Prinsip flexibilitas Prosiding Seminar Nasional Seri 6 Pengabdian 2016

Yogyakarta, 30 November 2016 333 Gambar 2. Konsep sambungan antara kolom dan balok yang benar f. Pondasi Pondasi merupakan bagian dari struktur yang paling bawah dan berfungsi untuk menyalurkan beban ke tanah. Untuk itu pondasi harus diletakkan pada tanah yang keras. Kedalaman minimum untuk pembuatan pondasi adalah 6- – 75 cm. Lebar pondasi bagian bawah 0,4 m, sedangkan lebar bagian atas pondasi 0,3 m. Seluruh pekerjaan pasangan batu gunung ini menggunakan adukan campuran 1 semen : 4 pasir. Pasangan batu gunung untuk pondasi dikerjakan setelah lapisan urug dan aanstamping selesai dipasang.Pondasi juga harus mempunyai hubungan yang kuat dengan sloof. Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan angkur antara sloof dan pondasi dengan jarak 1 m. Angkur dapat dibuat dari besi berdiameter 12 mm dengan panjang 20 -25 cm. Gambar 3. Hubungan yang kuat antara pondasi dan sloof. g. Beton Beton yang digunakan untuk beton bertulang dapat menggunakan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil. Air yang digunakan adalah ½ dari berat semen FAS 0,5. Mutu yang diharapkan dapat tercapai dari perbandingan ini adalah 150 kgcm 2 h. Cetakan beton bekisting Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan cetakan beton adalah sbb : 1 Pemasangan bekisting harus kokoh dan kuat sehingga tahan terhadap getaran yang ditimbulkan pada saat pengecoran. 334 2 Setiap selesai pemasangan, harus diteliti ulang baik kekuatan maupun bentuknya. 3 Cetakan beton terbuat dari bahan yang baik sehingga mudah pada saat dilepaskan tanpa mengakibatkan kerusakan beton. 4 Bekisting boleh dibuka setelah 28 hari. Selama beton belum mengeras harus dilakukan perawatan beton curing. i. Beton bertulang Beton bertulang merupakan bagian terpenting dalam membuat rumah menjadi tahan gempa. Pengerjaan dan kualitas dari beton bertulang harus sangat diperhatikan karena dapat melindungi besi dari pengaruh luar, misalnya korosi. Para pekerja atau tukang suka menganggap remeh fungsinya. Penggunaan alat bantu seperti molen atau vibrator sangat disarankan untuk menghasilkan beton dengan kualitas tinggi. Untuk membuat struktur beton bertulang balok,sloof,dan ring balk menjadi satu kesatuan system pengakuran yang baik dan penerusan tulangan harus dilakukan dengan baik. Tulangan yang digunakan untuk beton bertulang mempunyai diameter minimum Æ10 mm dengan jarak sengkang bervariasi. Secara garis besar beton bertulang dapat dibagi 2, kolom dan balok. Ukuran-ukuran beton bertulang yang digunakian adalah : 1 Sloof = 15 cm x 20 cm 2 Kolom utama = 15 cm x 15 cm 3 Kolom praktis = 13 cm x 13 cm 4 Ring balok = 13 cm x 15 cm 5 Balok kuda-kuda = 13 cm x 15 cm HASIL DAN PEMBAHASAN Beberapa Batasan dalam Perencanaan dan Pelaksanaan yaitu: a. Denah Bangunan Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris dan tidak terlalu panjang. Yogyakarta, 30 November 2016 335 Gambar 4. Jenis denah rumah tinggal Gambar 5. Jenis bentuk denah rumah tinggal Gambar 6. Perbedaan denah yang baik dan tidak 336 Atap Bangunan Konstruksi atap harus menggunakan bahan yang ringan dan sederhana Gambar 7. Perbedaan atap yang baik dan kurang baik Pondasi Sebaiknya tanah dasar pondasi merupakan tanah kering, padat, dan merata kekerasannya. Dasar pondasi sebaiknya lebih dalam dari 45 cm. Gambar 8. Detail pondasi Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus. Pondasi dinding penyekat juga dibuat menerus. Bila pondasi terdiri dari batukali maka perlu dipasang balok pengikatsloof sepanjang pondasi tersebut. Gambar 9. Penampang pondasi dan Sloof Yogyakarta, 30 November 2016 337 Gambar 10. Pondasi Umpak Gambar 11. Pondasi tiang kayu Gambar 12. Pondasi setempat beton bertulang Bangunan Rangka Bambu Dengan dinding gedek atau anyaman bambu Gambar 13.Bangunan Rangka Bambu 338 Gambar 14. Detail potongan rangka bambu Gambar 15. Detail Potongan Bangunan Rangka Bambu Gambar 16. Detail potongan bangunan rangka bambu Yogyakarta, 30 November 2016 339 Gambar 17. Konstruksi Lantai Panggung Gambar 18. Detail lantai panggung 340 Gambar 19. Bangunan rangka kayu Gambar 20. Bangunan rangka kayu menggunakan pondasi menerus Yogyakarta, 30 November 2016 341 Gambar 21. Sistim rangka pemikul kayu dengan dinding pengisi bata dan detail hubungan dinding bata dengan kusen Adukan untuk Tembok Bata Merah atau Batako 1. Untuk Dinding 1 PC : ½ KP : 5 Pasir baik sekali 1 Kapur : 1 Semen merah : 3 Pasir 1 Kapur : 5 Trass 2. Pondasi 1 Kapur : 4 trass 1 PC : ½ Kapur : 5 Pasir 1 Kapur : 1 Semen merah : 3 Pasir Semua kayu yang dipergunakan harus kering dan diawetkan menurut persyaratan pengawetan kayu. Panjang paku yang dipergunakan harus minimum 2.5 kali tebal kayu yang terkecil. 342 Gambar 22. Kuda-kuda Papan Paku KESIMPULAN Gempa Bumi merupakan suatu fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan besarnya, serta akan menimbulkan kerugian baik harta maupun jiwa bagi daerah yang ditimpanya dalam waktu relatif singkat a. Bila terjadi Gempa Ringan, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik pada komponen non-struktural dinding retak, genting dan langit-langit jatuh, kaca pecah, dsb maupun pada komponen strukturalnya kolom dan balok retak, pondasi amblas, dsb. b. Bila terjadi Gempa Sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non- strukturalnya akan tetapi komponen struktural tidak boleh rusak. c. Bila terjadi Gempa Besar, bangunan boleh mengalami kerusakan baik pada komponen non-struktural maupun komponen strukturalnya, akan tetapi jiwa penghuni bangunan tetap selamat, artinya sebelum bangunan runtuh masih cukup waktu bagi penghuni bangunan untuk keluarmengungsi ketempat aman. REFERENSI 1. Ir. Teddy Boen, “ Manual Bangunan Tahan Gempa ”, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung. 2. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, “ Pedoman Teknik Perencanaan dan Pembangunan Perumahan Desa Tahan Gempa ”, Bandung 1979. 3. Ir. Murdiati Munandar, Dipl.E.Eng., “Bangunan Tahan Gempa di Lokasi Mitigasi, Liwa, Lampung Barat ”, Jurnal Penelitian Puslitbang Permukiman, Bandung, 2000. 4. Ir. Murdiati Munan dar, Dipl.E.Eng. “ Ketentuan Dinding Tembok di Wilayah Gempa “, Buletin Pengawasan, LIPI, 2001. Yogyakarta, 30 November 2016 343 5. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, “ Bamboo In Indonesia ” 6. Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, “ Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ”. 7. Standar Nasional Indonesia 03 – 1726 – 2002 revisi, “ Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Gedung ”, 2002. 8. Ir. R.B.Tular alm, “Perencanaan Bangunan Tahan Gempa”, Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung, Agustus, 1984. 9. IAEE Committee, “Guidelines for Earthquake Resistant Non-Engineered Construction”, Tokyo, Oktober, 1986 Yogyakarta, 30 November 2016 344 KREASI GULA JAWA DAN SEMUT ORGANIK DI DESA BATEH, CANDIMULYO, MAGELANG Sufriadi Universitas Islam Indonesia Email: Sufriadiuii.ac.id ABSTRAK Jika produk gula diamati dan semut masih sedikit yang dijual sebagai oleh-oleh khas daerah. produk olahan gula organik dari kelapa ini masih sedikit yang berada di pasar. Dan dengan perubahan jenis kemasan yang tepat dan menarik, ini akan meningkatkan nilai jua l kembali yang tinggi pada suatu produk. Bentuk cetakan gula kelapa ini bisa dibuat beraneka ragam. Selain itu, jika gula dapat dimodifikasi dengan penambahan sensasi rasa yang unik dalam bahan organik. produk gula ini akan lebih populer dengan konsumen. label organik adalah salah satu strategi pemasaran gula kelapa untuk menjangkau pasar yang lebih luas dalam sistem perdagangan global. Kelapa jangkauan pasar gula telah terbatas pada pasar lokal dengan tujuan utama adalah pabrik kecap. Gula aren yang membua t pabrik kecap memiliki kesan bahwa gula kelapa dengan kualitas tinggi bawah. Oleh karena itu, strategi pengelolaan pasar juga mulai membuat berbagai produk dan label organik. label organik tidak berarti meningkatkan harga gula aren, tetapi secara tidak la ngsung meningkatkan kualitas dan sertifikasi kelapa organik pembuatan gula pemasaran yang lebih luas ke pasar global, terutama di Eropa dan Amerika. Kata kunci: Produk gula, kelapa, Kecap, pasar local ABSTRACT If the observed product brown sugar and ants are still few a re sold as souvenirs typical of an area. Processed products organic sugar from the coconut is still a few who are in the market. And with changes in the type of proper packaging and attractive , this will increase the resale value high on a product. This coconut sugar mold shape can be made variegated. Moreover, if the sugar can be modified by the addition of a unique taste sensation inside of the organic material . This sugar products will be more popular with consumers . Organic label is one of the marketing strategies of coconut sugar to reach a wider market in the global trading system . Coconut sugar market reach has been limited to the local market with the primary objective is soy sauce factory . Palm sugar that makes soy sauce factory has the impression that coconut sugar with high quality down . Therefore, the market management strategy also starts making the variety of products and organic label . Organic label does not mean increasing the price of palm sugar , but indirectly improving the quality and certification of organic coconut sugar making marketing more broadly to the global market , especially in Europe and America . Keywords: Products sugar, coconut, soy sauce, local market PENDAHULUAN Kelapa merupakan tanaman yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan perekonomian di pedesaan. Salah satu hasil yang dikeluarkan oleh pohon kelapa sampai sekarang masih ditekuni oleh masyarakat pedesaan untuk mengolahnya adalah nira. Nira tersebut diolah untuk dapat dijadikan gula kelapa cetak atau gula merah, karena menurut Itoh, et all1985, nira tersebut mengandung komponen gula yang dominan dalam bentuk sukrose. Tanaman kelapa telah ditanam hampir di seluruh wilayah Indonesia dan luas arealnyapun terus Yogyakarta, 30 November 2016 345 meningkat. Dengan bertambahnya areal pertanaman kelapa tersebut akan membuka peluang lebih luas bagi perajin gula kelapa dalam memanfaatkan niranya. Jika diperhatikan produk gula jawa dan semut saat ini masih sedikit yang dijual untuk menjadi oleh-oleh yang khas dari suatu daerah. Produk olahan gula organik dari kelapa ini masih sedikit yang berada di pasaran. Padahal dengan perubahan jenis kemasan yang tepat dan menarik, hal ini akan meningkatkan nilai jual tinggi pada suatu produk. Bentuk cetakan gula kelapa ini dapat dibuat beraneka ragam. Terlebih lagi apabila gula ini dapat dimodifikasi dengan penambahan sensasi rasa unik didalamnya dari bahan organik. Produk gula ini akan lebih digemari oleh konsumen. Gula kelapa atau lebih dikenal dengan gula merah atau gula jawa mungkin sudah tidak asing lagi, khususnya untuk masyarakat jawa, gula kelapa banyak dimanfaatkan untuk berbagai makanan dan minuman sehari-hari. Pemanfaatan gula kelapa sebagai salah satu bahan baku pembuatan makanan ternyata tidak hanya di tingkat rumah tangga, namun gula kelapa juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri seperti pabrik kecap dan insdustri dodol serta jenang. Banyaknya makanan yang berbahan dasar gula kelapa ini karena aroma serta rasa yang khas karamel palma sangat cocok untuk menambah citarasa pada makanan, rasa karamel dan pasta yang ada di gula kelapa memang tidak bisa digantikan dengan jenis gula lain seperti gula tebu. Selain pemanfaatan gula kelapa sebagai gula cetak, saat ini gula kelapa juga dimanfaatkan dalam bentuk serbuk atau lebih dikenal dengan nama gula semut organik atau gula kristal. Dinamakan gula semut ini karena bentuknya yang menyerupai dengan sarang semut yang ada di tanah. Gula semut juga memiliki beberapa kelebihan dibanding gula cetak pada umumnya, yakni dapat tahan lama disimpan dalam jangka waktu hingga dua tahun tanpa mengalami perubahan warna dan rasa jika di bungkus dalam tempat yang rapat, ini karena kadar air yang terdapat pada gula semut hanya berkisar 2-3 persen. Kegiatan dilakukan dengan cara penyuluhan dan praktik langsung mengenai cara pengemasan dan pembuatan kreasi produk gula kepada kelompok tani nira kelapa di Desa Bateh. HASIL dan PEMBAHASAN Hasil pengolahan nira dari program kkn ini adalah peningkatan partisipasi masyarakat pengrajin gula semut dan jawa dalam kelompok tani, perbaikan hasil pengolahan produk menjadi bentuk cetakan yang beraneka ragam, dan perbaikan teknologi hasil pengemasan 346 melalui penggunaan plastik kemasan yang menarik, serta ide pengembangan gula dengan rasa mint , jahe, dan pandan. Dalam pembuatannya pun tidak berbeda Gula kelapa semut organic sangat Dengan cara membuat gula cetak, yakni memungkinkan untuk dibuat dengan melalui proses pengambilan air nira yang bermacam-macam rasa, seperti: rasa jahe, vanilla, rasa kunir, rasa daun sirih, rasa kayu manis, rasa kayu secang, rasa pandan. Hasil gula semut organik dengan berbagai rasa dapat meningkatkan harga gula kelapa semut. Peningkatan harga dapat ditambahkan sesuai dengan rasa yang diinginkan, karena bahan pembuat rasa berbeda-beda. Hasil produksi gula kelapa semut organik yang sudah berasa antara lain: gula kelapa semut organik dengan rasa jahe, dan rasa kunir dilakukan para penderes kelapa. Untuk mengahasilkan gula semut setidaknya butuh waktu sekitar 4 jam hingga air nira benar-benar siap untuk dibuat gula semut. Saat nira mendidih, air nira akan tampak berwarna kecoklatan dan berbuih, Ketika berbuih itulah harus hai-hati menyerok buih-buih yang menggumpal di sekitaran wajan untuk memisahkan buih dari kotoran yang ada. Label organik merupakan salah satu strategi pemasaran gula kelapa untuk menjangkau pasar yang lebih luas dalam sistem perdagangan global. Jangkauan pasar gula kelapa selama ini hanya terbatas pada pasar lokal dengan tujuan utama adalah pabrik kecap. Gula kelapa yang masuk pabrik kecap mempunyai kesan bahwa gula kelapa dengan kualitas menengah ke bawah. Oleh karena itu, strategi pengelolaan pasar juga dimulai dari membuat variasi produk dan label organik. Label organik bukan berarti meningkatkan harga gula kelapa, akan tetapi secara tidak langsung peningkatan kualitas dan sertifikasi organik mempermudah pemasaran gula kelapa secara lebih luas hingga ke pasar global, khususnya di benua Eropa dan Amerika. METODE Pembuatan gula kelapa semut aneka rasa tidak perlu menambahkan proses khusus, namun hanya menambahkan tahap mencampur aneka rasa ke dalam nira yang sedang dimasak di atas tungku. Jadi jika kita mau membuat gula kelapa semut rasa jahe, maka tahapan tambahan yang harus dilakukan adalah menambahkan larutan jahe yang sudah dihasilkan dari perasan parudan jahe mentah yang telah digarang di atas api hingga setengah matang. Di pasaran gula semut ini harganya jauh lebih mahal daripada gula kelapa cetak biasa, dapat mencapai 5-6 kali lipat. Disamping itu gula semut ini mempunyai prospek untuk eksport. Pembuatan gula kelapa semut organik sangat membantu penderes untuk meningkatkan kembali harga gula kelapa dan menambang fungsi gula kelapa sebagai bahan makanan Yogyakarta, 30 November 2016 347 berkualitas tinggi. Oleh karena itu, perlu kiranya pengelolaan gula kelapa semut organik dapat dilakukan secara baik dan berkualitas, sehingga proses difersivikasi produksi gula kelapa semut organik meningkatkan kesejahteraan penderes. Label organik merupakan salah satu strategi pemasaran gula kelapa untuk menjangkau pasar yang lebih luas dalam sistem perdagangan global. Jangkauan pasar gula kelapa selama ini hanya terbatas pada pasar lokal dengan tujuan utama adalah pabrik kecap. Gula kelapa yang masuk pabrik kecap mempunyai kesan bahwa gula kelapa dengan kualitas menengah ke bawah. Oleh karena itu, strategi pengelolaan pasar juga dimulai dari membuat variasi produk dan label organik. Label organik bukan berarti meningkatkan harga gula kelapa, akan tetapi secara tidak langsung peningkatan kualitas dan sertifikasi organik mempermudah pemasaran gula kelapa secara lebih luas hingga ke pasar global KESIMPULAN Pelatihan kreasi pengemasan produk gula organik ini diharapkan dapat terus berkembang dan digemari masyarakat. REFERENSI Alma, Buchari. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Penerbit Alfabeta, Bandung. Kotler, P. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta. Maharani, E. 2010. Strategi Pemasaran Gula Semut di Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Indonesian Journal of gricultural Economics IJAE. 2:1. 348 PENINGKATAN NILAI JUAL PADA PRODUK GELEK DENGAN PEMBERIAN LABELLING Sukirman 1 , Dhea Ahimsa 2 , Sigit Aji Pamungkas 3 , Muhammad Ichsan Fajri 4 Chairunnisa 5 , Fatma Kurnia Koto 6 , Saffanah Hanung Safitri 7 , Niken Nasti Nurliza Nizam 8 , Ria Monika Wulandari 9 Universitas Islam Indonesia Email: 13423056students.uii.ac.id ABSTRAK Tumbuhnya semangat kewirausahaan sangat terasa di kawasan Dusun Katonan. Hal ini terlihat dari semangat warga dalam mengikuti pelatihan kewirausahaan dan distribusi hingga pemasaran produk. Namun strategi kewirausahaan kebanyakan hanya menjadi sekedar pengetahuan yang belum termanfaatkan dengan maksikmal. Sehingga penulis menginginkan warga dusun katonan dapat memanfaatkan pengetahuan kewirausahaanya semaksimal mungkin. Maka dari itu diadakanlah pembimbingan terpadu terkait kemampuan teknis untuk mengembangkan kemampuan kewirausahaan umkm yang ada di Dusun Katonan Pembimbingan terpadu meliputi, pelatihan dan pemberian labelling untuk produk Gelek, pelatihan coreldraw, dan sosialisasi pembuatan proposal kewirausahaan kepada perangkat Dusun Katonan. Hal ini dilakukan agar warga Dusun Katonan lebih mudah menuangkan strategi mereka kedalam langkah – langkah teknis yang sistematis. Kata Kunci: Kewirausahaan, Ekonomi ABSTRACT The growth of the entrepreneurial spirit is very pronounced in the area of the hamlet Katonan. This is evident from the spirit of the people in entrepreneurship training and distribution to marketing the product. But the most entrepreneurial strategy becomes a mere untapped knowledge with maksikmal. So the author wants villagers kewirausahaanya katonan can utilize knowledge as possible. Therefore diadakanlah integrated guidance related technical capability to develop entrepreneurial abilities of SMEs in the hamlet Katonan integrated Mentoring includes, training and labeling for products Gelek, coreldraw training, and socialization of making proposals to the Dusun Katonan entrepreneurship. This is done so Hamlet Katonan easier pouring their strategy into action - a systematic technical measures. Keywords: Entrepreneurship, Economics PENDAHULUAN Persaingan usaha di Indonesia dewasa ini semakin kompetitif. Menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, setiap wirausahaan dari skala kecil hingga besar haruslah memiliki strategi yang mumpuni. Strategi yang kompetitif dewasa ini tidak hanya berasal dari kualitas produk. Rantai pasokan, tampilan kemasan, strategi sumber daya manusia hingga strategi negosiasi dapat menjadi sumber untuk mempertahankan posisi suatu usaha agar tetap bisa bersaing dengan competitor lain. Kemauan dan keinginan UMKM yang berada di Dusun Katonan, khususnya UMKM gelek untuk memperkuat positioning produknya dimata konsumen sebagai produk khas Dusun Yogyakarta, 30 November 2016 349 Katonan sangatlah besar. Dilihat dari beberapa usaha pemangku Dusun disana yang sering mengikuti beberapa pelatihan kewirausahaan yang kelak informasi tersebut dapat dilanjutkan warga Dusun lainnya. Namun ditengah kemauan yang besar ini warga Dusun Katonan masih menghadapi beberapa kendala untuk merealisasikan strategi yang telah mereka susun. Contohnya UMKM gelek yang ingin memperluas pasarnya hingga bisa dipasarkan diluar wilayah Dusun Katonan. Beberapa kendala teknis dan krusial yang dihadapi oleh UMKM di Dusun Katonan seperti kurangnya inspirasi dan pengetahuan tentang pentingnya kemasan dalam suatu produk. Masalah yang jelas tergambar dari observasi yang penulis lakukan, bahwa penggerak UMKM di Dusun Katonan mengetahui bahwa kemasan itu penting, namun tidak bisa menjabarkan seberapa penting suatu kemasan yang menarik dan bagaimana isi konten yang tepat dalam suatu kemasan agar konsumen teredukasi dengan produk yang ada. Masalah kedua yang menjadi kendala perkembangan iklim kewirausahaan di Dusun Katonan ialah terbatasnya sumber dana untuk dijadikan modal usaha. Baik itu yang akan digunakan sebagai modal kerja maupun yang akan ditukarkan dalam bentuk assest. Mengingat bahwa UMKM di Dusun Katonan telah memiliki pasar yang cukup loyal dengan produk yang mereka produksi, yaitu makanan ringan yang sering disebut “Gelek” penulis akan berfokus untuk meningkatkan bargaining UMKM di Dusun Katonan dalam menuangkn dan memaksimalkan strategi pemasaran untuk produk Gelek Prima Rasa dari Dusun Katonan. Gelek Sendiri bukanlah cemilan asing yang jarang kita temui di tempat lain. Gelek terbuat dari campuran tepung terigu, telur, maizena, blueband dan bahan lain yang dilengkapi dengan taburan wijen. Beberapa tempat di Indonesia juga telah mengenal panganan ini. Seperti di daerah sumatera sekitarnya cemilan ini biasa disebut kue wijen. Gelek bisa dibilang kembaran kue wijen. Sebab mulai dari bentuk yang sama – sama bulat, tekstur yang garing, dan rasa manis dan gurih bercampur menjadi satu. Dusun Katonan memiliki kelompok UMKM yang mampu memproduksi Gelek dalam waktu tertentu hingga mencapai 150 kwintal. Pengerjaan Gelek sebanyak ini masih mungkin dilakukan oleh tenaga 2 hingga 3 orang sumber daya manusia. Melihat potensi ini, berdasarkan wawancara dan analisa yang penulis lakukan di lapangan, bahwa langkah paling dini untuk segera meningkatkan nilai jual gelek di mata konsumen, yaitu dengan cara memperbarui kemasan. Dimana, menurut Suharto 2000, Kemasan adalah serangkaian kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau 350 kemasan suatu produk. Dimana kemasan meliputi tiga komponen yang terdiri dari merk, kemasan itu sendiri dan label. Kemasan dinilai dapat meningkatkan nilai suatu barang. Kemasan dapat memberi citra bahwa produk tersebut berasal dari sumber atau bahan yang aman dan layak dikonsumsi. Melalui kemasan, produsen dapat bercerita baik secara tersurat maupun tersirat makna dan nilai produk yang dihasilkan. Misalnya produk makanan yang memiliki kemasan berwarna merah dengan ornament sederhana namun berkelas diletakkan dalam satu rak dengan produk cemilan kiloan yang berada dalam baskom. Konsumen yang mementingkan kualitas sudah dipastikan akan memilih produk yang masih tertutup rapid an dianggap higienis dari pada harus membeli produk yang kurang meyakinkan tampilannya. Dalam dunia pemasaran kepedulian konsumen kelompok tertentu terhadap kemasan sangat diperhitungkan. Karena hal tersebut mampu membangun positioning produk yang prestige dibenak konsumen. Untuk mewujudkan hal tersebut, UMKM di Dusun Katonan, khususnya UMKM Gelek harus dipantik perhatiannya agar mulai memperhatikan kemasan yang digunakan dalam mendistribusika Gelek. Disisi lain, Gelek bukanlah cemilan “kosong” tanpa manfaat. Gelek diselimuti biji wijen. Dimana manfaat biji wijen belum diketahui oleh khalayak ramai. Melalui pembaruan labelling dan juga dapat mengedukasi konsumen, UMKM Gelek dapat menampilkan manfaat Gelek sebagai isi konten di dalam label. UMKM yang berada di Dusun Katonan biasanya menjual produk cemilan dalam kuantitas yang besar per porsinya. Ini salah satu kekeliruan dalam teknik pengemasan. Jika pasar yang dituju adalah wisatawan, agar Gelek bisa dijadikan buah tangan, maka menjual Gelek dengan ukuran yang tidak terlalu besar yaitu 150-200 gram adalah takaran yang pas. METODE Gambar 1. Pendampingan penggunaan software coreldraw Yogyakarta, 30 November 2016 351 Coreldraw adalah aplikasi design grafis yang digunakan untuk membuat berbagai macam design seperti logo, kartu nama, kalender, poster, stiker dan lain-lain yang terkenal dalam dunia digital. Pendampingan dimulai dengan praktek langsung oleh penanggung jawab pemasaran UMKM ini, yaitu saudara Anggita sari. Selanjutnya pendampingan berupa transfer pengetahuan kepada UMKM dimulai dengan mengajarkan cara membuat logo – logo sederhana yang bisa digunakan sebagai label suatu produk. Kemudian dari proses tersebut target pendampingan distimulasi untuk mencari referensi dari sumber – sumber yang ada di internet. sehingga jika dirasa bahwa target telah cukup mumpuni menggunakan aplikasi coreldraw UMKM Prima Rasa bisa terus mengembangkan label hingga desain kemasan yang sesuai dengan pasar yang dituju. Target yang dituju dalam program ini adalah UMKM cemilan yang ada di Dusun Katonan, khususnya UMKM Gelek. Metode yang digunakan dalam mengedukasi UMKM ini yaitu pendampingan mandiri terhadap penanggung jawab pemasaran yang berwenang di UMKM ini. Namun keterlibatan pemangku Dusun seperti ibu Dusun dan Ketua UMKM ini juga selalu diperlukan untuk menyesuaikan antara kemampuan penerimaan dari target dengan kemampuan yang dimiliki penulis. Pendampingan mandiri ini hanya berfokus bagaimana cara memperbarui label dan kemasan agar dapat bersaing diantara buah tangan yang lainnya. Pendampingan ini dilakukan kurang lebih dua hari dengan beberapa kali diskusi untuk menggali dan menyinkronkan antara keinginan UMKM dan selera pasar. Pendampingan dimulai dengan diskusi bersama ibu Sriyanti sebagai ketua kelompok PKK di Dusun Katonan, dan Ibu Mujiah sebagai penanggung jawab produksi produk Gelek. Setelah dapat menyimpulkan apa tantanga yang dihadapi UMKM ini, selanjutnya penulis melakukan pembuatan skema materi yang akan disampaikan untuk pendampingan penggunaan software coreldraw . Gambar . Diskusi bersama penanggung jawab produksi 352 HASIL PEMBAHASAN Gelek Prima Rasa adalah potensi kewirausahaan yang ada Dusun Katonan dan harus selalu dikembangkan. Tidak hanya sebagai camilan, biji wijen yang ada di permukaa Gelek memiliki banyak manfaat. Itu sebabnya dalam proses labelling UMKM ini harus mampu mengemukakan keunggulan biji wijen yang terkandung dalam Gelek Prima Rasa. Kandungan fitosterol yang tinggi dalam biji wijen bermanfaat untuk menurunkan kadar kolestrol di dalam tubuh. Selain itu biji wijen juga memiliki zat besi yang tinggi dan bagus untuk kecantikan kulit. Sehingga trik trik seperti ini dapat dimanfaatkan oleh UMKM yang ada di Dusun Katonan untuk mengkampanyekan cemilan sehat kepasa calon konsumen. Dari pendampingan dan tahap diskusi sebagai metode yang dipilih, UMKM Dusun Katonan juga telah dibekali trik – trik untuk menyiasati biasa kemasan yang tinggi. Dengan keahlian memperbarui label dan percetakan sticker hasil akhir dari produk Gelek yang ada di Dusun Katonan tidak kalah dengan produk yang beredar di pasar swalayan. Harapan penulis dari diadakannya pendampingan ini, UMKM ini terus mengembangankan jenis camilan sehat yang cocok dijadikan sebagai buah tangan dari kawasan Magelang. Gambar 3. Hasil labelling produk Gelek Yogyakarta, 30 November 2016 353 Gambar 4. Penyerahan sticker labelling KESIMPULAN Keunggulan kompetitif bisa diciptakan. Pendampingan intens terhadap keahlian teknis disertai keinginan untuk mengembangkan diri dapat menciptakan keunggulan kompetitif terbarui yang dimiliki oleh UMKM Prima Rasa. REFERENSI Christine Suharto Cenadi. 2000 “Peranan Desain Kemasan Dalam Dunia Pemasaran”. Nirmana Vol.2 No. 1. Hal 92-103 354 PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS Sumekar Tanjung, Mochamad Helmi, Wisid Myka Jayafebra, Indra Setiawan, Ali Machmud Adzkar, Nita Eka Tamara, Aprilia Nur Kamilah, Novita Kharimatu Nisa, Resita Trisnaningtyas Universitas Islam Indonesia email:helmijaidiyahoo.com ABSTRAK Biogas adalah proses produksi energi dalam bentuk gas yang dihasilkan oleh anaerobik atau kegiatan fermentasi yang terjadi melalui proses biologis. sampah organik di lanfill akan menjalani proses gas dekomposisi anaerobik CH4 metana. Dalam sapi mikroorganisme rumen juga menghasilkan gas metana yang akan digunakan sebagai bahan untuk biogas.Program produksi biogas berjudul dari limbah kotoran dimaksudkan tocow rumen sebagai sumber bahan bakar untuk LPG pengganti. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program ini adalah metode ceramah, diskusi dan sasaran program practice.This adalah petani, peternak dan ibu rumah tangga di metode Dusun Petung Kidul.The digunakan adalah perakitan alat seperti desain eksperimen, memeriksa dan memastikan ada tidak ada kebocoran gas pada pipa, pencampuran kotoran sapi dengan air sampai merata, menempatkan campuran pada alat dan menutup pipa dan tunggu beberapa hari sampai gas datang out.The hasil eksperimen diperoleh adalah hasil dari pelepasan gas metana dari dekomposisi bakteri dalam kotoran sapi. Pengisian kotoran sapi sebanyak ¾volumebiogas api digesterproduced hanya berlangsung selama lima detik. Perbedaan ini disebabkan beberapa faktor, di antaranya adanya kebocoran pada penyimpanan alat dan suhu kamar kondisi ketidakpastian. Kaywords: Biogas, rumen sapi, biogas digester, metana ABSTRACT Biogas is an energy production process in the form of gas produced by anaerobic or fermentation activity that goes through a biological process. Organic waste in the lanfill will undergo a process of anaerobic decomposition gases CH4 Methane. In the cow rumen microorganisms are also produce methane gas that will be used as materials for biogas.Program titled biogas production from manure waste intended tocow rumen as a fuel source for substitute LPG. Methods that are used in the implementation of this program is methods of lecture, discussion and practice.This program targets are farmers, ranchers and housewives at Dusun Petung Kidul.The method used is assembling tools like the experimental design, check and make sure there are no gas leaks on the pipes, mixing cow manure with water till flatten, put the mixture on the appliance and close the pipes and wait a few days until the gas come out.The experimental results obtained are the result of a methane gas discharge from decomposition of bacteria in cow manure. Charging cow manure as much as ¾volumebiogas digesterproduced flame only lasts for five seconds. The difference is due to several factors, among them the presence of a leak on the the tool storage and room temperature conditions of uncertainty. Kaywords: Biogas, cow rumen, biogas digester, methane PENDAHULUAN Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap Negara untuk segera memproduksi dan menggunakan Yogyakarta, 30 November 2016 355 energi terbaharukan. Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi pembangunan bangsa Indonesia. Persediaan minyak bumi di dunia makin lama makin menipis dan harganya makin melonjak. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan sumber energi makin meningkat, terutama dari minyak bumi. Bionergi merupakan sumber energi bahan bakar yang dihasilkan oleh sumber daya hayati seperti tumbuh-tumbuhan, minyak nabati, dan limbah peternakan dan pertanian. Jenis energi yang dihasilkan berupa energi dalam bentuk gas biogas , cair biofuel , atau padat biomass . Salah satu sumber energi terbarukan yang berasal dari sumber daya alam hayati adalah biogas. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi yang relatif kurang oksigen anaerob.Sumber bahan baku untuk menghasilkan biogas yang utama adalah kotoran ternak sapi, kerbau, babi, kuda dan unggas, dapat juga berasal dari sampah organik. [3] Fermentasi anaerobbiasa terjadi secara alami di tanah yang basah, seperti dasar danau dan di dalam tanah pada kedalaman tertentu. Proses fermentasi adalah penguraian bahan-bahan organik dengan bantuan mikroorganisme. fermentasi anaerob dapat menghasilkan gas yang mengandung sedikitnya 50 metana. Gas inilah yang biasa disebut dengan biogas Tabel 1. Kesetaraan biogas dengan beberapa sumber energi lain 1 m3 biogas 0.46 Kg LPG 0.62 liter Minyak tanah 3.5 Kg Kayu bakar Prospek pengembangan teknologi biogas ini sangat besar terutama di daerah pedesaan dimana sebagian besarnya masyarakat bekerja dibidang peternakan dan pertanian. Pada umunya masyarakat yang berprofesi sebagai petani mempunyai hewan ternak seperti unggas, kambing, sapi, kerbau, dll. Selama ini limbah kotoran ternak hanya dimanfaatkan sebagai pupuk itupun kurang optimal. Limbah kotoran ternak yang menumpuk menimbulkan efek pencemaran seperti pencemaran terhadap air tanah, pencemaran terhadap udara, dan memicu timbulnya efek rumah kaca. Bahan bakar biogas tidak menghasilkan asap merupakan suatu pengganti yang unggul untuk menggantikan bahan bakar minyak atau gas alam. [4] Karakteristik biogas adalah sebagai berikut: a. Biogas kira-kira memiliki berat 20 lebih ringan dibandingkan udara dan memiliki suhu pembakaran antara 650 o C sampai 750 o C 356 b. Biogas tidak berbaudan berwarna yang apabila dibakar akan menghasilkan nyala api biru cerah seperti gas LPG c. Nilai kalor gas metana adalah 20 MJm3 dengan efisiensi pembakaran 60 pada konvesional kommpor biogas d. Nilai kalor rendah LHV CH 4 = 50,1 MJkg e. Densitas CH4 = 0.0717 kgm 3 Dusun Petung Kidul merupakan daerah yang masyarakatnya berpotensi sebagai petani dan peternak. Dalam bidang pertanian tanamam yang dibudidayakan di Dusun Petung Kidul adalah berbagai macam sayuran dan berbagai macam rempah. Sedangkan, dalam bidang peternakan hewan yang diternak yaitu sapi, kerbau, kambing dan ayam, sehingga kotoran dari hewan ternak tersebut dapat dimanfaatkan untuk digunakan sebagai biogas. Hampir sebagian masyarakat di Dusun Petung Kidul memiliki ternak sapi atau kerbau sehingga sangat memungkinkan perngembangan teknologi biogas di dusun ini. Oleh karena itu, dengan banyaknya potensi hewan ternak sapi yang berada di Dusun Petung Kidul, diharapkan program pembuatan biogas ini akan bermanfaat. Tujuan pembuatan biogas di Dusun Petung Kidul adalah untuk menambah pengetahuan warga tentang manfaat dari kotoran ternak, menambah wawasan masyarakat tentang cara mengolah limbah kotoran ternak, mengembangkan teknologi biogas agar mengurangi efek rumah kaca, dapat membersihkan lingkungan dengan bersihnya kandang sapi dan menaikkan nilai keekonomisan dari limbah kotoran ternak dengan memanfaatkannya sebagai biogas. Beberapa keuntungan dalam penggunaan biogas ini adalah: 1. Keuntungan pengolahan limbah a. Memperkecil volume atau berat limbah yang dibuang b. Memperkecil rembetan polutan c. Merupakan pengolahan limbah yang alami 2. Keuntungan energi a. Proses produksi energi bersih b. Memperoleh bahan bakar bekualitas tinggi dan dapat diperbaharui c. Biogas dapat dipergunakan untuk berbagai penggunaan 3. Keuntungan lingkungan a. Menurunkan emisi gas metan dan karbondiosida b. Menghilangkan bau c. Menghasilkan kompos yang bersih dan pupuk yang bernutrisi d. Memaksimalkan proses daur ulang Yogyakarta, 30 November 2016 357 e. Memperkecil kontaminasi sumber air 4. Keuntungan ekonomi a. Lebih ekonomis dibandingkan dengan proses lainnya ditinjau dari siklus ulang proses. Beberapa alasan lain mengapa biogas dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif dan semakin mendapat perhatian yaitu : a. Harga bahan bakar yang terus meningkat, b. Dalam rangka usaha untuk memperoleh bahan bakar lain yang dapat diperbarui, c. Dapat diproduksi dalam skala kecil di tempat yang tidak terjangkau listrik atau energi lainnya, d. Dapat diproduksi dalam kontruksi yang sederhana. Biogas merupakan gas campuran metana CH 4 , karbondiokasida CO 2 dan gas lainnya yang dihasilkan dari penguraian organik. Biogas dapat dijadikan sebagai bahan bakar karena mengandung gas metana CH 4 dengan persentase yang cukup tinggi dan titik nyala sebesar 645̊C-750̊C. Tabel 2. Komponen penyusun biogas Jenis Gas Jumlah Metana CH 4 54-70 Karbon Dioksida CO 2 27-45 Air H 2 O 0,3 Hidrogen Sulfde H 2 S 0-3 Nitrogen N 2 0,5-3 Hidrogen 5-10 METODE Rancangan kegiatan yang akan dilakukan adalah dengan melakukan beberapa sosialisasi berkaitan dengan biogas kepada masyarakat Dusun Petung Kidul,dengan cara melakukan sosialisasi di balai desa atau ikut mengikuti perkumpulan-perkumpulan yang ada di Dusun Petung Kidul baik perkumpulan ibu-ibu, bapak-bapak atau remaja. Sosialisasi yang akan dilakukan terdiri dari sosialisasi pengenalan biogas, sosialisasi penjelasan alat, dan sosialisasi hasil dan praktek. Metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi dan praktek. Bahan yang digunakan adalah kotoran sapi dan rangkaian alat sederhana biogas menggunakan galon sebagai digester sederhana. Bagian utama dari proses produksi biogas yaitu tangki tertutup yang disebut digester.Digester adalah suatu alat pengolah bahan buangan limbah organik menjadi biogas. Digester dapat terbuat dari cor beton, baja, bata atau plastik dan 358 bahan konstruksi. Sedangkan untuk ukurannya bervariasi dari 4-35 m 3 . Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Ada tiga kelompok bakteri yang berperan dalam proses pembentukan biogas, yaitu: 1. Kelompok bakteri fermentative:Steptococci, Bacteriodes, dan beberapa jenis Enterobactericeae 2. Kelompok bakteri asetogenik: Desulfovibrio 3. Kelompok bakteri metana: Mathanobacterium, Mathanobacillus, Methanosacaria, dan Methanococcus. Gambar 1. Rangkaian digester sederhana Digester dirangkai dengan menggunakan beberapa rangkaian alat yang menggunakan pipa, selang, penutup pipa, lem tembak, tee kuningan dan keran penutup. Alat-alat akan dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat disesuaikan dengan fungsinya masing-masing. Yogyakarta, 30 November 2016 359 Gambar 2. Rangkaian digester biogas sederhana Dengan rangkaian alat yang sedemikian rupa,pembuatan biogas akan menggunakan metode fermentasi selama 1-2 minggu. Pastikan semua lubang tertutup dan tidak ada yang bocor lagi, letakkan digester di tempat yang tidak terkena sinar matahari. Bahan yang difermentasi adalah limbah ternak kotoran sapi yang dicampur dengan air dengan perbandingan 1:1. Setelah difermentasi dengan waktu 1-2 minggu maka gas metana akan ditampung di ban sepeda motor dalam pada rangkaian alat, atau dapat pula dialirkan langsug pada kompor untuk memasak, menggerakkan generator listrik dll. Proses fermentasi mengacu pada berbagai reaksi dan interaksi yang terjadi di antara bakteri metanogen dan non metanogen serta bahan yang diumpankan ke dalam digester sebagai input. [1] Secara garis besar proses pembentukan biogasdapat dilihat pada Gambar 3 dan dibagi dalam tiga tahap yaitu: hidrolisis, asidifikasipengasaman danpembentukan gas metana. Gambar 3. Proses pembentukan biogas a. Tahap Hidrolisis Pada tahap hidrolisis, bahan organik dienzimatiksecara eksternal oleh enzim ekstraselularselulose, amilase, proteasedan lipase mikroorganisme. Bakteri memutuskan rantai panjang karbohidrat komplek, protein dan lipidamenjadi senyawa rantai pendek. Sebagai contoh polisakaridadiubah menjadi monosakaridasedangkan protein diubah menjadi peptidadan asam amino. b. Tahap AsidifikasiPengasaman Pada tahap ini bakteri menghasilkan asam, mengubah senyawa rantai pendek hasil proses pada tahap hidrolisismenjadi asam asetat, hidrogen H2 dan karbondioksida. Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerobikyang dapat tumbuh10dan berkembang pada keadaan asam. Untuk menghasilkan asam asetat, bakteritersebut memerlukan oksigen dan karbon yang diperoleh dari oksigen yang terlarut dalam larutan. 360 Pembentukan asam pada kondisi anaerobiktersebut pentinguntuk pembentuk gas metana oleh mikroorganisme pada proses selanjutnya. c. Tahap Pembentukan Gas Metana Pada tahap ini bakteri metanogenikmendekomposisikan senyawa dengan berat molekul rendah menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi. Sebagai contoh bakteri ini menggunakan hidrogen, CO2dan asam asetatuntuk membentuk metana dan CO2. Bakteri penghasil asam dan gas metana bekerjasama secara simbiosis. Bakteri penghasil asam membentuk keadaan atmosfir yang ideal untukbakteri penghasil metana. Sedangkan bakteri pembentuk gas metana menggunakan asam yang dihasilkan bakteri penghasil asam. Tanpa adanya prosessimbiotik tersebut, akan menciptakan kondisi toksikbagi mikroorganismepenghasil asam. Adapun proses pembuatan biogas dengan langkah langkah sebagai berikut: 1. Mencampur kotoran ternak dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam digester 2. Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh. 3. Melakukan penambahan starter banyak dijual dipasaran sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan RPH sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m 2 . Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi. 4. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk adalah gas CO 2 . Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan CH 4 dan CO 2 mulai menurun. Pada komposisi CH 4 54 dan CO 2 27 maka biogas akan menyala. 5. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran ternak secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal. Yogyakarta, 30 November 2016 361 Gambar 4. Ban dalam untuk menampung gas Tanda yang ditunjukkan jika gas metana sudah mulai keluar adalah dengan mengembungnya ban dalam sepeda motor tersebut, begitu juga sebaliknya. Jika setelah beberapa hari ban untuk menapung gas juga tidak mengalami perubahan, kemungkinan ada sisi galon yang berlum dilem secara rapat dan masih ada kebocoran. Pengecekan berkala sangat diperlukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembuatan biogas. Proses pembuatan biogas dapat dilakukan secara kontinyu dengan digester memiliki arus masuk dan arus keluar. Arus masuk digunakan untuk memasukkan kotoran sapi yang baru dan arus keluar digunakan untuk mengeluarkan ampas sisa setelah difermentasi. Ampas hasil fermentasi tersebut dapat digunakan kembali sebagai pupuk baik dalam bentuk basah maupun dalam bentuk kering. HASIL DAN PEMBAHASAN Program pembuatan biogas kali ini dimaksudkan untuk memaksimalkan penggunaan limbah kotoran ternak yang awalnya hanya digunakan untuk pupuk, namun fungsinya ditambah dengan pengolahannya sebagai biogas. Dusun Petung Kidul memiliki potensi pembuatan biogas karena sebagian masyarakatnya memiliki ternak sapi. Kotoran sapi merupakan substratyang paling cocok sebagai sumber penghasil biogas, karena telah mengandung bakteri penghasil gas metana yang terdapatdalam perut ruminansialambung sapi. Rata-rata kotoran sapi adalah 12-25 kghariekor. [3] Apabila kotaran ternak diolah untuk menghasilkan 13biogas, maka untuk beberapa jenis ternakdan manusiamemiliki potensi biogas yang dihasilkan terlihat pada tabel berikut ini: 362 Tabel 3. Kandungan biogas dari ternak dan manusia Tipe Kotoran Produksi gaskotoran m 3 Sapi atau kerbau 0.023-0.040 Babi 0.04-0.059 Peternakan ayam 0.065-0.116 Manusia 0.02-0.028 Dengan melihat potensi yang ada diputuskan untuk menggunakan kotoran sapi sebagai bahan pembuatan biogas. Masyarakat Dusun Petung Kidul sangat berantusias dengan program pembuatan biogas ini, sehingga banyak masyarakat yang tertarik dengan program ini. Gambar 5. Sosialisasi biogas ke masyarakat Dusun Petung Kidul Dengan melihat antusias warga dan tingginya rasa ingin tahu warga Dusun Petung Kidul maka dibuatlah digester biogas sederhana sebagai contoh, dan fermentasi dilakukan dengan menggunakan lebih kurang 6 kg kotoran sapi ditambah dengan air agar proses keluar gas metana berlangsung cepat. Yogyakarta, 30 November 2016 363 Gambar 6. Proses pancampuran kotoran sapi dan air Gambar 7. Proses pembuatan biogas Adapun faktor-faktor yang memperngaruhi kesuksesan pemanfaatan biogas adalah: [2] 1. Ketersediaan ternak Jenis, jumlah dan sebaran ternak di suatu daerah dapat menjadi potensi bagi pengembangan biogas. Untuk menjalankan biogas skala rumah tangga diperlukan kotoran ternak sapi sekitar 2-3 ekor. 2. Kepemilikan ternak Jumlah ternak yang dimiliki oleh peternak menjadi dasar pemilihan jenis dan kapasitas biogas yang digunakan. 3. Pola pemeliharaan ternak Kotoran ternak lebih mudah didapatkan bila terna diperlihara dengan cara dikandang dibandingkan dengan cara digembalakan. 364 4. Ketersediaan lahan Untuk membangun biogas diperlukan lahan disekitar kandang yang luasannya bergantung pada jenis dan kapasitas biogas. 5. Tenaga kerja Banyak kasus mengenai tidak beroperasinya biogas disebabkan karena: pertama , tidak adanya tenaga kerja yang menangani unit tersebut; kedua , pengelola tidak memiliki waktu untuk melakukan pengisian kotoran. 6. Manajemen kotoran Hal ini terkait dengan penentuan komposisi padat cair kotoran ternak yang sesuai untuk menghasilkan biogas, frekuensi pemasukan otoran dan pengangkutan atau pengaliran kotoran ternak ke dalam reaktor. 7. Kebutuhan energi Pengelolaan kotoran ternak melalui proses reaktor an-aerobik akan menghasilkan gas yang dapat digunakan sebagai energi. Dengan demikian, kebutuhan peternak akan energi dari sumber biogas harus menjadi salah satu faktor yang utama. 8. Jarak Energi yang dihasilkan dari reaktor biogas dapat dimanfaatkan untuk memasak, menyalakan petromak, menjalankan generator listrik dll. Pemanfaatan energi ini dapat optimal bila jarak antara kandang ternak, reaktor biogas dan rumah peternak tidak terlalu jauh. 9. Pengelolaan hasil samping biogas Hal ini ditujukan untuk memanfaatkannya menjadi pupuk cair atau pupuk padat. Hasil dari biogas perlu dikurangi kandungan airnya dengan cara diendapkan, disaring atau dijemur. 10. Sarana Pendukung Terdiri dari saluran airdrainase, air dan peralatan kerja. Sarana ini dapat mempermudah operasional dan perawatan instalasi biogas. Selain sepuluh faktor di atas, kemauan peternakpelaku untuk, menjalankan instalasi biogas dan merawatnya serta memanfaatkan energi biogas menjadi modal utama dalam pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas. Tanpa adanya kemauan peternak untuk secara aktif mengoptimalkan biogas, maka faktor-faktor lain tidak akan cukum membantu dalam optimalisasi pemanfaatan biogas. Yogyakarta, 30 November 2016 365 Gambar 8. Sosialisasi biogas ke warga Setelah melakukan sosialisasi pengenalan biogas, pengenalan dan penjelasan alat-alat instrumen pembuatan biogas dan praktek masyarakat Dusun Petung Kidul telah mendapat pengetahuan tentang manfaat lain dari penggunaan kotoran sapi selain hanya sebagai pupuk. Masyarakat Dusun Petung Kidul juga telah mendapatkan ilmu tentang metode pembuatan biogas sederhana. Selain itu masyarakat Dusun Petung Kidul juga telah mendapat gambaran tentang manfaat-manfaat yang akan diperoleh dari penggunaan biogas sebagai energi alternatif. Kegagalan reaktor biogas dapat dikarenakan tidak seimbangnya populasi bakteri metan terhadap bakteri asam yang menyebabkan lingkungan 11menjadi sangat asam pH7 yang selanjutnya menghambat kelangsungan hidup bakteri metan. Keasaman substrat biogas dianjurkan untuk berada pada rentang pH 6,5-8. Bakteri metan ini juga cukup sensitifdengan temperatur. Temperatur 35̊C diyakini sebagai termperatur optimum untuk perkembangbiakan bakteri metan KESIMPULAN Dusun Petung Kidul memiliki potensi pembuatan biogas karena sebagian masyarakatnya memiliki ternak sapi. Kotoran sapi merupakan substratyang paling cocok sebagai sumber penghasil biogas, karena telah mengandung bakteri penghasil gas metana yang terdapatdalam perut ruminansialambung sapi. Rata-rata kotoran sapi adalah 12-25 kghariekor. Dengan jumlah kotoran sapi yang tersedia masyarakat Dusun Petung Kidul memiliki potensi membuat biogas skala rumah tangga yang dapat digunakan untuk kebutuhan memasak sendiri. Hal ini juga akan menambah nilai ekonomis dari penggunaan biogas. Masyarakat hanya akan mengeluarkan biaya awal pembuatan instrumen digester , oleh karena penggunaan digester 366 menggunakan plastik maka perawatan yang dilakukan juga tidak susah. Digester menggunakan bahan plastik seperti drum 300 L untuk skala rumah tangga akan sanggup bertahan hingga 6 tahun. Namun, penggunaan biogas ini harus dilakukan secara kontinyu agar tidak memakan banyak waktu fermentasi. Tujuan dilaksanakan program pembuatan biogas dari limbah kotoran ternak ini adalah: a. Menambah pengetahuan warga tentang manfaat dari kotoran ternak b. Menambah wawasan masyarakat tentang cara mengolah limbah kotoran ternak c. Mengembangkan teknologi biogas agar mengurangi efek rumah kaca d. Menambah manfaat limbah kotoran sapi yang awalnya hanya digunakan untuk pupuk e. Dapat membersihkan lingkungan dengan bersihnya kandang sapi f. Menaikkan nilai keekonomisan dari limbah kotoran ternak dengan memanfaatkannya sebagai biogas Metode yang digunakan dalam program pembuatan biogas dari kotoran sapi ini adalah dengan menggunakan metode ceramah, diskusi dan praktek. Metode ceramah diberikan saat sosialisasi-sosialisasi pengenalan biogas dan penjelasan- penjelasan mengenai biogas. Metode diskusi digunakan saat menanggapi pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh warga seputar biogas. Metode praktek dilakukan saat mahasiswa memberikan contoh pembuatan digester dan proses pembuatan biogas, serta mempraktekkan hasil dari fermentasi tersebut guna membuktikan teori-teori yang ada. Setelah melakukan berbagai rangkaian kegiatan hasil yang diperoleh adalah: a. Masyarakat mengetahui cara mengolah limbah kotoran sapi dan memanfaatkannya sebagai biogas. b. Masyarakat mengetahui metode pembuatan biogas skala rumah tangga c. Masyarakat mendapat gambaran manfaat dari penggunaan dan pemanfaatan biogas. REFERENSI [1] Wahyuni, Sri. 2013. “ P anduan Praktis Biogas ”. Jakarta. Penebar Swadaya [2] Harsono, 2013. “ Aplikasi Biogas Guna Menunjang Kesejahteraan Petani Ternak”, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim. Tesis. [3] http:anekamakalahkita.blogspot.co.id201301makalah-biogas.html Diakses 7 September 2016 pukul 22.46 Yogyakarta, 30 November 2016 367 PELATIHAN PEMBUATAN PRODUK AREN MINUMAN INSTAN JAHE AREN Sus Budiharto, Annisa Aninditya, Rizky Silvia Rosida, Prita Damayanti Nugroho, Diah Fahrunisa, Oktiva Siwi Tri Mawarni, Muhammad Apridoni, Anggit Kurniawan Wisuda, Syarif Afif Universitas Islam Indonesia email: annisaanindityagmail.com ABSTRAK Dusun Sawah Gunung, Desa Pamriyan, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah menyimpan sumber daya alam yang melimpah diantaranya adalah aren Arenga pinnata dan jahe Zingiber officinale. Masyarakat memanfaatkan aren dengan menyadap nira dan dibuat menjadi gula. Pembuatan gula aren dinilai kurang memberikan keuntungan, sehingga perlu dilakukan pengembangan produk aren untuk mendapatkan keuntungan lebih. Gula aren dikombinasikan dengan jahe diinovasikan menjadi minuman instan serbuk jahe aren. Minuman instan serbuk jahe aren selain dapat mengkombinasikan manfaat aren dan jahe, Pelatihan pembuatan produk aren minuman instan jahe aren bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dari produk aren dan mengkombinasikan khasiat yang ada pada gula aren dan jahe. Kata Kunci : Arenga pinnata, Zingiber officinalis, Gula Aren ABSTRACT Sawah Gunung, village Pamriyan, District Pituruh, Purworejo, Central Java Province have abundant natural resources. Two of them are sugar palm Arenga pinnata and ginger Zingiber officinale. People take advantage from the sap of the palm and turn it into sugar. The production of palm sugar is considered less profitable, so the development of sugar palm products to earn more profits is necessary. We came up with a new palm sugar product formed as instant drink which combined with ginger. The instant drink aimed to combine the benefits of palm sugar and ginger, the training of palm sugar instant drink production hoped increase the the selling value of palm products. Keyword : Arenga pinnata, Zingiber officinalis, Palm Sugar PENDAHULUAN Tumbuhan aren Arenga pinnata merupakan tumbuhan yang tumbuh subur di daerah tropis, mulai dari permukaan laut sampai daratan tinggi. Pohon aren adalah pohon yang serba guna bagi manusia, mulai dari akar sampai daun. Produk utama tanaman aren adalah nira aren. Nira aren dapat dibuat minuman lahang dan gula aren gula kawung. Nira segar mengandung sukrosa 13,9-14,9, abu 0,04, protein 0,2 dan kadar lemak 0,03. Protein nira aren berasal dari empulur aren. Sekalipun protein dalam nira relative kecil, namun jika dihitung dari total bahan kering, kandungan bisa mencapai 0,78. Protein mempunyai berbagai fungsi dalam sistim kehidupan sel maupun mahkluk hidup lainnya, diantaranya berfungsi sebagai enzim, pertahanan tubuh antibodi, pembawa molekul dan hormone Pontoh Gunawan 2011. 368 Jahe Zingiber officinale merupakan tanaman herba tahunan yang tergolong family Zingiberaceae, dengan daun berpasangpasangan dua-dua berbentuk pedang, rimpang seperti tanduk, beraroma. Jahe memiliki kandungan senyawa diantaranya gingerol, shogaol, paradol, gingerdion dan zingiberol Winarti 2008. Beberapa efek farmakologis dari jahe adalah antimikroba, analgesik, antipiretik, antiemetik, antiulcer, anxiolytic, cardiotonic, anti hipertensi, hipoglikemik, antihiperlipid, antiinflamasi dan immunostimulant Woong et al. 2011; Wegrzyniak et al. 2012; Ojewole 2006. Selain itu, jahe juga memiliki manfaat sebagai antioksidan Stoilova et al. 2007. Negara tropis seperti Indonesia merupakan daerah dimana aren dapat tumbuh subur. Di Indonesia, pemanfaatan aren sangat beragam diantaranya pembuatan gula aren dengan kandungan pati dan seratnya, kolang-kaling dengan buah aren yang dapat dikonsumsi, minuman fermentasi dari nira aren atau tuak, bahkan dikembangkan menjadi sumber energy bio-etanol Ishak et al. 2013. Namun, produksi gula aren secara tradisional dinilai kurang memberikan keuntungan karena permasalahan bahan bakar kayu dan pasar yang masih terbatas Mogea et al. 1991. Dusun Sawah Gunung, Desa Pamriyan, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah menyimpan begitu banyak potensi alam diantaranya perkebunan yang terdapat aren sehingga beberapa warga memanfaatkan dengan menyadap getahnira aren dan diolah sebagai gula aren. Gula aren yang telah dibuat selanjutnya dijual dengan harga yang murah yaitu Rp 3.500,00 perkeping. Tidak banyak yang berminat mengembangkan pemanfaatan aren karena kurang memberikan keuntungan. Selain aren, di Dusun Sawah Gunung juga memiliki banyak potensi sumber daya alam yang dapat diolah dan dikembangkan misalnya para warga menanam sendiri tanaman bumbu dapur yang juga bermanfaat sebagai bahan herbal, salah satunya adalah Jahe. Sehingga dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada disekitar masyarakat, dengan bahan gula aren selanjutnya dikombinasikan dengan jahe, dapat diinovasikan menjadi minuman instan jahe aren. Minuman instan serbuk jahe aren selain dapat mengkombinasikan manfaat aren dan jahe, sekaligus sebagai salah satu peningkatan harga produk sehingga keuntungan yang didapatkan akan bertambah. Produk minuman instan jahe aren juga dapat menjadi salah satu produk khas milik Dusun Sawah Gunung terutama Desa Pamriyan yang akan diajukan sebagai Desa Ekowisata. Pelatihan pembuatan produk aren minuman instan jahe aren bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dari produk aren dan mengkombinasikan khasiat yang ada pada gula aren dan jahe. Yogyakarta, 30 November 2016 369 METODE Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan yang mudah didapatkan didaerah Dusun Sawah Gunung, Desa Pamriyan dan terjangkau. Bahan utama pembuatan produk minuman instan jahe aren adalah jahe, gula aren dan gula pasir. Sementara alat-alat yang digunakan merupakan peralatan umum yang biasanya digunakan untuk memasak, yaitu wajan, spatula, dan kompor. Rancangan Kegiatan Kegiatan dimulai dengan melakukan formulasi minuman instan jahe aren agar diperoleh produk yang baik. Kegiatan dilakukan dengan melakukan uji coba untuk mendapatkan komposisi yang tepat dari kombinasi bahan-bahan dan proses pengolahan yang optimum. Setelah didapatkan formulasi, kegiatan selanjutnya adalah sosialisasi program kepada masyarakat. Selanjutnya masyarakan diberikan materi mengenai pengembangan produk aren dan workshop pembuatan minuman instan jahe aren yang dilakukan dengan memberikan contoh cara pembuatan. Setelah itu, masyarakat diminta untuk mencoba membuat sendiri sebagai tahap evaluasi kemampuan atau keterampilan masyarakat. Produk yang telah dihasilkan selanjutnya diberikan pelatihan pengemasan disertai penyuluhan mengenai perhitungan rancangan anggaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelatihan yang diadakan mendapatkan antusiasme yang tinggi dari warga Dusun Sawah Gunung, hal itu ditunjukkan dengan kehadiran dan perhatian selama proses pelatihan. Pembuatan produk minuman instan jahe aren dimulai dari proses formulasi sehingga didapatkan kombinasi bahan-bahan sebagai berikut : Tabel 1. Bahan yang digunakan Bahan Jumlah Gula Aren 250 gram Jahe 250 gram Gula Pasir 150 gram 370 Gambar 1. Bahan-bahan produk minuman instan jahe aren Selanjutnya dilakukan sosialisasi program untuk memberikan informasi terkait pelaksanaan program untuk dihadiri oleh masyarakat. Selain pemberian informasi, masyarakat juga diberikan sampel hasil dari formulasi dengan tujuan menarik warga menghadiri pelatihan. Kegiatan yang selanjutnya adalah pemberian materi mengenai pengembangan produk aren beserta tujuan dikembangkannya gula aren dikombinasikan dengan jahe yang disertai pemberian contoh bagaimana pembuatan minuman instan jahe aren. Gambar 2. Pemberian materi mengenai pengembangan produk aren Proses pembuatan minuman instan jahe aren yang pertama adalah menimbang bahan-bahan yang akan digunakan. Jahe dikupas, dicuci dan selanjutnya diparut. Jahe yang telah diparut selanjutnya diperas untuk diambil airnya. Yogyakarta, 30 November 2016 371 Gambar 3. Proses pembuatan minuman serbuk jahe aren Selanjutnya Air perasan jahe dimasak dengan api sedang, selanjutnya dimasukkan gula aren dan gula pasir. Diaduk hingga kurang lebih 45 menit selanjutnya setelah mendidih api dimatikan dan diaduk terus hingga terbentuk menjadi serbuk. Gambar 4. Workshop pembuatan minuman instan jahe aren Gambar 5. Bahan-bahan yang sedang dipanaskan. 372 Gambar 6. Produk akhir berbentuk serbuk Setelah pemberian materi dan workshop pembuatan produk aren minuman instan jahe aren yang dilakukan dengan pemberian contoh cara pembuatan, selanjutnya warga diminta untuk mempraktekkan dari yang sebelumnya telah disampaikan. Hal tersebut selain sebagai evaluasi pemahaman materi juga sekaligus sebagai penambah kemampuan warga agar secara mandiri dapat membuat produk minuman instan jahe aren sendiri. Gambar 7. Pelatihan pembuatan Setelah itu warga juga diberikan pelatihan pengemasan produk sehingga layak dijual. Produk-produk yang dihasilkan selanjutnya dikemas dan warga juga diberikan penyuluhan mengenai perhitungan rancangan anggaran sehingga masyarakat mampu menentukan harga jual dari produk yang dihasilkan. Yogyakarta, 30 November 2016 373 Gambar 8. Produk yang telah dikemas dan siap dijual. Produk yang telah dikemas selanjutnya dipasarkan pada Pameran Desa Pamriyan yang diadakan pada tanggal 31 Agustus 2016 di Balai Desa Pamriyan. Produk dijual langsung oleh para warga dan mendapatkan respon yang baik dibuktikan dengan produk yang habis terjual dalam pameran tersebut. Gambar 9. Penjualan produk KESIMPULAN Pelatihan pembuatan produk aren minuman instan jahe aren menjadikan produk kombinasi aren dan jahe menjadi minuman instan berbentuk serbuk siap seduh yang memberikan pengetahuan serta praktik untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengolahan hasil alam yang berada disekitarnya. Pengembangan produk dinilai akan meningkatkan nilai jual dari produk aren dan mengkombinasikan khasiat yang ada pada gula aren dan jahe. REFERENSI Ishak, M.R. et al., 2013. Sugar palm Arenga pinnata : Its fibres , polymers and composites. Carbohydrate Polymers , 912, pp.699 –710. Available at: 374 http:dx.doi.org10.1016j.carbpol.2012.07.073. Mogea, J., Seibert, B. Smits, W., 1991. Multipurpose palms: the Sugar Palm Arenga pinnata Wurmb Merr.. Agroforestry Systems , 13, pp.111 –129. Ojewole, J.A.O., 2006. Analgesic , Antiinflammatory and Hypoglycaemic Effects of Ethanol Extract of Zingiber officinale Roscoe Rhizomes Zingiberaceae in Mice and Rats. Phytotherapy Research , 772May, pp.764 –772. Pontoh, J. Gunawan, I., 2011. ANALISA KANDUNGAN PROTEIN DALAM NIRA AREN. Chemistry Progresive , 42, pp.75 –79. Stoilova, I., Krastanov, A. Stoyanova, A., 2007. Food Chemistry Antioxidant activity of a ginger extract Zingiber officinale . Food Chemistry , 102, pp.764 –770. Wegrzyniak, L.J., Repke, J.T. Ural, S.H., 2012. Treatment of Hyperemesis Gravidarum. Reviews in Obstetrics Gynecology , 52, pp.78 –84. Winarti, C., 2008. Kandungan Bahan Aktif Jahe dan Pemanfaatannya dalam Bidang Kesehatan. Status Teknologi Hasil Penelitian Jahe , pp.125 –142. Woong, S. et al., 2011. Phenolic compounds isolated from Zingiber officinale roots inhibit cell adhesion. Food Chemistry , 1283, pp.778 –782. Available at: http:dx.doi.org10.1016j.foodchem.2011.03.095. Yogyakarta, 30 November 2016 375 MENCIPTAKAN LINGKUNGAN SEHAT DAN PERILAKU HIDUP SEHAT PADA MASYARAKAT KAWASAN PEDESAAN MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH Tito Yuwono, Edwin Vidya Pramana, Jatu Sandyakalaning, Syafina Dewi Lestari, Emma Aulia Dewi, Jito Chahyono, Muh. Al-Barzan, Arry Novita Husna, Enola Alaeda Universitas Islam Indonesia email: scaredemo92gmail.com ABSTRAK Sebuah lingkungan yang bersih dan sehat sangat penting dalam kehidupan manusia. Realisasi lingkungan yang bersih dan sehat di daerah pedesaan dipengaruhi oleh perilaku hidup masyarakat yang sehat. Cara untuk mencapai kondisi ini dengan melakukan pengelolaan sampah di daerah perumahan pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di daerah pedesaan di mana lokasi penelitian terletak di Ngepoh Lor, Banyusidi, Pakis, Magelang. Diketahui bahwa di daerah ini tidak memiliki pengelolaan sampah yang baik sehingga limbah menumpuk dapat menyebabkan lingkungan yang tidak sehat. Penelitian dilakukan dengan metode observasi, wawa ncara, serta pelaksanaan pengelolaan sampah di daerah. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode pengelolaan sampah yang tepat, dapat menciptakan masyarakat yang memiliki gaya hidup sehat yang dapat menyelesaikan masalah- masalah mengenai limbah di daerah. Kata kunci: Bersih dan sehat lingkungan, perilaku sehat, pengelolaan limbah. ABSTRACT A clean and healthy environment is very important in human life. The realization of a clean environment and healthy in a rural area influenced by the behavior of living a healthy society. Way to achieve this condition by carrying out waste management in an area of rural housing. This study aims to create a clean and healthy environment in a rural area where the study site is located in the Ngepoh Lor, Banyusidi, Pakis, Magelang. Known that in these areas do not have a good waste management so that the waste piling up can cause neighborhoods unhealthy. The study was conducted by the method of observation, interviews, as well as the implementation of waste management in the area. The results in this study show that with proper waste management methods, it can create a society that has a healthy lifestyle that can resolve the problems regarding waste in the area. Keywords: Clean and healthy environment, hea lthy behavior, waste management. PENDAHULUAN Sumber daya manusia SDM merupakan hal penting dalam pembangunan suatu bangsa dan mutunya sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan latihan, kesehatan dan gizi, lingkungan mereka tinggal, serta kemampuan ekonomi keluarga [1]. Untuk memajukan SDM faktor kesehatan setiap individu menjadi faktor utama. Kesehatan setiap individu juga dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia tinggal seperti kondisi tropis dan adat kebiasaan yang tidak sejalan dengan konsep kesehatan. Bila individu mempunyai tubuh yang sehat maka akan 376 mampu untuk bekerja secara produktif untuk meningkatkan perekonomian keluarga dan bahkan dapat bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Untuk menciptakan lingkungan yang bersih tidak hanya membutuhkan peran dari pihak terkait seperti Dinas Kesehatan tapi peran dari setiap individu sangat berpengaruh untuk memajukan lingkungan yang bersih dan sehat. Lingkungan yang bersih dan sehat dapat diciptakan salah satunya dengan pengelolaan sampah yang baik dan benar. Namun, sebagian warga beranggapan bahwa cara pengelolaan sampah yang baik dan benar tidak menjadi hal yang penting bagi kesehatan mereka. Penulis menjumpai warga di Dusun Ngepoh Lor tidak begitu memperhatikan pengelolaan sampah yang ada. Dusun Ngepoh Lor, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang merupakan Dusun yang didominasi warganya sebagai petani. Dimana hampir semua warga bekerja sebagai petani, baik itu petani sayuran, tembakau dan buah. Jadi hampir semua rumah menghasilkan sampah organik dari sayuran yang dihasilkan setiap harinya. Pengelolaan sampah di Dusun Ngepoh Lor menerapkan pola individual. Pola individual adalah dengan cara pewadahan sampah secara individual dengan cara membakar, mengubur danatau membuangnya ke saluran air atau sungai [2]. Penerapan pengelolaan sampah dengan pola individual yang terjadi di Dusun Ngepoh Lor memiliki dakpak negatif yaitu dapat menyebabkan polusi yang dapat menjangkau daerah lain, kerusakan pada sumber air tanah dan tersumbatnya aliran air sungai di kawasan sekitarnya sehingga meningkatkan potensi bencana [2]. Seperti yang ada di Dusun Ngepoh Lor saat ini berpotensi terjadi bencana longlor yang diakibatkan oleh kerusakan tanah akibat penimbunan sampah yang terjadi. Cara pengolahan sampah dipengaruhi oleh karateristik setiap individu dan gaya hidup individu. Permasalah penanganan sampah yang terjadi di Dusun Ngepoh Lor disebabkan oleh setiap individu yang menganggap bahwa pengelolaan sampah itu penting bagi kesehatan dan tidak adanya sarana dan prasarana untuk membuang sampah seperti tidak adanya tempat sampah umum. Kawasan pedesaan di Banyusidi, Kecamatan Pakis merupakan kawasan yang belum tersentuh oleh sistem pengelolaan sampah yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Magelang. Kurangnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Magelang membuat warga Dusun Ngepoh Lor harus lebih berperan aktif dalam pengelolaan sampah. Dalam rangka untuk menyelenggarakan pengelolaan sampah pedesaan secara terpadu dan terpusat di Dusun Ngepoh Lor, maka diperlukan saran dan dukungan dari warga sekitar dan Yogyakarta, 30 November 2016 377 adanya sarana dan prasarana yaitu seperti tempat sampah umum yang ditelatkan di Dusun Ngepoh Lor. METODE Metode penelitian menggunakan metode kualitatif yaitu dilaksanakan observasi dan wawancara kepada Pelaksana Tugas kepala dusun dan seluruh ketua RT yang ada di dusun Ngepoh Lor. Materi wawancara yaitu terkait kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah, pengecekan tempat pembuangan sampah akhir, dan cara pengolahan sampah. Selain itu dilakukan observasi terkait keadaan selokan, keadaan tempat pembuangan sampah yang ada, kebersihan fasilitas-fasilitas umum. Metode kuantitatif secara survei digunakan untuk menentukan persentase keadaan tempat sampah rumah tangga dan persentase cara pengolahan sampah rumah tangga. Kemudian arahan pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat. Tahapan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1 Koordinasi dan Advokasi Kepada Stakeholder Pelaksana Tugas Kepala Dusun dan Ketua RT. 2 Analisa Situasi Data sekunder yang dikumpulkan meliputi kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah, pengecekan tempat pembuangan sampah akhir, cara pengolahan sampah, keadaan selokan, keadaan tempat pembuangan sampah yang ada, kebersihan fasilitas-fasilitas umum diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan list masalah untuk kemudian dicari solusi perbaikannya. 3 Diskusi Warga Pada saat diskusi dengan warga disampaikan daftar masalahkebutuhan masyarakat kemudian didiskusikan untuk menentukan prioritas masalah berdasarkan kesepakatan. Pada akhir diskusi dicapai kesepakatan bahwa prioritas masalahyang ditangani adalah tidak adanya tempat pembuangan sampah akhir di lokasi-lokasi stategis. 4 Analisis masalah untuk merumuskan determinan penyebab masalah. Analisis masalah ini dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah dengan warga. 5 Diskusi warga merumuskan alternatif pemecahan masalah dan rencana kegiatan bersama. 6 Koordinasi dengan stakeholder Pelaksana Tugas Kepala Dusun dan Ketua RT untuk memantapkan persiapan pelaksanaan dan memastikan lokasi strategis penempatan tempat sampah, dan penyiapan sumber daya. 378 7 Penempatan tempat sampah sesuai pembagian setiap RT dan sesuai lokasi-lokasi strategis yang sudah didiskusikan bersama stakeholder. HASIL DAN PEMBAHASAN Dusun Ngepoh Lor merupakan dusun yang terletak di Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Dusun dengan penduduk sekitar 366 jiwa, terdiri dari 87 Kepala Keluarga dan 5 RT. Mayoritas penduduk Ngepoh Lor berprofesi sebagai petani. Berdasarkan hasil observasi, terlihat banyak sampah yang berserakan di berbagai tempat di Dusun Ngepoh Lor. Faktanya hampir semua penduduk Ngepoh Lor membuang sampah di sembarang tempat sehingga lingkungan menjadi kotor dan tercemar. Kebiasaan yang tidak baik ini jika dibiarkan akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat Ngepoh Lor. Setelah dilakukan pendataasn, ternyata hampir 55 masyarakat Dusun Ngepoh Lor tidak memiliki tempat pembuangan sampah di rumah. Sebagian lainnya mempunyai tempat pembuangan sampah terbuka. Berikut diagram yang menunjukan persentasi tempat pembuangan sampah rumah tangga masyarakat Dusun Ngepoh Lor: Gambar 1. Tempat Pembuangan Sampah Rumah Tangga Masyarakat Dusun Ngepoh Lor Gambar 2. Cara Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Masyarakat Dusun Ngepoh Lor 41 4 55 Tempat Pembuangan Sampah Rumah Tangga Masyarakat Dusun Ngepoh Lor Terbuka Tertutup Tidak Ada 78 22 Cara Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Masyarakat Dusun Ngepoh Lor Dibakar Dibuang diluar rumah Yogyakarta, 30 November 2016 379 Menciptakan Lingkungan hidup yang Bersih dan Sehat Lingkungan bersih merupakan dambaan semua orang. Namun tidak mudah untuk menciptakan lingkungan kita bisa terlihat bersih dan rapi sehingga nyaman untuk dilihat. Tidak jarang karena kesibukan dan berbagai alasan lain, kita kurang memperhatikan masalah kebersihan lingkungan di sekitar kita, terutama lingkungan rumah. Seiring majunya tingkat pemikiran masyarakat serta kemajuan teknologi di segala bidang kehidupan, maka tingkat kesadaran untuk memiliki lingkungan dengan kondisi bersih seharusnya ditingkatkan dari sebelumnya. Beragam informasi mengenai pentingnya lingkungan dengan kondisi bersih serta sehat dapat diketahui melalui media cetak dan online. Tentu saja lingkungan dalam kondisi bersih serta sehat akan membuat para penghuninya nyaman dan kesehatan tubuhnya terjaga dengan baik. Kesehatan tubuh manusia berada pada posisi paling vital. Alasannya tentulah mengarah pada keberagaman kegiatan hidup manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Penciptaan lingkungan yang bersih adalah tanggungjawab semua orang termasuk di dalamnya pemerintah melalui kebijakan realisasi tindakan nyatanya. Selanjutnya untuk menumbuhkan tanggung jawab tersebut dibutuhkan proses dan juga langkah nyata. Proses dan langkah nyata inilah yang menjadi fokus perhatian kita. Budaya membuang sampah di sungai dan selokan, menyebabkan lingkungan yang bersih sulit dicapai. Namun, untuk mengubah kebiasaan tersebut pun bukan hal yang mudah dilakukan. Keterbatasan lahan untuk membuat tempat sampah, menjadi alasan masyarakat kota untuk membuang sampah secara sembarangan. Karena itulah, wajar jika upaya melalui budaya hidup bersih dan sehat belum juga maksimal dilakukan secara serentak di seluruh wilayah. Karenanya, kerjasama pemerintah dengan masyarakat harus terjalin dengan baik agar tempat pembuangan sampah serta upaya memunculkan kesadaran hidup bersih dan sehat terealisasi secara maksimal. Pemerintah tidak dapat hanya sebatas menghimbau mengenai kebersihan lingkungan itu penting. Tapi, peran pemerintah lebih dari itu. Mulai dari memberikan contoh, langsung terjun ke lingkungan masyarakat melalui sosialisasi hidup bersih dan tindakan nyata penyediaan area pembuangan sampah, aturan tentang kebersihan dan sebagainya. Melalui kerjasama yang baik dan saling mendukung, tentu upaya memunculkan kesadaran budaya hidup sehat dan bersih akan tampak ringnan dan mudah diwujudkan dalam waktu singkat. Pengaruh kehidupan di lingkungan masyarakat dengan kebersihan yang terjaga pun akan dapat segera dirasakan secara langsung. Selain itu, ulasan ini pun juga akan membantu memberikan gambaran mengenai beberapa langkah untuk menciptakan lingkungan dengan kebersihan yang terjaga. Cara ini termasuk cara yang mudah untuk dilakukan secara bersama antara individu, masyarakat hingga 380 pemerintah tujuan menciptakan lingkungan dalam kondisi kebersihan terjaga bisa tercapai tanpa ada paksaan. Selain itu, tujuan itu juga merupakan sebuah kesadaran dan kebutuhan semua orang. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih. Langkah-langkah tersebut di antaranya adalah: 1 Memberikan kesadaran tentang arti penting lingkungan yang bersih kepada masyarakat, terutama pada anak-anak agar kesadaran tersebut bisa tumbuh sejak usia dini. Membiasakan hidup bersih sejak usia anak-anak tentu lebih membuahkan hasil yang luar biasa daripada pembiasaan diri pada usia setelahnya. Alasannya tentu saja berkaitan dengan kesadaran yang berhasil muncul melalui kebiasaan. Anak-anak tidak perlu diperintah ataupun dipaksa untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungannya. Mereka diberi contoh dan pemahaman akan pentingnya kebersihan, maka hal itu akan menancap dan dilakukan dengan maksimal dan sebaik mungkin dalam kehidupannya. Mereka akan terus mengingat dengan baik hal positif yang sering dilakukannya dengan kesadaran tanpa adanya rasa takut, khawatir ataupun was-was jika belum berhasil melakukan upaya menjaga kebersihan. Mereka akan terus belajar dan berlatih karena lingkungan sekitarnya memberikan contoh dan pemahaman dengan benar. 2 Buatlah tempat sampah yang memisahkan antara sampah organik dan non organik. Hal ini penting dilakukan agar memudahkan upaya untuk menanggulangi timbunan sampah. .Jika sampah organik berhasil dipisahkan, maka akan mudah untuk merencanakan langkah positif terhadap sampah. Sampah adalah komponen yang begitu dekat dengan kehidupan manusia. Dan seringkali dalam pembuangannya menimbulkan banyak permasalahan. Untuk itu, haruslah dipikirkan cara yang paling tepat untuk dapat mengelola sampah ini termasuk dalam pembuangan mulai dari tahap di rumah tangga sampai di tempat pembuangan terkahir. Atau juga bagaimana cara untuk mendaur ulang sampah agar masih dapat untuk dipergunakan kembali. 3 Buatlah jadwal rutin untuk melakukan aktivitas pembersihan lingkungan secara terjadwal. Melalui jadwal, maka kita akan membiasakan diri disiplin menjaga kebersihan lingkungan. Tidak masalah meski ada kendala di tengah pelaksanaannya. Tapi hal penting adalah keseriusan dan keberlanjutan hidup bersih serta sehat Kita tak akan mendapatkan atau merasakan manfaat dari lingkungan yang bersih tanpa adanya kemauan dari diri kita sendiri untuk melakukan pembersihan lingkungan. Dan hal ini seharusnya dijadikan sebagai sebuah kebiasaan hidup. Bukan lagi sebagai hal yang hanya dilakukan sesekali namun haruslah dijadwal atau diagendakan secara rutin. Yogyakarta, 30 November 2016 381 4 Buatlah sebuah aktivitas kreatif untuk mengelola sampah non organik menjadi sebuah benda yang bersifat produktif dan bisa menghasilkan uang. Hal ini dapat diketahui beragam informasinya melalui beragam media, baik cetak maupun online. Sejatinya saat ini telah banyak ditemukan ide kreatif untuk mengelola kembali sampah menjadi barang yang lebih berguna. Kita dapat mencontoh ide yang sudah ada atau memikirkan ide lain yang berbeda. Poin yang terpenting adalah bahwa sampah tersebut dapat untuk kembali diolah tanpa memberikan beban yang lebih bagi alam dan lingkungan. 5 Biasakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal ini akan sangat bermanfaat jika diberikan juga kepada anak-anak, sehingga akan menjadi sebuah pola perilaku yang tercipta di bawah sadar. Seperti yang telah disebutkan bahwa masalah sampah adalah masalah yang klasik. Namun dapat dipercahkan dengan banyak hal yang sederhana. Dengan membiasakan untuk membuang sampah ke tempat sampah yang benar adalah hal awal untuk menanggulangi masalah sampah ini. Ada banyak manfaat yang bisa dirasakan seseorang dengan menjaga lingkungan mereka tetap terlihat bersih dan rapi. Lingkungan yang bersih akan menjauhkan sumber-sumber penyakit untuk berkembang di sekitar kita. Hal itu tentu berkaitan dengan kesehatan. Selain itu, dengan lingkungan yang bersih pula, kita akan merasa nyaman dan betah untuk berada di rumah. Sebenarnya bukan hanya terbatas pada lingkungan rumah, tapi juga lingkungan sekitar tempatnya berada. Rumah memang menjadi bagian paling dekat dari kehidupan manusia. Segala rencana serta persiapan hidup untuk masa depan, senantiasa direncanakan di rumah secara persentase yang besar oleh manusia di dunia ini. Jadi, sudah selayaknya menjaga kebersihan serta kesehatan lingkungan rumah menjadi tanggungjawab masing-masing individu. Meski faktor lain di luar lingkungan rumah juga mempengaruhi kondisi kebersihan maupun kesehatan tubuh, tapi lingkungan rumah termasuk paling inti dan pertama harus dijaga lebih dulu. Lingkungan dengan kondisi bersih yang bebas dari timbunan sampah,juga akan terhindar dari bencana seperti banjir pada musim hujan. Salah satu penyebab banjir di berbagai wilayah adalah karena banyaknya sampah yang berserakan sehingga menghambat aliran air. Hal ini merupakan salah satu perilaku buruk seakan sudah menjadi budaya masyarakat lndonesia, khususnya di wilayah perkotaan. Oleh karena itu, menjadikan sampah dalam kondisi berserakan bahkan tertimbun tidak baik. Upaya untuk menanggulangi sampah seperti dibersihkan ataupun di daur ulang bagi bahan yang dapat didaur ulang, maka hal itu dapat dicoba untuk dilakukan secara berulang 382 Cara Pengolahan Sampah di Desa Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik atau pemakai sebelumnya,tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Sampah juga diartikan sebagai semua barang yang dibuang dan dianggap sudah tidak berfungsi lagi bagi kita.dan biasanya berasal dari kegiatan rumah tangga dan perdagangan. Jenis-Jenis Sampah 1. Berdasarkan Sifatnya Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Sampah organik - dapat diurai degradable

Sampah organik yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos

b. Sampah anorganik - tidak terurai undegradable

Sampah anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.

2. Berdasarkan Sumbernya

Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut : a. Sampah alam b. Sampah manusia c. Sampah konsumsi d. Sampah nuklir e. Sampah industri f. Sampah pertambangan.

3. Berdasarkan Bentuknya

Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi menjadi : Sampah Padat Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Sampah Cair Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Yogyakarta, 30 November 2016 383 a Sampah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet dan industri. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya. b Sampah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat. Pengelolaan sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yg digunakan untuk mengolah, dan ketersediaan area. Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah, dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa metode atau cara sebagai berikut: 1 Melakuakan Metode Pembuangan dan Penimbunan Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama biasanya tikus. Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.