218
Jawa bermakna “raja Heron” merupakan ayah dari Roro Jonggrang, yang kemudian menjadi
nama candi utama di dalam komplek candi Prambanan. Ratu  Boko  merupakan  bekas  kompleks  istana  yang  sangat  luas.  Keseluruhan  luas
kompleks ini mencapai 250.000 m² yang terdiri dari empat bagian: Tengah, barat, tenggara dan timur.  Ratu  Boko  menyediakan  tiket  dalam  dua  kategoripaket.  Untuk  kategori  reguler
harganya Rp25.000 sudah termasuk parkir. Tiket kategori ini berlaku dari mulai buka sampai pukul tiga sore. Setelah  pukul tiga sore maka tiket akan  masuk kategori  kedua  yakni  sunset
dengan harga sebesar Rp100.000.
c. Candi Ijo
Gambar 6 Candi Ijo
Gumuk Ijo   yang  memiliki  ketinggian  sekitar 410   mdpl.   Candi   Ijo   merupakan   sebuah komplek percandian  yang  memiliki  tingkatan untuk masuk ke candi utama. Di sebelah barat
candi  utama  terdapat  reruntuhan  candi.  Sedangkan  bergeser  ke  sebelah  timur  terdapat  candi utama bersama tiga candi perwara.
Peletakan  candi    didasarkan    pada  kesakralan  tiap  bangunan.  Terdapat  lingga  di  dalam candi utama. Candi Ijo merupakan candi Hindu. Namun disini terdapat suatu pertukaran budaya
atau  akulturasi  dengan  agama  budha  yang  terlihat  pada  adanya  kala  makara  dengan  motif kepala   ganda   yang   biasanya   hanya terdapat pada candi budha. Candi lain yang memiliki
kalamakara serupa  yakni  candi plaosan, ngawen, dan candi sari. Selain    itu    pula    terdapat    arca    perempuan  dan    lelaki    yang    melayang    yang
menggambarkan   adanya   harmonisme   dewa siwa dan dewi uma, serta sebagai penolak roh - roh jahat. Selain itu juga kedua patung tersebut adalah perlambang terciptanya alam semesta.
Candi  ijo  berjarak  sekitar  4  kilometer  dari  Ratu  boko.  Berada  pada  dukuh  Groyokan,  Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.
Yogyakarta, 30 November 2016
219
d.  Candi Barong
Gambar 7 Candi Barong
Candi Barong terletak di perbukitan Batur Agung, tepatnya berada di Dusun Candi Sari, Desa  Sambirejo, Kecamatan  Prambanan, Kabupaten Sleman. Dinamakan  Candi  Barong oleh
penduduk  setempat  karena  adanya  hiasan  kala  pada  setiap  sisi  tubuh  candi.  Hiasan  tersebut menyerupai singa barong. Ketika itu kondisi candi masih berupa reruntuhan dan sulit dikenali
bentuk aslinya. Pemugaran Candi Barong dimulai pada tahun 1987. Candi induk Candi Barong selesai dipugar pada tahun 1992 yang kemudian dilanjutkan dengan pemugaran talud dan pagar.
Candi ini bercorak Hindu dan diperkiraan menjadi tempat pemujaan Dewa Wisnu karena ditemukan arca Dewi Sri dewi kesuburan yang merupakan   istri   Dewa   Wisnu   dan   Dewi
Laksmi,  pengiring  Dewa  Wisnu.  Juga  terdapat  hiasan  kerang  bersayap  sankha  yang merupakan  salah  satu  simbol  laksana  Dewa  Wisnu,    dan    bagian    puncak    bangunan
kemuncak yang berbentuk permata ratna. Bangunan candi ini diperkirakan berfungsi untuk kegiatan pemujaan yang berhubungan
dengan  permohonan  kesuburan.    Hal  ini  mungkin  berkaitan  dengan  kondisi  tanah  di  sekitar candi yang kurang subur, sehingga dengan memuja Dewi Sri diharapkan keadaan tanah akan
menjadi subur. Halaman  komplek  candi  ini  berupa  tiga  buah  teras  yang  semakin  tinggi  ke  arah  timur
yang  merupakan  bagian  belakang.  Pada  teras  tertinggi  terdapat  sebuah  selasar  dan  dua  buah candi yang tidak memiliki jendela dan pintu. Candi pertama berukuran 8,20 m x 8,20 m dengan
tinggi  9,25  m,  sedang  candi  kedua  berukuran  8,25  m  x  8,25  m  dengan  tinggi  9,25  m.  Pada masing-masing  sisi  bangunan  candi  terdapat  relung  dengan  hiasan  kala  dan  makara.  Teras
tertinggi  ini  merupakan  halaman  yang  paling  suci.  Perbedaan  antara  keduanya  terletak  pada ragam   hias    dan    arcanya.    Berdasarkan kedua  hal tersebut, candi  pertama  diduga dibangun