2.2.1.2.2 Unsur Batin
Menurut Waluyo dalam Jabrohim, dkk, 2003: 65 struktur batin mencakup tema, perasaan penyair, nada atau sikap penyair terhadap pembaca, dan
amanat.
2.2.1.2.2.1 Tema
Waluyo 1987: 106 menyatakan bahwa tema adalah gagasan pokok subjek-materi yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Pokok pikiran
itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya.
Menurut Badrun 1989: 106 tema adalah ide dasar dalam penciptaan karya sastra. Dalam penciptaan karya sastra, pengarang tidak sembarangan
membeberkan pengalaman atau masalah tetapi terlebih dahulu dipilih. Pemilihan itu berdasarkan pemikiran dan pertimbangan tertentu, maka karya sastra yang
diciptanya menjadi lebih menarik. Tema mencakup segala aspek kehidupan, misalnya tentang cinta, kekecewaan, penderitaan, perjungan, dan keagamaan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tema sebuah acuan atau ide dalam membuat puisi. Tema sangatlah penting untuk
membantu pengarang dalam menentukan puisi yang akan dibuat. Biasanya puisi dibuat berdasarkan pengalaman pribadi maupun orang lain.
2.2.1.2.2.2 Perasaan, Nada, dan Suasana
Perasaan atau felling adalah perasaan penyair yang terekspresi dalam puisi sebagai akibat dari sikapnya terhadap objek tertentu. Di dalam puisi suasana
perasaan penyair ikut terekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Waluyo 2003: 37 mengemukakan bahwa nada menunjukkan sikap
penyair terhadap pembaca, kemudian dari sikap penyair itulah tercipta suasana puisi. Perasaan, nada, dan suasana tidak dapat dipisahkan jabrohim 2003: 66.
Ketiganya memang memiliki keterkaitan sendiri. Perasaan merupakan suasana hati penyair saat menulis puisi, sedangkan nada merupakan sikap penyair kepada
pembaca dan suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi. Dengan demikian, perasaan, nada, dan suasana berperan penting sebagai
pendukung makna dalam sebuah puisi, karena nada merupakan sikap penyair kepada pembaca.
2.2.1.2.2.3 Amanat tujuan