Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN

135 kurang penurut dan bertindak sesuka hati subjek sendiri. Subjek sering menangis ketika dirinya merasa terganggu oleh kakak-kakak nya, menurut subjek kakak-kakaknya suka menganggu dirinya, terlebih kakak laki-lakinya. Subjek memandang keluarga adalah tempat yang baik untuk dirinya. Saat ini subjek tinggal bersama ibu dan ketiga kakaknya. Ayah dan ibu subjek sudah lama bercerai sejak subjek berusia 1 tahun. Subjek memandang ibunya adalah orang yang baik, lembut, dan suka mengajak anak-anaknya jalan-jalan ketika ada waktu luang dan ketika ada anggota keluarga yang sedang berulang tahun, sehari-hari ibu subjek bekerja sebagai agen kacamata, subjek kerap menemani ibunya pergi ke rumah-rumah pelanggan yang membeli kacamata milik ibu subjek. Tetapi subjek juga menganggap ibunya kerap memarahi dirinya, terlebih ketika subjek tidak mau belajar. Subjek mengaku bahwa ia sangat sayang pada ibunya. Disisi lain, subjek memandang ayahnya adalah orang yang jahat karena tidak pernah mengurus anak-anaknya dan orang tidak peduli dengan keluarganya. Subjek mengaku tidak terlalu sering bertemu dengan ayahnya, ayah subjek hanya datang sesekali untuk meminta uang pada ibu subjek. Subjek mengaku dirinya dilarang untuk bertemu ayahnya oleh ibu subjek, hal tersebut dikarenakan ayah subjek ingin membawa subjek pergi ke Purwokerto rumah nenek dan kakek subjek. Selain relasi subjek dengan ayah dan ibunya, subjek juga memiliki relasi yang dekat dengan ketiga kakaknya. Subjek merasa dirinya lebih dekat dengan kakak kedua, dibanding dengan kakak pertama dan ketiga. Subjek merasa kakak keduanya lebih perhatian terhadap dirinya, hal tersebut terlihat dari sikap kakak subjek yang sering membawakan makanan untuk subjek ketika ia pulang dari sekolah. Selain itu, ia juga sering membantu subjek ketika subjek mengalami kesusahan ketika belajar dan melakukan kegiatan sehari-hari. Selain itu, menurut kakak pertama subjek kurang memperhatikan subjek karena kakak pertama subjek disibukkan oleh kegiatan kuliah dan bekerja untuk membantu ibu subjek. Subjek sering merasa kesal dengan 136 kakak ketiganya, kakak ketiga subjek sering menanggu subjek dan sering membuat subjek menangis. Subjek menganggap kakak ketiganya adalah anak yang nakal. Relasi subjek dengan teman-teman sekolahnya dapat dikatakan dekat, subjek mengatakan bahwa teman-teman perempuannya adalah teman-teman yang baik dan suka menemani subjek. Namun, subjek memandang teman laki- laki adalah teman yang jahat, licik dan tidak bisa menjadi panutan bagi teman- teman yang lain, subjek bercerita bahwa ketika di sekolah, teman laki-laki subjek banyak yang nakal dan sering membuat teman yang lain menangis sehingga subjek tidak terlalu suka dengan teman-temannya yang berjenis kelamin laki-laki. Dalam hal akademik, subjek merasa kesulitan mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh gurunya, menurut subjek pelajaran yang ia rasa berat adalah Bahasa Jawa. Ibu subjek mengatakan bahwa subjek sangat susah bila diminta untuk belajar ataupun mengerjakan tugas. Subjek selalu mencari alasan ketika ibunya meminta subjek belajar, seperti menangis atau mengeluh sudah merasa ngantuk. Ibu subjek mengatakan bahwa dirinya sering diminta datang ke sekolah bertemu dengan wali kelas subjek karena prestasi akademik subjek yang terus menurun dan hampir tidak naik kelas. Untuk mengatasi hal tersebut, ibu subjek memberikan les di luar jam sekolah subjek. Menanggapi hal demikian, ibu subjek menyadari bahwa dirinya tidak dapat sepenuhnya memantau perkembangan anak-anaknya karena kesibukan pekerjaan yang harus ia jalani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam waktu dekat ini, ibu subjek berencana membuka warung makan di depan rumahnya untuk menambah pendapatan keluarga. Kondisi keluarga subjek saat ini dapat dikatakan sudah lebih baik menurut ibu subjek, terlebih secara ekonomi, saat ini ibu subjek dan keempat anaknya sudah menempati rumah sendiri. Sebelumnya mereka tinggal di rumah kontrakan. Kedua kakak subjek yang sudah beranjak dewasa kian dapat 137 membantu ibu subjek dalam hal mengurus rumah, sebagai tempat berkeluh kesah ibu subjek, karena mereka sudah mulai mengerti kondisi keluarganya. Menurut ibu subjek, subjek sudah mulai memahami kondisi keluarganya, tidak adanya kehadiran sosok ayah dirumah membuat subjek mengerti bahwa ia hanya tinggal bersama ibunya. Pada saat subjek mulai bersekolah hingga ia duduk di kelas 1 SD, subjek sering menanyakan tetang ayahnya yang tidak pernah tinggal satu rumah dengan mereka. Subjek mengaku sering merasa iri pada teman-teman subjek yang sering di jemput oleh ayahnya ketika pulang sekolah, jalan-jalan dengan ayah, dan dibantu mengerjakan PR oleh ayahnya. Hal tersebut sering subek tanyakan kepada ibunya, terkadang subjek marah dan meminta ibu subjek untuk mencari ayahnya agar ia dapat seperti teman- teman lainnya. Bagi ibu subjek, menjelaskan tentang perceraian yang terjadi dalam rumah tangganya merupakan hal yang tidak mudah ia lakukan. Ibu subjek berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan anak-anaknya baik secara fisik dan psikologis, tetapi ibu subjek mengaku hal tersebut susah dilakukan karena ia terlalu sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga ketika ia tiba dirumah, waktu yang ada ia gunakan untuk beristirahat.

D. Waktu dan Prosedur Pengambilan Data

No Waktu Tempat Kegiatan 1. 13 Januari 2016 Babadan, Jalan Raya Tajem, Yogyakarta Wawancara 2. 15 Januari 2016 Laboratorium Psikologi, Fakultas Psikologi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Pelaksanaan Tes CAT 138

E. Observasi selama pengetesan

Subjek tiba diruang pengetesan pada pukul 13.00 WIB. Saat itu subjek mengenakan celana jeans dan mengenakan jaket berwarna kuning. Raut wajah subjek siang itu tampak senang dan bersemangat. Ketika masuk dalam ruangan, subjek memilih sendiri kursi yang akan ia pakai selama kegiatan. Subjek tersenyum sambil melihat sekitar ruangan sambil menggerakkan kakinya. Setelah dirasa siap, kegiatan pun di mulai. Ketika tester menunjukkan kartu pertama, subjek tampak terdiam dan tersenyum beberapa saat kemudian subjek mulai bercerita, awalya subjek tampak ragu menceritakan gambar pada kartu pertama, beberapa kali subjek berhenti di tengah ia sedang bercerita. Subjek beberapa kali menggaruk-garuk kepalanya sambil tersenyum. Setelah selesai bercerita di kartu pertama, subjek meminta tester untuk langsung memberikan gambar selanjutnya, ketika gambar selanjutnya di berikan, subjek mengamati gambar cukup lama kemudian bertanya “ini ayah?” dan tester menjawab “menurut Rani siapa?” subjek pun terdiam dan berkata “aku nggak punya ayah, ini paman aja” tester pun menanggapi jawaban subjek dengan tersenyum. Tidak lama kemudian, subjek mulai bercerita, ketika bercerita subjek beberapa kali mengetuk meja dengan menggunakan tangannya, namun subjek bercerita dengan cukup lancar. Selesai bercerita pada kartu kedua subjek meminta waktu untuk beristirahat. Subjek memakai waktu istirahat tersebut untuk bercerita tentang pengalamannya di sekolah hari itu. Istrahat berlangsung sekitar 5 sampai 10 menit, kemudian subjek meminta tester untuk melanjutkan kegiatan. Pada saat bercerita tentang kartu yang terakhir, subjek tampak lebih lancar dibandung dengan dua kartu sebelumnya.