TAX sebesar 30,05 kemudian PDB sebesar 21,46 sedangkan yang paling kecil mempengaruhi GOV adalah INV sebesar 1,42.
Tabel 4.37. Rekomendasi Kebijakan Untuk GOV
Periode GOV
itu sendiri Terbesar 1
Terbesar 2
Jangka Pendek Periode 1
54,28 GOV
54,28 TAX
45,72 Jangka Menegah
Periode 20 39,61
GOV 39,61
TAX 34,93
Jangka Panjang Periode 60
30,07 GOV
30,07 TAX
30,05 Sumber : Tabel 4.36
Berdasarkan tabel 4.37 diketahui bahwa dalam jangka pendek kebijakan untuk mengendalikan pengeluaran pemerintah selain pengeluaran pemerintah itu
sendiri adalah dilakukan dengan peningkatan terhadap penerimaan pajak. Dalam jangka menengah dan jangka panjang selain dari pengeluaran pemerintah itu
sendiri juga dari penerimaan pajak. Hal tersebut berarti bahwa untuk meningkatkan pengeluaran pemerintah, maka pemerintah harus meningkatkan
penerimaan pajak, naiknya penerimaan pajak akan memungkinkan pemerintah untuk leluasa menggunakan sumber pajak untuk pembiayaan rutin dan
pembangunan.
4.6.3. Variance Decomposition of SBK
Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 4.38 diperoleh hasil bahwa SBK dalam jangka pendek periode  1, perkiraan error variance
sebesar 94,15 yang dijelaskan oleh SBK itu sendiri. Variabel lain yang paling besar mempengaruhi SBK sebagai variabel kebijakan selain SBK itu sendiri
adalah TAX sebesar 3,48 kemudian GOV sebesar 2,37, sedangkan variabel lainnya yaitu JUB, PDB, INV, KURS dan INF tidak mempengaruhi SBK.
Universita Sumatera Utara
Tabel 4.38. Varian Decomposition SBK
Variance Decomposition of SBK: Period  LOGTAX LOGGOV
SBK LOGJUB  LOGPDB  LOGINV LOGKURS
INF 1
3.483219   2.371247   94.14553   0.000000   0.000000   0.000000   0.000000   0.000000
2 3.574510   2.491636   85.90479   5.880005   0.074934   0.301896   0.028217   7.623954
3 3.313551   2.464349   76.25459   0.877970   0.793348   2.219784   1.445721   12.63069
4 2.974106   2.998159   68.30500   1.404606   0.716765   5.594098   3.431568   14.57570
20 3.416245   4.945447   53.90287   3.126643   3.419294   10.94243   6.806672   13.44039
21 3.465616   4.957904   53.73688   3.185530   3.555810   10.90701   6.793603   13.39765
22 3.515305   4.970716   53.57051   3.243330   3.694240   10.87166   6.780470   13.35376
23 3.565495   4.983180   53.40530   3.299654   3.834011   10.83620   6.766811   13.30935
60 5.227888   5.284026   48.31572   4.993395   8.328045   9.682628   6.254768   11.91353
Sumber : Lampiran-8
Dalam jangka menengah periode 20 perkiraan error variance SBK sebesar 53,90 yang dijelaskan oleh SBK itu sendiri. Variable lain yang terbesar
mempengaruhi SBK sebagai variabel kebijakan selain SBK itu sendiri adalah INF sebesar 13,44, kemudian INV sebesar 10,94, sedangkan variabel yang terkecil
mempengaruhi SBK adalah  JUB sebesar 3,13. Dalam jangka panjang periode 60 perkiraan error variance sebesar 48,32 dijelaskan oleh SBK itu sendiri.
Variable lain yang terbesar mempengaruhi SBK sebagai variabel kebijakan selain SBK itu sendiri adalah INF sebesar 11,91, kemudian INV sebesar 9,68
sedangkan variabel yang terkecil mempengaruhgi SBK adalah JUB sebesar 4,99.
Universita Sumatera Utara
Tabel 4.39. Rekomendasi Kebijakan Untuk SBK
Periode SBK
itu sendiri Terbesar 1
Terbesar 2
Jangka Pendek Periode 1
94,15 SBK
94,15 TAX
3,48 Jangka Menegah
Periode 20 53,90
SBK 53,90
INF 13,44
Jangka Panjang Periode 60
48,32 SBK
48,32 INF
11,91 Sumber : Tabel 4.38
Berdasarkan tabel 4.39 diketahui bahwa dalam jangka pendek kebijakan untuk mengendalikan suku bunga kredit selain suku bunga kredit itu sendiri juga
dengan peningkatan terhadap penerimaan pajak. Dalam jangka menengah dan jangka panjang juga selain dari suku bunga kredit itu sendiri pengendalian suku
bunga kredit juga melalui pengendalian inflasi. Hal tersebut dikarenakan kebijakan terhadap suku bunga kredit sangat tergantung dari stabilitas inflasi,
ketika terjadi kenaikan inflasi maka BI mengambil kebijakan dengan menurunkan suku bunga kredit agar investasi naik, jumlah uang beredar  turun dan inflasi
kembali stabil.
4.6.4. Variance Decomposition of JUB