2.2.3.4 Kelemahan Strategi Pikir Plus
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Prasetiyo 2007, strategi Pikir Plus berada dalam kerangka pembelajaran kontekstual. Atas dasar pernyataan
tersebut, berikut ini diuraikan beberapa kelemahan strategi Pikir Plus yang diadaptasi dari kelemahan pembelajaran kontekstual yaitu 1 proses pembelajaran
strategi Pikir Plus memerlukan waktu yang cukup lama, 2 jika guru tidak dapat mengendalikan kelas kondisi tersebut dapat menciptakan kondisi kelas yang
kurang kondusif, 3 guru terkadang sulit menjaga keseimbangan peran sebagai pembimbing dan sebagai pusat informasi di kelas, 4 guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar menyadari dengan sadar menggunakan strategi-strategi
mereka sendiri untuk belajar. Namun, dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan
pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.
2.2.4 Media Pembelajaran
Dalam subbab ini menguraikan tentang hakikat media, klasifikasi media, serta gambar berbagai peristiwa yang terdapat pada surat kabar sebagia media
dalam pembelajaran.
2.2.4.1 Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Menurut Sadiman 2008: 6, kata media berasal dari bahasa
Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
„perantara‟ atau „pengantar‟. Media yang dalam bahasa latinnya medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Di Amerika sebuah Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Association of Education on Communication TechnologyAECT melalui
Sadiman, 2008: 6 membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gadne melalui
Sadiman, 2008: 6 menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs melalui
Sadiman, 2008: 6 berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Pengertian yang berbeda dikemukakan oleh Asosiasi Pendidikan Nasional melalui Sadiman, 2008: 7, menyatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut, yaitu bahwa media
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Soeparno 1987: 1 berpendapat bahwa media adalah suatu alat yang
dipakai sebagai saluran channel untuk menyampaikan suatu pesan message atau informasi dari suatu sumber resource kepada penerimanya receiver.
Berkaitan dengan pengertian tersebut, dalam dunia pengajaran, pada umumnya pesan atau informasi tersebut berasal dari sumber informasi, yakni guru,
sedangkan sebagai penerima informasinya adalah siswa.
Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pendidikan adalah perantara atau pengantar informasi bahan
pelajaran yang dirancang untuk menarik dan menumbuhkembangkan daya kreativitas siswa dan motivasi belajar siswa serta mempertinggi daya serap dan
retensi belajar siswa dalam usaha meningkatkan hasil belajar semaksimal mungkin.
2.2.4.2 Gambar Peristiwa sebagai Media Pembelajaran Puisi