Proses Analisis Data Pelaksanaan Penelitian 1. Proses Pengumpulan Data

53

B. Profil Subjek Penelitian 1. Subjek 1

Subjek merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Saat ini subjek tinggal bersama ibu dan kakak perempuan subjek yang berusia 13 tahun. Subjek memiliki saudara kembar, tetapi ia tidak tinggal bersama karena saudara kembar subjek berada di Nabire, tinggal bersama orang tua dari ayah subjek. Mereka bertemu 1 kali dalam setahun. Berdasarkan pengakuan ibu subjek, subjek tidak begitu menyukai saudara kembarnya karena subjek merasa orang tua ayahnya kakek dan nenek subjek selalu membandingkan dirinya dengan saudara kembarnya. Subjek seringkali disebut sebagai anak yang nakal oleh kakek dan neneknya ketika mereka bertemu, sedangkan suadara kembar subjek selalu dianggap sebagai anak yang manis. Ketika terjadi hal demikian, ibu subjek selalu membesarkan hati subjek dengan cara mengajak subjek jalan-jalan dan mengatakan bahwa subjek adalah anak yang manis, pintar dan cakap. Sehari-hari subjek tinggal bersama ibu dan kakaknya, ayah dan ibu subjek sudah lama bercerai sejak subjek berusia 3 tahun. Kini ayah subjek tidak diketahui keberadaannya, sejak bercerai, orang tua subjek tidak berkomunikasi lagi, Ibu subjek membuka salon di rumah untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap hari subjek selalu meminta uang jajan ketika ibunya sedang bekerja, ketika ibunya tidak memberi 54 uang jajan maka subjek akan marah dan mengamuk. Ketika subjek marah, ia menangis sambil melempar barang yang berada di dekatnya, hal ini dilakukan subjek agar ia mendapatkan uang jajan seperti yang dia inginkan. Ketika subjek sudah berlaku demikian maka ibu subjek tidak bisa menolak untuk memberi uang jajan pada subjek. Ibu subjek bekerja dari pagi hingga sore, lalu menyelesaikan pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, menyapu, dan sebagainya. Subjek memandang ibunya adalah orang yang baik, dan selalu menemani subjek ketika subjek belajar, subjek juga mengatakan bahwa ibunya selalu memberikan subjek uang ketika subjek ingin membeli makanan yang ia sukai. Di sisi lain, ketika ditanya tentang ayahnya, subjek diam sejenak kemudian mengatakan bahwa ayah adalah orang yang jahat, menakutkan dan senang berteriak. Sampai saat ini subjek tidak pernah mau bermain dirumah temannya karena ia takut bertemu dengan sosok ayah. Setiap akan bermain ke rumah temannya subjek selalu bertanya “ada ayah nya nggak?”. Ketika ditanya mengapa subjek selalu bertanya demikian, subjek hanya tersenyum dan mengatakan “takut”. Ibu subjek mengatakan bahwa subjek takut pada sosok laki-laki dewasa kecuali dengan kakeknya. Menurut ibu subjek, hal tersebut mungkin dikarenakan subjek sering melihat ibu dan ayahnya bertengkar sebelum mereka bercerai. Ibu subjek mengakui bahwa mantan suaminya adalah orang yang keras dan mudah marah, ia sering menghabiskan uang untuk