Kemampuan Berkomunikasi Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa Kelas XII IIS SMA Negeri di

c. Komunikasi Non Verbal Menurut John. W 2009:279 komunikasi yang paling interpersonal adalah komunikasi non verbal. Selain apa yang orang katakan, orang tersebut juga dapat berkomunikasi dengan melipat tangan, melemparkan pandangan, menggerakan mulut, menyilangkan kaki, atau menyentuh tangan. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku umum yang menjadi jalan dalam komunikasi secara nonverbal antar-individu: 1 Mengangkat alis dengan perasaan tidak percaya 2 Mendekap lengan untuk mengasingkan atau melindungi diri 3 Mengangkat bahu ketika merasa tidak tertarik 4 Mengedipkan mata untuk menunjukkan kehangatan atau persetujuan 5 Mengetuk-ngetuk jemari ketika merasa tidak sabar 6 Memukul dahi ketika lupa akan sesuatu hal 4. Bentuk-bentuk Komunikasi Menurut Makmun 2015:12 bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Komunikasi vertikal Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik. b. Komunikasi horizontal Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya berkomunikasi antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal. c. Komunikasi diagonal Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam kedudukan dan bagian. 5. Keterampilan Dasar Berkomunikasi Keterampilan berkomunikasi merupakan suatu kemampuan dimana seseorang dapat menyampaikan pesan, ide, informasi, pengetahuan, dan konsep kepada oarang lain sehingga orang lain yang menjadi lawan berbicara mengerti apa yang dimaksudkan. Dalam melakukan komunikasi dengan orang lain, orang tidak bisa asal berbicara namun orang perlu mengembangkan dan memlihara komunikasi yang akrab, hangat, produktif dengan orang lain, oleh karena itu orang perlu memiliki keterampilan berkomunikasi. Menurut Johnson dalam Supraktiknya, 1995:10 ada beberapa keterampilan dasar berkomunikasi, yaitu: a. Seseorang harus mampu saling memahami satu sama lain. Secara rinci, kemampuan ini mencakup beberapa sub kemampuan, yaitu sikap percaya, pembukaan diri, keinsafan diri, dan penerimaan diri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Seseorang harus mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita secara tepat dan jelas. Kemampuan ini juga harus disertai kemampuan menunjukkan sikap hangat dan rasa senang serta kemampuan mendengarkan dengan cara yang akan menunjukkan bahwa kita memahami lawan komunikasi kita. Dengan saling mengungkapkan pikiran-perasaan dan saling mendengarkan, kita memulai, mengembangkan, dan memelihara komunikasi dengan orang lain. c. Harus mampu saling menerima dan saling memberikan dukungan atau saling menolong. Kita harus mampu menanggapi keluhan orang lain dengan cara-cara yang bersifat menolong, yaitu menunjukkan sikap memahami dan bersedia menolong sambil memberikan bombongan dan contoh seperlunya, agar orang tersebut mampu menemukan pemecahan-pemecahan yang konstruktif terhadap masalahnya. d. Harus mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antar pribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi dengan orang lain, melalui cara-cara yang konstruktif. Artinya, dengan cara- cara yang semakin mendekatkan kita dengan lawan komunikasi kita dan menjadikan komunikasi kita itu semakin tumbuh dan berkembang. Kemampuan ini sangat penting untuk mengembangkan dan menjaga kelangsungan komunikasi seseorang. 6. Cara Mempelajari Keterampilan Berkomunikasi Keterampilan berkomunikasi bukan merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir dan juga tidak muncul secara tiba-tiba saat kita memerlukannya, keterampilan tersebut harus dipelajari dan dilatih. Menurut Johnson dalam Supraktiknya, 1995:12 ada beberapa cara yang mempelajari keterampilan berkomunikasi, yaitu: a. Harus menyadari mengapa keterampilan berkomunikasi ini penting kita kuasai dan apa manfaatnya bagi kita b. Harus memahami keterampilan berkomunikasi dan bentuk-bentuk perilaku komponennya yang perlu kuasai untuk mewujudkan keterampilan itu c. Harus rajin mencari dan menemukan situasi-situasi di mana kita dapat mempraktikkan keterampilan tersebut d. Tidak boleh segan atau malu menerima bantuan orang lain untuk memantau usaha kita serta memberikan penilaian tentang kemajuan yang sudah kita capai maupun kekurangan yang masih kita miliki e. Tidak boleh bosan belajar atau berlatih f. Keseluruhan latihan tersebut harus dibagi dalam satuan-satuan atau bagian-bagian tertentu, agar setiap kali dapat dirasakan keberhasilan usaha kita g. Saling menolong bila dapat menemukan teman yang dapat kita ajak sebagai lawan berlatih h. Keterampilan berkomunikasi dengan seluruh komponen atau bagiannya harus terus-menerus dilatih dan praktikknya, sampai akhirnya menjadi bagian dari diri.

D. Integritas Pribadi

1. Pengertian Menurut Yaumi 2014:67, integritas adalah suatu konsep tentang konsistensi tindakan, nilai-nilai, metode, ukuran, prinsip-prinsip, harapan, dan hasil. Dalam hubungannya etika, integritas selalu dirujuk pada kejujuran, kepercayaan, atau ketepatan. Yaumi 2014:66 menjelaskan bahwa integritas adalah integritas antara etika dan moralitas, semakin terintegritas, semakin tinggi level integritas yang ada. Dengan demikian, integritas dapat menghasilkan sifat keteladanan seperti kejujuran, etika, dan moral. Dalam penelitian ini, peneliti lebih berfokus pada salah satu sifat keteladanan integritas yaitu kejujuran peserta didik. Kejujuran perlu diterapkan dalam setiap mata pelajaran, karena kejujuran merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Oleh karena itu sekolah perlu membuat program untuk menumbuhkan kejujuran bagi para peserta didik. Menurut Kodsinco dalam Yaumi 2014:65 menguraikan beberapa hakikat dari kejujuran, sebagai berikut: a. Ketika kita mengatakan benar, kita sedang melakukan kejujuran. b. Kita melakukan kejujuran ketika kita bertindak sesuai dengan yang dipikirkan. c. Kita jujur ketika mengatakan yang benar sekalipun orang lain tidak setuju. 2. Komponen-komponen Karakter yang Baik Filosofi Yunani Aristoteles mendefinisikan karakter yang baik sebagai hidup dengan tingkah laku yang benar, tingkah laku yang benar dalam hal berhubungan dengan orang lain dan berhubungan dengan diri sendiri. Menurut Lickona 2008: 74 terdapat komponen-komponen karakter yang baik, yaitu: a. Pengetahuan Moral Ada beragam pengetahuan moral yang dapat kita manfaatkan ketika kita berhadapan dengan tantangan-tantangan moral dalam hidup. Enam pengetahuan moral berikut diharapkan dapat menjadi tujuan pendidikan karakter, yaitu Lickona, 2008: 75: 1 Kesadaran moral Kesadaran moral adalah kendala untuk bisa mendapatkan informasi. Dalam membuat penilaian moral, sering kali kita tidak bisa memutuskan mana yang benar sampai kita mengetahui keadaan yang sesungguhnya. 2 Mengetahui nilai-nilai moral Nilai moral seperti menghormati kehidupan dan kemerdekaan, bertanggung jawab terhadap orang lain, kejujuran, keadilan, toleransi, sopan santun, disiplin diri, integritas, belas kasih, kedermawaan, dan keberanian adalah faktor penentu dalam membentuk pribadi yang baik. 3 Pengambilan perspektif Pengambilan perspektif adalah kemampuan untuk mengambil sudut pandang orang lain, melihat situasi dari sudut pandang orang lain, membayangkan bagaimana mereka akan berfikir, bereaksi, dan merasa. Hal ini merupakan prasyarat bagi pertimbangan moral: kita tidak dapat menghormati orang dengan baik dan bertindak dengan adil terhadap mereka jika kita tidak memahami mereka. 4 Penalaran moral Penalaran moral adalah memahami makna sebagai orang yang bermoral dan mengapa kita harus bermoral. Penalaran moral telah menjadi fokus sebagian besar riset psikologi perkembangan moral abad ini. 5 Pengambilan keputusan Keterampilan pengambilan keputusan reflektif adalah kemampuan memikirkan langkah yang mungkin akan diambil seseorang yang sedang mengahadapi persoalan moral. 6 Pengetahuan diri Memahami diri sendiri merupakan pengetahuan moral yang paling sulit untuk dikuasai, tetapi penting bagi perkembangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI karakter. Membangun pemahaman diri berarti sadar terhadap kekuatan dan kelemahan karakter kita dan mengetahui cara untuk memperbaiki kelemahan tersebut. b. Perasaan moral Sisi emosional karakter telah begitu terabaikan dalam diskusi- diskusi pendidikan moral, padahal sebetulnya sisi emosional ini sangat penting. Seberapa kepedulian kita untuk menjadi orang yang jujur, adil, dan santun terhadap orang lain jelas berpengaruh terhadap bagaimana pengetahuan moral kita menuntun kita pada perilaku moral. Beberapa aspek moral emosional berikut ini akan memfokuskan perhatian kita ketika kita berupaya memberi pengajaran tentang karakter yang baik, aspek moral emosional sebagai berikut Lickona, 2008: 80: 1 Hati nurani Hati nurani memiliki dua sisi: sisi kognitif dan sisi emosional. Sisi kognitif menuntun kita dalam menentukan hal yang benar, sedangkan sisi emosional menjadikan kita merasa berkewajiban untuk melakukan hal yang benar. 2 Penghargaan diri Apabila kita memiliki penghargaan diri yang sehat, kita akan dapat menghargai diri sendiri, dan jika kita mengharagi diri sediri maka kita akan menghormati orang lain. Dengan demikian, kecil kemungkinan bagi kita untuk merusak tubuh atau pikiran kita atau membairkan orang lain merusaknya. 3 Empati Empati adalah kemampuan mengenali, atau merasakan, keadaan yang tengah dialami orang lain. Empati memungkinkan kita keluar dari kulit kita dan masuk ke kulit orang lain. Empati merupakan sisi emosional dari pengambilan perspektif. 4 Menyukai kebaikan Apabila orang mencintai kebaikan, mereka akan merasa senang melakukan kebaikan. Cinta akan melahirkan hasrat, bukan hanya kewajiban. 5 Kontrol diri Kontrol diri penting untuk mengekang keterlenaan diri. Emosi dapat menghanyutkan akal. Maka dari itulah kontrol diri merupakan pekerti moral yang penting. Mengontrol diri sendiri itu berarti dapat mengkondisikan diri sendiri dan dapat menahan emosi dan amarah yang ada di dalam diri. 6 Kerendahan hati Kerendahan hati merupakan pekerti moral yang kerap diabaikan padahal pekerti ini merupakan bagian penting dari karakter yang baik. Kerendahan hati adalah bagian dari pemahaman diri. Suatu bentuk keterbukaan murni terhadap

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survey pada siswa kelas XII IIS SMA di wilayah Kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013.

0 0 165

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.

0 18 171

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan

0 2 219

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi Akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di wilayah Kota Yogyakarta.

0 2 199

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada Materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di Kabupaten Gunungkidul.

0 0 211

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163