Metode Penelitian Kualitatif METODE PENELITIAN

40 menganalisis data sehingga mampu menemukan dan menjelaskan fenomena tentang dinamika pemenuhan kebutuhan anak setelah orang tua bercerai.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat tentang bagaimana dinamika pemenuhan kebutuhan pada anak yang orang tuanya bercerai. Data yang akan diolah berdasarkan analisis tematik dari tes proyektif CAT. Sehingga nantinya dapat mengetahui tentang dinamika pemenuhan kebutuhan anak yang orang tuanya bercerai.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan faktor utama dari sebuah penelitian, penentuan subjek penelitian ini bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan data yang dapat berakibat kesalahan dalam pengambilan kesimpulan dan generalisasi hasil penelitian Hadi, 1997, hal.72. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 3 orang. Adapun karakteristik subjek dalam penelitian ini, yaitu : 1. Anak yang orangtunya telah bercerai, dan hidup terpisah dengan salah satu orang tua baik ayah atau ibu. 2. Anak yang berusia 7 sampai 10 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Menurut Hurlock 1999, hal 130 pada usia anak-anak 41 awal, anak masih sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya untuk menghadapi tahap perkembangan selanjutnya. Peneliti membatas jumlah subjek menjadi 3 orang dikarenakan terbatasnya subjek yang bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan tes proyektif yaitu CAT Children Apperception Test. Wawancara dan observasi digunakan sebagai pendukung data utama yaitu data dari tes proyektif CAT. Metode ini dipilih oleh penulis karena tes proyektif mampu mengungkap hal-hal yang dipendam oleh subjek melalui stimulus ambigu. Mengingat bahwa tidak mudah memperoleh gambaran pemenuhan kebutuhan psikologis pada anak hanya dengan wawancara. Dalam penelitian ini, respon CAT merupakan data utama. CAT terdiri dari 10 kartu bergambar yang bersifat ambigu, melalui gambar yang disajikan, anak dapat memproyeksikan, lebih mudah mengekspresikan kebutuhan, konflik, kecemasan, mekanisme pertahanan diri, dan dinamika hubungan interpersonal. Selain itu, melalui CAT anak akan mudah dalam mengeskpresikan ide-ide yang sulit dibicarakan secara langsung dengan metode wawancara WenarKerig, 2000. Maka tes