Subjek 2 Dinamika Pemenuhan Kebutuhan

76 nangis sedih soalnya tetep sendiri, orang tuanya nggak nemenin soalnya masih berantem…” . Menurut Hurlock dalam Developmental Psychology, 1976 rasa aman yang utama adalah di rumah dan berasal dari anggota keluarga. Perceraian yang terjadi pada keluarga subjek, membuat subjek terpisah dari figure ayah sejak usia 2 tahun. Sejak saat itu subjek kehilangan figure seorang ayah, sehingga ibu subjek berusaha untuk dapat memenuhi semua keinginan dan kebutuhan subjek. Namun, pada kenyataannya ibu subjek menyatakan bahwa membagi waktu untuk berkerja dan mengasuh anak tidaklah mudah, sering kali ketika pulang bekerja, ibu subjek merasa lelah sehingga dirinya merasa tidak optimal untuk memperhatikan kebutuhan anak-anaknya. Berkaitan dengan hal itu, subjek memiliki pandangan terhadap figure otoritas yang tidak tidak peduli terhadap keadaan dirinya. Hal ini terlihat pada kartu 3 “...anaknya didiemin sama ayahnya, soalnya sebelumnya mereka bertengkar. Perasaan anaknya nggak seneng soalnya didiemin, perasaan ayahnya seneng soalnya anaknya didiemin… ”. Sejak perceraian yang terjadi pada orang tuanya 5 tahun yang lalu, subjek tidak pernah bertemu dengan ayahnya hingga saat ini. Pada latar belakang subjek, dijelaskan bahwa tidak mudah bagi subjek untuk hidup dalam keadaan orang tua yang berpisah. Subjek seringkali 77 mencari ayahnya hingga menangis dan berprilaku tantrum. Anak-anak terus memperlihatkan kemarahan akibat tidak dapat bertumbuh dalam suatu keluarga yang utuh, mereka juga kecewa dan merasa takut akan kelanjutan hidupnya dalam Life-Span Development, hal 267. Subjek 2 memiliki keinginan yang besar agar kedua orang tuanya dapat bersatu dan membentuk suatu keluarga lagi. Ketika keinginan tersebut tidak terjadi, maka terjadi konflik pada diri subjek. Konflik yang menonjol pada subjek 2 adalah konflik untuk mendapatkan rasa aman dan kasih sayang dari kedua orang tua, namun kondisi orang tua yang berpisah membuat kebutuhan subjek akan rasa aman dan kasih sayang tidak terpenuhi dengan baik. Ketidakmampuan mengatasi konflik membuat subjek 2 cenderung diam dan merepres segala keinginannya. Konflik yang terjadi ada subjek, menimbulkan kecemasan dalam diri subjek. pada subjek 2 kecemasan yang ia rasakan berasal dari perasaan kurangtidak dicintai, perasaan tersebut disebabkan oleh hambatan yang ditemui subjek dalam mendapatkan kebutuhan akan rasa aman dan kasih sayang. Kondisi orang tua yang berpisah dan ibu yang bekerja membuat relasi subjek dengan orang tua kurang optimal. Hal ini didukung oleh cerita subjek pada kartu 2, 3, dan 9 yang menceritakan tentang seorang anak yang tidak diperhatikan oleh orang tua karena adanya konflik yang terjadi pada orang tuanya. 78 Cara subjek untuk mereduksi kecemasan yang ia rasakan ialah dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri proyeksi. Hal ini nampak pada cerita subjek pada kartu 2, 3, dan 9 dimana subjek cenderung melihat pada diri tokoh utama dalam cerita perasaan atau kecenderungan yang tidak bisa diterima padahal sesungguhnya hal itu berada di bawah alam sadarnya sendiri Freud, 19151975b. Selain itu, mekanisme pertahanan diri lain yang di gunakan oleh subjek adalah reaksi formasi. Hal ini terlihat dari perilaku subjek yang selalu menangis ketika ia menginginkan sesuatu, upaya demikian dilakukan oleh subjek agar mendapatkan rasa aman dan perhatian oleh orang tua. Subjek 2 cenderung memiliki intergrasi ego yang buruk, hal ini terlihat dari alur cerita subjek yang cenderung berakhir tidak bahagia dan tidak adekuat. Pada kartu 3, dan 9. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor super ego yang kuat dalam diri subjek, dimana kuatnya superego termanifestasi dalam terhambat berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan subjek 2. 79 Bagan 3.. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 2 Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan kasih sayang Harapan agar orang tua kembali bersama Perpisahan orang tua Ketidakhadiran ayah Pandangan terhadap orang tua yang tidak peduli Pemenuhan kebutuhan terhambat Tidak mampu mengatasi Berprilaku tantrum Merasa iri pada teman Konflik Kurangtidak dicintai Ditinggalkan Kecemasan Proyeksi Melihat dirinya dalam tokoh utama cerita Tidak mampu mengatasi permasalahan Keinginan untuk mendapatkan kasih sayang dan rasa aman, tidak didapatkan karena konflik orang tua Keinginan diperhatikan oleh ayah, namun ditinggalkan MPD Reaksi Formasi Menangis untuk mendapatkan perhatian 80

3. Subjek 3

Subjek 3 cenderung memiliki kebutuhan untuk mendapatkan bantuan dari figure-figur di sekitarnya bila dirinya mengalami suatu keadaan yang membuat dirinya merasa terancam. Hal ini didukung dengan cerita subjek pada kartu 2 “ ..menang kak Dara sama Rani..mmm..ini menang karena yang ini dua orang ini satu orang. Ini badannya besar, ini kurus… ”. Selain itu subjek juga memiliki kebutuhan yang menonjol untuk mendapatkan rasa aman dan kasih sayang. Hal ini terlihat dalam cerita subjek pada kartu 3 “…ini mereka lagi foto keluarga, seneng bisa foto perasaan adiknya juga sama… ” pada cerita tersebut terlihat bahwa subjek memiliki keinginan untuk dapat berkumpul dan melakukan suatu aktivitas bersama keluarga, subjek memiliki harapan agar dapat berkumpul bersama keluarga. Adanya dorongan yang kuat untuk mendapatkan kasih sayang juga terlihat pada cerita subjek pada kartu 9 “…dia sendiri bapaknya udah pisah dari bayi, ibunya kerja terus dia lari… ”. Kebutuhan lain yang juga menonjol pada subjek 3 adalah kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman. Kebutuhan tersebut tampak jelas terlihat pada cerita subjek kartu 9 “...tidur dikamar, Rani merasa kesepian, ketakutan soalnya mati lampu jadi nggak bisa tidur, dia 81 takut soalnya ada coro, dan tikus. Dia sendirian bapaknya udah pisah dari bayi, ibunya kerja. Terus dia lari. Udah.” subjek memiliki perasaan takut dan kesepian bila kebutuhannya tidak terpenuhi sehingga ia akan merasa sedih dan menangis. Horney 1939 mengatakan bahwa anak-anak sulit bertanggung jawab bagi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan. Adanya kebutuhan yang berasal dari dalam diri seseorang namun tidak didukung oleh keadaan lingkungan membuat seseorang memiliki konflik dalam dirinya. Pada subjek 3 konflik yang dialami adalah konflik yang disebabkan oleh adanya keiginan untuk berkumpul bersama keluarga, namun tidak didukung oleh keadaan keluarga yang hidup berpisah akibat perceraian. Selain itu adanya konflik antara kebutuhan kasih sayang dan rasa aman namun terhambat oleh figure orang tua yang meninggalkan. Horney dalam Feist Feist,hal 146 mengatakan bahwa konflik yang dialami pada masa kanak-kanak seperti pengabaian bisa meninggalkan kesan mendalam bagi perkembangan anak ke depan. Berkaitan dengan kecemasan, sebagian besar kecemasan yang dialami oleh subjek 3 berasal dari perasaan tidak berdaya, ditinggalkan, dan perasaan kurangtidak dicintai. Perasaan tidak berdaya yang ada pada subjek 3 didukung oleh kecenderungan subjek untuk meminta bantuan figure lain ketika dirinya menghadapi suatu