2. Penelitian Yusika Dwi Marthafani
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan antara pre-test dan post- test, dimana terdapat penaikan skor item dan skor subjek pada setiap
siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat adanya peningkatan kepercayaan diri secara signifikan pada siswa kelas VIII ASMP Kanisius
Kalasan Yogyakarta setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok melalui layanan bimbingan kelompok berbasis outbound. Hasil uji
hipotesis pada pra penelitian-Siklus I adalah -3,245 dan Asymp Sign 2- tailed adalah 0,001. Pada siklus I-siklus II nilai Z adalah -3,216 dan
AsympSign 2-tailed adalah 0,001. Pada siklus II-siklus III nilai Z adalah -3,151 dan Asymp Sign 2.tailed adalah 0,002. Pada pra penelitian-siklus
III nilai Z adalah -4,244 dan Asymp Sign 2-tailed adalah 0,00. Dari hasil uji hipotesis disimpulkan bahwa 0,00 0,05 maka Ho ditolak . hal ini
menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri pada siswa kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta dapt ditingkatkan melalui layanan
bimbingan kelompok berbasis aktivitas outbound.
F. Kerangka Pikir
Rendah diri Bimbingan Kelompok
menggunakan experiential learning
Aspek kepercayaan Diri:
1.
Keyakinan akan kemampuan diri
2.
Optimis
3.
Obyektif
4.
Bertanggung jawab
5.
Rasional Siswa dapat berpartisipasi
dalam menemukan dan menyelesaikan sendiri masalah
terkait kegiatan bimbingan kelompok sesuai dengan topik
bimbingan yaitu: 1.
Keinsafan diri dan Jendela Johari
2. Aku dan kelebihanku
Telah dipaparkan beberapa teori penelitian. Penelitian ini telah mengkaji teori dalam konteks kepercayaan diri. Penelitian ini menghubungkan antara
kepercayaan diri ,experiential learning, dan bimbingan kelompok, dimana ketiganya saling berkaitan dan berkesinambungan, kepercayaan diri siswa
akan ditingkatkan
melalui layanan
bimbingan kelompok
dengan menggunakan metode experiential learning. Kegiatan dan aktivitas dari
metode experiential learningakan memberikan pengalaman-pengalaman bagi siswa untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada di dalam permainan yang
akan meningkatkan kepercayaan dirinya. Untuk itu dalam layanan bimbingan kelompok perlu ada sebuah metode
belajar yang dilakukan dengan sebuah kegiatan agar membuat kepercayaan diri siswa benar-benar tinggi. Salah satu metode yang dimungkinkan mampu
membuat kepercayaan diri siswa tinggi ialah metode experiential learning yang didalamnya terdapat beberapa aktivitas yang memberikan pengalaman
bagi siswa untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Metode experiential learning
memiliki keunggulan
dalam memotivasi
belajar siswa,
membangkitkan semangat, minat dan yang terutama membangkitkan rasa kepercayaan diri siswa. Sehingga siswa merasa tidak bosan dan jenuh dalam
mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning, dan muncul perilaku yang menunjukkan kepercayaan
diri setelah mengikuti kegiatan tersebut. Jika sudah ada perilaku yang menunjukkan kepercayaan diri dalam diri siswa, maka hal ini akan