Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN
91
kebutuhannya atas cinta dan kasih sayang selama masa kanak-kanak akan mengembangkan permusuhan dasar basic hostility terhadap orang tua, dan
akan menimbulkan kecemasan dasar basic anxiety. Pada kenyataanya, perceraian orang tua membuat anak merasa kurang
mendapatkan pemenuhan kebutuhan secara maksimal. Anak membutuhkan kehadiran orang tua sebagai sumber pemenuhan kebutuhan mereka, karena
pada hakikatnya keluarga memiliki fungsi sebagai tempat penyediaan kebutuhan dasar anak, baik kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan
psikologis Ridell, 1987:Andayani, dkk, 1998: Garbarino dkk, 1992; Zeitlin, dkk, 1995. Murray yakin bahwa setiap manusia didorong oleh upaya untuk
mencapai equilibrium atau keseimbangan keadaan tubuh Bellak Abrams, Ed 7. Adanya kebutuhan-kebutuhan membuat seseorang untuk melakukan
tindakan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Demikian pula dengan seorang anak yang berada dalam kondisi orang tua berpisah, ketiga subjek
dalam penelitian ini melakukan tindakan tertentu sebagai bentuk usaha memenuhi kebutuhan untuk mendapat perhatian dari figure afeksi, yaitu
dengan cara berprilaku tantrum seperi mengamuk dan menangis. Dalam upaya memenuhi kebutuhannya, ketiga subjek cenderung
memiliki hambatan yang sama, yaitu faktor perpisahan orang tua, ibu yang bekerja dan pandangan tentang lingkungan yang mengancam diri mereka.
Pada umumnya perceraian merupakan hal yang menyakitkan bagi anak Amato, 2000; Olson DeFrain, 2003. Respon seorang anak pada perceraian
92
antara lain adalah rasa marah, takut, depresi, dan merasa bersalah Hetherington, 1978, namun tanggapan anak atas perceraian dibatasi oleh
kompetensi kognitif
dan sosial
mereka sesuai
dengan tahap
perkembangannya. Selain itu, hambatan yang dialami oleh anak adalah kondisi ibu yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ketiga subjek
dalam penelitian ini tinggal bersama ibunya, situasi ibu yang bekerja membuat subjek merasa kurang mendapatkan perhatian dan perlindungan.
Peran ganda yang harus di jalankan salah satu orang tua setelah terjadinya perceraian merupakan hal berat bagi orang tua karena keluarga memiliki
banyak fungsi yang harus di emban Hendi, dkk. 2000;45. Subjek juga
memiliki pandangan bahwa dirinya merasa terancam oleh lingkungan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan iri yang ketiga subjek rasakan pada teman-teman
bermainnya baik dirumah maupun di sekolah. Dalam latar belakang ketiga subjek menceritakan bahwa mereka
seringkali iri pada teman-temannya yang dapat tinggal bersama orang tua lengkap. Hurlock 1978 mengatakan bahwa perceraian cenderung membuat
anak “berbeda” dalam mata kelompok teman sebaya. Perceraian bagi anak merupakan masa dimana anak mengalami
pengalaman disakiti, ditinggalkan dan mendapatkan perlakuan tidak adil Heterington, Hagan Anderson, 1989. Adanya hambatan yang ditemui oleh
ketiga subjek dalam memenuhi kebutuhan mereka, membuat ketiga subjek cenderung diam dan tidak mempu mengatasi. Perilaku diam dan pasif
93
dilakukan subjek sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan untuk merasa aman karena seorang anak sulit untuk mengungkapkan keinginan secara langsung.
Disisi lain, subjek kerap menunjukkan perilaku tantrum seperti menangis, mengamuk yang ditujukan kepada ibu dan saudara kandung subjek. perilaku
tantrum yang dilakukan oleh ketiga subjek merupakan upaya dalam memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan pertolongan dan perhatian dari ibu
dan saudara subjek. Konflik yang terjadi oleh adanya keinginan untuk mendapatkan
perlindungan, perhatian dari orang tua, namun orang tua meninggalkan. Kebutuhan yang tidak terpenuhi membuat individu merasa kecewa atau sakit
hingga mengalami tekanan HallLindzey, 2000. Dalam menghadapi konflik seperti itu, ketiga subjek cenderung merepres kebutuhannya. Cara yang di
lakukan adalah diam dan menangis. Anak tidak seperti orang dewasa yang dapat berpaling pada teman, penasehat, atau kerabat untuk mendapat
dukungan atau saran. Anak tidak mendapat dukungan dari siapapun Colle, 2004. Konflik yang dialami anak seringkali membuat anak terjebak dan
kesulitan, mereka tidak memiliki siapapun untuk menolong dan mendukung mereka. Hal tersebut berkaitan dengan konflik yang di alami ketiga subjek,
yaitu adanya keinginan untuk mendapatkan pertolongan, namun subjek merasa tidak berdaya karena tidak ada figure yang membantu dirinya.
Perceraian menimbulkan kurangnya kehangatan dan perhatian yang diberikan orang tua kepada anaknya sehingga menyebabkan anak tidak
94
memiliki rasa aman dalam dirinya, hal inilah yang menimbulkan konflik psikologis pada diri anak sehingga menyebabkan anak menjadi depresi, putus
asa, dan merasa cemas karena harus kehilangan orang tua yang mereka cintai dan anak dituntut untuk menghadapi situasi tersebut Papila, Olds Feldman,
2008. Kecemasan yang dialami oleh ketiga subjek penelitian ini, berasal dari
perasaan perasaan tidak berdaya, kurangtidak dicintai oleh orang tua. Rasa tidak berdaya disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk mendapatkan
pertolongan dalam diri subjek. ketika subjek membutuhkan pertolongan dari figure yang ia harapkan, dalam hal ini adalah orang tua, namun ketidakhadiran
orang tua saat subjek memerlukan bantuan membuat subjek menekan keinginannya. Perasaan kurangtidak dicintai berkaitan dengan kebutuhan
akan kasih sayang dan rasa aman dalam diri subjek yang terhambat oleh perpisahan orang tua dan ketidakpedulian orang tua terhadap subjek. Pada
dasarnya anak lebih tergantung pada orang tua dalam hal perasaan aman dan bahagia Hurlock, 1999. h.130.
Kecemasan yang dialami membuat ego membangun mekanisme pertahanan untuk mempertahankan dirinya terhadap kecemasan yang
menyertai Freud, 19261959a. Mekanisme pertahanan diri yang digunakan oleh ketiga subjek antara lain adalah proyeksi, yaitu ditunjukkan subjek
dengan melihat pada diri orang lain seperti teman maupun saudara kandung, perasaan atau kecenderungan yang tidak bisa subjek terima, padahal hal
95
tersebut terdapat di alam bawah sadarnya Freud, 19151975b. Selain itu subjek juga menggunakan mekanisme pertahanan diri yang lain yaitu represi.
Murray Bellak Abrams mengatakan pemenuhan kebutuhan akan dihadapkan pada situasi press, ketika press itu berat maka anak akan
cenderung merepresi kebutuhan tersebut karena kapanpun ego merasa terancam oleh tekanan-tekanan yang tidak diinginkan, ia akan melindungi diri
dengan cara merepresi keinginan yang dimiliki oleh seorang anak. Ketiga subjek dalam penelitian ini cenderung diam dan menekan keinginannya,
subjek tidak mampu mengungkapkan keinginannya secara langsung sehingga tersubtitusi dalam perilaku subjek yang mudah marah dan menangis.
Ketiga subjek cenderung memiliki integrasi ego yang buruk. Hal ini didukung oleh ketidakmampuan subjek dalam memecahkan masalah, subjek
cenderung menunggu orang lain untuk membantu diri mereka. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa orang tua merupakan
sumber pemenuhan kebutuhan bagi anak. Anak tidak mampu mengatasi masalah berkaitan dengan kebutuhan utama mereka yaitu kebutuhan akan rasa
aman, kebutuhan kasih sayang, dan kebutuhan untuk mendapat pertolongan. Namun pada kenyataannya, perceraian membuat seorang anak kurang
mendapatkan kebutuhan-kebutuhan dasarnya secara maksimal.
96