Children Apperception Test CAT
30
Boekholt, 1993. Apersepsi adalah interpretasi yang bermakna atau mempunyai nilai individual yang khas, sehingga apa yang ditangkap
sudah merupakan sesuatu yang bermakna individual meaningfulness Prihanto, 1993. CAT secara khusus dirancang untuk digunakan pada
anak-anak usia 3 sampai 10 tahun Bellak, 2003. CAT dirancang untuk memahami dinamika anak-anak dalam menghadapi masalah-masalah
dalam perkembangannya, memfasilitasi pemahaman tentang hubungan anak dengan tokoh-tokoh penting bagi anak. Gambar CAT digunakan
untuk membangkitkan fantasi yang berkaitan dengan masalah aktivitas oral, persaingan saudara, hubungan anak dan orang tua, aggresi, toilet
training, dan berbagai pengalaman masa kecil lainnya yang berdasarkan pada teori psikoanalisis, namun, terdapat modifikasi manusia atas tes ini
CAT-H untuk digunakan pada anak-anak yang lebih tua, terutama anak- anak yang berada di atas usia 3 tahun. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara CAT dan CAT-H. Pada penelitian ini, subjek penelitian adalah anak yang berusia 7 sampai 10
tahun, maka kartu yang digunakan adalah CAT-H. CAT dianggap mampu mengungkap aspek-aspek kepribadian pada anak, terutama mengungkap
kebutuhan anak. Tidak mudah untuk mengungkap kebutuhan psikologis anak dengan
cara wawancara, oleh sebab itu peneliti menggunakan alat tes psikologi untuk mengungkap kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan anak yang orang
31
tuanya bercerai. Mengingat banyaknya hasil-hasil penelitian yang menyebutkan bahwa anak yang orang tuanya bercerai memiliki masalah
psikologis di tahapan perkembangannya Astone McLanahan, 1991. Deskripsi dan respon khas pada setiap gambar :
Tabel 2 Deskripsi Kartu CAT
Kartu 1 Beberapa anak duduk disekitar meja dimana terdapat banyak
makanan pada meja tersebut. Respon yang biasa muncul adalah permasalahan tentang makan,
menjadi cukup atau tidak cukup diberi makan oleh salah satu orang tua. Tema persaingan antar saudara juga kerap muncul
jika salah satu mendapat makanan yang lebih. Makanan dilihat sebagai hadiah, pengurangan dilihat sebagai hukuman. Pada
kartu ini mengungkap masalah umum yang berkaitan dengan oralitas.
Kebutuhan yang muncul pada kartu ini adalah kebutuhan oral, kebutuhan untuk mendapatkan makanan kebutuhan fisiologis.
Kartu 2 Terdapat seorang menarik tali dari satu sisi, di sisi yang lain
terdapat sosok dewasa dan seorang anak kecil manarik tali tersebut.
Kartu ini mengungkap tentang identifikasi anak terhadap figure yang dapat diajak bekerja sama di antara ayah atau ibu, masalah
yang berkaitan dengan ketakutan akan agresi, sikap agresi anak atau otonomi.
32
Kartu 3 Terdapat sosok lelaki duduk di kursi dengan tongkat dan pipa.
Pada sebelah kanan terdapat seorang anak kecil duduk dilantai. Sosok lelaki yang duduk di kursi pada umumnya dipandang
sebagai figure ayah yang dilengkapi symbol pipa dan tongkat. Anak yang duduk dilantai dipandang sebagai anak-anak. Kartu
ini mengungkap mengenai konflik antara pemenuhan kebutuhan dan otonomi. Selain itu, pada kartu ini dapat mengungkap
pandangan seseorang terhadap figure ayah. Kebutuhan yang sering muncul pada kartu ini adalah kebutuhan agresi,
kebutuhan untuk merasa bebas. Kartu 4
Seorang wanita dewasa menggendong bayi dengan membawa keranjang berisi botol susu. Dibelakang wanita yang sedang
menggendong bayi tersebut, terdapat seorang anak sedang naik sepeda.
Kartu ini mengungkap tentang “sibling rivalry”, hubungan antara ibu-anak, dan keinginan untuk mandiri dan berkuasa.
Kebutuhan yang terungkap adalah kebutuhan untuk merasa bebas autonomy, kebutuhan untuk agresi.
Kartu 5 Ruangan gelap dengan tempat tidur besar di latar belakang,
sedangkan di latar depan terdapat dua bayi didalam tempat tidur box.
Kartu ini mengungkap tentang pengalaman dirumah, hal yang berkaitan
dengan dugaan, pengamatan, kebingungan
dan
33
keterlibatan emosi pada anak. Kartu 6
Gua gelap dengan dua orang dewasa diuraikan di latar belakang, sedangkan terdapat seorang anak berbaring di latar depan.
Kartu ini mengungkap tentang perasaan cemburu dengan orang tua
Kartu 7 Terdapat seorang bertubuh besar dan kekar hendak menangkap
seorang anak kecil. Kartu ini mengungkap hal yang berkaitan dengan tingkat
kecemasan anak yang berkaitan dengan adanya agresi. Kartu 8
Dua orang wanita dewasa duduk di sofa sambil memegang secangkir teh. Wanita dewasa satunya duduk di kaki bantal
sambil berbicara dengan seorang anak. Kartu ini mengungkap hal yang berkaitan dengan tingkat
kecemasan anak yang berkaitan dengan adanya agresi. Kartu 9
Ruangan gelap yang terlihat melalui pintu yang terbuka ruang menyala. Di ruangan gelap tersebut terdapat seorang anak yang
berada ditempat tidur sedang duduk sambil melihat kearah pintu.
Kartu ini mengungkap ketakutan akan kegelapan, ketakutan akan kesendirian, dipisahkan oleh orang tua, rasa ingin tahu
yang besar mengenai sesuatu hal yang terjadi. Kartu 10
Seorang anak kecil berada di atas kaki seorang wanita dewasa. Keduanya berada di area kamar mandi.
34
Kartu ini mengungkap tentang kedisiplinan dan hukuman. Mengutamakan mengenai konsep moral pada anak.
Administrasi CAT pada umumnya harus memperhitungkan masalah umum dari pengujian anak. Hubungan baik rapport perlu dibentuk sebelum
dilaksanakannya tes. Bila memungkinkan, CAT harus disajikan sebagai permainan, bukan sebagai sebuah tes atau ujian. Untuk instruksi yang
sebenarnya adalah memberitahu anak bahwa mereka dan administrator tes akan terlibat dalam sebuah permainan dimana anak harus memberitahu apa
yang terjadi pada gambar yang diperlihatkan. Pada titik yang sesuai, anak akan diminta memberitahukan apa yang terjadi dalam cerita sebelumnya, dan
apa yang akan terjadi selanjutnya. Setelah membuat cerita pada semua gambar yang disajikan, administrator tes menanyakan tetang poin spesifik mengenai
nama tokoh pada cerita, tempat kejadian, umur, jenis kelamin dan sebagainya. Tujuan awal dari tes CAT adalah untuk melihat need dan press seseorang.
Bellak memasukkan 10 kategori analisis untuk skoring alat tes ini, yaitu : tema utama, deskripsi tokoh utama, kebutuhan tokoh utama, konsepsi akan
lingkungan, konsepsi akan orang sekitar, konflik utama, kecemasan, mekanisme pertahanan diri, manifestasi super ego, dan integrasi ego. Melalui
10 kategori ini, tester atau administrator tes dapat mengetahui pola pikir subjek, konflik yang dialami subjek, cara penyelesaian masalah, kecemasan,
dan mekanisme pertahanan diri subjek Bellak Abrams, 1997.
35
F. Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Pada Anak Dengan Orang tua Bercerai Dilihat Dengan Tes Proyektif Children Apperception Test CAT
Keluarga merupakan faktor utama yang dibutuhkan dalam membantu anak untuk mengembangkan diri. Untuk mencapai perkembangan dalam
keluarga, anak membutuhkan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman untuk berlindung pada orang tuanya. Selain memiliki kebutuhan fisiologis, anak
juga memiliki kebutuhan psikologis untuk dipenuhi dan anak menjadikan orang tua sebagai sumber pemenuhan kebutuhan mereka. Seorang anak yang
tinggal bersama keluarga lengkap akan lebih mudah mengungkapkan keinginan mereka ketika mereka ingin dicintai dan diberi perlindungan oleh
orang tua. Ketika anak memiliki kebutuhan unuk mendapatkan dukungan, maka orang tua akan memberikan motivasi pada anak untuk berbuat lebih
baik lagi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keluarga memiliki fungsi sebagai tempat penyediaan kebutuhan dasar anak. Namun
akhir-akhir ini kasus perceraian semakin banyak terjadi dalam kehidupan masyarakat, tidak jarang anak menjadi sosok yang tersakiti dari kasus
perceraian orang tua. Perceraian yang terjadi pada sebuah keluarga akan membawa dampak
pada seluruh anggota keluarga, terlebih bagi anak dalam keluarga tersebut. Pada umumnya perceraian akan membawa resiko yang besar pada anak, baik
dari sisi psikologis, kesehatan, maupun akademis. Banyak anak yang secara
36
klinis dinyatakan mengalami depresi seiring dengan perceraian orang tua mereka Stevenson Black, 1995. Seorang anak yang mengalami perceraian
orang tua akan mengalami masalah perkembangan bila dibandingkan dengan anak yang memiliki orang tua lengkap Angel Worobey, 1988; Strohschei,
2005; Tucker et al.,1997 sama dengan itu, seorang anak yang mengalami perceraian orang tua juga mengalami penurunan prestasi akademik Astone
McLanahan, 1991; Wolfinger, Kowaleski-Jones, Smith, 2003. Anak-anak belum dapat memahami secara pasti kondisi keluarga yang berubah setelah
terjadinya proses perceraian, dibutuhkan suatu penyesuaian terhadap kondisi keluarga pasca terjadinya perceraian. Hidup dengan satu orang tua tentu
membuat kondisi keluarga tidak seimbang. Anak merasa kehilangan rasa aman dalam keluarga. Anak tidak dapat mengungkapkan perasaan yang ia
rasakan kepada orang disekitarnya, tidak seperti orang dewasa yang mampu mencurahkan perasaan pada orang yang berada di dekatnya. Dalam
perceraian, anak menjadi korban, sehingga kebutuhan-kebutuhan anak menjadi kurang atau bahkan tidak terpenuhi. Contohnya kebutuhan akan rasa
aman, kebutuhan kasih sayang, dan kebutuhan-kebutuhan lain. Kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi akan membuat individu mengalami kecemasan
terlebih ketika individu tersebut mengalami suatu fase yang membuat ia tertekan. Berbagai reaksi anak untuk memenuhi kebutuhan pasca perceraian
orang tua dapat di ungkap melalui tes proyektif yaitu tes Children Apperception Test
CAT.
Kebutuhan dasar anak : Kasih Sayang
Rasa Aman Dorongan
Orang tua Ayah dan Ibu
Kasih sayang Belaian,
pujian, materi, non
materi Rasa aman
Dilindungi, percaya diri
Dorongan Motivasi,
bantuan Keluarga sebagai
tempat pemenuhan kebutuhan dasar anak
Perceraian orang tua Ayah dan Ibu hidup terpisah
Kebutuhan kasih sayang tidak optimal Rasa tidak aman
Dukungan minim
Bagaimana dinamika pemenuhan kebutuhan anak?
Children Apperception Test CAT
.1 Bagan Dinamika Pemenuhan Kebutuhan Pada Anak Orang tua Bercerai Dilihat Dengan Tes Proyektif CAT
39