Keempat, belajar dilakukan karena adanya kebutuhan, yang menimbulkan ketegangan dan mesti dipenuhi, sehingga mendorong
individu untuk mempergunakan pikiran dalam memenuhi kebutuhan
tersebut.
Cara untuk meningkatkan prestasi belajar dapat dilaksanakan dengan usaha-usaha sebagai berikut: pertama, peserta didik akan
berhasil kalau berusaha semaksimal mungkin dengan cara belajar yang efisien sehingga mempertinggi prestasi hasil belajar. Kedua, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan prestasi belajar, antara lain keadaan jasmani, keadaan sosial emosional,
lingkungan, memulai pelajaran, membagi pekerjaan, kontrol, sikap yang optimistis, menggunakan waktu, cara mempelajari buku, dan
mempertinggi kecepatan membaca peserta didik. Ketiga, untuk melancarkan belajar dan meningkatkan prestasi belajar dapat dibentuk
dengan kelompok belajar, rajin membaca, mengerjakan tugas dengan segera dan menjaga keesehatan Mulyasa, 2006:195.
3. Model Cooperative Learning Tipe STAD
a. Pengertian Model Cooperative Learning Tipe STAD
Model cooperative learning menurut Sanjaya dalam Rusman 2010:203 mengatakan bahwa cooperative learning merupakan
kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Sependapat dengan Priyanto 2007:189 dalam Made Wena 2009
mengatakan bahwa cooperative learning merupakan salah satu model
pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu dan prinsip dasar cooperative learning adalah siswa membentuk kelompok
kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam model cooperative learning, siswa akan duduk bersama dalam
kelompok yang beranggotakan empat sampai enam orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru.
Proses kegiatan pembelajarannya menurut Rusman 2011:201 model cooperative learning, guru lebih berperan sebagai fasilitator
yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman dan memberikan pengetahuan pada siswa yang mempunyai kesempatan
untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri. Sependapat dengan pernyataan
Sugiyanto 2010:40 bahwa dalam model cooperative learning siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa melalui
kerja kelompok. Dalam penelitian ini menggunakan model cooperative learning
tipe STAD. Model Student Teams Achievement Division STAD
menurut Hanafiah dan Cucu 2012:44 merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil. Model cooperative
learning tipe STAD adalah metode belajar kelompok paling sederhana
yang digunakan oleh para guru untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal
maupun tertulis Sugiyanto, 2010:44.
Sedangkan menurut Slavin 2007 dalam Rusman 2011:213 model STAD Student Teams Achievement Division merupakan variasi
pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti, sangat mudah dan paling tepat untuk mengajarkan materi-materi pelajaran ilmu pasti
digunakan dalam matematika, IPA, IPS, PKn, bahasa Inggris, teknik dan konsep-konsep sains lainnya pada jenjang pendidikan dari tingkat
sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model cooperative learning tipe STAD adalah suatu metode
pembelajaran yang paling sederhana dengan membentuk kelompok kecil untuk mempermudah guru dalam proses pembelajaran yang bahan
pelajarannya sudah pasti. b.
Langkah-langkah Cooperative Learning Tipe STAD
Langkah-langkah cooperative learning tipe STAD menurut Rusman 2011:215-216 adalah sebagai berikut:
1 Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2 Pembagian Kelompok
Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen berragam, baik jenis kelamin, ras,
etnik, maupun kemampuan tinggi, sedang, rendah 3
Presentasi dari Guru Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu
menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai serta pentingnya
pokok bahasan yang akan dipelajari dan pentingnya guru untuk memberikan motivasi agar siswa dapat belajar dengan aktif dan
kreatif. 4
Kegiatan Belajar dalam Tim kerja Tim Siswa belajar dalam kelompok yang dibagi secara heterogen yang
telah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan
masing-masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan
bantuan bila diperlukan. 5
Kuis Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang
materi yang dipelajari dan melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara
individual dan tidak dibenarkan bekerja sama untuk menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam
memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60,75,84 dan seterusnya
sesuai dengan tingkat kesulitan siswa. 6
Penghargaan Prestasi Tim Pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok yang dilakukan
guru adalah untuk memotivasi siswa dalam belajar secara individual ataupun kelompok.
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning Tipe STAD