BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Perkembangan Perekonomian Indonesia Terkini
Perekonomian global masih menunjukkan perlambatan sebagaimana tercermin dari perkiraan merosotnya perekonomian negara-negara maju yang
lebih besar dari perkiraan semula. Kondisi pasar keuangan global juga masih rapuh dengan banyaknya laporan kerugian lembaga keuangan dunia. Hal tersebut
memberikan dampak negatif bagi perkembangan ekonomi di kawasan, terutama bagi negara-negara yang mengandalkan ekspor ke negara maju, termasuk
Indonesia. Sementara itu, keketatan likuiditas global masih terus berlangsung dan diikuti oleh meningkatnya persepsi risiko emerging market.
Hingga triwulan terakhir tahun 2012, perkembangan indikator ekonomi di berbagai daerah di indonesia mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang masih
cukup tinggi diikuti oleh terkendalinya tekanan inflasi. Permintaan domestik yang masih kuat berdampak positif bagi kinerja sektor utama daerah sehingga secara
keseluruhan dapat menopang pertumbuhan ekonomi. Di samping itu, penyaluran kredit perbankan yang masih tumbuh cukup tinggi di daerah turut berkontribusi
pada kuatnya pertumbuhan ekonomi. Namun, akselerasi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tertahan oleh kinerja ekspor di seluruh kawasan yang belum
menunjukkan perbaikan yang berarti akibat masih lemahnya permintaan dunia. Untuk keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi nasional selain masih ditopang
oleh kontribusi ekonomi Kawasan Jawa dan Kawasan Jakarta yang tetap besar, juga didukung kontribusi ekonomi KTI yang mengalami peningkatan.
Universita Sumatera Utara
Berita resmi terbaru Badan Pusat Statistik BPS mencatat perekonomian Indonesia yang tetap berada pada kisaran 6 persen. Secara triwulanan,
perekonomian pada triwulan III 2012 juga tumbuh sebesar 3,21 persen dibanding triwulan sebelumnya. Dengan kinerja pertumbuhan yang relatif stabil ini,
kalangan ekonom memprediksi ekonomi Indonesia tahun 2012 akan tumbuh pada kisaran 6,2-6,3 persen. Meski sedikit di bawah target APBN 2012 sebesar 6,5
persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap solid di tengah perlambatan ekonomi global didorong oleh tingginya permintaan domestik yang berasal dari
konsumsi rumah tangga dan investasi. Sementara itu, pada triwulan III 2012 pengeluaran pemerintah yang juga merupakan komponen pendukung
pertumbuhan ekonomi, mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Senada dengan pengeluaran Pemerintah, kinerja ekspor impor juga mengalami
penurunan sebagai akibat perlambatan ekonomi di negara-negara tujuan utama ekspor.
Komponen pertumbuhan yang juga mengalami penurunan adalah pengeluaran pemerintah yang turun sebesar 0,07 persen q.t.q, atau turun 3,22
persen y.o.y
Prospek ekonomi pada tahun 2013 diperkirakan membaik. Hal ini ditopang oleh permintaan domestik yang menguat, dan perekonomian global yang
diperkirakan mulai menunjukkan perbaikan. Meski demikian, beberapa tantangan dibanding tahun sebelumnya. Namun, komponen ini diperkirakan
akan meningkat pada triwulan IV 2012 mengingat pada tahun – tahun sebelumnya pengeluaran pemerintah selalu meningkat pada akhir tahun. Realisasi pengeluaran
belanja pemerintah khususnya yang berasal dari pengeluaran belanja pegawai dan belanja barang pemerintah sipil akan memberikan kontribusi yang cukup besar
dalam mendukung pembentukan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2012.
Universita Sumatera Utara
yang cukup berat masih membayangi prospek ekonomi. Di sisi eksternal, prospek pemulihan ekonomi global masih rentan dibayangi ketidakpastian sehingga
berpotensi memberikan tekanan pada kinerja ekspor daerah. Tantangan di sisi domestik antara lain terkait kenaikan tarif tenaga listrik TTL, gasLPG, dan
Upah Minimum Provinsi UMP yang naik signifikan berpotensi menimbulkan ketidakpastian usaha dan inflasi, meskipun di sisi lain dapat memberikan jaminan
yang lebih baik bagi kesejahteraan buruh. Di sisi inflasi, inflasi pada tahun 2013 diprakirakan dapat tetap terjaga di
kisaran yang mendukung pada pencapaian sasaran inflasi nasional 4,5±1. Prospek inflasi yang terkendali tersebut didukung oleh prakiraan peningkatan
pasokan pangan dan terkelolanya permintaan sesuai dengan kapasitas perekonomian. Meskipun demikian, beberapa hal yang perlu dicermati antara lain
terkait dampak kenaikan UMP pada harga-harga umum, harga energi dan beberapa rencana penerapan kebijakan harga barang dan jasa lainnya.
Menghadapi hal tersebut, langkah-langkah antisipasi yang terkoordinasi di daerah, khususnya melalui Tim Pengndalian Inflasi TPID di daerah, perlu terus
diperkuat untuk menjaga stabilitas harga. Kondisi perekonomian global yang belum pulih dan adanya kemungkinan
perluasan intensitas dan skala krisis membuat kita semua harus tetap waspada dan berhati-hati dalam menyikapi perkembangan yang ada. Tetap menjaga kestabilan
dan kekuatan fundamental ekonomi melalui peningkatan iklim investasi dengan pembangunan infrastruktur dan pembenahan jalur birokrasi investasi, serta
peningkatan kualitas belanja pemerintah menjadi beberapa agenda kebijakan pokok yang harus dijalankan untuk menjaga dan meningkatkan trend serta
kualitas pertumbuhan ekonomi tahun 2013.
Universita Sumatera Utara
Dalam tahun 2012-2013, Bank Indonesia akan mengoptimalkan peran bauran kebijakan moneter untuk menjaga inflasi tetap berada di dalam kisaran
sasarannya serta mendorong pertumbuhan ekonomi dalam rangka mencegah risiko perlambatan ekonomi global. Sementara di bidang perbankan, Bank
Indonesia akan meningkatkan efisiensi perbankan untuk mengoptimalkan kontribusinya dalam perekonomian dengan tetap memperkuat ketahanan
perbankan. Dalam kaitan ini, dibutuhkan koordinasi kebijakan yang semakin solid
antara Bank Indonesia dengan Pemerintah, moneter dan fiskal khususnya melalui Tim Pengendalian Inflasi TPI dan TPID, memiliki peran penting dalam
mendukung pencapaian sasaran inflasi 2013.
4.2. Perkembangan Variabel Penelitian