanyak beberapa kilogram dari seorang pegawai pada produsen benih padi hibrida swasta nasional. Benih yang ditawarkan tersebut masih belum dikemas dengan kemasan yang sekarang digunakan untuk membungkus benih padi hibrida tersebut. Tertarik terhadap informasi dari pegawai tersebut tentang kemampuan benih padi hibrida untuk memberikan potensi produktivitas yang lebih tinggi daripada padi inbrida, petani tersebut memutuskan untuk menanam benih tersebut pada sebagian lahan sawahnya pada Musim Rendeng 20052006. Ternyata hasil panen yang diperoleh memang memuaskan melebihi rata-rata produktivitas benih padi inbrida yang biasa dipakai petani Cibuaya. Pada musim berikutnya yaitu Musim Porekat 2006, petani tersebut menjadikan seluruh hasil panen padi hibrida yang diperoleh sebagai benih walaupun petani tersebut sudah mengetahui bahwa hasil panen padi hibrida tidak bisa digunakan untuk benih. Ternyata setelah panen, diketahui bahwa hasil yang diperoleh pada Musim Porekat 2006 masih memuaskan. Musim Rendeng 20062007 merupakan musim tanam padi hibrida pertama yang melibatkan banyak petani. Tidak kurang dari 28 petani melakukan budidaya padi hibrida pada musim tersebut. Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan Kabupaten Karawang mancatat bahwa Kecamatan Cibuaya merupakan kecamatan di Kabupaten Karawang yang pada Musim Rendeng 20062007 mempunyai lahan penanaman padi hibrida paling luas. Sawah dengan luas tidak kurang dari 90 hektar ditanami padi hibrida pada musim tersebut. Luasan tersebut tergolong luas untuk lingkup kecamatan pada masa awal perkenalan padi hibrida. Pada umumnya, penanaman padi hibrida Musim Rendeng 20062007 yang luas tersebut dikarenakan adanya dukungan dari perusahaan penggilingan padi modern PT AMS yang berlokasi berbatasan dengan Kabupaten Karawang. Perusahaan tersebut berkeinginan untuk memproduksi beras padi hibrida. Oleh karena itu, perusahaan tersebut aktif melakukan kontrak dengan para petani untuk menanam padi hibrida. Bentuk dukungan yang diberikan oleh perusahaan tersebut adalah memberikan pinjaman dalam bentuk benih padi hibrida dan obat-obatan untuk budidaya padi hibrida yang dilunasi ketika panen. Selain itu, perusahaan penggilingan beras tersebut juga memberikan pendampingan pada proses budidaya walaupun dukungan yang diberikan dirasakan kurang oleh sebagian besar petani padi hibrida. Seluruh hasil padi hibrida dapat dijual kepada perusahaan penggilingan padi modern tersebut. Benih padi yang diberikan oleh perusahaan tersebut adalah Arize Hibrindo R-1, produk dari PT. Bayer Crop Science. Sebanyak 27 petani dari 28 petani padi hibrida yang menjadi responden dalam penelitian ini menggunakan benih padi varietas tersebut. Sedangkan sisanya menggunakan benih padi dari PT. Dupont. Dengan kondisi seperti itu, maka segala hasil analisis terutama berkaitan dengan analisis pendapatan padi hibrida sebenarnya lebih menunjuk kepada salah satu varietas saja yaitu Arize Hibrindo R-1 yang ditanam pada Musim Rendeng 20062007 di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Peningkatan produktivitas yang diterima petani padi hibrida sangat kecil. Justru petani padi hibrida menerima pendapatan yang lebih kecil daripada pendapatan yang diterima petani padi inbrida. Alasannya adalah tambahan biaya untuk membudidayakan padi hibrida lebih tinggi daripada tambahan nilai produksi padi hibrida. Akibatnya, pada musim berikutnya mayoritas petani tidak tertarik untuk bercocok tanam padi hibrida. Pada Musim Porekat 2007 tercatat hanya seorang petani saja yang berani menanam padi hibrida. Itu pun menggunakan benih padi hibrida yang dibagikan gratis oleh pemerintah. Adapun benih padi hibrida yang dipakai adalah produk dari PT BISI dengan nama varietas Intani.

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Analisis Pendapatan Usahatani Padi Inbrida dan Padi Hibrida

Dalam analisis ini, pembahasan dibagi menjadi empat tahap yaitu analisis penerimaan usahatani padi inbrida dan padi hibrida, analisis biaya usahatani padi inbrida dan padi hibrida, analisis pendapatan usahatani padi inbrida dan padi hibrida, serta analisis RC usahatani padi inbrida dan padi hibrida. Dalam analisis ini, padi inbrida merupakan bentuk teknologi lama dan padi hibrida merupakan teknologi yang baru.

6.1.1 Penerimaan Usahatani Padi Inbrida dan Padi Hibrida

Padi hibrida menunjukkan produktivitas yang sedikit lebih tinggi daripada produktivitas padi inbrida di Kecamatan Cibuaya pada Musim Rendeng 20062007. Seperti yang tercantum dalam Tabel 14, produksi perhektar padi inbrida dan padi hibrida secara berurutan adalah 5.228,44 kg Gabah Kering Panen GKP dan 5.274,00 kg GKP. Dengan demikian, produktivitas padi hibrida hanya 0,87 lebih tinggi daripada produktivitas padi inbrida. Akan tetapi, secara statistik, produktivitas padi hibrida ternyata tidak berbeda nyata dengan produktivitas padi inbrida. Produksi gabah tersebut ternyata masih lebih rendah daripada produksi gabah rata-rata Kecamatan Cibuaya musim tanam tahun 20052006 yang mencapai 6.974 kg GKP. Produktivitas padi hibrida pada penelitian ini yaitu 5.274,00 kgha ternyata jauh di bawah produktivitas padi hibrida Rokan dan Maro pada penelitian Komarudin dan Kartasmita 2003 yang masing-masing mencapai 7,9 tonha dan 8,09 tonha. Demikian pula produktivitas padi hibrida pada penelitian ini juga