Senada dengan pernyataan tersebut Sayuti dalam Wiyatmi 2006: 57 mengatakan bahwa dalam puisi, bunyi memiliki peran antara lain adalah agar
puisi itu merdu jika dibaca dan didengarkan, sebab pada hakikatnya puisi adalah merupakan salah satu karya seni yang diciptakan untuk didengarkan.
Menurut Pradopo 2010: 43 oleh para penyair yang lebih diperhatikan, secara sadar atau tidak, adalah ritmenya. Ritme ini disadari oleh penyair, misalnya
dengan mempertentangkan bunyi, membuat perulangan, menyingkat kata dan memilih kata yang cocok bunyinya.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan verifikasi atau bunyi dapat diartikan sebagai pergantian tinggi rendah, panjang pendek, keras lembut,
atau cepat lambatnya kata atau baris-baris suatu puisi bila puisi tersebut dibaca. Verifikasi oleh penyair secara sadar atau tidak merupakan unsur yang penting
dalam pembuatan puisi hal ini juga yang memperjelas perbedaan antara puisi dan prosa dimana di dalam puisi cenderung mendayagunakan unsur perulangan bunyi,
yang didalam prosa tidak begitu dipentingkan.
2.2.1.2.1.6 Tipografi
Tipografi atau bentuk visual merupakan salah unsur puisi yang paling mudah dikenal. Suharianto 2005: 35, tipografi disebut juga ukiran bentuk, yaitu
susunan baris-baris atau bait-bait suatu puisi. Termasuk dalam tipografi adalah penggunaan huruf-huruf untuk menuliskan kata-kata suatu ataupun penggunaan
tanda baca.
Tipografi meliputi penggunaan tipografi dan susunan baris Wiyatmi 2006: 71. Tipografi merupakan bentuk visual dari puisi yang bermacam-macam
bentuknya yang tergantung pada penulisnya. Tipografi pada umumnya mensugesti berhubungan dengan makna puisi. Adapun fungsi tipografi adalah untuk
keindahan indrawi dan mendukung makna. Perlu diketahui bahwa setiap penyair mempunyai karakteristik sendiri
dalam menulis puisi. Salah satu karakterisik yang paling menonjol dapat dilihat adalah tipografi atau tata wajah yang diciptakan. Ada yang menggunakan huruf
kecil semua, ada yang menggunakan huruf kapital di setiap awal barislarik, ada yang diakhiri dengan titik di setiap akhir baris, ada pula yang tidak menggunakan
titik. Bahkan, ada juga yang mengguanakan tipografi penyusunan baris yang unik. Dari Pengertian di atas dapat dirumuskan pengertian tipografi adalah
susunan baris-baris dan bait-bait suatu puisi dan penggunaan huruf-huruf dan tanda baca yang diciptakan olek penyair penulis puisi.
2.2.1.2.1.7 Kata konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk
membangkitkan imaji pembaca Jabrohim,dkk 2003: 41. Dalam hal ini penyair berusaha untuk membuat kata-kata tersebut mempunyai wujud yang dapat di
imajinasikan pembaca. Waluyo 2003: 9 mengatakan dengan kata yang diperkonkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan
yang dilukiskan oleh penyair. Misalnya saja penyair melukiskan seorang gadis yang benar-benar pengemis gembel.Penyair mempergunakan kata-kata gadis kecil
berkaleng kecil. Dengan demikian kata konret adalah kata-kata yang dipilih dan digunakan
oleh penyair dengan tujuan memberikan gambaran suatu keadaan atau suasan batin yang dialami penyair.
2.2.1.2.1.8 Sarana Retorika Gaya Bahasa