Latar Belakang Masalah Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa Kelas XII IIS SMA Negeri di

pembelajaran saintifik, namun dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat menjalin komunikasi yang akrab, hangat, produktif dengan orang lain. Oleh sebab itu, jika pendekatan saintifik diterapkan secara baik, maka siswa akan dapat lebih meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Pada kurikulum 2013, selain mempunyai tujuan untuk melatih kemampuan berkomunikasi, juga menekankan pada pengembangan karakter integritas dan menumbuhkan minat belajar siswa. Pendidikan karakter ditekankan pada tingkat dasar yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Menurut Mulyasa 2014:6 pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap lulusan satuan pendidikan. Salah satu karakter yang dikembangakan dalam kurikulum 2013 adalah kejujuran. Jujur adalah segala sesuatu yang benar adanya, adanya kesamaan antara ucapan dan kenyataan, sehingga dapat menimbulkan suatu kepercayaan terhadap orang yang mengatakannya. Sebagaimana disampaikan Mulyasa 2014:7 melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter dan dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mangaji, dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Oleh sebab itu, jika pendekatan saintifik diterapkan dengan baik maka siswa akan mampu mengembangkan karakter yang dimiliki khususnya pada karakter kejujuran. Kurikulum 2013 juga memiliki tujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan, dengan kata lain dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Melalui implementasi kurikulum 2013 guru dapat menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan sehingga pada saat kegiatan belajar mengajar siswa tidak merasa bosan, namun dapat bersemangat mengikuti pembelajaran. Menurut Khairani, 2013 dalam Makmun, 2011:90 minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa minat adanya pengertian subjek terhadap objek yang menjadi sasaran karena objek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada objek tersebut. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat, karena minat merupakan alat motivasi utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itu, jika pendekatan saintifik diterapkan dengan baik, maka siswa akan mampu mengembangkan minatnya. Penerapan kurikulum 2013 tidak lepas dari pembelajaran kontekstual. Dalam pembelajaran kontekstual siswa diharapkan dapat mengaitkan pembelajaran dengan keadaan nyata atau kehidupan sebenarnya. Sumber belajar siswa tidak hanya bersumber dari guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI melainkan dapat dari kehidupan sehari-hari. Tidak hanya hal tersebut yang ditekankan pada pembelajaran kontekstual, siswa juga dituntut secara aktif dalam setiap pembelajaran. Dalam pebelajaran kontekstual terdapat tujuh pilar dalam pembelajaran, salah satunya adalah masyarakat belajar dan menemukan. Masyarakat belajar dimaksudkan agar peserta didik dapat bekerjasama dengan temannya, dalam kerjasama tersebut tentu peserta didik diharapkan menyampaikan gagasan atau ide. Dengan demikian keterampilan berkomunikasi dalam proses ini sangat diperlukan oleh peserta didik. Dalam pilar menemukan salah satu hal yang perlu diperhatikan yaitu karakter siswa. Karakter siswa sangat dibutuhkan dalam proses menemukan karena siswa dituntut menemukan sendiri sumber- sumber belajar. Dengan demikian siswa harus dengan jujur menyampaikan apa yang mereka temukan. Dalam pembelajaran kontekstual yang menuntut siswa secara aktif dalam pembelajaran, siswa memerlukan minat belajar, tanpa adanya minat tentu pembelajaran tersebut tidak dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, kurikulum 2013 sangat sesuai dengan pembelajaran kontekstual karena secara garis besar memiliki tujuan yang sama. Pendekatan saintifik dan pembelajaran kontekstual dilaksanakan pada setiap materi pelajaran di sekolah, termasuk pada materi akuntansi. Penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki keterlaksanaan pembelajaran kontekstual berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SMA di Kabupaten Bantul. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bantul dengan alasan yaitu: pertama, sekolah SMA di Kabupaten Bantul sudah banyak menerapkan atau mengimplementasikan kurikulum 2013 dimana dapat dibuktikan oleh peneliti pada waktu melaksanakan Program Pengalaman Lapangan PPL dimana sekolah yang ditempati dalam Program Pengalaman Lapangan di salah satu SMA di Kabupaten Bantul sudah menerapkan kurikulum 2013; kedua, keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa belum dilakukan penelitian tentang seberapa jauh ketercapaiannya dalam pembelajaran kontekstual berdasarkan kurikulum 2013. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan judul penelitian “Hubungan Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran Kontekstual pada Materi Akuntansi Berdasarkan Kurikulum 2013 dengan Keterampilan Berkomunikasi, Integritas Pribadi, dan Minat Belajar Siswa”. Penelitian ini akan dilakukan pada siswa SMA di wilayah Kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013.

B. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti membatasi ruang lingkup masalah yaitu: Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa SMA di wilayah Kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dan keterampilan berkomunikasi siswa? 2. Apakah ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dan integritas pribadi siswa? 3. Apakah ada hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dan minat belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dan keterampilan berkomunikasi siswa. 2. Hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dan integritas pribadi siswa. 3. Hubungan positif antara tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dan minat belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Guru

Penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi bagi guru dalam merapkan pembelajaran kontekstual berdasarkan kurikulum 2013 pada materi akuntansi. Berdasarkan evaluasi tersebut diharapkan guru dapat lebih menerapkan pembelajaran saintifik di kelas. 2. Manfaat Bagi Sekolah Penelitian ini dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi para guru dalam megimplementasikan kurikulum 2013 pada materi akuntansi. 3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya untuk menyelidiki berbagai fakta terkait dengan pembelajaran kontekstual berdasarkan kurikulum 2013 di sekolah sebagaimana direkomendasikan dalam penelitian ini. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kurikulum 2013

1. Pengertian Pendekatan Saintifik Menurut Hosnan 2014:34, pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan- tahapan mengamati untuk menidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan. Dalam pendekatan saintifik siswa diharapkan dapat mencari tahu pembelajaran dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu. Sedangkan Barringe dalam Yunus, 2014:125 menyatakan pembelajaran proses saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berfikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Menurut Hosnan 2014:35 pendekatan saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar, yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori Bruner disebut juga teori belajar penemuan. Ada empat hal pokok berkaitan dengan teori Bruner dalam Carin Sund, 1975. Pertama, individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila ia menggunakan pikirannya. Kedua, dengan melakukan proses- proses kognitif dalam proses penemuan, siswa akan memperoleh sensasi dan kepuasan intelektual yang merupakan suatu pengetahuan intrinsik. Ketiga, satu-satunya cara agar seseorang dapat mempelajari teknik-teknik dalam melakukan penemuan adalah ia memiliki kesempatan untuk melakukan penemuan. Keempat, dengan melakukan penemuan maka akan memperkuat retensi ingatan. Empat hal pokok dalam teori Bruner sangat sesuai dengan proses kognitif yang diperlukan dalam pembelajaran menggunakan metode saintifik. Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema. Skema adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya Baldwin, 1967. Teori selanjutnya adalah teori Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development daerah terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu Nur dan Wikandari, 2000:4. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survey pada siswa kelas XII IIS SMA di wilayah Kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013.

0 0 165

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.

0 18 171

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan

0 2 219

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi Akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di wilayah Kota Yogyakarta.

0 2 199

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada Materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di Kabupaten Gunungkidul.

0 0 211

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163