Yogyakarta, 30 November 2016
39
2. Pemberian pelatihan tentang pengolahan produk kerajinan dari bagian tumbuhan
untuk alat minum dengan sterilisasi menggunakan autoklaf dan oven sederhana serta penggunaan kemasan agar produk tidak berjamur dan timbul serbuk.
Pemberian pelatihan diberikan secara intensif kepada 2 mitra. Pelatihan dilakukan dengan teknik demonstrasi oleh Tim IbM yang dilanjutkan dengan uji coba oleh mitra kemudian
diakhiri dengan diskusi. Pada pengolahan produk diperkenalkan proses sterilisasi produk yang selama ini belum pernah diketahui oleh mitra. Hal ini penting karena produk ini
merupakan alat minum yang sekaligus sumber bahan baku ekstrak yang akan diminum sehingga keamanannya harus terjamin. Proses sterilisasi yang diajarkan yaitu
menggunakan autoklaf dan oven inovasi. Selain itu dilatih penggunaan kemasan untuk produknya agar aman dan bertahan lama.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelatihan, Tim IbM akan membuat bahan evaluasi dengan membandingkan kondisi awal sebelum kegiatan dan akhir sesudah
kegiatan. Evaluasi dilakukan dengan kuisioner.
3. Peningkatan target konsumen melalui diversifikasi produk kerajinan dan inovasi teknik penjualan
Kegiatan ini seoptimal mungkin memberikan pelatihan diversifikasi produk kerajinan yang dijual. Diversifikasi berbasis respon konsumen, sebelumnya telah dilakukan survei
pendahuluan ke pembeli kerajinan akar pasak bumi mengenai bentuk-bentuk kerajinan akar pasak bumi yang lebihh disukai. Sejumlah 70 responden menyukai bentuk cangkir
yang mungil, 25 menyukai bentuk gelas bentuk yang telah beredar selama ini dan 5 menginginkan bentuk sedotan.
Sementara itu untuk pencapaian penjualan akan dilakukan inovasi sebagai berikut : c.
Bekerjasama sama dengan Dekranasda Kalimantan Barat untuk penjualan produk kerajinan akar pasak bumi di galeri Dekranasda dan Dekranasda membantu jejaring untuk
penjualannya d.
Teknik penjualan secara
online
yang akan dimasukan dalam bisnis
online
Tim IbM Universitas Tanjungpura. Beberapa langkah yang akan dilakukan terkait dengan
penjualan secara
online
: 1.
Kontinuitas produksi Pihak Mitra diberikan motivasi berusaha secara matang sehingga memberikan
semangat untuk meningkatkan produksinya dan mampu berinovasi.
40
2. Kualitas produk
Pihak Mitra dan Tim IbM Universitas Tanjungpura menciptakan kemasan yang aman dan menjaga kualitas produk
3. Jejaring transportasi
Pihak Mitra dan Tim IbM Universitas Tanjungpura bekerjasama dalam pendistribusian produk.
4. Memberikan pelatihan tentang permodalan dan mengenalkan dengan
stakeholder
yang tertarik dengan potensi kerajinan akar pasak bumi
Tim IbM bekerjasama dengan Bank Kalbar memberikan pelatihan permodalan dan mengajak Bank kalbar untuk berpartsispasi aktif meningkatkan permodalan para perajin
akar pasak bumi. Pelatihan dan forum diskusi intensif dilakukan sebulan sekali selama 8 bulan
HASIL DAN PEMBAHASAN Koordinasi Tim IbM Universitas Tanjungpura dengan Mitra
Pelaksanaan kegiatan IbM ini dimulai dengan koordinasi dalam langkah-langkah kegiatan bersama Mitra I dan Mitra II. Koordinasi sangat penting agar kegiatan yang dilakukan
mencapai sasaran yang ditargetkan. Selain itu koordinasi juga menciptakan suasana kemitraan menjadi lebih bermakna karena masing-masing mempunyai peran yang sama untuk
mengeluarkan ide dan penyelesaian masalah yang dihadapi oleh mitra. Koordinasi melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan bagi keberlanjutan program ini sebagai
stakeholder
seperti Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kalimantan Barat dan Bank Kalbar.
Gambar 1. Persiapan koordinasi dengan Mitra I dan Mitra II