Subjek 2 Profil Subjek Penelitian 1. Subjek 1

57 secara psikologis ibu subjek menjalankan peran ganda yaitu sebagai ibu sekaligus sebagai ayah bagi anak-anaknya. Menurut subjek, dirinya adalah anak yang baik dan tidak pernah berbuat nakal pada teman-temannya, subjek mengakui bahwa dirinya adalah anak yang susah diberitahu ngeyel terlebih pada ibu dan kakaknya, ketika subjek menginginkan sesuatu, hal tersebut harus dipenuhi dalam waktu itu juga, bila tidak subjek akan menangis dan sengaja membuat ibu dan kakaknya merasa kesal. Hal tersebut dibenarkan oleh ibu subjek, yang mengatakan bahwa subjek adalah anak yang manja dan keras kepala, ketika menginginkan sesuatu harus dituruti saat itu juga, namun ibu subjek memahami hal itu, dan ibu subjek mengaku bahwa dirinya lebih memanjakan subjek dibanding dengan kedua kakak subjek, hal tersebut dilakukan ibu subjek karena keadaan subjek yang masih berusia 7 tahun berbeda dengan keadaan kakak subjek dulu ketika mereka masih kecil. Orang tua subjek bercerai ketika subjek berusia 2 tahun, sejak itu ibu subjek hidup sendiri dengan 3 anak. Hal itulah yang membuat ibu subjek lebh memanjakan subjek, karena di usia subjek yang masih sangat kecil, subjek tidak merasakan kasih sayang dari figur seoarang ayah, untuk itulah ibu subjek mencoba untuk dapat memenuhi semua keinginan subjek dan kebutuhan subjek. . Dalam hal akademik, subjek termasuk siswa yang biasa saja, subjek tidak memiliki prestasi dalam hal akademik maupun non akademik, 58 menurut subjek pelajaran yang menurutnya paling sulit adalah bahasa inggris dan matematika, setiap kali ulangan pada kedua mata pelajaran tersebut, subjek selalu mendapatkan nilai dibawah 70. Untuk mengatasi hal tersebut, subjek kerap kali meminta kakak perempuannya untuk mengajarkan kedua mata pelajaran tersebut. Subjek mengaku diriya adalah anak yang dapat belajar sendiri, ketika belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah, ibu nya jarang menemani karena ibu subjek bekerja hingga malam hari ketika subjek sudah selesai belajar. Ketika mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, ibu subjek tidak memarahi subjek tetapi hanya memberikan nasehat agar subjek belajar lebih giat lagi. Dalam keluarga, subjek mengaku bahwa dirinya sangat dekat dengan ibu nya. Subjek mengatakan bahwa dirinya sangat sayang pada ibu nya, selain dekat dengan ibu subjek juga dekat dengan kedua kakaknya, tetapi subjek lebh dekat dengan kakak perempuannya karena kakak perempuan subjek tidak pernah berbuat nakal pada subjek, tidak seperti kakak laki- laki subjek yang setiap hari selalu menganggu subjek dan mereka selalu bertengkar setiap harinya. Ketika ditanya mengenai ayahnya, subjek tampak terdiam dan tersenyum sejenak, subjek mengatakan bahwa ayahnya adalah ayah yang baik, suka mengajak subjek jalan-jalan dan membelikan subjek mainan sebelum ayah subjek pindah ke Jakarta. Subjek mengatakan bahwa ayahnya sekarang sudah pergi dan tidak pernah datang lagi. 59 Ibu subjek bercerita bahwa pada tahun ini, genap 5 tahun setelah terjadinya perceraian dalam keluarganya. Ibu dan ayah subjek bercerai ketika subjek berusia 4 tahun. Perceraian yang terjadi dipicu oleh adanya orang ketiga dalam hubungan ayah dan ibu subjek, ayah subjek pergi dan menikah dengan wanita lain. Pada awal setelah ibu dan ayah subjek bercerai, subjek sering menangis dan mencari ayahnya, subjek menangis karena ia tidak melihat dan bertemu ayahnya di rumah. Bulan-bulan pertama setelah perceraian menjadi masa yang sangat sulit bagi ibu subjek, begitupun dengan subjek. Subjek lebih sering menangis dan marah karena ia tidak mengetahui keberadaan ayahnya. Ketika di sekolah, subjek mengaku bahwa dirinya suka merasa iri pada teman-temannya ketika saat pulang sekolah mereka dijemput oleh ayahnya sedangkan subjek tidak pernah dijemput oleh ayahnya. Subjek sering marah dan menangis pada ibunya karena ia ingin seperti teman-temannya. Ibu subjek mengatakan kejadian tersebut terjadi ketika subjek masuk ke TK hinggal SD kelas 1. Subjek sering marah, dan rewel ketika berada dilingkungan rumah.. Bagi ibu subjek, cukup berat untuk menjelaskan pada subjek mengenai hal yang sebenarnya terjadi, ibu subjek menyadari bahwa saat itu subjek masih sangat kecil untuk mengetahui hal yang sebenarnya terjadi, tidak seperti kedua kakak subjek yang saat itu sudah mengerti keadaan keluarga. Hampir setiap malam subjek menanyakan “mengapa ayah tidak pernah pulang?”, hal-hal dari subjek yang ibu subjek rasakan berbeda ketika 60 sebelum bercerai dan sesudah bercerai adalah berkaitan dengan emosi subjek, setelah ayah dan ibunya bercerai, subjek menjadi anak yang lebih rewel, mudah menangis, mudah marah dan susah untuk diajak berdiskusi sehingga subjek sering bertingkah sesuai keinginannya. Tetapi saat ini subjek sudah mengerti dan terbiasa dengan ketidakhadiran sosok ayah dalam keluarganya.

3. Subjek 3

Subjek merupakan anak keempat dari 4 bersaudara. Subjek memiliki dua kakak perempuan dan satu kakak laki-laki. Saat ini subjek duduk di kelas 3 SD Kartirejo, Sleman. Subjek memandang dirinya adalah anak yang baik dan suka menolong, hal ini subjek ungkapkan karena dirinya sering membantu ibu ketika dirumah, dan subjek kerap menemani ibunya bekerja. Selain itu, subjek menganggap dirinya memiliki sifat yang kurang baik seperti ceroboh dan mudah menangis. Sikap ceroboh subjek yaitu seperti subjek mudah lupa menaruh barang-barang yang telah ia ambil untuk dikembalikan ketempat semula sehingga keadaan menjadi berantakan. Hal tersebut dibenarkan oleh ibu subjek, yang mengatakan bahwa subjek adalah anak yang kurang penurut dan bertindak sesuka hati subjek sendiri. Subjek sering menangis ketika dirinya merasa terganggu oleh kakak-kakak nya, menurut subjek kakak-kakaknya suka menganggu dirinya, terlebih kakak laki-lakinya. 61 Subjek memandang keluarga adalah tempat yang baik untuk dirinya. Saat ini subjek tinggal bersama ibu dan ketiga kakaknya. Ayah dan ibu subjek sudah lama bercerai sejak subjek berusia 1 tahun. Subjek memandang ibunya adalah orang yang baik, lembut, dan suka mengajak anak-anaknya jalan-jalan ketika ada waktu luang dan ketika ada anggota keluarga yang sedang berulang tahun, sehari-hari ibu subjek bekerja sebagai agen kacamata, subjek kerap menemani ibunya pergi ke rumah- rumah pelanggan yang membeli kacamata milik ibu subjek. Tetapi subjek juga menganggap ibunya kerap memarahi dirinya, terlebih ketika subjek tidak mau belajar. Subjek mengaku bahwa ia sangat sayang pada ibunya. Di sisi lain, subjek memandang ayahnya adalah orang yang jahat karena tidak pernah mengurus anak-anaknya dan orang tidak peduli dengan keluarganya. Subjek mengaku tidak terlalu sering bertemu dengan ayahnya, ayah subjek hanya datang sesekali untuk meminta uang pada ibu subjek. Subjek mengaku dirinya dilarang untuk bertemu ayahnya oleh ibu subjek, hal tersebut dikarenakan ayah subjek ingin membawa subjek pergi ke Purwokerto rumah nenek dan kakek subjek. Selain relasi subjek dengan ayah dan ibunya, subjek juga memiliki relasi yang dekat dengan ketiga kakaknya. Subjek merasa dirinya lebih dekat dengan kakak kedua, dibanding dengan kakak pertama dan ketiga. Subjek merasa kakak keduanya lebih perhatian terhadap dirinya, hal tersebut terlihat dari sikap kakak subjek yang sering membawakan