Subjek 1 Dinamika Pemenuhan Kebutuhan
68
perasaan kakek sedih soalnya nggak bisa nyuci…” . Berdasarkan cerita
tersebut subjek cenderung diam dalam menghadapi masalah-masalah yang ia hadapi. Hal ini terlihat dalam latar belakang subjek berkaitan
dengan relasi subjek dengan teman-temannya baik dirumah maupun di sekolah, bahwa subjek memilih diam ketika teman-temannya berbuat
nakal pada subjek. Cara tersebut dilakukan subjek dalam rangka memenuhi kebutuhan rasa aman, ketika subjek diam, dirinya tidak
akan diganggu oleh teman-temannya lebih dalam lagi. Namun, subjek melampiaskan rasa marah yang ia rasakan ketika dirinya sampai
dirumah. Subjek merupakan pribadi yang penuh ketergantungan dan
meminta pertolongan dari orang lain, terutama dengan figur ibu. Hal ini terlihat dari sebagian besar cerita yang subjek ceritakan selalu
melibatkan figure ibu. Di sisi lain, subjek sama sekali tidak pernah melibatkan figure ayah dalam cerita yang ia ceritakan. Hal ini
didukung oleh latar belakang subjek yang telah lama berpisah dengan ayahnya sejak orang tua subjek bercerai, selain itu subjek juga
memiliki ketakutan bila bertemu dengan figure pria dewasa. Pada kartu 3 subjek memiliki pandangan terhadap figure pria dewasa yang
tidak peduli “…kakeknya duduk disini soalnya enak, anaknya duduk dibawah biar bajunya kotor ada pasir…”
69
Setiap individu
selalu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan tertentu untuk mempertahankan hidupnya, begitu pula dengan anak.
Kebutuhan tersebut menuntut agar dipenuhi, sehingga tidak terjadi ketegangan batin, dan konflik. Berkaitan dengan hal ini, individu
berusaha menyingkirkan
segala rintangan
yang menghambat
terpenuhinya kebutuhan. Kebutuhan yang menonjol pada diri subjek adalah kebutuhan
untuk mendapatkan rasa aman. Hal ini didukung oleh cerita subjek pada kartu 2 “...ya selamat adik, akhirnya mereka bersama-sama” dan
kartu 9 “Bayi nya nyari ibu tapi nggak ketemu soalnya ibunya ke pasar terus dia nangis, soalnya ibu pergi ke pasar…”
. Kebutuhan lainnya yang di miliki subjek adalah kebutuhan untuk mendapatkan
kasih sayang yang kerap muncul pada kartu 9 “...setelah itu ibunya pulang, dah seneng…”
. Selain kebutuhan tersebut, subjek juga memiliki kebutuhan untuk mendapat pertolongan, kebutuhan bermain,
dan kebutuhan untuk mendapat perhatian. Dalam kenyataannya, tak semua kebutuhan subjek terpenuhi
dengan baik, subjek kerap kali mengalami konflik karena tidak terpenuhinya
kebutuhan seperti
kebutuhan untuk
mendapatkan pertolongan dan kebutuhan akan rasa aman. Konflik yang dialami
subjek berkaitan
dengan adanya
kebutuhan untuk
mendapat pertolongan karena subjek merasa lingkungan sekitar menjadi
70
ancaman bagi dirinya. Hal ini berkaitan dengan relasi subjek dengan teman-temannya, selain itu pengaruh keluarga subjek yaitu kakek dan
nenek subjek yang menilai subjek adalah anak yang nakal seperti yang diutarakan oleh ibu subjek dalam latar belakang. Selain itu, konflik
yang dialami subjek berkaitan dengan keinginan untuk diperhatikan dan mendapatkan rasa aman dari orang tua, namun tidak didapatkan
subjek karena ketidakpedulian dan konflik yang terjadi pada orang tua subjek yaitu perceraian. Konflik yang terjadi karena tdak terpenuhinya
kebutuhan membuat anak merasa sakit dan kecewa Hall Lindzey, 2000.
Cara subjek menghadapi konflik yang ia hadapi adalah diam dan menangis. Hal ini terlihat dari ceita subjek pada kartu 2, 3, dan 9
bahwa subjek cederung diam dan menangis ketika tidak mendapatkan yang ia inginkan.
Reaksi subjek yang cenderung diam merupakan salah satu cara subjek agar merasa aman dan tidak terancam oleh
lingkungan. Selain itu, menangis dilakukan oleh subjek sebagai upaya dalam memperoleh kebutuhan untuk mendapatkan perhatian dan
pertolongan dari ibu. Berkaitan dengan kecemasan yang subjek alami sebagian besar
berasal dari perasaan tidak berdaya dan ditinggalkan. Hal tersebut terlihat dalam cerita subjek pada ketiga kartu. Kondisi keluarga subjek
dengan ketidakhadiran figure seorang ayah dan ibu yang bekerja
71
membuat subjek merasa kesepian, sehingga menyebabkan subjek merasa ditinggalkan. Perasaan tidak berdaya yang dialami subjek
disebabkan oleh
terhambatnya kebutuhan
untuk mendapatkan
pertolongan dari figure terdekat subjek sehingga subjek merasa tidak berdaya agar dirinya mendapatkan pertolongan dan diperhatikan oleh
figure terdekatnya. Faktor ketidakpedulian orang tua juga mendukung munculnya
kecemasan yang dialami oleh subjek. dalam latar belakang dijelaskan bahwa keadaan subjek yang tinggal bersama satu orang tua, membuat
subjek merasa kurang diperhatikan karena ibunya harus bekerja untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari,
sehingga seringkali
subjek melakukan cara untuk menarik perhatian ibunya yaitu dengan
menganggu ibu ketika bekerja, menangis, mengamuk, dan meminta uang untuk jajan. Hidup dengan satu orang tua karena perceraian
membuat anak merasa kurang diperhatikan sehingga membuat anak merasa kesepian Papila, Olds Feldman, 2008, kurangnya
kehangatan dan perhatian yang diberikan orang tua menyebabkan anak tidak memiliki rasa aman dalam dirinya, sehingga menyebabkan anak
merasa cemas, putus asa dan rendah diri. Sebab tidak mudah bagi anak untuk menghadapi situasi keluarga setelah terjadinya perceraian.
Untuk mengatasi kecemasan yang dirasakan, seorang melakukan mekanisme pertahanan diri. Pada subjek I, mekanisme pertahanan diri
72
yang digunakan ialah proyeksi, hal ini didukung dari seluruh cerita pada ketiga kartu dimana subjek mengidentfikasikan dirinya sebagai
tokoh utama yang merupakan anak laki-laki berusia 7 tahun dan cerita yang ia ceritakan berasal dari pengalaman. Selain itu, subjek juga
menggunakan mekanisme pertahanan diri yang lain yaitu represi, hal ini terlihat dari perilaku subjek yang cenderung diam dalam
menghadapi permasalahan
yang subjek
temui, juga
dalam mengungkapkan
keinginan, subjek
tidak berani
mengutarakan keinginannya secara langsung, hal tersebut dilakukan subjek agar
dirinya merasa
aman karena
adanya ketakutan
bila subjek
mengungkapkan keinginan secara langsung akan dipermasalahkan oleh ibu. Contohnya pada kartu 3 “...kakeknya duduk disini soalnya
enak, anaknya duduk dibawah biar bajunya kotor ada pasir, perasaan anaknya sedih soalnya bajunya kotor…
”. Bila dikaitkan dengan latar belakang subjek, kecenderungan mekanisme pertahanan diri yang
subjek lakukan adalah displacement, hal ini disebabkan oleh perilaku subjek yang kerap di ganggu oleh teman-temannya, namun subjek
hanya diam. Rasa marah, kecewa yang sebenarnya subjek rasakan pada teman-temannya, tidak dapat subjek lampiaskan secara langsung
pada teman-temannya, sehingga pada akhirnya rasa marah, kecewa yang subjek rasakan, subjek lampiaskan pada orang-orang yang ada di
dekatnya, yaitu ibu dan kakak subjek.
73
Subjek cenderung memiliki intergrasi ego yang buruk, hal ini nampak pada cerita-cerita subjek yang cenderung berakhir tidak
bahagia dan memiliki pemecahan masalah yang tidak adekuat. Pada cerita katu 2, 3, dan 9 nampak bahwa subjek cenderung menunggu
orang lain untuk membantu dirinya ketika menghadapi permasalahan.
74
Bagan 2.. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Subjek 1
Kebutuhan Mendapat Pertolongan
Kebutuhan Rasa Aman Kebutuhan Kasih Sayang
Ketidakpedulian orang tua Ancaman lingkungan
Konflik orang tua
Pemenuhan Kebutuhan Terhambat
Diam, tidak mampu mengatasi masalah
Takut pada figure laki- laki dewasa
tantrum
Konflik Keinginan untuk mendapat
rasa aman namun tidak mendapatkan karena
konflik orang tua Kebutuhan untuk
mendapat pertolongan karena merasa terancam
oleh lingkungan
Kecemasan Perasaan tidak berdaya
Perasaan ditinggalkan
MPD
Proyeksi Melemparkan masalah
dalam dirinya ke orang lain Represi
Diam, tidak mengungkapkan
keinginan Reaksi Formasi
Menangis ketika tidak mendapatkan yang
diinginkan
75