Kerangka Pemikiran KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Pemikiran

Menurut Rosyidah Ochi, 2010. Tanaman tebu merupakan tanaman yang memiliki daya saing yang tinggi, dimana tanaman ini memiliki perbedaan tingkat produktivitas yang sangat besar yang dilihat dari satuannya dalam bentuk kuintal per hektar yang terdiri dari nilai tebu, dan gula. Melihat dari sistem tersebut, maka terjadi perbedaan yang dilihat dari tingkat atau hasil yang dicapai pada produksi. Jika peningkatan dalam produksi tinggi atau rendah, maka sistem tersebut berbeda di antara sistem bongkar ratoon dan sistem rawat ratoon, dimana di antara kedua sistem yang mengahasilkan produksi yang tinggi, itulah sistem yang baik digunakan dalam peningkatan pendapatan petani. Apabila penerimaan dan pendapatan suatu petani rendah, maka yang dilihat adalah sistem yang digunakan, sehingga banyak petani melakukan revitalisasi atau perubahan dalam bentuk sistem bongkar ratoon atau sistem rawat ratoon yang akan digunakan. Apabila di ketahui bahwa pendapatan tinggi belum tentu menghasilkan keuntungan yang sangat besar, dimana dilihat sistem bongkar ratoon memiliki hasil yang tinggi dari pada sistem rawat ratoon, tetapi dalam hal ini segi biaya sistem bongkar ratoon memiliki biaya yang sangat tinggi dan mempengaruhi pendapatan dibandingkan sistem rawat ratoon. Sedangkan sistem rawat ratoon biaya rendah dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. pendapatan tinggi. Sehingga petani banyak yang melakukan budidaya tanaman tebu sistem rawat ratoon dan sistem bongkar ratoon banyak digunakan oleh petani yang menggunakan pola kemitraan atau kerjasama usaha dengan perusahaan gula dengan sistem bagi hasil. Perbedaan produktivitas antara sistem bongkar ratoon dan sistem rawat ratoon yang telah dijelaskan diatas mengakibatkan perubahan terhadap sistem, dimana petani yang awalnya menggunakan sistem rawat ratoon akan merubah sistem menjadi sistem bongkar ratoon. Sistem bongkar ratoon seperti yang dijelaskan diatas menggunakan pola kemitraan, sehingga petani akan menerima modal usaha dari perusahaan gula yang terkait melakukan kerjasama usahatani dan menggunakan sistem bagi hasil. adanya daya saing antara sistem bongkar ratoon dan sistem rawat ratoon dalam menghasilkan kwalitas dan kwantitas tebu yang baik. Dapat dilihat formulasinya secara ringkas dalam Gambar 1 dan Tabel 1. Cara penanaman. Pertumbuhan lebih lama awal dari pertumbuhan. Pemeliharaan. Cara panen. Randemen lebih banyak. Pertumbuhan lebih cepat Pemeliharaan tidak terlalu banyak. Cara panen sudah dilakukan beberapa kali keprasan. Randemen lebih rendah. Sistem Usaha Tani Tanaman Tebu Sistem Bongkar Ratoon Sistem Rawat Ratoon Perbedaan Daya Saing Biaya Usahatani Tebu Hasil produktivitas tebu dan gula, rendemen. Penerimaan dan pendapatan. Biaya usahatani tebu Hasil produktivitas tebu dan gula. Penerimaan dan pendapatan. Kesamaan Luas lahan yang sama. Varietas yang sama. Tebu yang sama. Lokasi yang sama. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 1. Perbedaan Sistem Bongkar Ratoon Dan Sistem Rawat Ratoon Tebu Di Wilayah Kecamatan Prambon. Sumber : Rosyidah Ochi, 2010.

3.2. Hipotesis Sistem Bongkar Ratoon