Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Percaya Diri

Orang yang rendah diri juga takut untuk mencoba sesuatu yang baru, karena jauh di dalam hatinya dia sangat takut membuat kesalahan sehingga akan terus menerus teringat dengan kesalahannya tersebut.

B. Hakikat Metode Experiential Learning

1. Pengertian Experiential Learning

Banyak sekali metode pendekatan belajar yang digunakan dalam penyampaian materi agar tidak monoton dan lebih menarik.Salah satunya melalui metode pendekatan belajar menggunakan pengalaman experiential learning. Berikut pengertian experiential learning menurut para ahli: Konsep experiential learning pertama kali dicetuskan oleh Kolb 1984. Kolb mengatakan “experiential learning: experience as the source of learning and development”. Dalam pernyataan tersebut, makna pengalaman nyata peserta didik. Peserta didik berperan secara aktif mengeksplorasi, dan membuat catatan tentang peristiwa yang terjadi. Berdasarkan unsur experiential learning di atas, dapat disimpulkan bahwa experiential learning adalah suatu metode belajar di mana siswa teribat secara personal dalam proses belajar sehingga siswa mengalami apa yang mereka pelajari yang diharapkan dapat membangun pengetahuan yang diperoleh dari perpaduan antara memahami dan mentransformasi pengalaman. Gambar 2.1. Siklus Model Experiential Learning

2. Tujuan Experiential Learning

Baharudin dan Wahyuni 2012:165 menyatakan bahwa tujuan dari model ini adalah untuk mempengaruhi siswa dengan tiga cara, yaitu: a. Mengubah struktur kognitif siswa, b. Mengubah sikap siswa, c. Memperluas keterampilan-keterampilan siswa yang telah ada, Ketiga elemen tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi secara keseluruhan, tidak terpisah-pisah, karena apabila salah satu elemen tidak ada, maka kedua elemen lainnya tidak akan efektif. Model experiential learning memberi kesempatan kepada siswa untuk memutuskan pengalaman apa yang menjadi fokus mereka, keterampilan- keterampilan apa yang mereka ingin kembangkan, dan bagaimana cara mereka membuat konsep dari pengalaman yang mereka alami tersebut. Hal ini berbeda dengan pendekatan belajar tradisional di mana siswa menjadi pendengar pasif dan hanya guru yang mengendalikan proses belajar tanpa melibatkan siswa. PENGALAMAN REFLEKSI KONSEP IMPLEMENTASI

3. Manfaat Experiential Learning

Manfaat model experiential learning secara individual antara lain: a. Meningkatkan kesadaran akan rasa percaya diri, b. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi, perencanaan dan pemecahan masalah, c. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan untuk menghadapi situasi yang buruk, d. Menumbuhkan dan meningkatkan rasa percaya antar sesama anggota kelompok, e. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat kerjasama dan kemampuan untuk berkompromi, f. Menumbuhkan dan meningkatkan komitmen dan tanggung jawab, g. Menumbuhkan dan meningkatkan kemauan untuk memberi dan menerima bantuan, h. Mengembangkan ketangkasan, kemampuan fisik dan koordinasi

C. Hakikat Bimbingan Kelompok

1. Pengertian Bimbingan Kelompok

Seorang guru BK wajib memberikan layanan bimbingan kepada siswanya. Hal ini terkait dengan kebutuhan siswa di sekolah. Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu bantuan dalam situasi kelompok yang diberikan oleh guru BK kepada siswa untuk membahas masalah-masalah atau kebutuhan yang dihadapi siswa. Berikut beberapa pengertian bimbingan kelompok menurut para ahli: Juntika 2006:23 mengungkapan bahwa bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Hartinah 2009:13 mengungkapkan bahwa bimbingan kelompok adalah kegiatan yang diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah, dimana kelompok sebagai wadah isi bimbingan konseling yang disurahkan. Winkel Sri Hastuti 2004:547 mengungkapkan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang-orang yang mengalami masalah. Prayitno 1999:61 mengungkapkan bahwa bimbingan kelompok adalah sutu layanan bimbingan yang di berikan kepada siswa secara bersama-sama atau kelompok itu menjadi besar, kuat dan mandiri. Berdasarkan pengertian bimbingan kelompok menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah salah satu teknik dalam bimbingan konseling untuk memberikan bantuan kepada siswa yang dilakukan oleh seorang pembimbing atau konselor melalui kegiatan kelompok yang dapat berguna untuk mencegah berkembangnya masalah- masalah yang dihadapi siswa.

2. Tujuan Bimbingan Kelompok

Prayitno 2004:2-3 menyebutkan beberapa tujuan bimbingan kelompok, yakni: a. Tujuan umum

Dokumen yang terkait

Efektifitas penerapan metode ekperimen dengan kerja kelompok pokok bahasa bunyi pada siswa kelas II A Cawu 2 SLTP Negeri 2 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 6 76

Peningkatan pemahaman wacana argumentasi melalui penerapan strategi PQ4R (penelitian tindakan pada siswa kelas XI SMA Islam Al-Mukhlisin)

1 18 89

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Upaya meningkatkan hasil belajar kimia siswa dengan metode discovery melalui kegiatan laboratorium pada konsep sistem koloid (penelitian tindakan kelas di MAN 12 Jakarta Barat kelas XI)

21 156 173

Upaya peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dengan pendekatan belajar bermakna (meaningful learning): penelitian tindakan kelas di SMP Waskita Madya Kota Tangerang

0 10 96

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Peningkatan kemampuan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi melalui penerapan metode latihan individual (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X SMA PGRI 56 Ciputat)

1 28 108

Upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas 5 pada materi FPB dan KPK melalui metode learning tournament

1 6 156

Peningkatan hasil belajar ips siswa melalui penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) (penelitian tindakan kelas dikelas VIII-2 SMP PGRI 1 Ciputat)

1 6 0

Upaya meningkatkan kemampuan menulis matematis melalui pendekatan matematika realistik (penelitian tindakan kelas pada siswa kelas III MIN Bantargebang)

3 18 199