Bagi Psikolog dan Praktisi Anak

99 DAFTAR PUSTAKA ABU AHMADI, Ilmu Jiwa Anak, CV Toha Putra, Semarang, 1977. Achenbach, T. M., Dumenci, L., Rescorla, L. A.2003. DSM-oriented and empirically based approaches to constructing scales from the same items pools. Journal of Clinical Child and Adolescent-Psychology, 32, 328 – 340. Amato, P. R, “The consequences of divorce for adults and children”, Journal of marriage and the family. Vol. 62, No. 4. p. 1269-1287, November-2000. American Psychological Association 1994. Diagnostik and statistical manual of mental disorders 4th ed.rev.. Washington, DC: American Psychiatric Press Anastasi, A dan Urbina, S. 1997. Tes Psikologi. Alih bahasa : Robertus H.Imam. Jakarta : PT Prenhallindo. Balson, M.1993. Menjadi Orang tua yang Lebih Baik. Jakarta : Binarupa Aksara Bellak, L. 1975. The thematic Apperception Test, The Children Apperception Test and The Senior Apperception Technique in Clinical Use. New York : Grune Stratton Press Inc. Bodgan,R, Biklen,S. 1992. Qualitative Research for Education, Boston,MA: Allyn and Bacon. 101 Brownlee, A.C. 2007. The Effects of Divorce and Associated Stressors on Children and Adolescent. Available on line Feist, J Feist,G.J 2009. Teori kepribadian buku 1 Edisi tujuh. Jakarta :Salemba Humanika Gunarsa, S.D. 2003. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta : Gunung Mulia Herdiasyah, H. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Salemba Humanika HURLOCK, EB, Developmental Psychology, Tata Mc. GrawHill Co.,Ltd.,New Delhi, 1976. HURLOCK, EB, Guideposts For Growing Up, Standard Education Society inc.,Chicago, 1962. Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan; “Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan” Terjemahan Istiwdyanti Soedjarno. Jakarta : Erlangga. Lestari, S. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group. Markam, S.S. Pengantar Psikodiagnostik. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Moleong, J.L, 2000. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 102 Poerwandari, E.K. 1998. Pendidikan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta : LPSP3 UI Putra N, Ninin 2012. Penelitian Kualitatif PAUD. Jakarta : Rajawali Pers Rabin, Albert I, Mary R.Haworth, 1960. Projective Techiques with Children. New York : Grune Sratton. 103 LAMPIRAN 104 SUBJEK I A. Identitas Subjek Nama : F Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat, tanggal Lahir : Yogyakarta, 18 Juni 2008 Usia : 7 tahun Urutan Kelahiran : anak kedua dari 3 bersaudara Agama : Islam

B. Identitas Orang tua Keterangan

Orang tua Ayah Ibu Nama A S Usia 38 - Pendidikan SMA SMA Pekerjaan Salon - Status Pernikahan Cerai Cerai Agama Islam Islam

C. Latar Belakang

Subjek merupakan anak kedua dari tiga bersuadara. Saat ini subjek tinggal bersama ibu dan kakak perempuan subjek yang berusia 13 tahun. Subjek memiliki saudara kembar, tetapi ia tidak tinggal bersama karena saudara kembar subjek berada di Nabire, tinggal bersama orang tua dari ayah subjek. Mereka bertemu 1 kali dalam setahun. Berdasarkan pengakuan ibu subjek, subjek tidak begitu menyukai saudara kembarnya karena subjek merasa orang tua ayahnya kakek nenek subjek selalu membandingkan 105 dirinya dengan saudara kembarnya. Subjek seringkali disebut sebagai anak yang nakal oleh kakek dan neneknya ketika mereka bertemu, sedangkan suadara kembar subjek selalu dianggap sebagai anak yang manis. Ketika terjadi hal demikian, ibu subjek selalu membesarkan hati subjek dengan cara mengajak subjek jalan-jalan dan mengatakan bahwa subjek adalah anak yang manis, pintar dan cakap. Sehari-hari subjek tinggal bersama ibu dan kakaknya, ayah dan ibu subjek sudah lama bercerai sejak subjek berusia 3 tahun. Kini ayah subjek tidak diketahui keberadaannya, sejak bercerai, orang tua subjek tidak berkomunikasi lagi, Ibu subjek membuka salon dirumah untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap hari subjek selalu meminta uang jajan ketika ibunya sedang bekerja, ketika ibunya tidak memberi uang jajan maka subjek akan marah dan mengamuk. Ketika subjek marah, ia menangis sambil melempar barang yang berada di dekatnya, hal ini dilakukan subjek agar ia mendapatkan uang jajan seperti yang dia inginkan. Ketika subjek sudah berlaku demikian maka ibu subjek tidak bisa menolak untuk memberi uang jajan pada subjek. Ibu subjek bekerja dari pagi hingga sore, lalu menyelesaikan pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, menyapu, dan sebagainya. Subjek memandang ibunya adalah orang yang baik, dan selalu menemani subjek ketika subjek belajar, subjek juga mengatakan bahwa ibunya selalu memberikan subjek uang ketika subjek ingin membeli makanan yang ia sukai. Disisi lain, ketika ditanya tentang ayahnya, subjek diam sejenak kemudian mengatakan bahwa ayah adalah orang yang jahat, menakutkan dan senang berteriak. Sampai saat ini subjek tidak pernah mau bermain dirumah temannya karena ia takut bertemu dengan sosok ayah. Setiap akan bermain kerumah temannya subjek selalu bertanya “ada ayah nya nggak?”. Ketika ditanya mengapa subjek selalu bertanya demikian, subjek hanya tersenyum dan mengatakan “takut”. Ibu subjek mengatakan bahwa subjek takut pada