Candi Boko Prosiding Seminar Nasional Seri 6 Pengabdian 2016

218 Jawa bermakna “raja Heron” merupakan ayah dari Roro Jonggrang, yang kemudian menjadi nama candi utama di dalam komplek candi Prambanan. Ratu Boko merupakan bekas kompleks istana yang sangat luas. Keseluruhan luas kompleks ini mencapai 250.000 m² yang terdiri dari empat bagian: Tengah, barat, tenggara dan timur. Ratu Boko menyediakan tiket dalam dua kategoripaket. Untuk kategori reguler harganya Rp25.000 sudah termasuk parkir. Tiket kategori ini berlaku dari mulai buka sampai pukul tiga sore. Setelah pukul tiga sore maka tiket akan masuk kategori kedua yakni sunset dengan harga sebesar Rp100.000.

c. Candi Ijo

Gambar 6 Candi Ijo Gumuk Ijo yang memiliki ketinggian sekitar 410 mdpl. Candi Ijo merupakan sebuah komplek percandian yang memiliki tingkatan untuk masuk ke candi utama. Di sebelah barat candi utama terdapat reruntuhan candi. Sedangkan bergeser ke sebelah timur terdapat candi utama bersama tiga candi perwara. Peletakan candi didasarkan pada kesakralan tiap bangunan. Terdapat lingga di dalam candi utama. Candi Ijo merupakan candi Hindu. Namun disini terdapat suatu pertukaran budaya atau akulturasi dengan agama budha yang terlihat pada adanya kala makara dengan motif kepala ganda yang biasanya hanya terdapat pada candi budha. Candi lain yang memiliki kalamakara serupa yakni candi plaosan, ngawen, dan candi sari. Selain itu pula terdapat arca perempuan dan lelaki yang melayang yang menggambarkan adanya harmonisme dewa siwa dan dewi uma, serta sebagai penolak roh - roh jahat. Selain itu juga kedua patung tersebut adalah perlambang terciptanya alam semesta. Candi ijo berjarak sekitar 4 kilometer dari Ratu boko. Berada pada dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Yogyakarta, 30 November 2016 219

d. Candi Barong

Gambar 7 Candi Barong Candi Barong terletak di perbukitan Batur Agung, tepatnya berada di Dusun Candi Sari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Dinamakan Candi Barong oleh penduduk setempat karena adanya hiasan kala pada setiap sisi tubuh candi. Hiasan tersebut menyerupai singa barong. Ketika itu kondisi candi masih berupa reruntuhan dan sulit dikenali bentuk aslinya. Pemugaran Candi Barong dimulai pada tahun 1987. Candi induk Candi Barong selesai dipugar pada tahun 1992 yang kemudian dilanjutkan dengan pemugaran talud dan pagar. Candi ini bercorak Hindu dan diperkiraan menjadi tempat pemujaan Dewa Wisnu karena ditemukan arca Dewi Sri dewi kesuburan yang merupakan istri Dewa Wisnu dan Dewi Laksmi, pengiring Dewa Wisnu. Juga terdapat hiasan kerang bersayap sankha yang merupakan salah satu simbol laksana Dewa Wisnu, dan bagian puncak bangunan kemuncak yang berbentuk permata ratna. Bangunan candi ini diperkirakan berfungsi untuk kegiatan pemujaan yang berhubungan dengan permohonan kesuburan. Hal ini mungkin berkaitan dengan kondisi tanah di sekitar candi yang kurang subur, sehingga dengan memuja Dewi Sri diharapkan keadaan tanah akan menjadi subur. Halaman komplek candi ini berupa tiga buah teras yang semakin tinggi ke arah timur yang merupakan bagian belakang. Pada teras tertinggi terdapat sebuah selasar dan dua buah candi yang tidak memiliki jendela dan pintu. Candi pertama berukuran 8,20 m x 8,20 m dengan tinggi 9,25 m, sedang candi kedua berukuran 8,25 m x 8,25 m dengan tinggi 9,25 m. Pada masing-masing sisi bangunan candi terdapat relung dengan hiasan kala dan makara. Teras tertinggi ini merupakan halaman yang paling suci. Perbedaan antara keduanya terletak pada ragam hias dan arcanya. Berdasarkan kedua hal tersebut, candi pertama diduga dibangun