Analisis Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter Terhadap Kurs

Chrystal dan Thornton 1988 berpendapat bahwa kebijakan fiskal defisit anggaran pemerintah dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah diperlukan untuk mencapai dua tujuan ekonomi makro, yaitu pengerjaan penuh dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Teori Pump-priming menyatakan bahwa defisit anggaran pemerintah dengan meningkatkan pengeluaran pemerintah diperlukan untuk menyelamatkan perekonomian dari kondisi resesi. Abimanyu 2005 berpendapat defisit anggaran pemerintah merupakan stimulus fiskal yang bersifat ekspansif. Kebijakan fiskal ekspansif meningkatkan pengeluaran pemerintah diperlukan apabila perekonomian pada kondisi lesu, yang ditandai dengan menurunnya investasi swasta. Pada kondisi inilah peranan pemerintah sangat diperlukan sebagai stimulator ekonomi.

4.7.3. Analisis Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter Terhadap Kurs

Berdasarkan analisa interaksi fiskal dan moneter terhadap kurs diketahui bahwa efektivitas interaksi fiskal dan moneter yang paling mempengaruhi kurs, baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang adalah kebijakan fiskal. Dalam jangka pendek, menengah dan panjang interaksi fiskal dan moneter terhadap kurs lebih efektif dikendalikan oleh kebijakan fiskal melalui pengeluaran pemerintah. Kesimpulannya adalah kebijakan fiskal lebih efektif dalam mengendalikan kurs di Indonesia baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Efektivitas tersebut berarti kebijakan atas penerimaan pajak dan pengeluaran pemerintah lebih efektif dalam menjaga stabilitas kurs dibandingkan dengan kebijakan suku bunga kredit dan jumlah uang beredar. Kebijakan fiskal yang ekspansif akan meningkatkan kemampuan produksi melalui naiknya investasi. Naiknya produksi yang mendorong ekspor akan memperkuat posisi kurs rupiah. Universita Sumatera Utara Dalam perekonomian terbuka, kebijakan fiskal juga mempengaruhi nilai tukar dan neraca perdagangan. Dalam kasus ekspansi fiskal, kenaikan suku bunga akibat pinjaman pemerintah menarik modal asing. Dalam upaya mereka untuk mendapatkan dollar lebih banyak untuk investasi asing tawaran sampai harga dolar, menyebabkan apresiasi nilai tukar dalam jangka pendek www. http:dimalouwrahel.blogspot.com201106kebijakan-fiskal.html, diakses 2 April 2013. Menurut Santoso 2009 Kebijakan fiskal melalui ekpansi fiskal, misalnya dengan menaikkan pengeluaran pemerintah dan menurunkan pajak akan menggeser kurva IS ke kanan dan kenaikan tersebut mengakibatkan tingkat bunga akan naik. Ketika tingkat bunga dalam negeri lebih tinggi dari tingkat bunga internasional, maka akan terjadi aliran dana masuk capital inflow. Aliran dana ini akan meningkatkan permintaaan domestik terhadap mata uang dalam negeri di pasar valuta asing, sehingga meningkatkan nilai tukar mata uang domestik. Apresiasi kurs ini membuat mata uang domestik relatif lebih mahal terhadap produk asing, hal ini mengurangi eksport netto. Berdasarkan pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa adanya kebijakan fiskal dalam arti terjadinya kenaikan government spending fiskal ekspansif akan menggerakkan kurva IS ke kanan. Akibatnya suku bunga domestik mengalami kenaikan dan terjadi capital inflow dari dunia internasional. Dengan kebijakan kurs yang flexible maka kenaikan permintaan terhadap Rupiah akan memungkinkan perubahan kurs yang menyebabkan harga tukar Rupiah meningkat apresiasi Rupiah. Universita Sumatera Utara

4.7.4. Analisis Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter Terhadap Inflasi