Manfaat Bimbingan Kelompok Hakikat Bimbingan Kelompok
Telah dipaparkan beberapa teori penelitian. Penelitian ini telah mengkaji teori dalam konteks kepercayaan diri. Penelitian ini menghubungkan antara
kepercayaan diri ,experiential learning, dan bimbingan kelompok, dimana ketiganya saling berkaitan dan berkesinambungan, kepercayaan diri siswa
akan ditingkatkan
melalui layanan
bimbingan kelompok
dengan menggunakan metode experiential learning. Kegiatan dan aktivitas dari
metode experiential learningakan memberikan pengalaman-pengalaman bagi siswa untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada di dalam permainan yang
akan meningkatkan kepercayaan dirinya. Untuk itu dalam layanan bimbingan kelompok perlu ada sebuah metode
belajar yang dilakukan dengan sebuah kegiatan agar membuat kepercayaan diri siswa benar-benar tinggi. Salah satu metode yang dimungkinkan mampu
membuat kepercayaan diri siswa tinggi ialah metode experiential learning yang didalamnya terdapat beberapa aktivitas yang memberikan pengalaman
bagi siswa untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Metode experiential learning
memiliki keunggulan
dalam memotivasi
belajar siswa,
membangkitkan semangat, minat dan yang terutama membangkitkan rasa kepercayaan diri siswa. Sehingga siswa merasa tidak bosan dan jenuh dalam
mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning, dan muncul perilaku yang menunjukkan kepercayaan
diri setelah mengikuti kegiatan tersebut. Jika sudah ada perilaku yang menunjukkan kepercayaan diri dalam diri siswa, maka hal ini akan
berdampak pada perilaku di kelas maupun dilingkungan masyarakat. Berikut ciri-ciri perilaku siswa yang memiliki kepercayaan diri antara lain selalu
bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu,mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai, mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di
dalam berbagai situasi, mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi, memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang
penampilannya, memiliki kecerdasan yang cukup, memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup, memiliki keahlian atau keterampilan lain
yang menunjang kehidupannya, misalnya keterampilan bahasa asing, memiliki kemampuan bersosialisasi, memiliki latar belakang pendidikan
keluarga yang baik, memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. selalu
bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya dengan tetap tegar, sabar dan tabah. Hal ini juga akan membuat siswa mau dan
mampu meresapi setiap pengalaman yang terjadi dalam kegiatan, sehingga para siswa dapat berkembang dengan optimal sesuai dengan aspek
kepribadian, belajar, karier, dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.