Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, dinyatakan bahwa:” daya saing adalah kemampuan untuk menunjukan hasil lebih baik, lebih cepat atau
lebih bermakna”. Kemampuan yang dimaksud dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 tersebut, diperjelas oleh Tumar Sumihardjo 2008, meliputi: 1 kemampuan
memperkokoh posisi pasarnya, 2 kemampuan menghubungkan dengan
lingkungannya, 3 kemampuan meningkatkan kinerja tanpa henti, dan 4 kemampuan menegakkan posisi yang menguntungkan.
Berdasarkan pendapat Agus Rahayu 2008, dan penjelasan Permendiknas No. 41 tahun 2007, maka dapat diambil satu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
daya saing adalah kemampuan dari seseorangorganisasiinstitusi untuk menunjukan keunggulan dalam hal tertentu, dengan cara memperlihatkan situasi dan kondisi yang
paling menguntungkan, hasil kerja yang lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna dibandingkan dengan seseorangorganisasiinstitusi lainnya, baik terhadap satu
organisasi, sebagian organisasi atau keseluruhan organisasi dalam suatu industri.
2.6. Konsep Daya Saing Tanaman Tebu
Daya saing suatu sistem atau program dalam proses produksi. Bukanlah suatu proses yang terbentuk dalam jangka waktu pendek. Karenanya daya saing dapat
dikatakan sebagai program yang terdiri dari sistem tanaman awal dan sistem keprasan, keprasan yang berkembang dari waktu ke waktu secara dinamis. Definisi
daya saing competitiveness adalah the set of institutions, policies and factors that determine the level of productivity of a countryregion
atau kumpulan dari kelembagaan, kebijakan dan faktor yang mempengaruhi tingkat produktifitas suatu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perusahaan atau suatu organisasi. Definisi lain disebutkan adalah keunggulan yang tercipta dari perjalanan suatu perusahaan yang memungkinkannya untuk bertahan
atau memenangkan persaingan, Sumiharjo Tumar, 2009. Daya saing suatu sistem dalam pembudidayaan tanaman mempengaruhi pula
tingkat pendapatan atau keuntungan petani. Dalam perekonomian, daya saing dihasilkan melalui peningkatan produktifitas dan efisiensi. Produktivitas erat
kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia dan teknologi. Efisiensi akan dicapai apabila banyak aspek yang menunjang. Upaya peningkatan daya saing juga dapat
ditempuh dengan cara meningkatkan kualitas produk dan menekan biaya produksi sehingga harga jual produk bisa bersaing di pasaran Sumiharjo Tumar, 2009.
Konsep daya saing pada umumnya berpijak dari konsep keunggulan komperatif. Hal ini dijelaskan oleh Simatupang 1991, Sudaryanto dan Simatupang 1993,
dalam Saptana 2009, bahwa keunggulan komperatif merupakan ukuran daya saing keunggulan potensial dalam artian daya saing akan dicapai apabila perekonomian
tidak mengalami distorsi sama sekali. Dalam hal ini komoditas yang memiliki keunggulan komperatif dikatakan juga memiliki keunggulan komperatif dikatakan
juga memiliki efisiensi secara ekonomi, yang diambil dalam bukunya. Mengukur tingkat pengaruh daya saing, kita dapat menggunakan analisis regresi
linear berganda yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis regresi linear sederhana. Regresi linear berganda adalah persamaan regresi yang menjelaskan
hubungan kausal antara satu variabel tidak bebas dengan dua atau lebih variabel bebas. Seperti kita ketahui bahwa fenomena ekonomi, sosial, maupun gejala yang lain
adalah sangat kompleks. Sehingga untuk menjelaskan suatu gejala ekonomi sosial
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
maupun gejala lain, tidak cukup hanya berdasarkan variabel penjelas variabel bebas tunggal, karena keadaan di lapang sangat kompleks. Oleh karna itu untuk
menjelaskannya harus melibatkan beberapa variabel penjelas variabel bebas sekaligus. Sumiharjo Tumar, 2009.
2.7. Analisis Usahatani Tanaman Tebu 2.7.1. Biaya Produksi Usahatani Tanaman Tebu