Analisis Data METODE PENELITIAN

Data skunder yaitu merupakan data yang diperoleh dari literatur dan instansi terkait sperti : D ata yang diperoleh dari literatur dan instansi terkait seperti perusahaan, kantor kelurahan, kecamatan, dinas pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya keadaan daerah yang meliputi jumlah penduduk, tingkatan umur, tingkatan pendidikan, keadaan sosial ekonomi, sarana pendukung dan lain sebagainya. Sedangkan keadaan geografis yang terdiri dari jumlah curah hujan, ketinggian daerah, luas dan batas wilayah desa.

4.4. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, maka data yang telah terkumpul disempurnakan serta dianalisis yang selanjutnya dipindahkan ke dalam bentuk analisis statistik. Dalam penelitian ini dilakukan analisis dengan menggunakan sebagai berikut : a. Analisis Kuantitatif adalah suatu pengolahan data yang menggunakan perhitungan angka-angka untuk membuktikan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lain. b. Analisis Deskriptif adalah suatu pengolahan data yang dilakukan dengan cara menguraikan dalam bentuk kalimat dan menghubungkan dengan teori-teori yang ada guna mendapatkan kesimpulan. Untuk menjawab tujuan penelitian, maka analisis data yang dilakukan sebagai berikut : 1. Untuk menjawab tujuan pertama yaitu melihat diskriptif tanaman tebu yaitu Disktiptif tanaman tebu yaitu Tebu merupakan tumbuhan monokotil dari famili rumput-rumputan Gramineae, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Batang tanaman tebu memiliki memiliki anakan tunas dari pangkal batang yang membentuk rumpun. Tanaman ini memerlukan waktu musim tanam sepanjang 11- 12 bulan atau bisa melebihi target sampai 14 bulan. Tanaman ini berasal dari daerah tropis basah sebagai tanaman liar. Adapun klasifikasi tanaman tebu sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Graminalis Familia : Gramineae Genus : Saccharum Spesies : Saccharum officinarum Beberapa kondisi lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan tanaman tebu antara lain : a. Berada pada daerah tropis yang basah 35o LS dan 39o LU, dengan topografi 0 – 1400 meter dari permukaan laut. b. CH 200 mmbulan pada 5-6 bulan berturut-turut, 125 mmbulan 2 bulan transisi dan kurang 75 mmbulan pada 4-5 bulan berturut-turut. c. Kecepatan angin kurang dari 10 kmjam. d. Suhu udara 24-30˚ C, dengan beda suhu siang dan malam tidak lebih dari 10 oC. e. Bentuk areal datar hingga berombak dengan kemiringan lereng kurang dari 2 . f. Kedalaman jeluk efektif minimal 50 cm. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. g. Tekstur tanah sedang sampai berat atau menurut klasifikasi tekstur tanah Buckman and Brady, 1960 adalah lempung, lempung berpasir, lempung berdebu, liat berpasir, liat berlempung, liat berdebu dan liat atau yang tergolong bertekstur agak kasar sampai halus. h. pH tanah optimal pada 6-7. i. Status hara bagi tanaman tebu dengan kriteria N total 1,5, P 2 O 5 tersedia 75 ppm, K 2 O tersedia 150 ppm dan kejenuhan Al 30 . Berbagai syarat tersebut merupakan kondisi lingkungan agar tebu dapat tumbuh dengan optimal. Pada daerah yang tidak memenuhi kondisi tersebut dapat dilakukan upaya asupan tehnologi untuk memberikan daya dukung yang optimal juga. Fase Pertumbuhan tanaman tebu terdiri dari 5 fase, yaitu Fase Perkecambahan, pada fase ini menunjukkan adanya pertumbuhan perkecambahan dari mata tunas tebu. Fase ini berjalan pada 0- 5 minggu. Fase Pertunasan, pada fase ini terjadi pertumbuhan anakan tunas dari batang tebu hingga membentuk rumpun tebu. Fase ini berlangsung pada 5 minggu – 3 bulan. Fase Pertumbuhan Pemanjangan Batang, pada fase ini terjadi pengembangan tajuk daun, akar, pemanjangan batang, pembentukan biomasa pada batang dan peningkatan fotosintesis. Proses yang paling dominan adalah proses pemanjangan batang. Pembentukan ruas tebu sekitar 3 – 4 ruas per bulan selama fase ini dan akan menurun dengan bertambahnya umur tua. Fase ini berlangsung pada 3 – 9 bulan. Fase Kemasakan, pada fase ini berlangsung proses pengisian batang-batang tebu dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. gula sukrosa hasil proses fotosintesis tanaman. Proses kemasakan berjalan dari ruas bawah ke atas. Pada tebu muda kadar sucrose C 12 H 22 O 11 pada pangkal batang di atas tanah lebih tinggi dibanding bagian lainnya. Fase ini dapat berlangsung pada umur 9 – 12 bulan. Fase Kematian, pada fase ini tanaman tebu mulai mati setelah melalui kemasakan optimum hingga kembali menurun kadar gulanya. 2. Untuk menjawab tujuan kedua yaitu Untuk menganalisis tingkat rata – rata perbedaan produktivitas, rendemen dan pendapatan, maka digunakan analisis uji t t test dengan menggunakan program SPSS versi, 12 for windows, analisis pendapatan, rumusan produktifitas, dan RC ratio, BC ratio dalam menentukan signifikan dan tidak signifikannya hasil dari dua variabel yang berbeda. Dengan perumusan sebagai berikut : Adapun hipotesis yang diajukan sebagai berikut : H o : µ = 1 µ , artinya Jumlah produktifitas, rendemen, biaya, penerimaan dan pendapatan antara sistem bongkar ratoon dan sistem rawat ratoon tidak berbeda nyata dalam melakukan usahatani tanaman tebu. H 1 : µ ≠ 1 µ , artinya Jumlah produktifitas, rendemen, biaya, penerimaan dan pendapatan antara sistem bongkar ratoon dan sistem rawat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ratoon berbeda nyata dalam melakukan usahatani tanaman tebu. Adapun kriteria pengujian yang akan digunakan sebagai berikut : Bila t hit ≤ t tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima Bila t hit t tabel maka Ho diterima dan H 1 ditolak Derajat kebebasan n-1, α = 0,05, dan uji dua sisi kemungkinan terdapat atau tidak terdapat perbedaan. Analisis Pendapatan adalah merupakan analisis yang melihat dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu. Dapat dilihat formulasinya sebagai berikut : Rumusan Produktivitas adalah merupakan pengukuran produktifitas atas output dan input yang telah terealisasi dalam satu periode tertentu. Dapat dilihat formulasinya dibawah ini : Pendapatan = Penerimaan Reveneu – Biaya Total Fixe Cost Jumlah luasan lahan = Hasil yang dicapai = 1 Jumlah luasan lahan X Hasil yang dicapai = Produktivitas. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Sedangkan untuk rumusan RC ratio dan BC ratio dapat dilihat formulasinya sebagai berikut : Rumusan : RC ratio = Penerimaan Reveneu Biaya Cost BC ratio = Pendapatan Benefit Biaya Cost 3. Untuk menjawab tujuan ketiga yaitu Untuk mengukur pengaruh tingkat daya saing, kita dapat menggunakan analisis regresi linear berganda dan dummy variabel. Regresi linear berganda adalah persamaan regresi yang menjelaskan hubungan kausal antara satu variabel tidak bebas dengan dua atau lebih variabel bebas. Seperti kita ketahui bahwa fenomena ekonomi, sosial, maupun gejala yang lain adalah sangat kompleks. Penjelasan diatas dapat dilihat rangkean model regresi linear berganda dengan dua variabel bebas dengan persamaan sebagai berikut : Keterangan : Y = Pendapatan X 1 .X 2 = Variabel bebas a = Konstanta regresi B 1 , B 2 = koefisien regresi X1,X2 Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + D 1 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. D1 = Dummy Variabel D = 1 Bongkar Ratoon D = 0 Rawat Ratoon

4.5. Definisi Operasional