Identitas Orang tua Keterangan Latar Belakang

105 dirinya dengan saudara kembarnya. Subjek seringkali disebut sebagai anak yang nakal oleh kakek dan neneknya ketika mereka bertemu, sedangkan suadara kembar subjek selalu dianggap sebagai anak yang manis. Ketika terjadi hal demikian, ibu subjek selalu membesarkan hati subjek dengan cara mengajak subjek jalan-jalan dan mengatakan bahwa subjek adalah anak yang manis, pintar dan cakap. Sehari-hari subjek tinggal bersama ibu dan kakaknya, ayah dan ibu subjek sudah lama bercerai sejak subjek berusia 3 tahun. Kini ayah subjek tidak diketahui keberadaannya, sejak bercerai, orang tua subjek tidak berkomunikasi lagi, Ibu subjek membuka salon dirumah untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap hari subjek selalu meminta uang jajan ketika ibunya sedang bekerja, ketika ibunya tidak memberi uang jajan maka subjek akan marah dan mengamuk. Ketika subjek marah, ia menangis sambil melempar barang yang berada di dekatnya, hal ini dilakukan subjek agar ia mendapatkan uang jajan seperti yang dia inginkan. Ketika subjek sudah berlaku demikian maka ibu subjek tidak bisa menolak untuk memberi uang jajan pada subjek. Ibu subjek bekerja dari pagi hingga sore, lalu menyelesaikan pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, menyapu, dan sebagainya. Subjek memandang ibunya adalah orang yang baik, dan selalu menemani subjek ketika subjek belajar, subjek juga mengatakan bahwa ibunya selalu memberikan subjek uang ketika subjek ingin membeli makanan yang ia sukai. Disisi lain, ketika ditanya tentang ayahnya, subjek diam sejenak kemudian mengatakan bahwa ayah adalah orang yang jahat, menakutkan dan senang berteriak. Sampai saat ini subjek tidak pernah mau bermain dirumah temannya karena ia takut bertemu dengan sosok ayah. Setiap akan bermain kerumah temannya subjek selalu bertanya “ada ayah nya nggak?”. Ketika ditanya mengapa subjek selalu bertanya demikian, subjek hanya tersenyum dan mengatakan “takut”. Ibu subjek mengatakan bahwa subjek takut pada 106 sosok laki-laki dewasa kecuali dengan kakeknya. Menurut ibu subjek, hal tersebut mungkin dikarenakan subjek sering melihat ibu dan ayahnya bertengkar sebelum mereka bercerai. Ibu subjek mengakui bahwa mantan suaminya adalah orang yang keras dan mudah marah, ia sering menghabiskan uang untuk membeli minuman keras sehingga tidak jarang setiap terjadi pertengkaran, ayah subjek kerap memukul ibu subjek dan membanting barang-barang. Hubungan subjek dengan kakaknya dapat dikatakan cukup dekat, subjek mengatakan bahwa kakaknya adalah kakak yang baik tetapi kadang- kadang nakal. Subjek mengatakan kakaknya sering membantu dan menemani subjek ketika subjek belajar dan ketika subjek bermain. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, subjek dan kakaknya terlihat dekat dan sering bermain bersama. Terkadang kakak subjek suka usil menggoda subjek, dan membuat subjek marah dan menangis. Ibu subjek kerap memarahi kakak subjek bila terlalu sering menggoda subjek secara berlebihan. Relasi subjek dengan teman-temannya cukup baik, subjek bercerita bahwa setiap sore hari dia dan teman-temannya selalu bermain bola di lapangan dekat rumah subjek, tetapi subjek tidak suka dengan teman-teman di sekolahnya, karena menurut subjek teman-temannya di sekolahnya adalah anak yang nakal, mereka selalu berbicara kotor dan tidak sopan. Teman-teman subjek kerap kali berbuat jahil pada subjek, namun subjek tidak pernah membalasnya. Tetapi sepulang sekolah, ketika subjek sudah sampai di rumah, subjek kerap marah-marah pada ibunya karena kejadian yang subjek alami disekolah. Menanggapi hal tersebut, ibu subjek mencoba memahami karena subjek memang kurang berani dengan teman-temannya baik teman bermain subjek dirumah maupun disekolah. Subjek merupakan anak yang sangat penurut terhadap teman-temannya, subjek selalu mengalah dengan teman- temannya. 107 Ibu subjek mengatakan, menjalani dua peran dalam membimbing anak-anaknya merupakah hal yang tidak mudah, terkadang ibu subjek lebih sering berfokus pada pekerjaan yang ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga ia merasa kurang memberikan waktu untuk anak- anaknya. Kakak subjek yang saat ini duduk di bangku SMP sedikit demi sedikit mampu memahami kondisi keluarganya, terkadang kakak subjek juga membantu ibu subjek bekerja di salon. Ibu subjek menuturkan, bahwa subjek adalah anak yang kerap kali meminta perhatiannya, misalnya ketika belajar subjek harus ditemani oleh ibunya, ketika ibunya sedang bekerja di salon, subjek kerap kali menganggu, namun ibu subjek dapat memahami bahwa hal- hal seperti itu adalah cara subjek untuk menarik dan meminta perhatiannya.

D. Waktu dan Prosedur Pengambilan Data

No Waktu Tempat Kegiatan 1. 9 Desember 2015 Tambakbayan I , Babarsari, Yogyakarta Wawancara 2. 10 Desember 2015 Laboratorium Psikologi, Fakultas Psikologi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Pelaksanaan Tes CAT

E. Observasi Selama Pengetesan

Subjek tiba diruangan pengetesan pada Selasa, 17 Desember 2015 pukul 15.15 WIB. Subjek datang bersama tester, subjek tampak sangat aktif berjalan-jalan di dalam ruangan. Ketika tes akan di mulai, subjek duduk di kursi sofa sambil menggelengkan kepala melihat ke sudut ruangan. Pada saat menceritakan kartu pertama yang ditunjukkan oleh tester, subjek tersenyum, 108 dan mulai bercerita, baru bercerita sebentar, kemudian subjek terdiam dan menggaruk kepala dengan tangannya. Subjek terdiam cukup lama, kakinya di ayun-ayunkan dan tersenyum pada tester, kemudian kembali bercerita. Saat tester menunjukkan kartu berikutnya, yaitu kartu 3, subjek tampak kebingungan, melihat dengan seksama, ketika tester meminta subjek untuk mulai bercerita, subjek mulai bercerita tetapi kemudian terdiam. Pada kartu ini, subjek lebih banyak terdiam. Setelah selesai bercerita pada kartu 3, subjek meminta untuk bersitirahat karena ia ingin memakan snack yang subjek bawa. Ketika sedang menikmati snack subjek tampak lebih santai dibanding ketika subjek diminta bercerita tentang kartu-kartu yang di perlihatkan tester. Setelah kurang lebih 10 menit subjek bersitirahat, tester dan subjek kembali melanjutkan untuk menyelesaikan kartu yang belum di ceritakan. Ketika bercerita pada kartu 9, subjek tampak lebih santai dan lancar menceritakan gambar pada kartu tersebut.

F. Hasil Tes Kartu 2

Ini orang, orangnya mau jatuh soalnya digeret. Pertamanya mereka lagi main uncal-uncalan lempar-lemparan terus orangnya mau jatuh. Ini ibu, anak sama kakak. Perasaannya mereka gimana? sedih soalnya adiknya mau jatuh kok Terus? terus ditolong..mmm…..Siapa yang menolong? ibu sama kakak. Mmmm………Setelah itu? mmmmm….ya selamat mmmmm siapa yang selamat? adik. Terus selamat, akhirnya selamat, bersama-sama. Udah. Hero : Anak kecil laki-laki Usia : 7 tahun