Hipotesis tindakan Subjek Penelitian Hasil Penelitian Siklus II

Secara garis besar pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan strategi Pikir Plus dan media gambar peristiwa dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut 1 siswa diminta untuk berkelompok, masing-masing kelompok 5 anak; 2 guru membagikan gambar peristiwa kepada tiap kelompok; 3 siswa membaca gambar peristiwa tersebut untuk mencari ide atau gagasan yang akan dijadikan tema puisinya; 4 setelah masing-masing siswa dalam kelompok menemukan dan memilih tema-tema yang mereka senangi, siswa melaporkan tema-tema yang mereka pilih; 5 siswa mengimajinasikan tema-tema yang mereka pilih dari gambar peristiwa dengan dipandu oleh guru; 6 setelah siswa selesai berimajinasi, siswa mengkreasikan imajinasi tersebut dalam bentuk kata- kata dengan dibimbing oelh; 7 selesai menuliskan kata-kata, siswa diminta untuk merangkum atau mengembangkan kata-kata yang mereka tulis menjadi larik puisi ; 8 langkah berikutnya, siswa memadukan dan mengolah larik –larik yang mereka buat menjadi bait-bait puisi; 9 setelah prosese menulis puisinya selesai sampai pada membuat bait-bait, selanjutnya siswa memublikasikan hasil karyanya.

2.4 Hipotesis tindakan

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas PTK adalah jika guru menerapkan strategi pembelajaran Pikir Plus dengan menggunakan Media Gambar Berbagai Peristiwa dalam pembelajaran Menulis kreatif puisi. Diharapkan dengan menerapkan strategi Pikir Plus dengan menggunakan Media Gambar Berbagai Peristiwa dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi untuk siswa kelas VIII-F MTS Negeri Kesesi Kabupaten Pekalongan. 63 BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas hanya memusatkan pada permasalahan yang spesifik dan kontekstual. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara tematik dengan mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu. Penelitian ini menggunakan desain PTK dengan dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II, setiap siklus dilaksanakan melalui empat tahap. Empat tahap ini adalah tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Berikut bagian bagan untuk menggambarkan rangkaian siklus dan masing-masing tahapanya. K P RP R T R T R T O O Bagan 1 Desain Penelitian Tindakan Kelas Keterangan K = Kondisi awal R = Refleksi P = Perencanaan RP = Revisi perencanaan T = Tindakan O = Observasi Siklus II Siklus I Observasi awal dilakukan sebelum peneliti melakukan siklus I dan siklus II. Observasi awal ini dilakikan agar peneliti mengetahui kondisi siswa dalam kelas, dan kesulitan yang dialami oleh siswa. Dengan keadaan seperti ini, maka penelitian dapat berjalan dengan baik dan alami. Perencanaan pada siklus meliputi dua hal, yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum adalah perencanaan yang meliputi keselurahan yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas. Perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Perencanaan ini berkaitan dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau srategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Dalam perencanaan ini, peneliti berkonsultasi dan bekerjasama dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-F, khususnya dalam menyusun rencana pembelajaran. Selain itu, peneliti juga bekerjasama dalam menentukan dan memilih alokasi waktu yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Hal ini dilakukan peneliti agar perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran lebih baik. Implementasi tindakan merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan membutuhkan peran aktif antara siswa dan peneliti. Kedua hal itu tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Pada penelitian ini observasi dilakukan oleh rekan peneliti dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi Kabupaten Pekalongan. Pengamatan dilakukan dengan mencatat semua hal yang terjadi di kelas yang sedang diteliti. Pengamatan tersebut meliputi situasi kelas, perilaku, dan sikap siswa, penyajian materi dan sebagainya. Refleksi dilakukan setelah proses pembelajaran berlangsung dengan cara kolaborasi. Kolaborasi yang dimaksud adalah dengan diskusi antar siswa dan peneliti tentang berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Refleksi ini dilaksanakan setelah perlakuan tindakan dan hasil observasi. Hasil dari refleksi ini kemudian dijadikan acuan untuk langkah perbaikan pada tindakan selanjutnya.

3.1.1 Proses Tindakan Siklus I

Proses tindakan siklus I terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi atau pengamatan,dan refleksi.

3.1.1.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus I dilakukan persiapan pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dan penggunaan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam sura kabar dengan menyusun rencana pembelajaran terlebih dahulu. Rencana pembelajaran ini digunakan sebagai program kerja dan pedoman peneliti dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penyusunan rencana pembelajaran setelah dibuat oleh peneliti, kemudian peneliti berkonsultasi tentang rencana pembelajaran tersebut dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VIII-F. Hal ini dilakukan peneliti agar dalam perencanaan pembelajaran lebih mantap sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut dapat tercapai. Selain itu, peneliti menyiapkan instrumen peneliti yang berupa tes yang akan diujikan kepada siswa beserta kriteria penilaiannya. Peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian nontes yang berupa pedoman observasi, pedoman catatan lapangan, pedoman catatan harian, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi untuk mengetahui proses pembelajaran keterampilan menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dan penggunaan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar. Setelah menyiapkan instrument tes dan nonte, peneliti berkoordinasi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mengenai kegiatan pembelajaran.

3.1.1.2 Tindakan

Tindakan ini disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dilakukan dalam Tiga kali pertemuan yang meliputi tahap akhir kegiatan awal, tahap kegiatan inti atau proses pembelajaran, dan tahap kegiatan akhir yang berupa evaluasi. Pada tahap kegiatan awal, sebelumnya peneliti mengkondisikan agar siap untuk mengikuti pembelajaran. Setelah itu, peneliti melakukan apersepsi dengan menjelaskan tujuan pembelajaran serta menjelaskan tujuan pembelajaran serta menjelaskan menfaat pembelajaran kompetensi dasar yang akan yaitu menulis puisi. Pada tahap kegiatan inti merupakan tahap kegiatan pokok tentang pembelajaran dan meteri. Pada kegiatan ini, peneliti mengkondisikan siswa menjadi beberapa kelompok masing-masing kelompok 5 anak. Peneliti membagikan amplop yang berisi contoh puisi. Setelah itu, siswa mengamati contoh puisi dan mendiskusikan struktur pembangun fisik dan batin puisi tersebut. Peneliti bersama siswa saling tanya jawab mengenai hasil diskusi siswa. Selanjutnya, peneliti membagikan surat kabar kepada tiap kelompok. Setiap siswa mengamati gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar tersebut untuk mencari ide atau gagasan yang akan dijadikan tema puisinya. Masing-masing siswa menemukan dan memilih gambar-gambar yang mereka senangi, kemudian siswa melaporkan gambar-gambar yang mereka pilih dari surat kabar yang dibaca dan dipandu oleh peneliti dengan mengatakan hal-hal yang membuat imajinasi mereka sesuai gambar yang dipilih. Setelah mengimajinasikan gambar-gambar yang mereka pilih, siswa mulai mengreasikan imajinasi tersebut ke dalam bentuk kata-kata dengan dibimbing oleh peneliti. Selesai menulis kata-kata, siswa diminta untuk merangkum atau mengembangkan kata-kata yang mereka tulis menjadi larik puisi. Setelah itu, siswa memadukan dan mengolah larik-larik yang mereka buat menjadi bait-bait puisi. Setelah proses menulis puisinya selesai sampai pada membuat bait-bait, siswa memublikasikan hasil karyanya. Selanjutnya, guru memberikan penguatan materi hasil kerja keras siswa. Pada tahap kegiatan akhir, peneliti bersama-sama siswa melakukan evaluasi pembelajarn dengan tanya jawab mengenai kesulitan-kesulitan yang dialami siswa selama pembeljaran.

3.1.1.3 Observasi

Selama penelitian berlangsung, peneliti melakukan pengamatan tehadap kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pedoman observasi, peneliti mengamati tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Aspek- aspek yang diamati adalah sikap positif siswa pada saat pemeblajaran menulis puisi dan sikap negatif siswa pada saat pembelajaran menulis puisi. Caranya dengan memberi tanda cek √ pada lembar observasi sesuai daftar siswa. Selain menggunakan pedoman observasi, peneliti juga menggunakan pedoman catatan lapangan untuk mengamati perilaku siswa selama pembelajaran. Akan tetapi, pedoman catatan lapangan ini hanya digunakan untuk mengamati peristiwa-peristiwa yang dianggap penting dan menarik dalam proses pembelajaran. Pedoman catatan lapangan ini sudah mencakup pada kesan dan penafsiran subjek peneliti. Deskripsi bisa mencakup referensi misalnya pelajaran yang lebih baik, perilaku kurang perhatian, pertengkaran picik, kecerobohan, yang tidak disadari oleh guru atau pimpinan terkait. Instrumen catatan lapangan yang diambil dalam pembelajaran ini adalah 1 pada saat apersepsi, 2 pada saat tanya jawab dan pedalaman materi, 3 pada saat pembagian kelompok, 4 pada saat mendiskusikan unsur-unsur pembangun puisi, 5 pada saat mencari tema dari gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar, 6 pada saat proses menulis puisi, dan 7 pada saat memublikasikan hasil karya. Setelah kegiatan pemebelajaran selesai, peneliti membagikan pedoman catatan harian kepada siswa untuk menegtahui tanggapan, kesan, perasaan, dan respon siswa terhadap materi, proses pembelajaran, strategi, dan media yang digunakan peneliti dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat memperbaiki tindakan siklus berikutnya. Catatan harian tidak hanya diperuntukkan kepada siswa, tingkah laku siswa, respon siswa terhadap pembelajaran, susana pembelajaran, serta respon siswa tentang penggunaan media surat kabar yang digunakan peneliti dalam pembelajaran. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dan media surat kabar, peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa. Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran terutama kepada siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi, kesulitan- kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran, penyebab kesulitan yang dialami, serta pendapat siswa tentang pembelajaran yang telah berlangsung. Selain itu, peneliti juga menggunakan pedoman dokumentasi foto untuk merekam peristiwa-peristiwa penting, misalnya aktivitas siswa ketika mendengarkan penjelasan dari guru, aktivitas siswa ketika sedang mencari ide dari gambar- gambar peristiwa yang mereka pilih dari surat kabar yang nantinya akan dijadikan tema puisi, dan aktivitas siswa ketika menulis puisi. Dokumentasi juga berfungsi sebagai sarana untuk menjelaskan keruntutan proses penelitian dari awal sampai akhir sehingga penelitian tersebut bisa dipertanggungjawabkan.

3.1.1.4 Refleksi

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis hasil tes, hasil observasi dengan instrumen nontes berupa pedoman observasi, pedoman catatan lapangan, pedoman catatan harian, pedoaman wawancara. Hasil analisis ini digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan strategi serta media pembelajaran yang digunakan oleh peneliti. Selain itu, hasil analisis ini juga untuk mengetahui tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran. Refleksi pada siklus I digunakan sebagai bahan masukan dalam menetapkan langkah selanjutnya, yaitu pada siklus II. Apabila ada kekurangan dalam siklus I maka hasil tersebut akan digunakan sebagai bahan perbaikan di siklus II, apabila ada peningkatan, maka akan dipertahankan, ditingkatkan dan dikembangkan.

3.1.2 Proses Tindakan Siklus II

Proses tindakan siklus II merupakan tindak lanjut siklus I, yaitu tahap pelaksanaan, observasi, serta analisis dan refleksi. Akan tetapi, didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus I refleksi sehingga kekurangan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi pada siklus II.

3.1.2.1 Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan segala hal yang akan dilakukan pada siklus II dengan memperbaiki hasil refleksi siklus I. Adapun rencana tindakan yang akan dilaksanakan adalah : 1 meperbaiki rencana pembelajaran menulis puisi bebas melalui strategi Pikir Plus dan pengguanaan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kaba; 2 menyiapkan soal tes beserta kriteria penilaiannya, pedoman observasi, pedoman catatan lapangan, pedoman catatan harian, dan pedoman wawancara untuk memperoleh data nontes pada siklus II, 3 menyiapkan rencana pembelajaran menulis puisi siklus II.

3.1.2.3 Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dengan memperbaiki hasil refleksi siklus I. Materi pembelajaran masih sama dengan siklus I, yaitu menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dan media surat kabar. Pada siklus II pembelajaran dilakukan satu kali pertemuan. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti akan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.

3.1.2.3 Observasi

Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pedoman observasi, peneliti mengamati tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Pedoman observasi siklus II sama dengan pedoman observasi siklus I. Selain menggunakan pedoman observasi, peneliti juga menggunakan pedoman catatan lapangan untuk mengetahui tingkah laku siswa tetapi hanya dalam peristiwa-peristiwa tertentu seperti halnya siklus I. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti segera membagikan pedoman catatan harian kepada siswa untuk mengetahui tanggapan, kesan, perasaan, dan respon siswa terhadap materi, proses pembelajaran, strategi, dan media yang digunakan peneliti dalam kegiatan pembelajaran. Pedoman catatan harian pada siklus II ini sama seperti pedoman catatan harian pada siklus I. Masih sama seperti dalam siklus I, siklus II ini juga tetap menggunakan catatan harian guru untuk mengetahui sejauh mana keaktifan siswa selama proses pembelajaran yang terjadi dalam siklus II. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar, peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa. Wawancara dilakukan di luar jam pelajaran terutama kepada siswa yang mendapatkan nilai tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dilakukan untuk menngetahui minat siswa dalam pembelajaran menulis puisi, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam pembelajaran, penyebab kesulitan yang dialami, serta pendapat siswa tentang pembelajaran yang telah berlangsung. Pedoman wawan cara pada sikluas II sama seperti pedoman wawancara siklus I. Dalam siklus II ini peneliti juga menggunakan pedoman dokumentasi foto untuk merekam peristiwa-peristiwa penting pada siklus I.

3.1.2.4 Refleksi

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat diketahui tingkat keberhasilan dari tindakan siklus II. Pada siklus ini yang menajadi target utama pencapaian pembelajaran menulis puisi adalah peningkatan kemampuan menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dan penggunaan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar pada siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi Kabupaten Pekalongan. Pada siklus II diharapkan ada peningkatan dan perubahan yang positif.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek peneliti pada penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan menggunakan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar pada siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi Kabupaten Pekalongan. Alasan peneliti memilih siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi Kabupaten Pekalongan sebagai objek penelitian sebagai berikut : 1 Berdasarkan hasil wawancara bahwa siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi Kabupaten Pekalongan dalam penguasaan aspek menulis puisi rata-ratanya masih kurang K sehingga perlu ditingkatkan, 2 berdasarkan kurikulum Satuan Tingkat Pedidikan KTSP pemebelajaran Bahasa Indonesia SMPMTs, untuk pembelajaran menulis sastra, kompetensi yang harus dicapai kelas VIII ialah siswa mampu menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang tepat. Berdasarkan dua faktor tersebut peneliti ingin meningkatakan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi Kabupaten Pekalongan dengan menerapkan strategi Pikir Plus dan menggunakan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada dua macam yaitu: variabel keterampilan menulis puisi dan variabel penggunaan strategi Pikir Plus dan media berbagai peristiwa dalam surat kabar.

3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Puisi

Variabel keterampilan Menulis Puisi adalah variabel hasil dalam penelitian ini. Keterampilan menulis puisi siswa mencakup aspek-aspek penilaian penulisan puisi, yaitu kesesuaian isi dengan tema, diksi, rima, tipografi, dan amanat. Keberhasilan dalam penelitian ini diukur dari adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Keberhasilan individual ditentukan dengan nilai minimal yang harus dicapai oleh siswa secara individual adalah 75 dengan kategori baik, sedangkan keberhasilan klasikal ditentukan berdasarkan niali rata- rata kelas. Nilai rata-rata kelas tersebut harus mencapai standar KKM, yaitu 75. Selain itu, juga dilihat dengan adanya perubahan sikap sisw yang lebih positif senang, antusias, perhatian, aktif, berani, dan lain-lain pada kegiatan pembelajaran. Hal ini akan lebih jelas terlihat pemantauan melalui intrumen non test. 3.3.2 Variabel Strategi Pikir Plus dan Media Gambar Berbagai Perstiwa yang Terdapat dalam Surat Kabar Variabel proses dalam penelitian ini adal strategi Pikir Plus yang digunakan peneliti dalam pembelajaran untuk mengajak siswa berperan aktif dalam menuangkan ide-ide kreatifnya dalam menulis puisi berdasarkan imajinasi mereka. Media gambar peristiwa sebagai media bagi siswa untuk memperoleh inspirasi dan ide-ide kreatif untuk dijadikan puisi.

3.4 Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diteliti, penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu instrumen tes dan nontes.

3.4.1 Instrumen Tes

Instrumen tes adalah instrumen yang berupa tes subjektif yang berisi perintah pada siswa untuk menulis puisi dengan memperhatikan aspek-aspek penilaian keterampilan menulis puisi. Pada instrumen tersebut digunakan pedoman penilaian keterampilan menulis puisi bebas melalaui strategi Pikir Plus dengan media gambar peristiwa dalam. Tabel 1 Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Kreatif Puisi No Aspek Penilaian Rentang Nilai Bob ot Nilai Maksimal 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Kesesuain isi dengan gambar sebagai tema penulisan puisi Diksi Rima Tipografi Amanat 6 4 4 4 2 30 20 20 20 10 Jumlah 20 100 1 Pemberian nilai untuk setiap aspek dilakukan dengan memberi tanda ceklist √ 2 Nilai= skala nilai x bobot 3 Skala nilai 1 = sangat kurang bila puisi yang dibuat siswa hanya memenuhi satu aspek. 2 = kurang bila puisi yang dibuat siswa hanya memenuhi dua aspek. 3 = cukup bila puisi yang dibuat siswa hanya memenuhi tiga aspek. 4 = baik bila puisi yang dibuat siswa memenuhi empat aspek. 5 = sangat baik bila puisi yang dibuat siswa memenuhi semua aspek. 4 Sebelum dan selama penilaian berlangsung harus memperhatikan deskripsi setiap skala. 5 Pembobotan dilakukan untuk membedakan tingkat kepentingan masing- masing-masing aspek dan berfungsi sebagai penggali angka skala yang diperoleh masing-masing aspek. 6 Penentuan nilai siswa berdasarkan standar nilai 100 dengan menjumlah nilai setiap aspek. Tabel 2 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Melalui Strategi Pikir Plus dengan Media Gambar Berbagai Peristiwa Yang Terdapat Dalam Surat Kabar No Aspek Kriteria Nilai Kategori 1. Komponen Isi a. Isi puisi sangat sesuai dengan gambar yang dipilih dari surat kabar b. Isi puisi sesuai dengan gambar yang dipilih dari surat kabar c. Isi puisi cukup sesuai dengan gambar yang dipilih dari surat kabar d. Isi puisi tidak sesuai dengan gambar yang dipilih dari surat kabar e. Isi puisi sangat tidak sesuai dengan gambar yang dipilih dari surat kabar 5 4 3 2 1 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 2. Diksi a. Diksi Sangat mencerminkan perbedaharaan kata yang kaya, variatif, dan sangat sesuai dengan gambar yang dipilih b. Diksi mencerminkan perbendaharaan 5 4 Sangat Baik Baik kata yang kaya, variatif, dan sesuai dengan gambar yang dipilih c. Diksi cukup mencerminkan perbendaharaan kata yang kaya, variatif, dan cukup sesuai dengan gambar yang dipilih d. Diksi kurang mencerminkan perbendaharaan kata yang kaya, tidak bervariatif, dan kurang sesuai dengan gambar yang dipilih e. Diksi tidak mencerminkan perbendaharaan kata yang kaya, tidak bervariatif, dan tidak sesuai dengan gambar yang dipilih 3 2 1 Cukup Kurang Sangat Kurang 3. Rima a. Penempatan bunyi sangat selaras dan sangat mendukung suasana puisi b. Penempatan bunyi selaras dan mendukung suasana puisi c. Penempatan bunyi cukup selaras dan cukup mendukung suasana puisi f. Penempatan bunyi kurang selaras dan kurang mendukung suasana g. Penempatan bunyi tidak selaras dan tidak mendukung suasana 5 4 3 2 1 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang 4. Tipografi a. Sangat menarik dan sangat mendukung isi puisi b. Menarik dan mendukung isi puisi c. Cukup menarik dan mendukung isi 5 4 3 Sangat Baik Baik Cukup puisi d. Kurang menarik dan kurang mendukung isi puisi e. Tidak menarik dan tidak mendukung isi puisi 2 1 Kurang Sangat Kurang 5. Amanat a. Amanat yang terkandung sangat sesuai dengan tema pada gambar peristiwa yang dipilih b. Amanat yang terkandung sesuai dengan tema pada gambar peristiwa yang dipilih c. Amanat yang terkandung cukup sesuai dengan tema pada gambar peristiwa yang dipilih d. Amanat yang terkandung kurang sesuai dengan tema pada gambar peristiwa yang dipilih e. Amanat yang terkandung tidak sesuai dengan tema pada gambar peristiwa yang dipilih 5 4 3 2 1 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Tabel 2 menunjukkan bahwa kriteria penilaian tes menulis puisi bebas melalu strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar digolongkan ke dalam 5 aspek penilaian yaitu kesesuaian isi dengan komponen isi, diksi, pengimajinasian, keotentikan, dan tipografi. Masing- masing aspek dinilai berdasarkan kriteria penilaian dengan kategori sangat baik , baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Tabel 3 Pedoman Penilaian NO Rentang Nilai Kategori 1 85 – 100 sangat baik 2 70 – 84 Baik 3 60 – 69 Cukup 4 50 – 59 Kurang 5 50 Sangat kurang Berdasarkan pedoman penilaian tersebut, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa dalam menulis puisi bebas melalu strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar berkategori sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat kurang. Siswa dikatakan berkategori sangat baik jika mencapai nilai 85-100, kategori baik 70-84, kategori cukup 60-69, kategori kurang 50-59, dan kategori sangat kurang dengan nilai kurang dari 50.

3.4.2 Instrument Nontes

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk instrumen notes yang berupa pedoman observasi atau pengamatan, pedoman jurnal, pedoman wawancara, pedoma, dan dokumentasi berupa foto. Berikut diuraikan tentang bentuk instrumen notes yang digunakan oleh peneliti.

3.4.2.1 Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti adalah untuk mengamati, keadaan, respon atau sikap, dan keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek yang dinilai dalam lembar observasi ini ada 10, yaitu 1 siswa semangat dan antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi; 2 siswa memperhatikan dengan baik ketika guru menjelaskan; 3 siswa merespon positif tertarik terhadap media gambar yang digunakan peneliti; 4 siswa aktif selama proses pembelajaran puisi berlangsung bertanya atau menjawab; 5 siswa mengerjakan tugas melalui puisi dengan serius, tenang dan tekun; 6 siswa kurang semangat dan antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi; 7 siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan melakukan kegiatan yang tidak perlu dibaca sendiri bicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting; 8 siswa merespon negatif kurang tertarik terhadap media gambar yang digunakan peneliti;9 siswa pasif selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung hanya diam dan mendengarkan 10 siswa mengerjakan tugas menulis puisi sambil mengerjakan hak yang tidak penting tiduran, bercanda, dll.

3.4.2.2 Lembar Catatan Lapangan

Lembar catatan lapangan ini digunakan untuk mengamati perilaku siswa sama halnya dalam lembar observasi. Akan tetapi, lembar catatan lapangan ini perhatiannya lebih diarahkan pada persoalan yang lebih menarik untuk memulainya. Persoalan-persoalan tersebut, misalnya perilaku kurang perhatian, pertengkaran, kecerobohan, serta hal-hal lain yang dilakukan siswa. Instrumen catatan lapangan yang diambil dalam pembelajaran ini adalah 1 pada saat apersepsi, 2 pada saat tanya jawab dan pendalaman materi, 3 pada saat pembagian kelompok, 4 pada saat mendiskusikan unsur-unsur pembangun puisi, 5 pada saat mencari tema dari gambar yang dipili, 6 pada saat proses menulis puisi, 7 pada saat memublikasikan hasil karya.

3.4.2.2 Lembar Catatan Harian

Catatan harian dibuat dengan tujuan mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menulis puisi melalaui strategi Pikir Plus dengan media surat kabar. Peneliti menyiapkan lembar catatan harian siswa dan catatan harian guru. Catatan harian guru berisi uraian pendapat guru mengenai keaktifan siswa, tingkah laku siswa, respon siswa terhadap pembelajaran, suasana pembelajaran, serta respon siswa tentang penggunaan media gambar peristiwa dalam surat kabar yang digunakan peneliti dalam pembelajaran. Catatan harian siswa berisi uraian-uraian pendapat dan tanggapan perasaan siswa tentang proses pembelajaran menulis puisi, hambatan dalam menulis puisi, serta pesan dan saran terhadap pembelajaran menulis puisi melalui puisi melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar. Catatan harian yang diisi siswa dikumpulkan saat itu juga, kemudian diolah dan dideskripsikan oleh peneliti. Selain itu, guru membuat catatan harian sendiri setiap berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Catatan harian guru meliputi data hasil kegiatan siswa. Kedua catatan harian kemudian direkap jadi satu dengan tujuan untuk mempermudah dalam menganalisis perkembangan kemampuan siswa.

3.4.2.4 Lembar Wawancara

Lembar wawancara digunakan untuk mengambil data dengan teknik bebas terpimpin. Wawancara tidak dilakukan kepada semua siswa terapin hanya dilakukan pada siswa tertentu, yaitu siswa yang mendapat nilai tertinggi, sedang, dan rendah. Aspek yang diungkap dalam wawancara adalah minat siswa terhadap menulis puisi, pendapat siswa tentang pembelajaran menulis puisi sebelumnya, kesulitan yang dialami, penyebab kesulitan yang dialami, dan pendapat siswa tentang pembelajaran menulis puisi melalui strategi yang diterapkan peneliti dan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar yang digunakan.

3.4.2.5 Lembar Dokumentasi

Dokumentasi digunakan dalam penelitian ini berupa foto. Dokumentasi ini dipilih oleh peneliti dengan tujuan memperkuat hasil penelitian. Selain wawancara, pengamatan dan jurnal. Dokumentasi foto dalam proses pembelajaran menulis puisi dapat dijadikan gambaran perilaku siswa dalam penelitian. Selain itu, dokumentasi foto juga dapat membantu penelitian sebagai sarana untuk menjelaskan keruntutan penelitian dari awal sampai akhir sehingga penelitian tersebut dapat di pertanggungjawabkan. Aspek-aspek yang di dokumentasikan meliputi aktifitas-aktifitas yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas, yaitu; 1 ketika guru sedang menyampaikan materi pembelajaran menulis puisi; 2 aktivitas siswa ketika mendengarkan penjelasan dari guru, 3 aktivitas siswa ketika menulis puisi ketika, 4 aktivitas guru ketika memberi memandu siswa, 5 aktivitas siswa ketika pepublikasian puisi di ruang kelas.

3.4.3 Uji Instrumen

Instrumen yang diuji adalah instrumen tes dan nontes. Uji instrumen tes dilakukan dengan validitas isi dan validitas permukaan. Validitas isi dilakukan untuk merinci aspek-aspek yang dinilai secara cermat yang kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, guru Bahasa Indonesia MTs Negeri Kesesi Kabupaten Pekalongan dan rekan ssejawat. Validitas permukaan dilakukan dengan cara mengkonsultasikan instrumen tersebut dengan guru Bahasa Indonesia. Uji instrumen nontes hanya uji permukaan saja. Uji validitas dilakukan dengan cara mengkonsultasikan instrumen yang dibuat kepada dosen dan teman seprofesi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah portofolio dan teknik nontes. Portofolio digunakan untuk mendapatkan nilai dari kumpulan hasil karya puisi yang dihasilkan siswa, sedangkan nontes untuk mengetahui perilaku siswa serta ketertarikan siswa terhadap pembelajaran secara keseluruhan.

3.5.1 Teknik Tes

Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil karya produk. Tes hasil karya produk diberikan kepada siswa setelah siswa memahami pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan bantuan media gambar peristiwa yang terdapat dalam surat kabar. Bentuk tes ini adalah berupa hasil karya produk menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan bantuan media gambar peristiwa yang terdapat dalam surat kabar yaitu siswa disuruh untuk membuat puisi dengan bantuan bantuan gambar peristiwa yang terdapat dalam surat kabar dalam proses penemuan ide untuk dijadikan tema dalam menulis Puisi. Dalam penelitian ini tes diberikan pada siklus I dan siklus II.

3.5.2 Nontes

Teknik nontes ini, peneliti lakukan untuk mengetahui keadaan yang terjadi sebenarnya selama proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Dan data nontes ini akan digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi. Data yang terkumpul dalam penelitian ini menggunakan teknik nontes yang berupa teknik observasi, dan wawancara.

3.5.2.1 Observasi

Teknik observasi ini digunakan untuk mengamati keadaan, respon, sikap dan keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru pengampu Bahasa Indonesia kelas VII selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan agar pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan guru dapat memperoleh perbaikan dalam proses belajar mengajar. Observasi dilakukan selama pembelajaran menulis puisi bebas melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar berlangsung. Observasi ini berlaku pada semua siswa dengan cara memberikan tanda chek list √ pada pedoman observasi yang telah diamati. Hasil uraian pengamatan tersebut kemudian dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk uraian kalimat sesuai dengan perilaku nyata yang ditunjukkan siswa selam proses pembelajaran. Alat bantu lain yang digunakan dalam teknik observasi pada penelitian ini adalah catatan lapangan dan catatan harian. Catatan lapangan digunakan untuk mengetahui perilaku siswa seperti halnya dalam pedoman observasi. Akan tetapi, pedoman catatan lapangan ini perhatiannya lebih diarahkan pada persoalan yang dianggap menarik untuk memulainya. Catatan harian digunakan untuk mengetahui kesan dan respon siswa terhadap pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar.

3.5.2.2 Wawancara

Wawancara dilakukan atau ditujukan kepada siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dan kesulitan yang dialami siswa pada saat pembelajaran berlangsung. aspek yang diungkap dalam wawancara ialah minat siswa terhadap menulis puisi, pendapat siswa tentang pembelajaran menulis puisi sebelumnya, kesulitan yang dialami, penyebab kesulitan yang dialami, dan pendapat siswa tentang pembelajaran menulis puisi melalui strategi yang diterapkan peneliti dengan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif.

3.6.1 Teknik Kuantitatif

Analisis data hasil tes secara kuantitatif dihitung secara presentase dengan langkah-langkah sebagai berikut: a merekap nilai yang diperoleh siswa b menghitung nilai komulatif dari seluruh aspek c menghitung nilai rata-rata d menghitung presentase dengan rumus: NP = ∑N X 100 sxn Hasil perhitungan keterampilan siswa dalam menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar dari masing-masing siklus ini dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai presentase peningkatan keterampilan menulis puisi melalu strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar.

3.6.2 Teknik Kualitatif

Analisis kualitatif dimaksudkan untuk menganalisis data nontes yang diperoleh dari siswa. Untuk memperoleh data nontes dari siswa peneliti akan memberi pertanyaan berupa lembar observasi, wawancara, catatan lapangan, dan catatan harian . Hasil analisis siklus I dan siklus II dibandingkan untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa, dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui peningkatan perubahan tingkah laku siswa. 89 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diperoleh dari tindakan pada siklus I dan siklus II. Hasil penelitian ini terdiri atas hasil portofolio puisi dan hasil nontes. Hasil portofolio puisi siklus I dan II berupa keterampilan siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi dalam menulis puisi setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa pada surat kabar dan hasil nontes berupa observasi, catatan lapangan, catatan harian, wawancara, dokumentasi foto.

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I

Hasil penelitian siklus I ini diperoleh melalui portofolio puisi dan nontes. Hasil portofolio ini berupa hasil menulis puisi siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar dengan memperhatikan aspek-aspekmenulis puisi. Adapun aspek-aspek tersebut adalah kesesuaian isi dengan gambar, diksi, rima, tipografi, dan amanat. Setiap aspek dihitung berdasarkan bobotnya masing-masing. Selain melalui tes, hasil siklus I juga diperoleh dari nontes, yaitu observasi, catatan lapangan, catatan harian, dan hasil wawancara. Data-data nontes tersebut dianalisis kemudian dideskripsikan dalam bentuk uraian. Untuk lebih jelasnya, hasil penelitian siklus I dipapakarkan sebagai berikut.

4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Puisi

Proses pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan menggunakan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar siklus I, terangkum menjadi 3 kegiatan inti. Tiga kegiatan inti tersebut antara lain: 1 proses apersepsi dan internalisasi penumbuhan minat-minat siswa untuk menulis puisi 2 proses siswa ketika mencari gambar peristiwa dari surat kabar yang dijadikan ide dan tema untuk menulis puisi secara berkelompok 3 intensifnya siswa dalam menulis puisi dengan memperhatikan kesesuaian isi dengan gambar yang dipilih untuk dijadikan tema, diksi, rima, tipografi, dan amanat.

4.1.2.1.1 Proses Apersepsi Dan Internalisasi Penumbuhan Minat-Minat

Siswa Untuk Menulis Puisi Dimulai dari kegiatan awal ketika guru melakukan apersepsi serta menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaat pembelajaran yang akan dilakasanakan. Untuk medeskripsikan proses tersebut peneliti menggunakan dokumnetasi foto. Gambar 3. Aktivitas Siswa Ketika Guru Menjelaskan Siklus I Dari hasil dokumentasi foto juga terlihat siswa sudah menunjukkan pada awal pembelajaran tersebut terlihat ada siswa yang aktif bertanya, tetapi ada juga siswa yang mengobrol sendiri tanda bahwa dia belum siap mengikuti pembelajaran. Selanjtunya, gambar di atas juga memperhatikan ketika guru menjelaskan materi unsur-unsur pembangun puisi siswa tampak tertib dan tenang

4.1.2.1.2 Proses Siswa Ketika Mencari Gambar Peristiwa dari Surat Kabar

yang Dijadikan Ide dan Tema Untuk Menulis Puisi Proses kegiatan siswa ketika mencari gambar dari surat kabar yang dijadikan ide dan tema untuk menulis puisi secara berkelompok. Yang juga deskripsikan melalui dokemtasi foto sebagai berikut. Gambar 4. Aktifitas Siswa Ketika Mencari Gambar dari Surat Kabar Siklus I Dapat dilihat dalam dokumentasi foto pada awalnya siswa masih belum bisa terkondisikan dengan baik setelah guru selesai membagikan surat kabar siswa masih terlihat bingung, bahkan ada siswa yang berdiri berpindah tempat dengan membawa surat kabar yang berdiri berpindah tempat dengan membawa surat kabar yang didapatkan. Akan tetapi, setelah guru menjelaskan kembali, pada gambar-gambar selanjutnya menunjukkan siswa mulai tenang terkondisikan dengan baik. Siswa sudah mulai terlihat senang dan antusias mencari gambar- gambar yang akan dijadikan tema dari gambar-gambar yang mereka anggap menarik. 4.1.2.1.3 Intensifnya Siswa Dalam Menulis Puisi Dengan Memperhatikan Kesesuaian Isi dengan Gambar yang Dipilih Untuk Dijadikan Tema, Diksi, Rima, Tipografi, dan Amanat. Proses kegiatan siswa ketika mencari menulis puisi dengan memperhatikan kesesuaian isi dengan gambar yang dipilih untuk dijadikan tema, diksi, rima, tipografi, dan amanat. Yang juga deskripsikan melalui dokemtasi foto sebagai berikut. Gambar 5. Aktivitas Siswa Ketika Menulis Puisi Siklus I Pada dokumentasi foto di atas, terlihat proses siswa sedang mengerjakan tugas menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar. Ketika siswa menulis puisi guru tidak hanya duduk saja ia berkeliling mengamati siswa, membimbing siswa, berusaha untuk menjawab jika ada siswa yang menanyakan mengenai hal yang berkaitan dengan tugas tersebut. Sebagian siswa karena malu bertanya kepada guru mereka meminta bantuan temannya untuk mengajari. Sebagian siswa terlihat serius dan tenang ketika. Berdasarkan dokumentasi foto pada siklus I secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan menggunakan media gambar berbgai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar berjalan cukup baik.

4.1.1.1 Hasil Kemampuan Menulis Puisi

Hasil kemampuan menulis puisi siswa pada siklus I ini mengguankan teknikpenilaian portofolio. Dari hasilpenilaian dengan teknik portofolio menunjukkan keterampilan siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi dalam menulis puisi setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar peristiwa dalam surat kabar tahap awal. Jumlah siswa yang mengikuti tes pada pembelajaran siklus I ini berjumlah 36 siswa. Hasil portofolio menulis puisi siswa melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar pada silkus I ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi melalui strategi Pikir Plus dengan Media Gambar Berbagai Peristiwa dalam Surat Kabar Siklus I No Rentang Nilai Kategori Frekuensi Bobot Nilai Persentase Rentang Nilai Rata- rata 1. 85-100 Sangat baik 1 92 2,78 X= 250236 = 69,50 Kategori Cukup 2. 70-84 Baik 15 1142 41,67 3. 60-69 Cukup 18 1170 50,00 4. 50-59 Kurang 1 58 2,78 5. 50 Sangat kurang 1 48 2.78 Jumlah 36 2490 100 Data pada tabel 4 menunjukkan rata-rata nilai yang dicapai siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi dalam menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa dalam surata kabar pada siklu I sebesar 69,50. Hasil rata-rata tersebut masih dalam kategori cukup dan belum memenuhi standar minimal rata-rata klasikal yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pada pembelajaran menulis puisi melalaui strategi Pikir Plus dengan menggunakan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar siklus I ini, jumlah siswa yang memperoleh Rentang Nilai 85-100 dengan kategori sangat baik dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 2,78 siswa yang memperoleh Rentang Nilai 70-84 dengan kategori baik dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 41,67. Siswa yang memperoleh Rentang Nilai 60-69 dengan kategori cukup dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 50,00. Siswa yang memperoleh Rentang Nilai 50-59 dengan kategori kurang ada 1 siswa atau sebesar 2,78. Siswa yang memperoleh Rentang Nilai kurang dari 50 dengan ketegori sangat kurang juga terdapat 1 siswa atau sebesar 2,78. Diagram I. Presentase Hasil Keterampilan Menulis Puisi melalui Strategi Pikir Plus dengan Media Gambar Berbagai Peristiwa yang Terdapat Dalam Surat Kabar . Dengan melihat diagram di atas dapat diketahui dengan jelas presentase perolehan Rentang Nilai menulis puisi siswa secara klasikal pada siklus I berdasarkan kategori dan presentase yang diperoleh. Peresentase tertinggi sebesar 50,00 terletak pada kategori cukup, kemudian di bawahnya bawahnya diikuti secara urut presentase dengan ketegori baik sebesar 41,67., dan kategori terendah sebesar 2,78 terletak kategori sangat baik, kategori kurang, dan sangat kurang. 0.00 20.00 40.00 60.00 sangat baik baik cukup kurang sangat kurang 2.78 41.67 50.00 2.78 2.78 presenta se Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siklus I Perolehan Nilai siklus I ini diperoleh dari penjumlahan nilai masing-masing aspek, yaitu aspek kesesuaian isi dengan gambar, diksi, rima, tipografi, dan tujuan. Hasil masing-masing aspek dipaparkan sebagai berikut.

4.1.1.1.1 Kesesuaian Isi dengan Gambar

Aspek kesuaian isi dengan gambar memiliki bobot tertinggi di antara aspek-aspek yang lain, yaitu 6. Penilaian aspek ini difokuskan pada isi puisi yang ditulis oleh siswa disesuaikan dengan gambar berbagai peristiwa yang dipilih dari surat kabar untuk dijadikan tema puisi siswa. Perolehan Nilai siswa pada aspek kesuaian isi dengan gambar dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5. Perolehan Rentang Nilai Aspek Kesesuaian Isi dengan Gambar pada Siklus I No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Nilai Persentase Rentang Nilai Rata- rata 1. Sangat baik 30 o 00,00 X= 80436x100 30 = 74,44 Kategori Baik 2. Baik 24 26 624 72,22 3. Cukup 18 10 180 27,78 4. Kurang 12 00,00 5. Sangat Kurang 8 00,00 Jumlah 36 840 100 Bedasarkan data dalam tabel 5, pada penguasaan aspek kesesuasaian isi dengan gambar yang dipilih untuk dijadikan, belum ada siswa yang mendapat kategori sangat baik, sedangkan siswa yang memperoleh nilai baik oleh 26 siswa atau sebesar 72,22 dari jumlah keseluruhan siswa. Kategori cukup oleh 10 siswa atau sebesar 27,78 dari keseluruhan siswa. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang tidak ada atau sebesar 00,00 dari jumlah keseluruhan siswa. Jadi, sesuai dengan tabel di atas, nilai rata-rata siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi dalam aspek kesesusain isi dengan gambar adalah 74,44. Hasil tersebut termasuk dalam kategori baik meskipun begitu hasil ini tetap harus ditingkatkan hingga dapat mencapai kategori sangat baik.Untuk lebih jelasnya dapat, dilihat pada diagram berikut. Diagram 2. Presentase Perolehan Nilai Aspek Kesesuain Isi Dengan Gambar Siklus I Dengan melihat diagram di tersebut, dapat diketahui dengan jelas persentase perolehan nilai siswa pada penguasaan aspek kesesuaian isi dengan gambar yangt dipilih untuk dijadikan tema. Presentase tertinggi sebesar terletak pada katedori baik, kemudian dibahwahnya diikuti secara urut presentase dengan 0.00 50.00 100.00 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 0.00 91.67 5.56 2.78 0.00 p re sen tase Perolehan Hasil Aspek Kesesuaian Isi Dengan Gambar kategori cukup sebesar 27,78, Untuk kategori sangat baik, kurang, dan sangat kurang masing-masing 00,00.

4.1.1.1.2 Diksi

Perolehan nilai diksi difokuskan pada ketepatan penggunaan diksi untuk menyampaikan apa yang ingin disampaikan penulis yang disesuaikan dengan gambar yang dipilih. Perolehan nilai pada aspek diksi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6. Perolehan Rentang Nilai Aspek Diksi pada Siklus I No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Nilai Persentase Rentang Nilai Rata-rata 1. Sangat baik 20 3 60 8,33 X= 49636x10020 = 71,67 Kategori Baik 2. Baik 16 15 240 41,67 3. Cukup 12 18 216 50,00 4. Kurang 8 00,00 5. Sangat Kurang 4 00,00 Jumlah 36 496 100 Berdasarkan data dalam tabel 6, pada aspek penguasaan diksi yang mendapat kategori sangat baik ada 3 siswa atau sebesar 8,33. Kategori baik dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 41,67 dari jumlah keseluruhan siswa. Kategori cukup dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 50,00 dari jumlah keseluruhan siswa yang memperoleh kategori kurang dan sangat kurang 00,00, rentang nilai rata-rata yang dicapai siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi dalam aspek diksi adalah 71,67. Dengan demikian, Rentang Nilai rata-rata tersebut dalam kategori baik. Diagram 3. Persentase Perolehan Rentang Nilai Aspek Diksi Siklus I Dengan melihat pada diagram tersebut, dapat diketahui bahwa presentase perolehan Rentang Nilai siswa pada penguasaan aspek diksi. Presentase sebesar 8,33 terletak pada kategori sangat baik, presentase sebesar 41,67 terletak pada kategori baik, sedangkan presentase tertinggi sebesar 50,00 terletak pada kategori cukup, kemudian di bawahnya diikuti secara urut presentase 00,00 terletak pada kategori kurang, dan kategori sangat kurang.

4.1.1.1.3 Rima

Penelitian rima difokuskan pada kegunaan rima dalam mendukung makna dan suasana puisi. Selain itu, juga dilihat dari penempatan bunyi dan 0.00 20.00 40.00 60.00 sangat baik baik cukup kurang sangat kurang 8.33 41.67 50.00 0.00 0.00 p resen tase Perolehan Nilai Aspek Diksi Siklus I pengulangannya. Perolehan Rentang nilai pada aspek rima dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Perolehan Rentang Nilai Aspek Rima pada Siklus I No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Nilai Persentase Rentang Nilai Rata-rata 1. Sangat baik 20 2 40 5,56 X= 45636x10020 = 63,33 Kategori Cukup 2. Baik 16 8 128 22,22 3. Cukup 12 22 240 61,11 4. Kurang 8 4 48 11,11 5. Sangat Kurang 4 Jumlah 36 456 100 Berdasarkan data dalam tabel 6, tersebut siswa yang mendapat kategori sangat baik ada 2 siswa atau sebesar 5,55 . Kategori baik dicapai oleh 8 siswa atau sebesar 22,22 dari jumlah keseluruhan siswa. Kategori cukup dicapai oleh 22 siswa atau sebesar 61,11 dari jumlah keseluruhan siswa. Kategori kurang dicapai oleh 8 siswa atau sebesar 11,11, sedang untuk kategori sangat kurang tidak ada rata-rata yang dicapai siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi dalam aspek da.atau sebesar 0,00 , jadi sesuai tabel 7. Rentang Nilai rata-rata yang dicapai dari aspek rima adalah 61,37 . Dengan demikian, Rentang Nilai rata-rata tersebut masih dalam kategori cukup. Diagram 4. Presentase Perolehan Rentang Nilai Aspek Rima Siklus I Persentase perolehan nilai siswa pada aspek rima. Persentase tertinggi sebesar 61,11 terletak pada kategori cukup, kemudian diikuti dibawahnya kategori kurang dengan persentase 11,11, kemudian kategori baik 22,22, dan kategori sangat baik 5,56, sedangkan untuk kategori sangat kurang 0,00.

4.1.1.1.4 Tipografi

Rentang nilai tipografi difokuskan pada kerapian, ketraturan tata wajah puisi, serta ciri khas masing-masing penulis dalam menciptakan puisi dilihat dari tata wajah puisi tersebut. Perolehan Rentang Nilai pada aspek tipografi dapat dilihat dalam tabel berikut. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang 5.56 22.22 61.11 11.11 0.00 p re sen tase Perolehan Nilai Aspek Rima Siklus I Sales Tabel 8. Perolehan Rentang Nilai Aspek Tipografi pada Siklus I No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Nilai Persentase Rentang Nilai Rata-rata 1. Sangat baik 20 1 20 2,78 X= 45636x10020 = 63,33 Kategori Cukup 2. Baik 16 7 112 19,44 3. Cukup 12 25 300 69,44 4. Kurang 8 3 24 8,33 5. Sangat Kurang 4 00,00 Jumlah 36 438 100 Data pada tabel 8. Menunjukan Rentang Nilai rata-rata yang telah dicapai siswa pada aspek tipografi adalah 63,33. Hasil tersebut termasuk dalam kategori cukup. Berdasarkan data tersebut , siswa yang mendapat nilai dengan kategori sangat baik dicapai 1 siswa atau sebesar 2,78 dari jumlah keseluruhan siswa. Kategori baik dicapai 7 siswa atau sebesar 19,44, kategori cukup dicapai 25 siswa atau sebesar 69,44, untuk kategori kurang dicapai 3 siswa atau sebesar 8,33, sedangkan kategori sangat kurang tidak ada atau 00,00 dari jumlah keseluruhan siswa. Untuk lebih jelasnya. Presentase perolehan nilai aspek tipografi juga disajikan dalam bentuk diagram. Diagram 5. Presentase Perolehan Nilai Aspek Tipografi Siklus I 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 2.78 19.44 69.44 8.33 0.00 p re sen tase Perolehan Hasil Aspek Tipografi Siklus I Dari diagram di atas dapat dilihat persentase perolehan nilai siswa pada aspek tipografi. Presentase tertinggi sebesar 69,44 terletak pada kategori cukup , kemudian dibawahnya diikuti secara urut.

4.1.1.1.5 Amanat

Pennilaian pada aspek Amanat dilihat dari pesan positif yang disampaikan oleh penulis untuk pembaca secara serta menarik dan tidaknya amanat tersebut. Perolehan nilai pada aspek amanat dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 9. Perolehan Nilai Aspek Amanat pada Siklus I No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Nilai Persentase Rentang Nilai Rata-rata 1. Sangat baik 10 00,00 X= 28436x10010 = 78,89 Kategori Baik 2. Baik 8 34 272 94,44 3. Cukup 6 2 12 5,56 4. Kurang 4 00,00 5. Sangat Kurang 2 00,00 Jumlah 36 284 100 Data pada tabel 9, di atas menunjukkan rata-rata nilai yang dicapai siswa dalam aspek amanat adalah 78,89. Hasil tersebut termasuk dalam kategori baik, artinya keterampilan siswa dilihat dari sebagai penulis puisi dalam membuat suatu tujuan yang mengandung pesan yang ingin disampaikan melalui puisinya pada siklus I ini sudah baik walaupun masih ada siswa yang mendapat nilai kurang, maka untuk itu perlu dipertahankan. Berdasarkan data di atas dapat dijabarkan untuk kategori sangat baik tidak ada atau sebesar 00,00 tetapi dibawahnya untuk kategori baik ada 31 siswa yang memperoelh sebesar 86,11 , untuk kategori cukup ada siswa 4 siswa yang memperoleh dengan presentase sebesar 11,11, untuk kategori kurang dan sangat kurang tidak ada atau sebesar 00,00. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada diagram berikut. Diagram 6. Persentase Perolehan Nilai Aspek Amanat Siklus I Persentase perolehan nilai siswa pada aspek amanat. Presentase tertinggi sebesar 94,44 terletak pada kategori baik, kemudian dibawahnya diikuti secara urut kategori cukup persentasenya sebesar 5,56, sedangkan untuk kategori sangat baik, kurang dan sangat kurang presentasenya 00.00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa dalam surat pada siklus I termasuk dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil analisis nilai per aspek pada siklus I ini, masih ada tiga aspek yang harus ditingkatkan yaitu aspek 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 0.00 94.44 5.56 0.00 0.00 p re sen tase Hasil Perolehan Aspek Amanat Siklus I diksi, aspek rima, dan aspek tipografi. Ketiga aspek tersebut masih dalam kategori cukup, sehingga ketiga aspek tersebut perlu diperbaiki dalam siklus II. Adapun Aspek kesesuain isi dengan gambar dan Aspek tujuan masuk dalam kategori baik sehingga harus tetap dipertahan atau ditingkatkan menjadi sangat baik pada siklus II. Tingkat perolehan nilai rata-rata dapat dilihat dengan jelas pada diagram berikut. Diagram 7. Perolehan Nilai Rata-rataPer Aspek Keterampilan Menulis Puisi melalui Strategi Pikir Plus dengan Media Gambar Berbagai Peristiwa yang Terdapat Dalam Surat Kabar Siklus I Keterangan : 1. : Kesesuain Isi dengan tema 4. : Tipografi 2. : Diksi 5. : Amanat 3. : Rima 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 1 2 3 4 5 77.78 68.89 61.37 60.83 76.67 p re sen tase aspek yang dinilai Hasil Nilai Rata-Rata Peraspek Siklus I Perbandingan perolehan nilai rata-rata siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi, untuk aspek yang dinilai rata-ratanya tertinggi adalah aspek kesesuaian isi dengan gambar sebesar 77,78, kemudian diikuti secara urut aspek amanat sebesar 76,67, aspek diksi sebesar 68,89, aspek rima 61,37, dan aspek tipografi memperoleh hasil nilai terendah dengan 61,37.

4.1.1.2 Hasil Perubahan Perilaku Siswa

Pada penelitian siklus I ini hasil perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui strategi pikir plus dengan menggunakan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar diperoleh dari observasi, catatan lapangan, catatan harian, dan wawancara. Adapun hasil nontes pada siklus I ini dipaparkan sebagai berikut.

4.1.1.2.1 Observasi

Observasi pada siklus I dilakukan pada siswa kelas VIII-MTs Negeri Kesesi Kabupaten Pekalongan selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti sebagai seorang guru bersama seorang rekan peneliti memberikan catatan-catatan terhadap aktivitas siswa saat mengikuti proses pembelajaran keterampilan menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan menggunakan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar. Aspek-aspek yang diamati terbagi menjdi dua yaitu aspek positif dan aspek negatif , keseluruhan jumalah aspek tersebut sebanyak 10 aspek. Kesepuluh Aspek tersebut ialah 1 Siswa semangat dan antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi bebas; 2 Siswa memperhatikan dengan baik ketika guru menjelaskan; 3 Siswa merespon positif tertarik terhadap media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar digunakan peneliti; 4 Siswa aktif selama proses pembelajaran menulis puisi bebas berlangsung bertanya atau menjawab; 5 Siswa mengerjakan tugas menulis puisi dengan serius, dan tekun; 6 Siswa kurang semangat dan kurang antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi bebas ; 7 Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan melakukan kegiatan yang tidak perlu bicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting; 8 Siswa merespon negatif kurang tertarik terhadap media surat kabar yang digunakan peneliti; 9 Siswa pasif selama proses pembelajaran menulis puisi sambil mengerjakan hal-hal tidak penting; 10 Siswa mengerjakan tugas menulis puisi sambil mengerjakan hal yang tidak penting. Tabel 10. Analisis Hasil Observasi Siklus I No Aspek Pengamatan Jumlah Siswa Persentase

A. Perilaku Positif Siswa

1 Siswa semangat dan antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi bebas; 26 72,22 2 Siswa memperhatikan dengan baik ketika guru menjelaskan; 25 69,44 3 Siswa merespon positif tertarik terhadap media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar yang digunakan peneliti 26 72,22 4 Siswa aktif selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung bertanya atau menjawab 10 27,78 5 Siswa mengerjakan tugas menulis puisi bebas dengan serius, dan tekun; 26 72,22 B . Perilaku Negatif Siswa 6 Siswa kurang semangat dan kurang antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi bebas 10 27,78 7 Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan melakukan kegiatan yang tidak perlu bicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting; 11 30,56 8 Siswa merespon negatif kurang tertarik terhadap media surat kabar yang digunakan peneliti 10 27,78 9 Siswa pasif selama proses pembelajaran menulis puisi bebas sambil mengerjakan hal-hal tidak penting tiduran, bercanda, dll 26 72,22 10 Siswa mengerjakan tugas menulis puisi bebas sambil mengerjakan hal yang tidak penting tiduran, bercanda, dll 10 27,78 Berdasarkan tabel di atas dapat dijabarakan hasil observasi pembelajaran menulis puisi pada siklus I. Pada pembelajaran siklus I ini sebagian menunjukkan prilaku positif. Siswa yang semangat dan antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi bebas ada 26 siswa atau sebesar 72,22 dari jumlah keseluruhan siswa. Siswa yang memperhatikan dengan baik ketika guru menjelaskan ada 25 atau sebesar 69,44 dari jumlah keseluruhannya. Siswa merespon positif tertarik terhadap media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar digunakan peneliti ada 26 siswa atau sebesar 72,22 dari jumlah keseluruhan siswa. Siswa aktif selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung bertanya atau menjawab ada 10 atau sebesar 72,77 . Siswa mengerjakan tugas menulis puisi dengan serius, dan tekun ada 26 atau sebesar 72,22 dari jumlah keseluruhan siswa. Ternyata tidak semuanya siswa menunjukkan sikap positif meski sebagian besar sudah menunjukkan perilaku positif tetapi masih ada yang menunjukkan perilaku negatif. Siswa kurang semangat dan kurang antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi ada 10 atau sebesar 27,78 dari keseluruhan siswa. Siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan melakukan kegiatan yang tidak perlu bicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting ada 11 siswa atau sebesar 30,56. Siswa yang merespon negatif kurang tertarik terhadap media surat kabar yang digunakan peneliti ada 10 atau sebesar 27,78. dari keseluruhan jumlah siswa. Siswa pasif selama proses pembelajaran menulis puisi sambil mengerjakan hal-hal tidak penting ada 26 atau sebesar 72,22. Sedangkan Siswa yang mengerjakan tugas menulis puisi sambil mengerjakan hal yang tidak penting ada 10 atau sebesar 27,78 dari jumlah keseluruhan siswa.

4.1.1.2.2 Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini digunakan untuk mengamati perilaku siswa seperti halnya dalam pedoman observasi. Akan tetapi, catatan lapangan ini perhatiannya lebih diarahkan pada persoalan yang dianggap menarik untuk memulainya. Persoalan-persoalan tersebut, misalnya perilaku kurang kurang perhatian, gaduh, bercanda dan mengganggu teman lainnya, dan lain sebagainya. Pada kegiatan siklus apersepsi peneliti sebagai guru menjelaskan tujuan pembelajaran serta menjelaskan manfaat pembelajaran yang akan diajarkan yaitu menulis puisi. Saat guru menjelaskan, ada salah satu siswa yang tidak memperhatikan. Dia adalah responden nomor 6 yang bernama Bayu. Dengan seenaknya saja dia mengobrol sambil bercanda dengan teman sebangkunya tidak hanya itu ketika dia diberi peringatan untuk kembali lagi fokus ke pelajaran, dengan entengnya dia nyleneh. Hal tersebut sempat membuat gaduh kelas, tetapi dengan sedikit sifat tegas guru mampu mengkondisikan kelas menjadi tenang kembali. Pada saat tanya jawab dan pendalaman materi. Pada kegiatan ini ada beberapa anak yang tidak memeperhatikan guru, dapat dilihat dari beberapa siswa yang mulai mengobrol sendiri dengan temannya, menganggu temannya dengan melempar kertas. Guru mencoba mengatasi siswa-siswa itu dengan menegur dan memberi pertanyaan siswa secara mendadak. Dengan spontan langsung diam, senyum- senyum panik dan hanya bersuara “Eee.. emmm...”. terliahat jelas mereka tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru. Setelah kelas kembali tenang tanpa ada yang mengobrol lagi, guru melanjutkan memimpin tanya jawab dan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan dari siswa. Pada saat pembagian kelompok sempat terjadi keributan di antara siswa. Sebagian siswa untuk berkelompok sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Sebagian lagi memilih urut sesuai nomor induk siswa, akhirnya untuk mengkondisikan keadaan kelas, guru meminta siswa berkelompok sesuai dengan deret kebelakang tempat duduknya masing-masing saja. Saat diskusi, guru melihat salah satu siswa yang bernama Sa‟baan terlihat ngantuk dan lesu dengan menyandarkan kepala di atas meja. Sementara teman sekelompoknya yang lain sedang berduskusi menemukan unsur-unsur pembangun puisi. Guru menegur Sa‟baan dan bertanya kepadanya kenapa dia tidak ikut berdiskusi malah bermalas-malasan seperti itu. Ternyata Arif merasa bosan dan kurang semangat mengikuti pembelajaran. Setelah itu Sa‟baan disuruh keluar untuk mencuci muka dahulu agar kembali segar. Saat aktivitas mencari gambar dari surat kabar untuk dijadikan tema, guru mendapati beberapa siswa laki-laki gaduh. Ketika didekati ternyata mereka berebut surat kabar. Guru segera mengatasi masalah tersebut dengan memberikan nasehat dan tambahan surat kabar. Saat proses menulis puisi, rata-rata siswa mengerjakan dengan tenang dan serius. Hanya ada satu siswa yang mencoba melakukan hal=hal iseng, yaitu Ni‟am. Dia mencoba melihat dengan paksa hasil karya teman yang duduk di sebelahnya. Dengan sigap guru segera menegur Ni‟am serta menyuruhnya untuk mengerjakan sendiri tanpa menganggu temannya. Saat membacakan puisi hasil karya siswa, awalnya sebelum guru menunjuk salah satu siswa, mereka saling menunjuk temannya masing-masing. Akan tetapi, setelah guru menunjuk salah satu siswa untuk maju, mereka mulai tenang kembali. Tidak ada hal-hal di luar dugaan yang terjadi ketika siswa membacakan puisi di depan kelas. Siswa dengan tenang mendengarkan salah satu temannya yang sedang membacakan puisi.

4.1.1.2.2 Catatan Harian

Catatan harian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu catatan harian guru dan catatan harian siswa. Berikut ini diuraikan deskripsi hasil catatan harian guru dan catatan harian siswa.

1. Catatan Harian Guru

Ada lima aspek yang peneliti gunakan untuk melihat perilaku siswa melalui catatan harian guru. Aspek tersebut adalah keaktifan siswa, tingkah laku siswa, respon siswa terhadap pembelajaran, suasana pembelajaran, serta respon siswa tentang penggunaan media surat kabar yang digunakan. Selama proses pembelajaran, sebagian besar belum bisa aktif. Mereka lebih banyak pasif dan hanya mendengarkan penjelasan guru. Jika dihitung banyaknya siswa yang aktif, kemungkinan hanya sekitar 23 saja yang mau bertanya atau menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru. Dengan demikian dapat disimpulkan keaktifan siswa masih dalam kategori kurang selama proses pembelajaran berlangsung. Mengenai tingkah laku siswa selama proses pembelajaran, sebagian besar sudah menunjukkan sikap perhatian dan ketertiban. Tingkah laku siswa selama pembelajaran berlangsung dapat dikatakan cukup baik. Namun demikian tidak dapat dipungkiri masih ada beberapa siswa yang membuat kegaduhan dan keusilan kecil terhadap teman-temanya. Respon siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung, awalnya mereka masih merasa malas dan kurang semangat. Akan tetapi ketika guru memberikan amplop yang berisi contoh-contoh puisi, siswa mulai tertarik, bukan hanya itu dalam mengajarpun peneliti berusaha untuk mengenal dan akrab terhadap siswa sehingga mereka tidak merasa asing lagi terhadap wajah baru yang dianggap sebagai guru baru mereka. Suasana pembelajaran pada siklus I cukup baik dan tertib. Meskipun masih siswa yang gaduh, tetapi guru mencoba untuk menenangkan kembali agar siswa fokus pada apa yang menjadi tugasnya. Terakhir adalah respon siswa terhadap media gambar peristiwa yang terdapat dalam surat kabar, peneliti membagikan berbagai macam surat kabar dan sebagian besar siswa sangat antusias. Hal ini mungkin baru pertama kali mereka membuat puisi dengan menggunakan media gamabar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar.

2. Catatan Harian Siswa

Dalam pembelajaran siklus I ini, catatan harian siswa yang digunakan ada 5 pertanyaan, yaitu perasaan siswa ketika mengikuti pembelajaran, kesulitan yang dialama ketika menulis puisi, tanggapan siswa terhadap media surat kabar yang digunakan, kesan siswa terhadap gaya mengajar guru peneliti, saran yang dapat diberikan siswa. Pertanyaan pertama, perasaan siswa ketika mengikuti pembelajaran. Rata- rata siswa senang dan tertarik ketika mengikuti pembelajaran menulis puisi pada hari itu. Alasan yang mereka tulis bermacam-macam, diantaranya, karena siswa senang mendapat strategi baru dalam menulis puisi, siswa senang karena mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai puisi yang sebelumnya hanya diberikan sekadarnya terhadapa guru sebelumnya. Namun, masih ada beberapa siswa yang menjawab cukup menyenangkan. Alasannya, karena mereka memang tidak begitu menyukai menulis puisi. Pertanyaan kedua, kesulitan yang dialami siswa ketika menulis puisi. Sebagian besar siswa menjawab mereka merasa kesulitan ketika memilih kata- kata untuk puisinya, menentukan gambar untuk dijadika temanya, dan juga membuat rimanya. Pertanyaan ketiga, tanggapan siswa mengenai media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar rata-rata siswa menjawab cukup menarik sebagai media yang dapat digunakan untuk menemukan ide-ide dalam menulis puisi. Namun, siswa yang lain juga menanggapi bahwa dengan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar kurang menarik untuk pembelajaran menulis puisi. Mereka menganggap justru dengan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar membuat tidak bisa bebas membuat puisi. Pertanyaan keempat, kesan terhadap gaya mengajar guru peneliti, sebagian besar menyenangkan, lucu, dan interaktif. Pertanyaan kelima, saran yang dapat diberikan siswa. Pada aspek ini banyak yang memberikan saran. Namun, ada satu saran dari salah satu seorang siswa yang kemudian agaknya saran tersebut dapat dipertimbangkan sebagai refleksi siklus I ini. saran tersebut ialah agar guru dapat memberkan contoh bagaimana memilih dan merangkai kata-kata agar menjadi puisi yang bagus serta memberikan kriteria gambar yang bagaimana yang menarik untuk dijadikan puisi.

4.1.1.2.3 Wawancara

Wawancara dilakukan pada akhir siklus di luar jam pelajaran, wawancara tidak dilakukan pada semua siswa, tetapi dilakukan kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi T, sedang S, dan terendah R. Adapun siswa yang diwawancarai pada siklus I ada 3 siswa, yaitu Titi T, Agnes S, dan Bayu R. Pertanyaan pertama, mengenai minat siswa terhadap menulis puisi. Dari ke tiga siswa yang diwawancarai, yang mendapat nilai tertinggi dan sedang mereka berminat dalam pembelajaran menulis puisi. Alasannya, dengan menulis puisi mereka bisa mengungkapkkan isi hati mereka masing-masing serta mampu menumbuhkan kreatifitas bagi mereka. Siswa yang mendapat nilai terendah mengatakan bahwa dia kurang berminat dalam pembelajaran menulis puisi. Alasannya karena dia tidak berbakat menulis puisi. Pertanyaan kedua, pendapat siswa dengan pembelajaran menulis puisi yang diberikan guru sebelumnya selama ini. Ketiga siswa menjawab terkadang membosankan karena belum ada aplikasi menulis puisi. Pertanyaan ketiga, kesulitan yang siswa hadapi selama proses pembelajaran menulis puisi. Siswa yang mendapat nilai tertinggi mengatakan bahwa dia masih merasa kesulitan dalam membuat rima, sedangkan siswa yang mendapat nilai sedang mengatakan dia masih merasa kesulitan dalam menentukan diksi dan gaya bahasanya. Lain halnya dengan siswa yang mendapat nilai terendah, dia mengatakan bahwa setiap ada pembelajaran menulis puisi dia sudah merasaa kesulitan mulai dari menentukan temanya sampai proses menulis dalam bentuk kata-katanya. Pertanyaan keempat, yang menyebabkan siswa merasa kesulitan menulis puisi. Siswa dengan nilai tertinggi dan nilai sedang mengatakan bahwa dia kurang latihan saja sehingga dia kesulitan membuat rima yang bagus srta kurang terampil memilih diksi dan gaya bahasa yang tepat. Siswa yang mendapat nilai terendah mengatakan bahwa dia kurang membaca. Tertutama buku-buku puisi atau sekadar membaca buku kumpulan puisi untuk menambah pengetahuannya mengenai puisi. Pertanyaan kelima, pendapat siswa tentang pembelajaran menulis puisi dengan media surat kabar serta strategi mengajar guru peneliti, ketiga siswa sama-sama menjawab bahwa menulis puisi dengan media surat kabar kreatif dan cukup bagus untuk menggali kekreatifan siswa. Strategi mengajar guru peneliti juga bagus dan menyenangkan. Ketika menulis puisi siswa tidak hanya dibiarkan begitu saja, teteapi gurunya terus membimbing dan membantu siswa menemukan kata-kata dengan memancing siswa mengimajinasikan tema siswa pilih.

4.1.1.3 Refleksi Siklus I

Hasil menulis puisi siswa kelas VIII-F pada siklus I adalah 69,05. Hasil tersebut belum memenuhi target yang diharapkan karena masih termasuk dalam kategori cukup. Jika dibandingkan dengan kondisi awal kemampuan siswa kelas VIII-F dalam menulis puisi, hasil pada siklus I ini sedikit mengalami peningkatan. Keberhasilan menulis melalui Strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar yang dicapai pada siklus ini, di antaranya: siswa yang awalnya tidak senang dalam menulis puisi menjadi senang menulis puisi, sebagian besar siswa sudah tidak merasa kesulitan ketika diminta untuk menulis puisi; kreativitas siswa dalam menulis puisi dengan tema-tema yang tidak cenngeng sedikit lebih maju dibanding pada kondisi awal; sebagian besar siswa menjadi lebih semangat dalam pembelajaran menulis puisi; dan tentunya penambahan wawasan baru mengenai puisi. Pada siklus I memang cukup banyak memberikan keberhasilan seperti yang diharapkan. Akan tetapi masih ada kekurangan-kekurang yang terdapat pada siklus I. Kekurangan-kekurangan tersebut ditunjukkan dengan masih adanya siswa yang merasa kesulitan dan butuh waktu yang lama dalam proses menuangkan ide atau gagasan, yang mereka imajinasikan berdasarkan gambar peristiwa dari surat kabar dan juga memilih diksi yang indah dan tepat untuk melukiskan peristiwa yang terdapat dalam gambar tersebut; sebagian besar siswa masih bingung ketika harus mencari kriteria gambar-gambar yang menarik untuk tema tentunya sesuai dengan minat mereka: masih terdapat siswa yang mengobrol dengan teman sebangku. Siswa malu bertanya, dan juga masih banyak siswa yang cenderung pasif. Permasalahan permasalahan pertama terjadi karena peneliti masih kurang dalam membimbing siswa ketika proses penulisan ide atau gagasan mereka dalam bentuk kata-kata sehingga mereka memerlukan waktu yang cukup lama untuk menuliskan hasil imajinasinya dalam bentuk puisi. Permasalahan kedua terjadi karena peneliti sebagai guru belum memberikan gamabaran kriteria mengenai gambar-gambar yang sekiranya bisa dijadikan tema puisi yang bagu. Permasalahn ketiga karena lemahnya pengawasan guru terhadap para siswa ketika pembelajaran. Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang diuraikan, diperlukan adanya solusi yang tepat pada siklus II untuk mengatasi kekurangan- kekurangan yang terdapat pada siklus I. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar peristiwa yang terdapat dalam surat kabar pada siklus II, di anataranya: 1 untuk mengatasi kesulitan siswa pada proses menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk kata-kata yang medeskripsikan peristiwa pada gambar yang telah dipilih pada surat kabar, guru mengatasinya dengan cara, guru memberikan guru memberikan klu kata dengan cara : guru memberikan klu kata yang medeskripsikan peristiwa yang dipilih siswa, misalnya gambar “ tanah longsor”, guru memberikan klu kata dengan mengucapkan kata-kata seperti : tanah, hujan, musibah, manusia, rata, lebur, korban . 2 untuk memudahkan siswa menemukan gambar-gambar yang menarik dijadikan tema untuk puisi mereka, guru mencoba membantu menjelaskan dan menandai pada beberapa gambar peristiwa untuk dijadikan sebagia acuan ketika mereka menulis gambar; 3 agar tercipta pembelajaran yang efektif serta tidak ada siswa yang gaduh lagi, guru harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap siswa, tetapi juga dengan menciptakan pembelajaran yang santai dan menyenangkan\

1.2 Hasil Penelitian Siklus II

Hasil penelitian siklus II ini juga diperoleh melalui portofolio puisi dan nontes. Hasil portofolio puisi ini berupa hasil menulis siswa kelas VIII-F MTs. Negeri Kesesi Kabupaten Pekalongan setelah mengikuti proses pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan menggunkan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar. Hasil nontes diambil berdasarkan, yaitu hasil observasi, catatan lapangan, catatan harian, hasil wawancara, dan dokumentasi pada proses pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, hasil penelitian siklus II ini dipaparkan sebagai berikut.

4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis Puisi

Proses pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan menggunakan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar siklus II, terangkum menjadi 4 kegiatan inti. Keempat kegiatan inti tersebut antara lain: 1 proses apersepsi dan internalisasi penumbuhan minat-minat siswa untuk menulis puisi 2 proses siswa ketika mencari gambar peristiwa dari surat kabar yang dijadikan ide dan tema untuk menulis puisi secara berkelompok, 3 proses guru ketika membimbing siswa siklus II 4 intensifnya siswa dalam menulis puisi dengan memperhatikan kesesuaian isi dengan gambar yang dipilih untuk dijadikan tema, diksi, rima, tipografi, dan amanat. 4.1.2.2.1 Proses Apersepsi dan Internalisasi Penumbuhan Minat-Minat Siswa Untuk Menulis Puisi Siklus II Dimulai dari kegiatan awal ketika guru melakukan apersepsi serta menjelaskan tujuan pembelajaran, manfaat pembelajaran yang akan dilakasanakan, dan mengulas kembali materi dan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa ketika menulis puisi siklus I. Untuk medeskripsikan proses tersebut peneliti menggunakan dokumnetasi foto. Gambar 6. Aktivitas Siswa Ketika Guru Menjelaskan Siklus II Gambar 6. Tersebut ketika guru mengulas kembali materi dan kesulitan- kesulitan yang dialami siswa ketika menulis puisi siklus I. Guru juga memberikan solusi-solusi untuk mengatasi kesulitan siswa. Pada awal pembelajaran tersebut siswa terlihat tenang mendengarkan penjelasan dari guru. 4.1.2.2.2 Proses Siswa Ketika Mencari Gambar Peristiwa dari Surat Kabar yang Dijadikan Ide dan Tema Untuk Menulis Puisi Siklus II Proses kegiatan siswa ketika mencari gambar dari surat kabar yang dijadikan ide dan tema untuk menulis puisi secara berkelompok. Yang juga deskripsikan melalui dokemtasi foto sebag ai berikut Gambar 7. Aktivitas Siswa Ketika Mencari Gambar Siklus II Pada gambar 7, di atas menunjukkan kegiatan siswa ketika mencari gambar untuk dijadikan tema dalam puisi mereka.. siswa terlihat serius pada kegiatan ini. Mereka terlihat asik membolak-balik surat kabar yang dipegang untuk mencari gambar yang akan dijadikan tema puisi.

4.1.2.2.3 Proses Guru Ketika Membimbing Siswa Siklus II

Proses guru ketika membimbing siswa dalam mengimajinasikan gambar- gambar yang dipilih pada siklus II. Yang juga deskripsikan melalui dokumentasitasi foto sebagai berikut. Gambar 8. Aktivitas Guru Ketika Membimbing Siswa Siklus II Gambar 8, di atas memperlihatan kegiatan guru ketika membimbing siswa. Guru membimbing dengan memandu siswa mengimajinasikan gambar-gambar yang dipilih. Guru juga membimbing siswa ketika siswa mengalami kesulitan ketika proses menuangkan diksi berdasarkan pengimajinasian gambar peristiwa yang dipilih siswa dari surat kabar dengan memberikan pancingan kata yang berhubungan dengan suasana yang tergambar dalam gambar yang dipilih. 4.1.2.1.3 Intensifnya Siswa Dalam Menulis Puisi Dengan Memperhatikan Kesesuaian Isi dengan Gambar yang Dipilih Untuk Dijadikan Tema, Diksi, Rima, Tipografi, dan Amanat Pada Siklus II Proses kegiatan siswa ketika mencari menulis puisi dengan memperhatikan kesesuaian isi dengan gambar yang dipilih untuk dijadikan tema, diksi, rima, tipografi, dan amanat Pada Siklus II juga deskripsikan melalui dokemtasi foto sebagai berikut. Gambar 9. Aktivitas Siswa ketika Menulis Puisi Siklus II Gambar 9, di atas ketika siswa sedang menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar. Pada saat kegiatan ini. pada saat kegiatan ini, siswa terlihat serius dan tenang mengerjakan tugas menulis puisi. Siswa senang dengan kegiatan menulis puisi yang sedang dilakukan. Kegiatan pembelajaran berlangsung tertib dan semua siswa menulis dengan sungguh-sungguh.

4.1.1.1 Hasil Kemampuan Menulis Puisi

Hasil kemampuan menulis puisi siswa pada siklus II ini menggunakan teknik penilaian portofolio. Dari hasil penilaian dengan teknik portofolio menunjukkan keterampilan siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi dalam menulis puisi setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar peristiwa dalam surat kabar tahap awal. Jumlah siswa yang mengikuti tes pada pembelajaran siklus II ini berjumlah 36 siswa. Hasil portofolio menulis puisi siswa melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar pada silkus II ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 11. Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi melalui Strategi Pikir Plus dengan Media Gambar Berbagai Peristiwa dalam Surat Kabar Siklus II No Rentang Nilai Kategori Frekuensi Bobot Nilai Persentase Rentang Nilai Rata- rata 1. 85-100 Sangat baik 3 284 8,33 X = 280236 = 77,83 Katerogi Baik 2. 70-84 Baik 28 2184 77,78 3. 60-69 Cukup 5 334 13,89 4. 50-59 Kurang - - - 5. 50 Sangat kurang - - - Jumlah 36 2802 100 Data pada tabel 11 menunjukkan peningkatan nilai rata-rata nilai yang dicapai siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi pada pembelajaran menulis puisi melalaui strategi Pikir Plus dengan menggunakan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar siklus II ini meningkat dengan jumlah nilai rata-rata 77,83. Jumlah siswa yang memperoleh Rentang Nilai 85-100 dengan kategori sangat baik dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 8,33 siswa yang memperoleh Rentang Nilai 70-84 dengan kategori baik dicapai oleh 28 siswa atau sebesar 77,78. Dalam siklus II ini tidak terdapat siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75. Jadi, untuk kategori cukup dengan nilai 60-69 dicapai oleh 5 siswa ata sebesar 13,89, sedangkan untuk kategori kurang nilai dengan 50-59, dan kategori nilai 50.adalah 0 siswa atau 0,00. Untuk lebih jelasnya, persentase hasil siklus II secara keseluruhan ini dapat dilihat pada diagram berikut. Diagram 6. Presentase Hasil Keterampilan Menulis Puisi melalui Strategi Pikir Plus dengan Media Gambar Berbagai Peristiwa yang Terdapat Dalam Surat Kabar . 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 sangat baik baik cukup kurang sangat kurang 8.33 77.78 13.89 0.00 0.00 p re sen tase Hasil Keterampilan Menulis Puisi Siklus II Dengan melihat diagram di atas, presentase tertinggi 91,67. Terletak pada kategori baik, kemudian di bawahnya diikuti secara urut persentase dengan kategori sangant baik 8,33, sedangkan kategori, cukup, kurang, dan sangat kurang 0,00. Seperti Siklus I perolehan nilai siklus II ini diperoleh dari penjumlahan nilai masing-masing aspek, yaitu aspek kesesuaian isi dengan gambar, diksi, rima, tipografi, dan tujuan. Hasil masing-masing aspek dipaparkan sebagai berikut.

4.1.1.1.1 Kesesuaian Isi dengan Gambar

Penilaian aspek ini masih difokuskan pada isi puisi yang ditulis oleh siswa disesuaikan dengan gambar berbagai peristiwa yang dipilih dari surat kabar untuk dijadikan tema puisi siswa. Perolehan Nilai siswa pada aspek kesuaian isi dengan gambar dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 12. Perolehan Rentang Nilai Aspek Kesesuaian Isi dengan Gambar pada Siklus II No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Nilai Persentase Rentang Nilai Rata- rata 1. Sangat baik 30 2 60 5,56 X= [84636x100 30] = 78,33 Kategori Baik 2. Baik 24 29 696 80,56 3. Cukup 18 5 90 13,89 4. Kurang 12 - - - 5. Sangat Kurang 8 - - - Jumlah 36 876 100 Bedasarkan data dalam tabel 12, pada penguasaan aspek kesesuasaian isi dengan gambar yang dipilih untuk dijadikan tema, siswa yang mendapat kategori sangat baik sebesar 5,56 atau diperoleh 2 siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai baik oleh 29 siswa atau sebesar 80,56 dari jumlah keseluruhan siswa, kategori cukup diperoleh 5 siswa atau sebesar 13,89, sedangkan untuk kategori kurang, dan sangat kurang tidak ada atau sebesar 0,00. Jadi, sesuai dengan tabel di atas, nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VIII-F MTs. Negeri Kesesi dalam aspek kesesusain isi dengan gambar adalah 78,33. Hasil tersebut termasuk dalam kategori baik. Dengan demikian, keterampilan siswa kelas VIII-F MTs. Negeri Kesesi dalam penguasaan aspek kesesuain isi dengan gambar yang dipilih untuk tema puisi yang ditulis sudah memuaskan. Persentase nilai dalam aspek kesesuai isi dengan gambar dapat dilihat pada gambar. Diagram 7. Presentase Perolehan Nilai Aspek Kesesuain Isi dengan Gambar Siklus II 0.00 50.00 100.00 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 5.56 80.56 13.89 0.00 0.00 p re sen tase Perolehan Hasil Aspek Kesesuaian Isi dengan Gambar Siklus II Dengan melihat diagram di tersebut, dapat diketahui dengan jelas persentase perolehan nilai siswa pada penguasaan aspek kesesuaian isi dengan gambar yangt dipilih untuk dijadikan tema. Presentase tertinggi sebesar 80,56 terletak pada kategori baik, kemudian di bahwahnya diikuti secara urut presentase dengan kategori sangat baik sebesar 5,66, kategori cukup 13,89, untuk kategori kurang dan sangat kurang sebesar 0,00.

4.1.1.1.2 Diksi

Perolehan nilai pada siklus II ini diksi masih difokuskan pada ketepatan penggunaan diksi untuk menyampaikan apa yang ingin disampaikan penulis yang tentunya sesuai dengan gambar yang dipilih. Perolehan nilai pada aspek diksi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 13. Perolehan Rentang Nilai Aspek Diksi pada Siklus II No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Nilai Persentase Rentang Nilai Rata-rata 1. Sangat baik 20 3 60 8,33 X= 56436x10020 = 78,33 Kategori sangat Baik 2. Baik 16 27 432 75,00 3. Cukup 12 6 72 16,67 4. Kurang 8 - - - 5. Sangat Kurang 4 - - - Jumlah 36 564 100 Berdasarkan data dalam tabel 13, pada aspek penguasaan diksi yang mendapat kategori sangat baik ada 3 siswa atau sebesar 8,33. Kategori baik dicapai oleh 27 siswa atau sebesar 75,00 dari jumlah keseluruhan siswa. Kategori kategori cukup ada 6 siswa atau sebesar 16,67, untuk kategori kurang dan sangat kurang 00,00, rentang nilai rata-rata yang dicapai siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi dalam aspek diksi adalah 78,33. Dengan demikian, Rentang Nilai rata-rata tersebut dalam kategori baik. Untuk lebih jelasnya, perolehan nilai pada aspek diksi dapat disajikan dalam bentuk diagram seperti berikut. . Diagram 8. Persentase Perolehan Rentang Nilai Aspek Diksi Siklus II Dengan melihat pada diagram tersebut, dapat diketahui bahwa presentase perolehan nilai siswa pada penguasaan aspek diksi. Presentase tertinggi sebesar 83,33 terletak pada kategori sangat baik, presentase sebesar 8,33 terletak pada kategori baik kemudian di bawahnya diikuti secara urut presentase 00,00 terletak pada kategori cukup, kategori kurang, dan kategori sangat kurang. Dengan melihat peningkatan hasilt tabel dan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa untuk penguasaan pada aspek diksi siswa kelas VIII-F MTs. Negeri Kesesi sudah sangat memuaskan. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 sangat baik baik cukup kurang sangat kurang 8.33 75.00 16.67 0.00 0.00 p re sen tase Perolehan Nilai Aspek Diksi Siklus II

4.1.1.1.3 Rima

Penelitian rima masih difokuskan pada kegunaan rima dalam mendukung makna dan suasana puisi. Selain itu, juga dilihat dari penempatan bunyi dan pengulangannya. Perolehan Rentang nilai pada aspek rima dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 14. Perolehan Rentang Nilai Aspek Rima pada Siklus II No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Nilai Persentas e Rentang Nilai Rata-rata 1. Sangat Baik 20 2 40 5,56 X= 51236x100 20 = 71,11 Kategori Baik 2. Baik 16 16 256 44,44 3. Cukup 12 18 216 50,00 4. Kurang 8 - - - 5. Sangat Kurang 4 - - - Jumlah 36 512 100 Berdasarkan data dalam tabel 13, tersebut siswa yang mendapat kategori sangat baik ada 2 siswa atau sebesar 5,56 . Kategori baik dicapai oleh 17 siswa atau sebesar 47,22 dari jumlah keseluruhan siswa. Kategori cukup dicapai oleh 17 siswa atau sebesar 47,22 dari jumlah keseluruhan siswa, sedang untuk kategori kurang dan sangat kurang tidak rata-rata yang dicapai siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi dalam aspek rima atau sebesar 0,00 , jadi sesuai tabel 13. Rentang Nilai rata-rata yang dicapai dari aspek rima adalah 71,76. Dengan demikian, Rentang Nilai rata-rata tersebut mengalami peningkatan dan masuk dalam kategori baik. Diagram 9. Presentase Perolehan Rentang Nilai Aspek Rima Siklus II Persentase perolehan nilai siswa pada aspek rima. Persentase tertinggi sebesar 50,00 terletak pada kategori cukup, kemudian diikuti dibawahnya kategori kurang dengan persentase kemudian kategori baik 44,44, dan kategori sangat baik 5,56, sedangkan untuk kategori sangat kurang 0,00.

4.1.1.1.4 Tipografi

Rentang nilai tipografi difokuskan pada kerapian, ketraturan tata wajah puisi, serta ciri khas masing-masing penulis dalam menciptakan puisi dilihat dari tata wajah puisi tersebut. Perolehan Rentang Nilai pada aspek tipografi dapat dilihat dalam tabel berikut. 0.00 20.00 40.00 60.00 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang 5.56 44.44 50.00 0.00 0.00 p re sen tase Perolehan Nilai Aspek Rima Siklus II Tabel 15. Perolehan Rentang Nilai Aspek Tipografi pada Siklus II No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Nilai Persentas e Rentang Nilai Rata-rata 1. Sangat Baik 20 2 40 5,56 X=[56436x1 0020] = 78,33 Kategori Baik 2. Baik 16 29 464 80,56 3. Cukup 12 5 60 13,89 4. Kurang 8 - - - 5. Sangat Kurang 4 - - - Jumlah 36 564 100 Data pada tabel 15. Menunjukan Rentang Nilai rata-rata yang telah dicapai siswa pada aspek tipografi adalah 78,33. Hasil tersebut termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan data tersebut, siswa yang mendapat nilai dengan kategori sangat baik dicapai 2 siswa atau sebesar 5,56 dari jumlah keseluruhan siswa. Kategori baik dicapai 29 siswa atau sebesar 80,56, kategori cukup dicapai 5 siswa atau sebesar 13,89, sedangkan untuk kategori kurang dan kategori sangat kurang tidak ada atau 00,00 dari jumlah keseluruhan siswa. Untuk lebih jelasnya. Presentase perolehan nilai aspek tipografi juga disajikan dalam bentuk diagram. Diagram 10. Presentase Perolehan Nilai Aspek Tipografi Siklus II Dari diagram di atas dapat dilihat persentase perolehan nilai siswa pada aspek tipografi. Presentase tertinggi sebesar 80,56 terletak pada kategori baik , kemudian dibawahnya diikuti secara urut kategori cukup sebesar 13,89, kategori sangat baik 5,56, sedangkan untuk kategori kurang dan sangat kurang sebesar 0,00 dari keseluruhan jumlah siswa, berdasarkan data pada tabel dan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa untuk pengusaan aspek rima siswa kelas VIII-F MTs. Negeri Kesesi mengalami peningkatan dari siklus I.

4.1.1.1.5 Amanat

Pennilaian pada aspek Amanat masih dilihat dari pesan positif yang disampaikan oleh penulis untuk pembaca secara serta menarik dan tidaknya Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 5.56 80.56 13.89 0.00 0.00 Perolehan Hasil Aspek Tipografi Siklus II amanat tersebut. Perolehan nilai pada aspek amanat dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 16. Perolehan Nilai Aspek Amanat pada Siklus II No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Nilai Persentase Rentang Nilai Rata-rata 1. Sangat baik 10 13 130 36,11 X= 31436x1001 = 87,22 Kategori sangat Baik 2. Baik 8 23 184 63,84 3. Cukup 6 - - 4. Kurang 4 - - 5. Sangat Kurang 2 - - Jumlah 36 318 100 Data pada tabel 16, di atas menunjukkan rata-rata nilai yang dicapai siswa dalam aspek amanat adalah 88,33. Hasil tersebut termasuk dalam kategori sangat baik, artinya keterampilan siswa dilihat dari sebagai penulis puisi dalam membuat suatu tujuan yang mengandung pesan yang ingin disampaikan melalui puisinya pada siklus II ini sudah sangat memuaskan. Berdasarkan data di atas dapat dijabarkan untuk kategori sangat baik sebesar 41,67 tetapi dibawahnya untuk kategori baik ada 21 siswa yang memperoleh sebesar 58,33 , untuk kategori cukup, untuk kategori kurang, dan kategori sangat kurang. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada diagram berikut. Diagram 12. Persentase Perolehan Nilai Aspek Amanat Siklus I Persentase perolehan nilai siswa pada aspek amanat. Presentase tertinggi sebesar 63,89terletak pada kategori baik, kemudian dibawahnya diikuti secara urut kategori baik persentasenya sebesar 36,11, sedangkan kategori cukup, kategori kurang dan kategori sangat kurang presentasenya 00.00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis puisi melalui strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa dalam surat pada siklus I telah meningkat dari siklus I dengan kategori baik. Berdasarkan hasil analisis nilai per aspek pada siklus II ini, semua aspek telah mampu memperoleh nilai dengan kategori baik. Tingkat perolehan nilai rata-rata dapat dilihat dengan jelas pada diagram berikut. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 36.11 63.89 0.00 0.00 0.00 p re sen tase Perolehan Hasil Aspek Amanat Siklus I Diagram 7. Perolehan Nilai Rata-rataPer Aspek Keterampilan Menulis Puisi melalui Strategi Pikir Plus dengan Media Gambar Berbagai Peristiwa yang Terdapat Dalam Surat Kabar Siklus II Keterangan : 1. : Kesesuain Isi dengan tema 2. : Diksi 3. : Rima 4. : Tipografi 5. : Amanat Perolehan nilai rata-rata siswa kelas VIII-F MTs Negeri Kesesi, untuk aspek yang dinilai rata-ratanya tertinggi adalah aspek amanat sebesar 78,33, kemudian diikuti secara urut aspek kesesuian isi dengan gambar sebesar 78,33, aspek diksi sebesar 71,11, aspek tipografi 78,33, dan yang terakhir aspek rima memperoleh hasil nilai 87,22. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 1 2 3 4 5 78.33 78.33 71.11 78.33 87.22 p re sen tase Aspek yang Dinilai Hasil Nilai Rata-rata Peraspek Siklus II

4.1.1.2 Hasil Perubahan Perilaku Siswa

Pada penelitian siklus II ini hasil perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui strategi pikir plus dengan menggunakan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar diperoleh dari observasi, catatan lapangan, catatan harian, wawancara, dan dokumentasi foto. Adapun hasil nontes pada siklus II ini dipaparkan sebagai berikut.

4.1.1.2.4 Observasi

Observasi pada siklus II dilakukan pada siswa kelas VIII-MTs. Negeri Kesesi Kabupaten Pekalongan selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II dapat diketahui seberapa persen peningkatan perilaku siswa ke arah positif bila dibandingkan dengan perilaku siswa pada siklus I. Aspek-aspek yang diamati masih sama seperti pada siklus I sebanyak 10 aspek. Berikut adalah hasil analisis tabel observasi. Tabel 17. Analisis Hasil Observasi Siklus II No Aspek Pengamatan Jumlah Siswa Persentase

A. Perilaku Positif Siswa

1 Siswa semangat dan antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi bebas; 34 94,44 2 Siswa memperhatikan dengan baik ketika guru menjelaskan; 33 91,66 3 Siswa merespon positif tertarik terhadap media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar yang digunakan peneliti 34 94,44 4 Siswa aktif selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung bertanya atau menjawab 21 58,33 5 Siswa mengerjakan tugas menulis puisi bebas dengan serius, dan tekun; 34 94,44 B . Perilaku Negatif Siswa 6 Siswa kurang semangat dan kurang antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi bebas 2 5,56 7 Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan melakukan kegiatan yang tidak perlu bicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting; 3 8,33 8 Siswa merespon negatif kurang tertarik terhadap media surat kabar yang digunakan peneliti 2 5,56 9 Siswa pasif selama proses pembelajaran menulis puisi bebas sambil mengerjakan hal-hal tidak penting tiduran, bercanda, dll 15 41,67 10 Siswa mengerjakan tugas menulis puisi bebas sambil mengerjakan hal yang tidak penting tiduran, bercanda, dll 2 5,56 Pada pembelajaran siklus II ini sebagian besar siswa sudah menunjukkan peningkatan perilaku yang positif dibandingkan pada siklus I. Siswa yang semangat dan antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi bebas ada 34 siswa atau sebesar 94,44 dari jumlah keseluruhan siswa. Siswa yang memperhatikan dengan baik ketika guru menjelaskan ada 33 atau sebesar 88,89 dari jumlah keseluruhannya. Siswa merespon positif tertarik terhadap media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar digunakan peneliti ada 34 siswa atau sebesar 94,44 dari jumlah keseluruhan siswa. Siswa aktif selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung bertanya atau menjawab ada 25 atau sebesar 69,00 . Siswa mengerjakan tugas menulis puisi dengan serius, dan tekun ada 34 atau sebesar 94,44 dari jumlah keseluruhan siswa. Ternyata pada siklus II belum semuanya siswa menunjukkan sikap positif meski sebagian besar sudah menunjukkan perilaku positif tetapi masih ada yang menunjukkan perilaku negatif. Siswa kurang semangat dan kurang antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi ada 2 siswa atau sebesar 5,56 dari keseluruhan siswa. Siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dengan baik ada 3 siswa atau sebesar 8,33, siswa yang melakukan kegiatan yang tidak perlu bicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting ada 2 siswa atau sebesar 5,56. Siswa yang merespon negatif kurang tertarik terhadap media surat kabar yang digunakan peneliti ada 2 atau sebesar 8,33. dari keseluruhan jumlah siswa. Siswa pasif selama proses pembelajaran menulis puisi sambil mengerjakan hal-hal tidak penting ada 15 atau sebesar 30,56,78. Sedangkan siswa yang mengerjakan tugas menulis puisi bebas sambil mengerjakan hal yang tidak penting ada 2 atau sebesar 5,56. Dari jumlah keseluruhan siswa.

4.1.1.2.2 Catatan Lapangan

Catatan lapangan pada siklus II ini digunakan untuk mengamati perilaku siswa seperti halnya dalam pedoman observasi. Akan tetapi, catatan lapangan ini perhatiannya lebih diarahkan pada persoalan yang dianggap menarik untuk memulainya. Persoalan-persoalan tersebut, misalnya perilaku kurang kurang perhatian, gaduh, bercanda dan mengganggu teman lainnya, dan lain sebagainya. Pada kegiatan siklus apersepsi peneliti sebagai guru menjelaskan tujuan pembelajaran serta menjelaskan manfaat pembelajaran yang akan diajarkan yaitu menulis puisi. Saat guru menjelaskan, ada salah satu siswa yang tidak memperhatikan. Selain itu, guru juga mengulas kembali kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada siklus I. Ketika guru memberikan penjelasan solusi-solusi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan siswa ada dua siswa yang duduk paling pojok di bagian belakang tidak memperhatikan penjelasan guru mereka asyik mengobrol guru dapat mengatasinya dengan cara mendekati menegur mereka secara langsung agar mereka fokus pada penjelasan guru. Pada saat tanya jawab dan pendalaman materi. Pada kegiatan ini ada beberapa anak yang tidak memeperhatikan guru, dapat dilihat dari beberapa siswa yang mulai mengobrol sendiri dengan temannya, menganggu temannya dengan melempar kertas. Guru mencoba mengatasi siswa-siswa itu dengan menegur dan memberi pertanyaan siswa secara mendadak. Dengan spontan langsung diam cukup membuat mereka jera dan mereka tidak berani mengobrol. Pada saat dibentuk berkelompok keadaan kelas cukup tertib. Mereka menuruti perintah guru, Meskipun ada beberapa siswa yang terlihat bingung menempatkan diri dalam kelompok, tetapi tetapi tidak sampai membuat kegaduhan atau keributan. Saat aktivitas mencari gambar dari surat kabar, semua berjalan tertib. Tidak ada siswa yang mengobrol dengan temannya atau melakukan hal-hal yang tidak perlu. Semua siswa antusias membolak-balik surat kabar tersebut untuk mencari gambar-gambar yang mereka cari. Ternyata masi ada diantara siswa berebut surat kabar. Guru segera mengatasi masalah tersebut dengan memberikan nasehat dan tambahan surat kabar. Saat proses menulis puisi, rata-rata siswa mengerjakan dengan tenang dan serius. Hanya ada satu siswa yang mencoba melakukan hal-hal iseng, yaitu Hadad. Dia mengganggu temanya dengan membuat kapal-kapalan terbang yang diterbangkan ke arah temannya . Dengan sigap guru segera menegur Hadad serta menyuruh Hadad untuk membuang kapal-kapalan terbang tersebut dan menasehati agar ia tidak melakukan hal tersebut dan kembali fokus pada tugasnya. Saat membacakan puisi hasil karya siswa, guru menunjuk salah satu siswa untuk maju. Tidak ada hal-hal di luar dugaan yang terjadi ketika siswa membacakan puisi di depan kelas. Siswa dengan tenang mendengarkan salah satu temannya yang sedang membacakan puisi.

4.1.1.2.5 Catatan Harian

Catatan harian yang digunakan dalam penelitian pada siklus II ini masih sama seperti catatan harian siswa pada siklus I, ada dua yaitu catatan harian guru dan catatan harian siswa. Berikut ini diuraikan deskripsi hasil catatan harian guru dan catatan harian siswa.

1. Catatan Harian Guru

Ada lima aspek yang peneliti gunakan untuk melihat perilaku siswa melalui catatan harian guru. Aspek tersebut adalah keaktifan siswa, tingkah laku siswa, respon siswa terhadap pembelajaran, suasana pembelajaran, serta respon siswa tentang penggunaan media surat kabar yang digunakan. Selama proses pembelajaran, sebagian besar siswa sudah mulai aktif bertanya. Mereka bertanya hal-hal yang mereka belum pahami dari unsur-unsur pembangun puisi yang belum mereka pahami. Dapat disimpulkan keaktifan siswa pada siklus II ini sudah baik selama proses pembelajaran berlangsung. Mengenai tingkah laku siswa selama proses pembelajaran, sebagian besar sudah menunjukkan sikap perhatian dan ketertiban. Tingkah laku siswa selama pembelajaran berlangsung dapat dikatakan baik. Namun demikian tidak dapat dipungkiri masih ada beberapa siswa yang membuat kegaduhan dan keusilan kecil terhadap teman-temanya. Respon siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung, sedari awal mereka semangat merasa senang ketika mengikuti pembelajaran menulis puisi pada hari itu. Akan tetapi berdasarkan pengmatan guru masih ada beberapa siswa yang malas-malasan dan tidak bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi siswa lain. Semua berjalan tertib dan menyenangkan. Terakhir adalah respon siswa terhadap media gambar peristiwa yang terdapat dalam surat kabar, peneliti membagikan berbagai macam surat kabar dan sebagian besar siswa masih sangat antusias. Hal ini mungkin baru pertama kali mereka membuat puisi dengan menggunakan media gamabar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar.

2. Catatan Harian Siswa

Dalam pembelajaran siklus I ini, catatan harian siswa yang digunakan ada 5 pertanyaan, yaitu perasaan siswa ketika mengikuti pembelajaran, kesulitan yang dialama ketika menulis puisi, tanggapan siswa terhadap media surat kabar yang digunakan, kesan siswa terhadap gaya mengajar guru peneliti, saran yang dapat diberikan siswa. Pertanyaan pertama, perasaan siswa ketika mengikuti pembelajaran. Rata- rata siswa senang dan tertarik ketika mengikuti pembelajaran menulis puisi pada hari itu. Alasan yang mereka tulis bermacam-macam, diantaranya, karena siswa senang mendapat strategi baru dalam menulis puisi, siswa senang karena mendapatkan tambahan pengetahuan mengenai puisi yang sebelumnya hanya diberikan sekadarnya terhadapa guru sebelumnya. Namun, masih ada beberapa siswa yang menjawab cukup menyenangkan. Alasannya, karena mereka memang tidak begitu menyukai menulis puisi. Pertanyaan kedua, kesulitan yang dialami siswa ketika menulis puisi. Sebagian besar siswa menjawab mereka merasa kesulitan ketika memilih kata- kata untuk puisinya, menentukan gambar untuk dijadika temanya, dan juga membuat rimanya. Namun, ada juga yang menjawab sudah tidak mengalami kesulitan lagi. Pertanyaan ketiga, tanggapan siswa mengenai media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar rata-rata siswa menjawab sangat menarik sebagai media yang dapat digunakan untuk menemukan ide-ide dalam menulis puisi. Namun, siswa yang lain juga menanggapi bahwa dengan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar kurang menarik untuk pembelajaran menulis puisi. Namun ada berpendapat beberapa dari mereka masih menganggap justru dengan media gambar berbagai peristiwa dalam surat kabar membuat tidak bisa bebas membuat puisi. Pertanyaan keempat, kesan terhadap gaya mengajar guru peneliti, sebagian besar menyenangkan, lucu, dan interaktif. Pertanyaan kelima, saran yang dapat diberikan siswa. Pada aspek ini tidak ada namun hanya kesan.

4.1.1.2.6 Wawancara

Wawancara dilakukan pada akhir siklus di luar jam pelajaran, wawancara tidak dilakukan pada semua siswa, tetapi dilakukan kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi T, sedang S, dan terendah R. Adapun siswa yang diwawancarai pada siklus I ada 3 siswa, yaitu Titi T, Agnes S, dan Bayu R. Pertanyaan pertama, mengenai minat siswa terhadap menulis puisi. Dari ke tiga siswa yang diwawancarai, yang mendapat nilai tertinggi dan sedang mereka berminat dalam pembelajaran menulis puisi. Alasannya, dengan menulis puisi mereka bisa mengungkapkkan isi hati mereka masing-masing serta mampu menumbuhkan kreatifitas bagi mereka. Siswa yang mendapat nilai terendah mengatakan bahwa dia kurang berminat dalam pembelajaran menulis puisi. Alasannya karena dia tidak berbakat menulis puisi menjadikanya kurang berminat setiap pembelajaran menulis puisi. Pertanyaan kedua, pendapat siswa dengan pembelajaran menulis puisi yang diberikan guru sebelumnya selama ini. Ketiga siswa menjawab terkadang membosankan karena belum ada aplikasi menulis puisi. Pertanyaan ketiga, kesulitan yang siswa hadapi selama proses pembelajaran menulis puisi. Siswa yang mendapat nilai tertinggi mengatakan bahwa dia sudah tidak merasa kesulitan dalam membuat rima, sedangkan siswa yang mendapat nilai sedang mengatakan dia merasa sedikit kesulitan dalam menentukan diksi dan gaya bahasanya. Lain halnya dengan siswa yang mendapat nilai terendah, dia mengatakan bahwa setiap ada pembelajaran menulis puisi dia sudah merasaa kesulitan mulai dari menentukan temanya sampai proses menulis dalam bentuk kata-katanya. Namun dia sudah mulai bisa dalam membuat puisi. Pertanyaan keempat, yang menyebabkan siswa merasa kesulitan menulis puisi. Siswa dengan nilai tertinggi dan nilai sedang mengatakan bahwa dia kurang latihan saja sehingga dia kesulitan membuat rima yang bagus srta kurang terampil memilih diksi dan gaya bahasa yang tepat. Siswa yang mendapat nilai terendah mengatakan bahwa dia kurang membaca. Tertutama buku-buku puisi atau sekadar membaca buku kumpulan puisi untuk menambah pengetahuannya mengenai puisi. Pertanyaan kelima, pendapat siswa tentang pembelajaran menulis puisi dengan media surat kabar serta strategi mengajar guru peneliti, ketiga siswa sama-sama menjawab bahwa menulis puisi dengan media surat kabar kreatif dan cukup bagus untuk menggali kekreatifan siswa. Strategi mengajar guru peneliti juga bagus dan menyenangkan. Ketika menulis puisi siswa tidak hanya dibiarkan begitu saja, teteapi gurunya terus membimbing dan membantu siswa menemukan kata-kata dengan memancing siswa mengimajinasikan tema siswa pilih.

4.1.1.3 Refleksi Siklus II

Hasil menulis puisi siswa kelas VIII-F pada siklus II telah mengalami peningkatan dari siklus I dan sudah mencapai nilai rata-rata yang diharapkan. Hasil menulis siklus II mencapai 79,06. Jika dibandingkan dengan kondisi awal kemampuan. Keberhasilan menulis melalui Strategi Pikir Plus dengan media gambar berbagai peristiwa yang terdapat dalam surat kabar yang dicapai pada siklus II ini, di antaranya: siswa yang awalnya tidak senang dalam menulis puisi menjadi senang menulis puisi, sebagian besar siswa sudah tidak merasa kesulitan ketika diminta untuk menulis puisi yang baik dan tidak merasa asing lagi terhadap strategi yang diterapkan dan media yang digunakan; kreativitas siswa dalam menulis puisi dengan tema-tema yang tidak cenngeng sedikit lebih maju dibanding pada kondisi awal; siswa menjadi lebih semangat dalam pembelajaran menulis puisi; dan tentunya penambahan wawasan baru mengenai puisi. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat membahagiakan, karena berdasarkan hasil nontes siklus II juga sudah terlihat perubahan perilaku siswa yang menonjol saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

4.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun pelajaran 2013/2014

1 10 132

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI STRATEGI ENAM M DENGAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIII MTS 01 MOJO

1 12 132

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI STRATEGI KREATIF-PRODUKTIF DENGAN MEDIA GAMBAR SERI Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Strategi Kreatif-Produktif Dengan Media Gambar Seri Siswa Kelas VSDN Gabugan 3 Sragen Tahun Ajaran 2015/20

0 2 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII SMP HOMESCHOOLING Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII SMP Homeschooling Kak Seto Solo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII SMP HOMESCHOOLING Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Media Gambar Pada Siswa Kelas VIII SMP Homeschooling Kak Seto Solo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 1 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B MTs Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII B MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B MTs Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII B MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

1 3 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PASANG KATA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 PLANTUNGAN KENDAL.

0 0 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL THINK TALK WRITE MELALUI MEDIA GAMBAR KEJADIAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 4 WATES.

0 0 187

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS V SD NEGERI SURYODININGRATAN 2, YOGYAKARTA.

0 7 165