Subjek 3 Dinamika Pemenuhan Kebutuhan
81
takut soalnya ada coro, dan tikus. Dia sendirian bapaknya udah pisah dari bayi, ibunya kerja. Terus dia lari. Udah.”
subjek memiliki perasaan takut dan kesepian bila kebutuhannya tidak terpenuhi
sehingga ia akan merasa sedih dan menangis. Horney 1939 mengatakan
bahwa anak-anak
sulit bertanggung
jawab bagi
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan. Adanya kebutuhan yang berasal dari dalam diri seseorang
namun tidak didukung oleh keadaan lingkungan membuat seseorang memiliki konflik dalam dirinya. Pada subjek 3 konflik yang dialami
adalah konflik yang disebabkan oleh
adanya keiginan untuk
berkumpul bersama keluarga, namun tidak didukung oleh keadaan keluarga yang hidup berpisah akibat perceraian. Selain itu adanya
konflik antara kebutuhan kasih sayang dan rasa aman namun terhambat oleh figure orang tua yang meninggalkan. Horney dalam
Feist Feist,hal 146 mengatakan bahwa konflik yang dialami pada masa kanak-kanak seperti pengabaian bisa meninggalkan kesan
mendalam bagi perkembangan anak ke depan. Berkaitan dengan kecemasan, sebagian besar kecemasan yang
dialami oleh
subjek 3
berasal dari
perasaan tidak
berdaya, ditinggalkan, dan perasaan kurangtidak dicintai. Perasaan tidak
berdaya yang ada pada subjek 3 didukung oleh kecenderungan subjek untuk meminta bantuan figure lain ketika dirinya menghadapi suatu
82
permasalahan. Contohnya pada kartu 2 “…bermain Tarik tambang disungai. Ini Rani, Kak Dara sama Nizar. Rani dibantuin kak
Dara… ”. Berdasarkan latar belakang subjek mengaku bahwa dirinya
kerap meminta bantuan kepada ibunya, terlebih ketika subjek 3 berada di suatu keadaan yang tidak nyaman bagi dirinya, subjek 3 menangis
agar ibu datang menolong dirinya. Kemudian perasaan ditinggalkan dan kurangtidak dicintai tampak jelas pada cerita subjek 3 kartu 9
“…Rani merasa kesepian dan ketakutan. Dia sendirian bapaknya udah pisah dari bayi, ibunya kerja terus dia lari…
”. Adanya kebutuhan untuk mendapatkan rasa aman bertentangan dengan kondisi
orang tua yang berpisah dan kesibukan pada orang tua yang saat ini tinggal bersama subjek.
Untuk mengatasi kecemasan yang dirasakan, pada subjek 3 cenderung melakukan upaya mekanisme pertahanan diri berupa
proyeksi. Hal ini nampak pada semua cerita subjek dimana subjek mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh utama yang ada pada cerita,
selain itu subjek cenderung melemparkan masalah yang ada dalam dirinya ke kakak laki-laki subjek. Hal ini dilakukan subjek agar
dirinya merasa aman tidak berada dalam masalah. Selain itu subjek juga melakukan mekanisme pertahanan diri yang lain, yaitu denial
yang merupakan mekanisme pertahanan diri berupa menghindar dari kenyataan yang membuat seseorang merasa sakit dan cemas.
83
Mekanisme pertahanan diri ini dilakukan subjek agar dirinya merasa aman, seolah-seolah berada dalam keluarga yang lengkap dan bahagia.
Subjek 3 cenderung memiliki intergrasi ego yang buruk, hal ini terlihat dari alur cerita subjek yang cenderung berakhir bahagia tetapi
tidak realistis dan tidak adekuat.. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor super ego yang kuat dalam diri subjek, dimana kuatnya
superego termanifestasi karena adanya hambatan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan subjek 3
84
Bagan 4.. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 3
Kebutuhan mendapat pertolongan
Kebutuhan rasa aman Kebutuhan kasih sayang
Harapan untuk berkumpul bersama keluarga
Orang tua berpisah Ibu sibuk bekerja
Persaingan antar saudara
Pemenuhan kebutuhan terhambat
Tidak mampu mengatasi Menangis
Meminta bantuan figur disekitarnya
Tidak mendapat bantuan ketika subjek membutuhkan bantuan
Ingin berkumpul dan ditemani oleh keluarga namun di
tinggalkan
Kurangtidak dicintai Tidak berdaya, ditinggalkan
Kecemasan
MPD
Denial
Bercerita tentang keluarga yang diharapkan
Proyeksi
Melemparkan masalah yang ada dalam dirinya ke orang
lain Tidak mampu
mengatasi
Konflik
85