berlangsung bertanya atau menjawab ada 10 atau sebesar 72,77 . Siswa mengerjakan tugas menulis puisi dengan serius, dan tekun ada 26 atau sebesar
72,22 dari jumlah keseluruhan siswa. Ternyata tidak semuanya siswa menunjukkan sikap positif meski
sebagian besar sudah menunjukkan perilaku positif tetapi masih ada yang menunjukkan perilaku negatif. Siswa kurang semangat dan kurang antusias
mengikuti pembelajaran menulis puisi ada 10 atau sebesar 27,78 dari keseluruhan siswa. Siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dengan baik
dan melakukan kegiatan yang tidak perlu bicara sendiri, mondar-mandir, tiduran, dan membuat catatan yang tidak penting ada 11 siswa atau sebesar 30,56. Siswa
yang merespon negatif kurang tertarik terhadap media surat kabar yang digunakan peneliti ada 10 atau sebesar 27,78. dari keseluruhan jumlah siswa.
Siswa pasif selama proses pembelajaran menulis puisi sambil mengerjakan hal-hal tidak penting ada 26 atau sebesar 72,22. Sedangkan Siswa yang mengerjakan
tugas menulis puisi sambil mengerjakan hal yang tidak penting ada 10 atau sebesar 27,78 dari jumlah keseluruhan siswa.
4.1.1.2.2 Catatan Lapangan
Catatan lapangan ini digunakan untuk mengamati perilaku siswa seperti halnya dalam pedoman observasi. Akan tetapi, catatan lapangan ini perhatiannya
lebih diarahkan pada persoalan yang dianggap menarik untuk memulainya.
Persoalan-persoalan tersebut, misalnya perilaku kurang kurang perhatian, gaduh, bercanda dan mengganggu teman lainnya, dan lain sebagainya.
Pada kegiatan siklus apersepsi peneliti sebagai guru menjelaskan tujuan pembelajaran serta menjelaskan manfaat pembelajaran yang akan diajarkan yaitu
menulis puisi. Saat guru menjelaskan, ada salah satu siswa yang tidak memperhatikan. Dia adalah responden nomor 6 yang bernama Bayu. Dengan
seenaknya saja dia mengobrol sambil bercanda dengan teman sebangkunya tidak hanya itu ketika dia diberi peringatan untuk kembali lagi fokus ke pelajaran,
dengan entengnya dia nyleneh. Hal tersebut sempat membuat gaduh kelas, tetapi dengan sedikit sifat tegas guru mampu mengkondisikan kelas menjadi tenang
kembali. Pada saat tanya jawab dan pendalaman materi. Pada kegiatan ini ada
beberapa anak yang tidak memeperhatikan guru, dapat dilihat dari beberapa siswa yang mulai mengobrol sendiri dengan temannya, menganggu temannya dengan
melempar kertas. Guru mencoba mengatasi siswa-siswa itu dengan menegur dan memberi pertanyaan siswa secara mendadak. Dengan spontan langsung diam,
senyum- senyum panik dan hanya bersuara “Eee.. emmm...”. terliahat jelas mereka
tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru. Setelah kelas kembali tenang tanpa ada yang mengobrol lagi, guru melanjutkan memimpin tanya jawab dan menjelaskan
pertanyaan-pertanyaan dari siswa. Pada saat pembagian kelompok sempat terjadi keributan di antara siswa.
Sebagian siswa untuk berkelompok sesuai dengan keinginan mereka sendiri.
Sebagian lagi memilih urut sesuai nomor induk siswa, akhirnya untuk mengkondisikan keadaan kelas, guru meminta siswa berkelompok sesuai dengan
deret kebelakang tempat duduknya masing-masing saja. Saat diskusi, guru melihat salah satu siswa yang bernama Sa‟baan terlihat
ngantuk dan lesu dengan menyandarkan kepala di atas meja. Sementara teman sekelompoknya yang lain sedang berduskusi menemukan unsur-unsur pembangun
puisi. Guru menegur Sa‟baan dan bertanya kepadanya kenapa dia tidak ikut berdiskusi malah bermalas-malasan seperti itu. Ternyata Arif merasa bosan dan
kurang semangat mengikuti pembelajaran. Setelah itu Sa‟baan disuruh keluar untuk mencuci muka dahulu agar kembali segar.
Saat aktivitas mencari gambar dari surat kabar untuk dijadikan tema, guru mendapati beberapa siswa laki-laki gaduh. Ketika didekati ternyata mereka
berebut surat kabar. Guru segera mengatasi masalah tersebut dengan memberikan nasehat dan tambahan surat kabar.
Saat proses menulis puisi, rata-rata siswa mengerjakan dengan tenang dan serius. Hanya ada satu siswa yang mencoba melakukan hal=hal iseng, yaitu
Ni‟am. Dia mencoba melihat dengan paksa hasil karya teman yang duduk di sebelahnya. Dengan sigap guru segera menegur Ni‟am serta menyuruhnya untuk
mengerjakan sendiri tanpa menganggu temannya. Saat membacakan puisi hasil karya siswa, awalnya sebelum guru
menunjuk salah satu siswa, mereka saling menunjuk temannya masing-masing. Akan tetapi, setelah guru menunjuk salah satu siswa untuk maju, mereka mulai
tenang kembali. Tidak ada hal-hal di luar dugaan yang terjadi ketika siswa membacakan puisi di depan kelas. Siswa dengan tenang mendengarkan salah satu
temannya yang sedang membacakan puisi.
4.1.1.2.2 Catatan Harian