PDB sebesar 13,82, kemudian GOV sebesar 11,61 sedangkan yang paling kecil mempengaruhi KURS adalah JUB sebesar 1,19.
Tabel 4.47. Rekomendasi Kebijakan Untuk KURS
Periode dan Persentase KURS
itu sendiri Terbesar 1
Terbesar 2
Jangka Pendek Periode 1
78,35 KURS
78,35 PDB
15,88 Jangka Menegah
Periode 20 52,54
KURS 52,54
PDB 13,82
Jangka Panjang Periode 60
52,53 KURS
52,53 PDB
13,82 Sumber : Tabel 4.46
Berdasarkan tabel 4.47 diketahui bahwa kebijakan untuk mengendalikan nilai tukar ternyata dari nilai tukar itu sendiri baik jangka pendek, jangka
menengah maupun jangka panjang. Kemudian variabel lain yang bisa dijadikan rekomendasi  untuk pengendalian kurs dalam jangka pendek, menengah maupun
jangka panjang adalah produk domestik bruto. Naiknya produk domestik bruto akan meningkatkan pengeluaran pemerintah, naiknya pengeluaran pemerintah
yang ditujukan untuk peningkatan ekspor akan meningkatkan devisa negara sehingga memperkuat nilai tukar dipasar, khususnya terhadap US Dollar.
4.6.8. Variance Decomposition of INF
Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 4.48 diperoleh hasil bahwa INF dalam jangka pendek periode 1,  perkiraan error variance
sebesar 3,86 dijelaskan oleh INF itu sendiri. Variabel yang paling besar mempengaruhi INF sebagai variabel kebijakan adalah SBK sebesar 90,47,
kemudian INF itu sendiri sebesar 3,86, sedangkan yang paling kecil mempengaruhi INF adalah INV sebesar 0,31
Universita Sumatera Utara
Tabel 4.48. Varian Decomposition INF
Variance Decomposition of INF: Period  LOGTAX LOGGOV
SBK LOGJUB  LOGPDB  LOGINV LOGKURS
INF 1
2.846915   1.787982   90.47221   0.288325   0.018051   0.305269   0.421087   3.860159
2 3.169373   1.743488   87.64297   0.963225   0.092830   0.734335   1.237707   4.416074
3 3.191789   1.781403   85.56744   0.943648   1.178019   0.719208   1.212943   5.405549
4 3.136634   1.757211   84.08422   0.928433   1.428982   1.057956   1.311505   6.295063
20 3.067179   2.014860   79.15991   1.031400   1.809063   3.323977   2.379197   7.214410
21 3.072405   2.016412   79.13759   1.036078   1.823496   3.322972   2.378812   7.212233
22 3.077598   2.017699   79.11620   1.040651   1.837380   3.322006   2.378340   7.210124
23 3.082681   2.018889   79.09542   1.045256   1.850736   3.321066   2.377868   7.208078
60 3.246908   2.077484   78.34167   1.230147   2.299602   3.289989   2.374480   7.139722
Sumber : Lampiran-8
Dalam jangka menengah periode 20 perkiraan error variance sebesar 7,21 dijelaskan oleh INF itu sendiri. Variable yang paling besar mempengaruhi
INF sebagai variabel kebijakan adalah SBK sebesar 79,16, kemudian INF itu sendiri sebesar 7,21, sedangkan yang paling kecil mempengaruhi INF adalah
JUB sebesar 1,03.  Dalam jangka panjang periode 60 perkiraan error variance sebesar 7,14 dijelaskan oleh INF itu sendiri. Variable yang paling besar
mempengaruhi INF sebagai variabel kebijakan adalah SBK sebesar 78,34, kemudian INF itu sendiri sebesar 7,14, sedangkan yang paling kecil
mempengaruhi INF adalah JUB sebesar 1,23.
Tabel 4.49. Rekomendasi Kebijakan Untuk INF
Periode dan Persentase INF
itu sendiri Terbesar 1
Terbesar 2
Jangka Pendek Periode 1
3,86 SBK
90,47 INF
3,86 Jangka Menegah
Periode 20 7,21
SBK 79,16
INF 7,21
Jangka Panjang Periode 60
7,14 SBK
78,34 INF
7,14 Sumber : Tabel 4.48
Universita Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 4.49 diketahui bahwa kebijakan untuk mengendalikan inflasi baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang, pengendalian
inflasi dilakukan melalui suku bunga kredit. Naiknya suku bunga kredit berdampak pada pengalihan penggunaan uang untuk investasi ke konsumsi
sehingga meningkatkan jumlah uang beredar yang akan mendorong naiknya inflasi. Sedangkan turunnya suku bunga kredit akan  meningkatkan investasi dan
menurunkan jumlah uang beredar dan mendorong turunnya inflasi.
4.7. Analisis Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter Terhadap Stabilitas Ekonomi Makro.