Integritas Pribadi Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa Kelas XII IIS SMA Negeri di Kabu

kecil kemungkinan bagi kita untuk merusak tubuh atau pikiran kita atau membairkan orang lain merusaknya. 3 Empati Empati adalah kemampuan mengenali, atau merasakan, keadaan yang tengah dialami orang lain. Empati memungkinkan kita keluar dari kulit kita dan masuk ke kulit orang lain. Empati merupakan sisi emosional dari pengambilan perspektif. 4 Menyukai kebaikan Apabila orang mencintai kebaikan, mereka akan merasa senang melakukan kebaikan. Cinta akan melahirkan hasrat, bukan hanya kewajiban. 5 Kontrol diri Kontrol diri penting untuk mengekang keterlenaan diri. Emosi dapat menghanyutkan akal. Maka dari itulah kontrol diri merupakan pekerti moral yang penting. Mengontrol diri sendiri itu berarti dapat mengkondisikan diri sendiri dan dapat menahan emosi dan amarah yang ada di dalam diri. 6 Kerendahan hati Kerendahan hati merupakan pekerti moral yang kerap diabaikan padahal pekerti ini merupakan bagian penting dari karakter yang baik. Kerendahan hati adalah bagian dari pemahaman diri. Suatu bentuk keterbukaan murni terhadap kebenaran sekaligus kehendak untuk berbuat sesuatu demi memperbaiki kegagalan kita. c. Tindakan moral Tindakan moral adalah produk dari dua bagian karakter lainnya. Dengan demikian untuk memahami sepenuhnya apa yang menggerakan seseorang sehingga mampu melakukan tindakan bermoral, kita perlu melihat lebih jauh dalam tiga aspek karakter lainnya yakni Lickona, 2008: 86: 1 Kompetensi Kompetensi moral adalah kemampuan mengubah pertimbangan dan perasaan moral ke dalam tindakan moral yang efektif. 2 Kemauan Kehendak atau kemauan dubutuhkan untuk menjaga emosi agar tetap terkendali oleh akal. Kehendak juga dibutuhkan untuk dapat melihat dan memikirkan suatu keadaan melalui seluruh dimensi moral. Kehendak dibutuhkan untuk mendahulukan kewajiban, bukan kesenangan. 3 Kebiasaan Menghadapi banyak situasi, kebiasaan merupakan faktor pembentuk perilaku moral. Anak-anak membutuhkan banyak kesempatan untuk membangun kebiasaan-kebiasaan baik, dan banyak berlatih untuk menjadi orang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Ciri-Ciri Orang Jujur Orang yang memiliki karakter jujur dicirikan oleh perilaku berikut Dharma et al, 2011:17; Mustari, 2014:16: a. Jika bertekad untuk melakukan sesuatu, tekadnya adalah kebenaran dan kemaslahatan b. Berkata tidak bohong c. Adanya kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang dilakukannya d. Tidak suka menyontek e. Berani mengakui kesalahan f. Tidak memanipulasi faktainformasi g. Bersedia mengakui kesalahan, kekurangan ataupun keterbatasan diri. 4. Indikator Jujur Dalam jenjang pendidikan SMA yaitu kelas X sampai XII, memiliki indikator jujur yang berbeda dengan jenjang pendidikan SMP. Tentu perbedaan tersebut sesuai dengan perkembangan siswa. Indikator jujur pada jenjang SMA yaitu Pupuh et al, 2013:107: a. melaksanakan tugas sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di sekolah; b. menyebutkan secara tegas keunggulan dan kelemahan suatu pokok bahasan; c. mau bercerita tentang permasalahan dirinya dalam menerima pendapat temannya; d. mengemukakan pendapat tentang sesuatu sesuai dengan yang diyakininya; e. membayar barang yang dibeli dengan jujur; f. mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan di tempat umum.

E. Minat Belajar

1. Pengertian Minat Berikut ini adalah beberapa pendapat menurut para ahli mengenai pengertian minat: Slameto 1991 Syaiful, 2011:191 mengemukakan minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Gunarso Makmun, 2011:88 mengemukakan minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju sesuatu yang telah menarik minatnya. Menurut Hurlock 1999 Makmun, 2011:88, minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Sedangkan Winkel 1984:30 mengemukakan minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang. Berdasarkan beberapa pengertian minat menurut para ahli maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa minat adanya pengertian subjek terhadap objek yang menjadi sasaran karena objek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada objek tersebut Khairani, 2013 dalam Makmun, 2011:90. 2. Cara Membangkitkan Minat Ada beberapa macam cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat siswa, yaitu sebagai berikut Syaiful, 2011:167: a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik 3. Indikator Minat Ada empat indikator yang mempengaruhi minat, yaitu ketertarikan, perhatian, motivasi, dan pengetahuan yang akan dijelaskan sebagai berikut Harun dalam Jannah, 2010: a. Ketertarikan Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan memiliki perasaan ketertarikan untuk belajar. b. Perhatian Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa seseorang terhadap pengamatan, pengertian ataupun yang lainnya dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengesampingkan hal lain daripada itu. Sehingga, siswa akan mempunyai perhatian dalam belajar, jiwa dan fikiran terfokus dengan apa yang dipelajarinya. c. Motivasi Motivasi merupakan suatu usaha atau pendorong yang dilakukan secara sadar untuk melakukan tindakan belajar dan mewujudkan perilaku yang terarah demi tercapainya tujuan yang diharapkan dalam situasi interaksi belajar yang akan mendorong siswa semangat untuk belajar. d. Pengetahuan Selain dari perasaan senang dan perhatian, untuk mengetahui berminat atau tidaknya seorang terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari pengetahuan yang dimilikinya. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran maka ia akan mempunyai pengetahuan yang luas tentang pelajaran serta bagaimana manfaat belajar dalam kehidupan sehari-hari. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu yang bersumber dari dalam diri niat, rajin, motivasi, dan perhatian dan bersumber dari luar keluarga, guru, dan fasilitas sekolah. Penjelasan secara rinci sebagai berikut Budiyarti, 2011: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Faktor dari dalam: 1 Niat, merupakan titik sentral yang pokok dari segala bentuk perbuatan seseorang. 2 Rajin dan kesungguhan dalam belajar seseorang akan memperoleh sesuatu yang dikehendaki dengan cara maksimal, dalam menuntut ilmu tertentu dibutuhkan kesungguhan belajar yang matang dan ketekunan yang intensif pada diri orang tersebut. 3 Motivasi, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat seseorang karena adanya dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. 4 Perhatian, minat timbul bila ada perhatian dengan kata lain minat merupakan sebab akibat dari perhatian, karena perhatian itu merupakan pengaruh tenaga jiwa yang ditujukan kepada suatu objek yang menimbulkan perasaan suka. b. Faktor dari luar: 1 Keluarga, adanya perhatian, dukungan dan bimbingan dari keluarga khususnya orang tua akan memberikan motivasi yang sangat baik bagi perkembangan minat anak. 2 Guru dan fasilitas sekolah, faktor guru merupakan faktor yang penting pada proses belajar mengajar, cara guru menyajikan pelajaran di kelas dan penugasan materi pelajaran yang tidak membuat siswa malas, akan mempengaruhi minat belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Demikian pula sarana dan fasilitas yang kurang mendukung seperti buku pelajaran, ruang kelas, laboratorium yang tidak lengkap dapat mempengaruhi minat siswa. 3 Teman sepergaualan, sesuai dengan masa perkembangan siswa yang senang membuat kelompok dan banyak bergaul dengan kelompok yang diminati, teman pergaulan yang ada di sekelilingnya berpenagruh terhadap minat belajar. 4 Media massa, kemajuan teknologi seperti VCD, telephon, HP, televisi, dan media cetak lainnya seperti buku bacaan, majalah, dan surat kabar, semua itu dapat mempengaruhi minat belajar siswa.

F. Kerangka Berfikir

1. Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual dengan keterampilan berkomunikasi Dalam pembelajaran kontekstual siswa diharapakan dapat secara aktif mencari sumber-sumber pembelajaran, yaitu tidak hanya bersumber dari guru namun juga dapat bersumber dari kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa dapat mengaitkan materi dengan situasi yang sebenarnya. Ciri pembelajaran kontekstual yang lain adalah memerlukan kerja sama, dengan kerja sama sesorang dapat mengkomunikasikan ide-ide yang dimiliki. Menyampaikan ide tidaklah mudah, memerlukan keterampilan dalam bidang komunikasi agar orang lain dapat mengerti apa yang ingin kita sampaikan. Dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survey pada siswa kelas XII IIS SMA di wilayah Kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013.

0 0 165

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa : survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan SMA N 1 Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.

0 18 171

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 2

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa: survei pada siswa kelas XII IIS di SMA N 1 Wates, SMA N 2 Wates, dan

0 2 219

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi Akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di wilayah Kota Yogyakarta.

0 2 199

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 2 229

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada Materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar peserta didik : survei pada lima SMA di Kabupaten Gunungkidul.

0 0 211

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2013 dengan keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

5 14 226

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran kontekstual pada materi akuntansi berdasarkan kurikulum 2006 dengan Keterampilan berkomunikasi, integritas pribadi, dan minat belajar siswa.

0 0 205

Hubungan tingkat keterlaksanaan pembelajaran aktif pada materi Akuntansi dengan kecerdasan emosional dan keterampilan berpikir kreatif siswa

0 1 163