Mangrovisasi Memberikan pelatihan tentang permodalan dan mengenalkan dengan
                                                                                Yogyakarta, 30 November 2016
31
HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Program IbM Penjuah Kepah
Persiapan pelaksanaan program IbM dilakukan dengan melaksanakan koordinasi antara Tim  IbM  Universitas  Tanjungpura  dengan  pihak  mitra  I  dan  II  yaitu  penjual  kepah  di  Desa
Peniti, Kabupaten Mempawah. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan penyelesaian adminitrasi berupa  pemberitahuan  secara  resmi  kepada  pihak  aparat  Desa  Peniti  untuk  izin  pelaksanaan
kegiatan ini. Selain itu kegiatan ini juga diketahui oleh masyarakat di sekitar Mitra I dan II agar berdampak luas bagi pengembangan penjualan kepah.
Gambar 1. Persiapan Tim IbM Universitas Tanjungpura
Program Mangrovisasi
Program  mangrovisasi  dilakukan  terlebih  dahulu  dalam  kegiatan  IbM  ini  karena diperlukan  waktu  yang  lama  untuk  memantau  keberhasilan  program  ini.  Lokasi  program
mangrovisasi  dikoordinasikan  dengan  aparat  desa  dan  karang  taruna  sehingga  dapat mendukung pemberdayaan masyarakat desa. Sebelum dilakukan mangrovisasi juga dipetakan
area yang menjadi tempat kepah. Lokasi mangrovisasi diutamakan pesisir pantai yang belum ada  mangrovnya,  setelah  itu  dilanjutkan  ke  pesisir  pantai  yang  mangrovnya  rusak.  Program
mangrovisasi  selain  untuk  mencegah  abrasi  pantai  oleh  air  laut  juga  memberikan  ruang berkembang biak bagi kepah.
32
Gambar 2. Lokasi mangrovisasi
Diversifikasi Produk Makanan Berbasis Daging Kepah
Kegiatan  program    ipteks  bagi  masyarakat  IbM  penjual  kepah  selanjutnya  adalah memberikan  pelatihan  pengolahan  daging  kepah  menjadi  produk  makanan  yang  bergizi  dan
bernilai  jual  tinggi.  Pelatihan  dilakukan  terhadap  mitra  dan  ibu-ibu  PKK  Desa  Peniti. Kebersamaan kegiatan antara mitra IbM dengan ibu-ibu PKK menunjukkan kegiatan IbM ini
berdampak  luas  terhadap  kegiatan  ekonomi  di  Desa  Peniti.  Produk  makanan  yang  dijadikan target kegiatan adalah keripik, kerupuk, abon dan dendeng daging kepah.
Gambar 3. Tim IbM dengan mahasiswa bersama mitra IbM
Yogyakarta, 30 November 2016
33
Gambar 4. Tim IbM melakukan diskusi dengan Mitra Pelatihan  dilakukan  dengan  cara  demonstrasi  memasak  dan  pemberian  resep  makanan
yang telah dilakukan oleh Tim IbM. Produk makanan yang dihasilkan kemudian dilakukan uji rasa  oleh  mitra  dan  ibu-ibu  PKK  Desa  Peniti  sebagai  responden.  Tim  IbM  Universitas
Tanjungpura  juga  memberikan  informasi  cara  pengemasan  dan  pemasaran  produk  olahan makanan berbasis daging kepang ini serta informasi pendaftarannya di Dinas Kesehatan untuk
mendapatkan sertifikat laik sehat. Mitra dan ibu-ibu PKK Desa Peniti menunjukkan perhatian dan respon  yang tinggi  untuk  melakukan produksi  berbagai  olahan makanan dalam kegiatan
ekonominya.
Kerajinan Tangan dan Adsorben Berbasis Cangkang Kepah
Pembuatan kerajinan tangan berbasis cangkang kepah dilakukan dengan cara demonstrasi kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan variasi kerajinan tangan oleh mitra dan ibu-ibu PKK
dengan  bahan  baku  yang  telah  disiapkan  Tim  IbM.  Kerajinan  tangan  yang  dibuat  meliputi hiasan lampu, hiasan jendela, tempat
tissue
dan lain-lain. Cangkang kepah juga dapat dijadikan karbon aktif yang berfungsi sebagai adsorben untuk
penjernihan air. Hal ini dilakukan karena air di sekitar tempat tinggal mitra menunjukkan warna kecoklatan dan kotor. Adsorben yang dihasilkan dapat digunakan untuk kehidupan masyarakat
sekitar mitra maupun diproduksi untuk dijual.
34
Evaluasi Program IbM
Berdasarkan hasil evaluasi program-program yang diberikan oleh Tim IbM Universitas Tanjungpura  mendapatkan  respon  memuaskan  100.  Sementara  mitra  merasa  mendapatkan
transfer ilmu pengetahuan dan teknologi sebesar 100 dengan pelatihan berbagai olahan jenis makanan  berbasis  kepah  dan  kerajinan  tangan  berbasis  kerang.  Keinginan  program  IbM  ini
dilakukan lagi di desa mereka dengan program inovasi lainnya memberikan keinginan sebesar 100.
KESIMPULAN
Mitra  I  dan  II  Penjual  Kepah  dan  masyarakat  sekitar  mitra  I  dan  II  di  Desa  Peniti Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat memberikan respon  yang positif terhadap
Tim IbM Universitas Tanjungpura. Mitra I dan II dapat meningkatkan penghasilannya melalui diversifikasi  produk  olahan  makanan  berbasis  daging  kepang  dan  kerajinan  tangan  berbasis
cangkang kepah.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis  mengucapkan  terimakasih  kepada  DRPM  Kementerian  Riset,  Teknologi  dan Pendidikan Tinggi RI atas pendanaan kegiatan IbM ini pada tahun anggaran 2016. Penulis juga
mengucapkan  terimakasih  kepada
Reviewer
Dikti  atas  masukan  dan  sarannya  untuk penyempurnaan kegiatan IbM ini.
DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik Kota Pontianak. 2010. Sensus Penduduk Tahun 2010 Kabupaten Pontianak
Biro Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat. 2014, Kalimantan Barat dalam Angka 2013
Kresnasari, D.. 2010. Analisis Bioekologi : Sebaran Ukuran Kerang Totok
Polymesoda erosa
Di Segara Anakan Cilacap.
Tesis
. Universitas Diponegoro. Semarang
Listyaningsih,  D.D..,  Yulianda,  F.  dan  Ardli,  E.R.  2013.    Kajian  Degradasi  Ekosistem Mangrove  Terhadap  Populasi
Polymesoda  erosa
di  Segara  Anakan,  Cilacap.
Forum Geografi
. 27 1. 1-10
Ningsih,  R.P.,  Wahyuni,  N.  dan  Destiarti,  L..  2014.  Sintesis  Hidroksiapatit  dari  Cangkang Kerang  Kepah
Polymesoda  erosa
dengan  Variasi  Waktu  Pengadukan.
J.  Kimia Khatulistiwa
. 3 1. 22-26
Yogyakarta, 30 November 2016
35
Supriyantini,  E.,  Widowati,  I.,  dan  Ambriyanto.  2007.  Kandungan  Asam  Lemak  Omega  3 Asam Linoleat pada Kerang Totok
Polymesoda erosa
yang Diberi Pakan
Tetraselmis chuii
dan
Skeletonema costatum
.
J. Ilmu Kelautan
. 12 2. 97-104
36
PEMBERDAYAAN PERAJIN AKAR PASAK BUMI
Eurycoma longifolia
Jack MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK DAN INFORMASI PENGGUNAANNYA
SECARA TEPAT Ari Widiyantoro
1
, Sri Luliana
2
, Sri Wahdaningsih
3
1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak
2
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjunpura, Pontianak
3
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura, Pontianak email: widikimiayahoo.com
ABSTRAK
Perajin  akar  pasak  bumi  Eurycoma  longifolia  Jack  merupakan  salah  satu  kegiatan ekonomi  kreatif  yang  bergantung  dari  ketersediaan  akar  pasak  bumi.  Pembukaan  hutan  menjadi
lahan perkebunan sawit di Provinsi Kalimantan Barat menyebabkan habitat tumbuhan ini menjadi menyempit. Perajin akar pasak bumi makin sulit menemukan tumbuhan pasak bumi.Oleh karena itu
diperlukan  usaha  pemberdayaan  perajin  akar  bumi  melalui  diversifikasi  produk  dengan pendampingan terhadap perajin dalam memilih bahan baku yang berbasis khasiat bagi kesehatan
dan informasi penggunaannya secara tepat. Kegiatan pemberdayaan ini dilakukan selama 3 bulan melalui pendampingan, diskusi dan pelatihan manajemen pengemasan dan pemasaran. Bahan baku
alternatif  yang  dipilih  untuk  diversifikasi  produk  adalah  kayu  sepang  Caesalpinia  sappan  L., manggis  Garcinia  mangostana  L.,  dan  nangka  Artocarpus  heterophyllus.  Pemilihan  kayu
tersebut berdasarkan khasiatnya untuk kesehatan.Setelah dilakukan produksi dengan berbagai kayu perajin mengalami peningkatan permintaan sebesar 75. Evaluasi kegiatan menunjukkan perajin
100  mengalami  peningkatan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi,  100  mendapatkan  kepuasan bermitra dengan Tim IbM, dan  100 berharap dapat bermitra kembali untuk kegiatan lainnya.
Kata kunci : pemberdayaan, perajin akar pasak bumi, diversifikasi produk,
ABSTRACT
Craftsmen  of  roots  of  Eurycoma  longifolia  Jack    is  one  creative  economic  activities  that depend on the availability of the roots of Eurycoma longifolia Jack. Clearing of forests into oil palm
plantations in West Kalimantan Province, causing the plant habitats become narrowed. Craftsmen of roots of Eurycoma longifolia Jack  increasingly difficult to find Eurycoma longifolia Jack plants.
Because it takes effort to empower craftsmen of roots of Eurycoma longifolia Jack through product diversification by assistance to craftsmen in choosing raw materials-based health giving properties
and use information appropriately. This empowerment activities carried out during the thr ee months through mentoring, discussion and management of packaging and marketing training. The selected
alternative  raw  materials  for  product  diversification  are  Caesalpinia  sappan  L.,  Garcinia mangostana L. and Artocarpus heterophyllus wood. Selection is based on the properties of wood for
the production of health. Product diversification with various wood by craftsmen   have increased demand by 75. Evaluation shows craftsmen 100 increase science and technology, a 100 gain
satisfaction partnered with IbM Team, and 100 look forward to partnering back for other activities
Keywords :  empowerment, craftsmen of root of Eurycoma longifolia Jack, product diversification
PENDAHULUAN
Program Indonesia Sehat 2010 ternyata belum sepenuhnya tercapai. Salah satu hal yang perlu ditingkatkan adalah
self medication
yaitu pengobatan secara mandiri termasuk di dalamya menjaga kesehatan karena kesadaran pribadi. Perajin Akar Pasak Bumi merupakan salah satu
Yogyakarta, 30 November 2016
37
penggiat ekonomi yang mendukung
self medication
. Perajin akar pasak bumi perlu diberikan berbagai inovasi  produk  dan inovasi  bahan baku, hal  ini dilakukan untuk  memperoleh pasar
yang signifikan sehingga pendapatan bisa bertambah. Motivasi dalam berwirausaha dan inovasi produk  memberikan  pengaruh  yang  besar  terhadap  hasil  pemasaran  Yunal  dan  Indriyani,
2013.  Inovasi  produk  berdasarkan  hasil  penelitian  menunjukkan  pengaruh  yang  positif  dan signifikan  terhadap  pertumbuhan  ekonomi  Indriani  dan  Prasetyowati,  2008.  Selain  itu
pertumbuhan ekonomi kreatif akan mendukung industri pariwisata Suparwoko, 2010. Kondisi ini memberikan inspirasi kepada Tim IbM Universitas Tanjungpura untuk memberikan transfer
ilmu pengetahuan dan teknologi berupa inovasi bahan baku dan inovasi produk bagi 2 mitra IbM agar dapat meningkatkan penghasilannya.
Kegiatan  IbM  Iptek  bagi  Masyarakat  merupakan  solusi  penyelesaian  permasalahan yang terjadi pada 2 Mitra IbM yang disepakati bersama antara Tim IbM dan Mitra. Solusi yang
ditawarkan  didasarkan  pada  prioritas  permasalahan  yang  dihadapi  mitra  yaitu  Perajin  Akar Pasak  Bumi  Desa  Pasak  Kecamatan  Sungai  Ambawang  dan  Perajin  Akar  Pasak  Bumi  Desa
Mega  Timur  Kecamatan  Sungai  Ambawang,  Kabupaten  Kubu  Raya,  Provinsi  Kalimantan Barat.
Berdasarkan Kalimantan Barat dalam Angka, 2014 BPS Kalimantan Barat Kabupaten Kubu Raya merupakan pemekaran dari Kabupaten Mempawah dengan Undang-Undang Nomor
35 Tahun 2007 yang terdiri atas 9 kecamatan, 101 desa dan 370 dusun. Penduduk Kabupaten Kubu  Raya  terdiri  atas  suku  Melayu  30,10,  China  27,20,    Bugis  13,10,  Jawa
11,70, Madura 6,40, Dayak dan lainnya. Sebagian besar perekonomian Kabupaten Kubu Raya  bertumpu  pada  pertanian,  perdagangan  dan  perikanan  Biro  Pusat  Statistik  Kabupaten
Kubu Raya, 2014; Biro Pusat Statistik Provinsi Kalbar, 2014. Kecamatan Sungai Ambawang merupakan salah satu kecamatan dalam Kabupaten Kubu Raya. Kecamatan Sungai Ambawang
terdiri atas 12 desa dan 48 dusun dengan total luas wilayah 726,10 km
2
. Desa Pasak dan Desa Mega Timur di Kecamatan Ambawang merupakan dua desa yang
terdapat  beberapa  perajin  akar  pasak  bumi.  Beberapa  karakteristik  permasalahan  terungkap dalam  wawancara  dengan  Tim  IbM  Untan  untuk  mengklasifikasikan  dan  mencari  solusi
sehingga bisa diperoleh suatu kesepakatan. Mitra I adalah Perajin Akar Pasak Bumi yang telah bekerja sejak 1990. Bahan baku masih mengandalkan ketersediaan dari hasil hutan. Produksi
dilakukan secara sederhana dengan pisau. Produk kerajinan akar pasak bumi berupa gelas dijual kepada pihak kedua dengan cara dititipkan di sentra wisata. Harga per gelas 100 mL seharga
Rp.  15.000,-.Pihak  kedua  menjual  dengan  harga  Rp.  30.000,-  Mitra  II  adalah  Perajin  Akar Pasak Bumi yang memulai usahanya sejak 1994. Bahan baku diambil dari perambah hutan yang
38
membawa akar pasak bumi. Produksi menggunakan alat pisau. Penampung produk kerajinan berada di kios-kios area stadion PSP Pontianak. Harga per gelas 100 mL Rp. 20.000,-. Pihak
kedua menjualnya Rp. 40.000,-. Berdasarkan permasalahan mitra-mitra tersebut disepakati solusi untuk Mitra I  dengan
kegiatan  1  diversifikasi  bentukmodel  kerajinan  akar  pasak  bumi  2  peningkatan  kualitas produk melalui pemberian cara penggunaan sehingga khasiatnya dapat muncul dan aman 3
peningkatan  target  konsumen  melalui  diversifikasi  bahan  baku  produk  kerajinan  berbasis tumbuhan  obat  lokal  4  peningkatan  manajemen  usaha  melalui  pengenalan  permodalan
perbankan  bekerjasama  dengan  Bank  Kalbar  sedangkan  pada  Mitra  II  dengan  kegiatan  1 diversifikasi bentukmodel kerajinan akar pasak bumi 2 sama dengan Mitra I 3 diversifikasi
bahan  baku  kerajinan  berbasis  tanaman  obat  lokal  4  sama  dengan  Mitra  I.  Indikator peningkatan  dianalisis  secara  persentase  dengan  memperhatikan  kondisi  awal  dan  setelah
kegiatan serta evaluasi faktor-faktor pendukung dan penghambat.
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan oleh Tim IbM Universitas Tanjungpura terhadap Mitra I dan II untuk pemecahan masalahnya berlangsung selama 3 bulan efektif tetapi secara keseluruhan dari
awal  sampai  akhir  diperlukan  8  bulan  untuk  bermitra  dalam  kegiatan  ini.  Kegiatan  ini memerlukan adaptasi dan saling pemahaman antara Tim IbM Universitas Tanjungpura dengan
mitra agar transfer ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan dengan baik. Beberapa langkah penyelesaian permasalahan dapat diuraikan sebagai berikut :
                