Spot Riyadi Prosiding Seminar Nasional Seri 6 Pengabdian 2016

222 populer di kalangan pecinta fotografi karna tempatnya memang sangat ideal untuk menikmati proses tenggelam dan terbitnya matahari. Hanya saja, butuh sedikut keberuntungan untuk mendapatkan pemandangan sunrise di tempat ini karna saat pagi sering muncul kabut yang mengalangi pemandangan sunrise . Untuk menunggu momen sunrise, bahkan ada beberapa fotografer yang rela bermalam di Spot Riyadi. Suasana dan pemandangan yang ada di Spot Riyad ini mengingatkan kita pada Punthuk Setumbu di Magelang yang juga dikenal sebagai tempat untuk menikmati pemandangan sunrise. Jika di Punthuk Setumbu kita akan disuguhi pemandangan Candi Borobudur, maka di Spot Riyadi kita akan disuguhi pemandangan candi yang tidak kalah megah, Prambanan. Satu hal yang membuat tempat ini menjadi sangat menarik dan terkenal adalah keberadaan Candi Prambanan dan Gunung Merapi yang melengkapi pemandangannya. Saatsedang tidak tertutup mendung, Gunung Merapi yang legendaris itu akan terlihat begitu elegan dari tempat ini. Ia tidak sendirian. Beberapa gunung lain — termasuk Sindoro dan Lawu — juga akan terlihat dari tempat ini. Sementara itu, Candi Prambanan juga akan terlihat begitu cantik dan menawan dari tempat ini. Candi tersebut tampak menjulang diantara pohon-pohon dan rumah-rumah. Candi Sojiwan — yang secara administratif masuk wilayah Klaten, Jawa Tengah — juga tempak menjulang diantara pepohonan Spot Riyadi bisa dikunjungi kapan saja. Pagi, siang, sore bahkan malam. Iya, malam. Tak terbayang betapa indahnya pemandangan malam di tempat ini seandainya langit sedang sangat cerah. Tidak hanya bintang di langit yang membuat pemandangan menjadi indah, kerlap-kerlip lampu kota juga akan terlihat keren. Pemandangan Candi Prambanan yang tersorot lampu juga akan terlihat semaki n “dramatis”. Spot Riyadi berada di Jalan Candi Miri km.3.5 Dawang Sari, Prambanan. Cara paling mudah untuk sampai tempat ini adalah dengan mengikuti jalan menuju resort Abhayagiri dan Candi Barong yang lokasinya berada dikawasan ruko belakang shelter Trans Jogja depan Candi Prambanan Tak jauh dari resort tersebut tepatnya di belakang kita akan menemukan jalan kecil berupa cor semen. Kita ambil jalan ini sampai menemukan sebuah perempatan, lalu ambil kiri. Sekitar 200 berjalan kita akan menemukan spot yang kita cari. Rute menuju Spot Riyadi juga sudah tersedia di Google Maps. Kamu bisa menggunakan aplikasi Google Maps atau Waze sebagai pemandu Yogyakarta, 30 November 2016 223 KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan yaitu: a. Terdapat 6 objek wisata yang terdapat di Desa Sambirejo. b. Objek wisata di Desa Sambirejo terdiri dari objek sejarah Candi Boko, Candi Barong, dan Candi Ijo dan pemandangan alam Tebing Breksi, Spot Riyadi, dan Batu Papal REFERENSI Anonim. 2013. Candi Barong Yogyakarta. https:gudeg.netdirektori1775ca ndi-barong- yogyakarta.html. Diakses pada 09 September 2016. Anonim. 2014. Misteri Istana Candi Boko. http:candi1001.blogspot.co.id20 1409istana-candi-ratu-boko- yogyakarta.html. Diakses pada 09 September 2016. Anonim. 2015. Sejarah, Penyelamat Tebing Breksi Prambanan. http:jalanjogja.comsejarah- penyelamat-tebing-breksi- prambanan. Diakses pada 09 September 2016. Ardiansyah, Rahmad. 2016. Sejarah Destinasi Wisata Candi Ijo Jogja. http:www.idsejarah.net201601candi-ijo.html. Diakses pada 09 September 2016. Arsyad, Azhar. 2001. Media Pembelajaran cetakan ke-15. Rajawali Pers. Jakarta. Suwantoro, G. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Penerbit Andi. Yogyakarta. Tjiptono, Fandi. 2001. Kualitas Jasa: Pengukuran, Keterbatasan dan Implikasi Manajerial, majalah Manajemen Usahawan Indonesia. Jakarta. TribunNews. 2016. Spot Riyadi, Titik Lokasi Terbaik Untuk Fotografi Keindahan Candi Prambanan dari Kejauhan.http:www.tribunnews.comtravel20160210spot-riyadi- titik-lokasi-terbaik-untuk- fotografi-keindahan-candi- prambanan-dari-kejauhan?page =2. Diakses pada 09 September 2016. 224 PEMBUATAN TPS TEMPAT PEMBUANGAN SEMENTARA Ahmad Asroni 1 Moh Satria Buana Perwira 2, Dinda Ayu Rizky Septiana 3, Al Hujjah Asianingrum 4 , Surya Hadi Saputra 5 , Fatmawati 6 , Anissa Virgiany 7 , Amiril Hunafa 8 , Agung Aulya Perdana Tanjung 9 Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia email: 1331365students.uii.ac.id ABSTRAK KKN UII Semester Regular saya dengan Inter Time Model Kelompok 203 pasukan 53 berlangsung selama 32 hari di dusun Pandean Kidul, Pandean, Kecamatan Ngablak, Magelang, Jawa Tengah. Selama periode pengamatan, ada menunjukkan beberapa masalah yang membuat program kelompok kerja. Antara lain di bidang Kesehatan Lingkungan pembuatan TPS Pembuangan Sementara didasarkan pada ma salah utama yang ditemukan di Dusun Pandean Kidul, yaitu sampah. Rumah tangga sampah atau limbah dari petani tanaman dibuang langsung ke kali di sekitar dusun. Dengan demikian, menyebabkan polusi sungai di Dusun Pandean Kidul. sungai Krakal dan sungai Dringon ke tempat pembuangan sampah masyarakat dusun Pandean Kidul. Hal ini diperlukan untuk manajemen, manajemen dilakukan dengan membuat TPS atau tempat pembuangan sementara. Membuat TPS bertujuan untuk menjadi tempat pembuangan sampah sehingga tidak sadar meningkatkan kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan. Dengan penciptaan TPS, tingkat diharapkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan dapat membuang sampah pada tempatnya. Kata kunci: Sampah, Pandean Kidul, tempat sampah, TPS, Sampah. ABSTRACT KKN UII Semester Regular I with Inter Time ’s Model Group 203 forces 53 lasted for 32 days in the hamlet Pandean Kidul, Pandean Village, District Nga blak, Magelang, Jawa Tengah. During the observation period, there show some problems that made a work group program. Among others in the field of Environmental Health the manufacture of TP S Disposal meantime was based on the major problems found in Hamlet Pandean Kidul, namely trash. Household waste or waste from crops farmers dumped directly into times around the hamlet. Thus, causing pollution of rivers in the hamlet Pandean Kidul. Krakal river and Dringon river into landfills hamlet community Pandean Kidul. It is necessary to management, management is done by making the TPS or temporary disposal sites. Making TPS aims to become landfills so unconsciously raise awareness for not littering. With the creation of TPS, the expected level of public awareness about the importance of maintaining cleanliness and can dispose of waste in place. Keywords: Trash, Pandean Kidul, Dumpster, TPS, Waste PENDAHULUAN Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, sampah dapat dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya terkena pada berbagai sisi kehidupan. Menurut prakiraan, volume sampah yang dihasilkan per orang rata-rata sekitar 0,5 kgkapitahari [1]. Istilah sampah pasti sudah tidak asing lagi ditelinga. Jika mendengar menimbulkan aroma bau busuk yang sangat menyengat. Sedangkan sampah menurut kamus lingkungan adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk di gunakan secara biasa Yogyakarta, 30 November 2016 225 atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi berkelebihan atau buangan. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan teknologi, maka jumlah sampah juga akan meningkat baik ragam maupun volumenya. Karena sampah akan selalu ada selama manusia ada [2]. Dalam kehidupan manusia, sebagian besar aktivitas akan menghasilkan sampah. Sampah-sampah tersebut akan menumpuk ditempat sampah. Apalagi tumpukan yang semakin meningkat tersebut tidak diimbangi dengan pengolahan yang baik maka akan muncul berbagai permasalahan terutama bagi penduduk di sekitar. Permasalahan tersebut bisa berupa timbulnya berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan karena baunya yang sangat menyengat, dan juga dapat merusak lingkungan sekitar. Terhadap lingkungan, terdapat dampak negatif yang berkelanjutan dan memiliki efek jangka panjang. Pembuangan sampah ke saluran-saluran air akan menyebabkan aliran terganggu dan saluran air akan menjadi dangkal. Bila musim hujan tiba akan menyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur menjadi dangkal. Selain itu, air banjir dapat menyebabkan kerusakan fasilitas masyarakat, seperti jalan, jembatan, dan saluran air [3]. Untuk mengatasi masalah sampah, dibutuhkan sistem pengelolaan yang baik. Perilaku masyarakat khususnya Dusun Pandean Kidul, dengan tidak adanya tempat penampungan sampah sehingga masyarakat membuang sampah ke sungai Krakal dan sungai Dringon. Tumpukan sampah tersebut menyebabkan tersumbatnya aliran sungai dan membuat tercemarnya air tersebut. Melihat urgennya masalah mengenai sampah di Dusun Pandean Kidul maka diperlukan adanya pengelolaan sampah tesebut terutama untuk Dusun Pandean Kidul. Pengelolaan dilakukan dengan membuat TPS atau tempat pembuangan sementara. Pembuatan TPS ini bertujuan untuk menjadi tempat pembuangan sampah sehingga secara tidak sadar akan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. METODE Sasaran dalam program ini adalah seluruh warga Dusun Pandean Kidul, Desa Pandean agar dapat membuang sampah tidak sembarangan lagi. Dimana bahan terdiri dari batako, pasir, dan semen. Serta alat-alat bangunan dengan desain tempat pembuangan 226 sementara berupa bangunan permanen berbentuk kubus dengan bukaan diatasnya dan pintu. Ukuran dari tempat sampah sebesar 2×2 meter. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampah merupakan sumber utama polutan. Namun, disisi lain, apabila sampah dikelola secara benar dan tepat akan memiliki peluang untuk dimanfaatkan lebih lanjut dan bernilai ekonomi [4]. Namun, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemilahan sampah. Serta kurangnya kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya menjadi penyebab menumpuknya sampah di Sungai Krakal dan Sungai Dringon. Gambar 1. Sampah di Kali Krakal Gambar 2. Sampah di Kali Krakal Dusun Pandean Kidul terdiri dari 2 RW dengan masing-masing terdiri dari 3 dan 4 RT memiliki kurang lebih 519 penduduk degan 162 KK. Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Sehingga dapat dilihat bahwa sayuran Yogyakarta, 30 November 2016 227 merupakan mayoritas jenis sampah yang banyak dibuang masyarakat. Setelah itu juga terdapat sampah rumah tangga. Selain itu, melihat dari aktfitas pengangkutan sayur yang dilakukan oleh masyarakat. Kecenderungan malas untuk mengolah dan membuang ketempat sampah membuat parapetani melakukan pembungkusan sayur di pinggiran kali agar memudahkan membuang limbah sayur. Maka dilakukan pembuatan TPS berlokasi dekat dengan Kali Dringon menggunakan lahan kosong milik masyarakat diharapkan menjadi lokasi stategis Gambar 3. Tempat Pembuangan Sementara Tempat pembuangan sampah ini dirancang dengan ukuran tidak terlalu besar agar tidak terlalu banyak tumpukan sampah. Sampah yang akan dibuang ke tempat pembuangan sementara ini diharapkan merupakan sampah dari sampah yang dimiliki masyarakat. Dimana sampah tersebut diharapkan dapat terpilah terlebih dahulu sebelum dibuang. Sampah dipilah dengan mengambil sampah-sampah yang bisa didaur ulang menjadi barang berharga. KESIMPULAN Program pembuatan TPS memberikan manfaat bagi masyarakat Dusun Pandean Kidul, dengan adanya TPS ini dapat menjadi tempat pembuangan terhadap sampah yang ada. Sehingga diharapkan lingkungan Dusun Pandean Kidul terutama kali Krakal dan kali Dringon yang selama ini menjadi tempat masyarakat membuang sampah dapat bersih. REFERENSI [1] Sudradjat. 2006. Mengelola Sampah Kota . Bogor : Niaga Swadaya. [2] Sejati, Kuncoro. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu . Yogyakarta : Kanisius. 228 [3] Chandra, Budiman. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan Komunitas . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. [4] Basriyanta. 2007. Manajemen Sampah . Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Yogyakarta, 30 November 2016 229 KEWIRAUSAHAAN: MENINGKATKAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MEMANFAATKAN BAHAN MURAH MENJADI PRODUK BERNILAI JUAL Arif Darmawan, Nevia Yulfa Fadhlika, Dwi Putri Kartika Sari, Romi Arief Muhammad, Oki Kustiwa, Hasian Syuhada Syahraputra Siregar, Harri Trisnapati, Fantry Wijayanti, Nadia Dessifa Hasana Universitas Islam Indonesia – Yogyakarta Email: neviayulfafgmail.com ABSTRAK Kewirausahaan Entrepreneurship merupakan persoalan paling penting didalam perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun seperti Indonesia. Kelompok kewirausahaan entrepreneurship yang dikenal sebagai modal manusia memiliki peranan dalam memajukan perekonomian. Kata kunci: Kewirausahaan, Memajukan Perekonomian ABSTRACT Entrepreneurship Entrepreneurship is the most important issue in the economy of a nation that is building such as Indonesia. Group entrepreneurship entrepreneurship is known as human capital has a role in promoting the economy. Keywords: Entrepreneurship, Advancing the Economy PENDAHULUAN Kewirausahaan Entrepreneurship merupakan persoalan paling penting didalam per- ekonomian suatu bangsa yang sedang membangun seperti Indonesia. Persoalanyang kita hadapi saat ini adalah masih rendahnya minat masyarakat untuk menjadi wirausaha. 4,676 juta orang 0,8 persenpenduduk Indonesia memilih menjadi wirausaha. Kondisi ini masih sangat jauh jika dibandingkan dengan Negara-negara lain seperti Singapura, Cina dan Amerika Serikat.Kelompok kewirausahaan entrepre-neurship yang dikenal sebagai modal manusia memiliki peranan dalam memajukan perekonomian. Kemajuan bangsa Jepang dan Cina misalnya dimotori oleh wirausawaan. Gelombang usahawanlah yang telah merubah wajah Negara-negara tersebut menjadi Negara dengan tingkat capaian ekonomi tertinggi di dunia.Indonesia perlu “mewarisi” pengalaman Hongkong atau Taiwan yang telah berhasil melakukan revolusi kewirausahawaan hingga akhirnya dapat meningkatkan pendapat nasional dan memperkuat dinamika ekonomisecara keseluruhan. Entrepreneur, berasal dari bahasa Inggris, artinya usahawan atau pengusaha. Usahawan atau pengusaha, dalam aktifitas sehari-hari disebut juga dengan pebisnis. Dan segala aktifitas pada pebisnis atau pengusaha disebut dengan bisnis. Karena aktifitas pebisnis tidak lain adalah 230 bisnis itu sendiri yang melibatkan waktu dan setiap waktu yang digunakan dalam berbisnis dihitung dengan nilai usaha, di mana nilai usaha tersebut adalah keuntungan bisnis. Wirausaha adalah jalan pekerjaan seseorang yang dijalankan dengan kemungkinan memperoleh keuntungan dan kemungkinan memperoleh kerugian yang tak terhingga berdasarkan skala kualitas seseorang tersebut, sehingga untuk melangkah berwirausaha diperlukan pribadi-pribadi tangguh, pribadi pantang menyerah, percaya diri, kemampuan mental-emosional dan kemampuan membaca peluang. Kemampuan berwirausaha di dasari atas sebuah kepentingan membaca peluang untuk pengembangan sebuah usaha, tersedianya cukup waktu untuk mengimprofisasikan kreatifitas usahanya, dan dorongan yang kuat dalam menguasai pasar. Sehingga dalam hal ini diperlukan konsep-konsep dasar berwirausaha agar tidak terjebak dalam kemacetan improfisasi. Beberapa ciri entrepreneurship atau jiwa kewiraswastaan dikemukakan oleh J.A. Schumpeter 1970 dalam bukunya “The Entrepreneur as Innovator” antara lain sebagai berikut: 1. Berambisi tinggi 2. Energetic 3. Bernafsu 4. Percaya Diri 5. Kreatif dan Innovatif 6. Senang bergaul 7. Pandai Bergaul 8. Bersifat fleksibel 9. Hard working 10. Berpandangan ke depan 11. Netral – berani terhadap risiko 12. Senang mandiri dan bebas 13. Banyak inisiatif dan bertanggung jawab 14. Bersikap optimistic 15. Memandang kegagalan sebagai pengalaman yang berharga 16. Selalu berorientasi laba 17. Selalu memperhitungkan dengan uang 18. Gemar bersaing bertanding kompetisi Proses kewirausahaan antara pria dan wanita tidak berbeda, namun dalam praktiknya wanita lebih banyak mengalami kendala dalam berwirausaha Tambunan, 2009. Berdasarkan Yogyakarta, 30 November 2016 231 riset-riset di Bangladesh, India, Indonesia, dan Afrika Selatan didapati bahwa kendala-kendala wanita dalam berwirausaha adalah; 1 Hukum, adat, tradisi, budaya dan agama 2 status perkawinan 3 pekerjaan rumah tangga yang berat 4 keterbatasan pendidikan, pengetahuan dan informasi 5 Keterbatasan dana sebagai modal dan akses kredit 6 jaringan kelembagaan yang kurang memadai Ahamad Moudud-UI-Hug, 2013; Bhardwaj, 2008; Bruni, Gherrardi Poggio, 2004; Derera, Chitaku nye O’Naill, 2014; Ganesan, Kaur Maheshwari, 2002; Pawan Rajesh, 2009; Ragoobur Kasseeah, 2012; Sharma, 2013; Tambunan, 2008; Tambunan, 2009. Kanungo 2003 menambahkan bahwa keterbatasan wanita pengusaha untuk memulai usaha adalah; 1 hambatan pengambilan risiko karena wanita kurang tegas dan percaya diri 2 status wanita dalam struktur sosial membuat wanita tergantung pada pria suami, ayah dan keluarga 3 kurangnya akses pendidikan dan pelatihan bagi wanita, dan 4 sulitnya akses dana dan kredit bagi wanita. Tujuan dari kewirausahaan, sebagai berikut: 1. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas. 2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. 3. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul. 4. Menumbuhkembangkan kesadaran dan’orientasi Kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap masyarakat. Manfaat Kewirausahaan untuk kedepannya , sebagai berikut :  Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Menjadi contoh bagi masyarakat sebagai pribadi yang unggul dan patut diteladani  Dapat memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan kemampuanya  Menambah daya tampung tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran  Dapat mendidik masyarakat hidup efisien dan tidak boros METODE Modal Manusia Berjiwa Entrepreneur Dalam memulai suatu usaha, umumnya setiap usaha mengalami banyak permasalahan dan krisis. Banyak kegagalan karena kurangnya kreativitas, kepemimpinan dan pembuatan keputusan yang tepat untuk mencari solusi yang baik. Kreativitas seperti, thinking outbox atau 232 kemampuan melakukan analisa permasalahan di luar pemahaman yang sudah ada dan mencari alternative solusi yang kreatif akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreativitas juga akan membantu Anda untuk menyesuaikan produk-produk Anda agar diterima oleh pasar dan melihat berbagai peluang dalam membangun usaha anda. Optimisme dan keberanian mengambil resiko dalam mengkaji suatu tantangan tugas tidak luput dari pengaruh kepercayaan diri yang ada. Geoffrey G Meredith, mengemukakan profil wirausaha yang utama adalah percaya diri yang memiliki watak ketidak tergantungan, individual dan optimis. Pengambilan resiko dengan watak suka pada tantangan akan berorientasi ke masa depan yang berpandangan jauh kedepan. Tingkat kemandirian atau kemampuan untuk berdiri sendiri erat hubungannya dengan tingkat kepercayaan diri seseorang. David J. Schwartz mengatakan bahwa untuk membangun kekuatan dan keyakinan seseorang harus melakukan pedoman untuk menghasilkan dan memperkuat kekuatan keyakinan diri. a Pikirkan keberhasilan jangan pikirkan kegagalan b Terus menerus mengingat sesuatu yang lebih baik c Keyakinan yang tinggi. 1 Mengubah Pola Pikir Perlu diciptakan suatu iklim yang dapat mengubah pola pikira baik mental maupun motivasi oranga tua, dosen, dan mahasiswa agar kelak anak-anak mereka dibiasakan untuk menciptakan lapangan pekerjaaan ketimbang mencari pekerjaan. Perubahan ini tidak dapat dilakukan secara cepat, tetapi harus dilakukan secara bertahap. Pertama, misalnya dengan mendirikan sekolah yang berwawasan wirausaha entrepreneur atau paling tidak menerapkan mata kuliah kewirausahaan seperti yanga sekaranga ini sedang digalakkan di berbagai perguruan tinggi. Dengan demikian, hal itu sedikit banyak akan mengubah dan menciptakan pola pikir mental dan motivasi mahasiswa dan oranga tua. Kedua, di dalam pendidikan kewirausahaan perlu ditekankan keberanian untuk memulai berwirausaha. Biasanya, kendala kita untuk memulai suatu usaha adalah adanya rasa takut akan rugi atau bangkrut. Namun, sebagian orang yang sudah memiliki jiwa wirausaha merasa bingung dari mana harus memulai suatu usaha. Ketiga, tidak sedikit yang merasa bahwa berwirausaha sama dengan tidak memiliki masa depan yang pasti. Sementara itu, dengan bekerja di perusahaan, mereka yakin bahwa masa depan sudah pasti, apalagi pegawai negeri. Dengan berwirausaha, justru masa depan ada di tangan kita, bukan di tangan orang lain. Baik buruknya masa depan, kitalah yang menentukan sehingga motivasi untuk berkembang terbuka lebar. Yogyakarta, 30 November 2016 233 2 Kreativitas Dalam Berusaha Dalam melakukan tindakan ekonomi tindakan memenuhi kebutuhan manusia selalu dihadapkan pada permasalahan ekonomi yaitu terbatasnya alat pemuas kebutuhan. Disinilah saatnya manusia dituntut untuk kreatif dalam melakukan pilihan mana yang terbaik dan mana yang paling menguntungkan sesuai kemampuan sumber daya yang dimilikinya. Kewirausahaan sebagai faktor produksi yang menentukan dalam proses suatu produksi sangat dituntut untuk memiliki sifat kreatif. Seorang wirausaha dituntut memiliki kemampuan menggunakan sumber daya ekonomi seperti keuangan modal, bahan mentah dan tenaga kerja untuk membangun perusahaannya. Wirausaha juga di tuntut memiliki sikap tanggap terhadap peIuang usaha yang menguntungkan, bekerja keras dengan semangat tinggi, berani mengambil resiko. tidak takut gagal serta bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan. Ternyata telah banyak pengusaha yang behasil sukses karena mereka memiliki sikap kreatif wirausaha tersebut. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha startup, kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru creative, kemampuan untuk mencari peluang opportunity, keberanian untuk menanggung risiko risk bearing dan kemampuan untuk mengembangkan ide. Kemauan dan kemampuan – kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk : a Melakukan proses teknik baru the new technik b Menghasilkan produk atau jasa baru the new product or new service, c Menghasilkan nilai tambah baru the new value added, d Merintis usaha baru new businesess,yang mengacu pada pasare 3 Peranan Kreativitas dalam Wirausaha Inovasi memegang peranan penting dalam mengembangkan produk dan jasa dalam bisnis. Berbagai kesuksesan wirausaha di dunia disebabkan oleh kreatifitas dalam mengembangkan produk. Persaingan yang ketat dalam berwirausaha mendorong wirausaha untuk memiliki kreatifitas yang tinggi. Daya kreatifitas tersebut harus dilandasi cara berpikir yang maju, gagasan-gagasan baru yang berbeda dibandingkan produk-produk yang telah ada. Berbagai gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu dan memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha yang pada awalnya kelihatan mustahil. 4 Membangun Kewirausahaan Berwirausaha memang tak cukup hanya bermodalkan rasa ingin belaka. Berwirausaha harus merupakan pilihan, lalu menetapkan langkah pasti dan teguh dalam menjalaninya. 234 Idealnya, komitmen dan konsistensi itu harus terus dijaga apapun ujiannya, apapun godaannya, dan apapun hasilnya. Apalagi tingkat persaingan usaha dan perilaku pasar semakin dinamis. Wirausahawan harus memiliki keyakinan, cita-cita untuk menjadi besar diawali dengan langkah-langkah kecil. Wirausaha membutuhkan suatu skill untuk menjalankan usahanya. Skill tersebut bisa berupa cakap menjual dan integritas yang tinggi. Selain itu harus juga mempunyai sikap ulet, gigih, pandai, disiplin, pantang menyerah, dan mempunyai pikiran yang terbuka. HASIL dan PEMBAHASAN Penulis merealisasikan langsung kepada masyarakat sebagai dasar pengabdain penulis terhadap masyarakat dengan membantu dan melakukan pelatihan kewirausahaan yang dilakukan oleh Ibu-Ibu dan Anak-anak disuatu daerah yang jauh dari kota. Penulis melakukan kegiatan dan melatih di Dusun Dogleg, Desa Brondong, Kecamatan Bruno, Purworejo. Antusias masyarakat yang tinggi menjadikan penulis semakin semangat dalam memberikan ilmu dan melakukan pelatihan kepada ibu-ibu maupun anak-anak yang ada di Dusun tersebut. Masyakat Dusun Dogleg sebagian besar setelah lulus SMP melanjutkan mencari nafkah diperantauan seperti di Jakarta dan Kalimantan atau melanjutkan pekerjaan orangtuanya yaitu bertani dan berkebun yang hasil panennya bersifat musiman. Tidak ada masyarakat yang berusaha untuk membuka lahan pekerjaan didaerah kelahirannya selain bertani dan berkebun. Sehingga tidak ada pemasukan lain selain dari hasil bumi tersebut. Dan ibu ibu dusun Dusun Doglek bekerja hanya saat musim panen dan musim tanam datang, selebinya hanya mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus anak anaknya. Maka dari itu, penulis ingin mengisi waktu luang dari para ibu ibu serta anak anak dari Dusun Dogleg agar lebih bermanfaat dengan membuat produk produk dari bahan yang mudah didapat dan murah. Adapun target yang ingin disasarkan dari program Peningkatan kewirusahaan dengan pemanfaatan bahan murah menjad bernilai jual ini adalah warga ibu ibu serta anak anak masyarakat Dusun Dogleg, dimana mayoritas dari mereka tidak memiliki kegiatan yang dapat menghasilkan setelah melakukan pekerjaan rumah dan bersekolah. Hasil yang dicapai dari program ini adalah warga masayarakat dusun Dogleg dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam membuat produk yang dapat mereka buat diwaktu luang dengan modal yang sedikit serta mudah didapatkan. Sehingga masyarakat mendapatkan tambahan pendapatan dari penjualan produk tersebut. Yogyakarta, 30 November 2016 235 Gambar 1. Kreativitas Membuat Gelang Tali Adapun dana yang dibutuhkan dalam pembuatan gelang sebagai berikut : Tabel 1. Rekapitulasi Dana Pembuatan Gelang Pengeluaran Biaya Benang gelang 6 gulung Rp 42.000 Kain Flanel 10 lembar Rp 20.000 Kertas Hias Rp 5.000 Kancing Hias Rp 6.000 Lem kayu Rp 14.000 Jumlah Biaya Rp 87.000 Mayoritas ibu-ibu Dukuh Dogleg merupakan ibu-ibu rumah tangga yang hanya mengandalkan hasil atau gaji dari bapak-bapak yang sebagian besar bekerja sebagai petani. Ibu- ibu Dusun Dogleg belum ada yang berani memulai untuk berwirausaha sesuai dengan kreativitas yang dimiliki. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil survei bahwa ibu-ibu Dukuh Dogleg masih kurang dalam pembelajaran keterampilan tangan. Salah satu upaya untuk memperbaiki keadaan tersebut mahasisiwa mencoba menerapkan pelatihan pembuatan produk tas kanvas guna meningkatkan kreativitas ibu-ibu dalam berkreasi menggunakan bahan-bahan yang tersedia yang telah mereka buat sendiri. Tujuan dari kegiatan ini adalah ibu-ibu Dukuh Dogleg dapat memiliki kreatifitas yang lebih jika dibandingkan dengan sebelumnya. Ibu-ibu Dukuh Dogleg terbantu dengan adanya pelatihan pembuatan tas kreasi masing-masing ibu-ibu Dukuh Dogleg. Dengan pelatihan pembuatan produk tersebut 236 ibu-ibu memiliki gambaran untuk lebih termotivasi dalam berwirausaha. Ada beberapa warga yang membuat tas dan bahan sisa lainnya untuk dijual seperti yang telah diajarkan sebelumnya. Gambar 2. Kreatvitas Membuat Tas Kanvas Adapun dana yang dibutuhkan dalam pembuatan tas kanvas sebagai berikut : Tabel 2. Rekapitulasi Dana Pembuatan Tas Kanvas No Nama Barang Jumlah Harga Satuan Jumlah Harga 1 Kain Blaco 3 Rp 18,900 Rp 56,700 2 Kain ERO 1.5 Rp 19,900 Rp 29,850 3 OPP Perekat 30x40 2 Rp 5,000 Rp 10,000 4 Renda Hias 2 Rp 5,000 Rp 10,000 5 Benang BEB 5 Rp 1,400 Rp 7,000 6 Aplikasi Bunga 2 Rp 7,000 Rp 14,000 7 Aplikasi Flanel 1 Rp 8,500 Rp 8,500 8 Perekat Bros 1 Rp 3,500 Rp 3,500 9 Jarum Prim 1 Rp 6,000 Rp 6,000 10 Korsase 1 Rp 4,500 Rp 4,500 11 Aplikasi BB 1 Rp 7,500 Rp 7,500 12 Jarum Jait KW1 1 Rp 1,500 Rp 1,500 13 Lidi Mersy 1 Rp 7,500 Rp 7,500 14 Lem Bakar 4 Rp 800 Rp 3,200 15 Pita Satin 1 Rp 3,000 Rp 3,000 Total Biaya Rp 172,750 Yogyakarta, 30 November 2016 237 Dana yang dikeluarkan sejumlah Rp 172.750,- dan akan menjadi kurang lebih 12 pcs Tas Kanvas yang dapat menguntungkan Ibu-Ibu Dusun Dogleg, dan diharapkan lebih warga Dogleg khusunya Ibu-ibu lebih antusias lagi dalam melakukan kegaiatan yang bermanfaat yaitu kewirausahaan. Berdasarkan observasi bahwa ibu-ibu warga Dusun Dogleg kurang memiliki jiwa kreativitas dan tidak ada pandangan berwirausaha sebelumnya, program pelatihan kreativitas dan kewirausahaan melalui pembuatan produk keset kain perca dilakukan untuk menambah kegiatan ibu-ibu rumah tangga Dusun Dogleg agar waktu luang di rumah lebih bermanfaat. Selain itu untuk menambah jiwa kreativitas ibu-ibu untuk menggunakan barang-barang bekas atau yang sudah tidak dipakai lagi menjadi barang yang memiliki fungsi lain yang lebih bermanfaat dan barang-barang hasil kreativitas tersebut dapat dijadikan mata pencaharian sambilan untuk menambah penghasilan keluarga. Program pelatihan kreativitas dan kewirausahaan melalui pembuatan produk keset kain perca ini dilaksanakan dengan metode pelatihan bertahap yang didalamnya terdapat juga kegiatan sosialisasi mengenai kewirausahaan dalam satu forum kumpulan, dimana pelatihan membuat kreativitas keset kain perca ini dilakukan secara bertahap mulai dari penyiapan bahan sampai ke tahapan selanjutnya sampai menjadi produk jadi. Di dalam forum pelatihan juga terdapat forum diskusi apabila terdapat ide kreatif lain yang ingin dilakukan ibu-ibu atau apabila ada hal-hal mengenai kewirausahaan dan kreativitas yang tidak dimengerti oleh ibu-ibu. Forum kumpulan pelatihan ini dilakukan bergilir ke satu rumah ke rumah lain dalam setiap periode tahapannya. Metode ini ditujukan agar mengefisienkan waktu dan tempat, serta menambah keakraban dan mempererat tali silaturahmi antar warga. Proses pelaksanaan program ini dimulai dengan mengobservasi mengenai kegiatan ibu-ibu rumah tangga Dusun Dogleg, wirausaha yang dimiliki, kondisi sosial antar warga yang mendorong dilakukannya program dengan metode ini. Hasil yang dicapai dari program ini adalah ibu-ibu warga Dusun Dogleg mengetahui tentang kewirausahaan, menambah jiwa kreativitas dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi, menambah pengahasilan utama dari penjualan kreativitas, dan dapat menambah keakraban antar warga. 238 Gambar 3. Karya dalam Membuat Keset Kain Perca Adapun dana yang dibutuhkan dalam pembuatan keset kain perca sebagai berikut : Tabel 2. Rekapitulasi Dana Pembuatan Keset Kain Perca Barang Biaya Net Putih 1,5 m Rp. 70.500 Kain sifon 6 x 0,5 m Rp. 27. 000 Jumlah Biaya Rp 97.500 KESIMPULAN Penulis melakukan kegiatan dan melatih di Dusun Dogleg, Desa Brondong, Kecamatan Bruno, Purworejo. Antusias masyarakat yang tinggi menjadikan penulis semakin semangat dalam memberikan ilmu dan melakukan pelatihan kepada ibu-ibu maupun anak-anak yang ada di Dusun tersebut. Antusias yang tinggi untuk melakukan kegiatan dalam berkreatifitas untuk berwirausaha mendorong warga lebih rajin dan giat lagi dalam melaksanakan seluruh kegaiatan yang telah disusun oleh penulis. Dana modal yang dikeluarkan tidak sebegitu banyak dibandingkan hasil yang akan diperoleh untuk kedepannya. Hasil yang dicapai dari program ini adalah ibu-ibu warga Dusun Dogleg mengetahui tentang kewirausahaan, menambah jiwa kreativitas dengan memanfaatkan barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi, menambah pengahasilan utama dari penjualan kreativitas, dan dapat menambah keakraban antar warga. Yogyakarta, 30 November 2016 239 REFERENSI Agus Alfianto, Eko. 2012. Kewirausahaan : Sebuah Kajian Pengabdian Kepada Masyarakat. Jurnal Heritage . 1. 2 Dwi Astuti, Dani. 2013. Kewirausahaan Entrepreneurship: Modal Manusia dalam Membangun Perekonomian . 1. 3 Kusumadewi Saputri, Rizky dan Himam, Pathul. 2015. Mindset Wanita Pengusaha Sukses. Jurnal Psikologi . 42. 2. 157 - 172 Rahmawati, Fajri. 2013. Asas, Tujuan, dan Manfaat Kewirausahaan. http:industri18fajrirahmawati.blogspot.co.id201301asas-tujuan-dan-manfaat- kewirausahaan.html. Diakses tanggal 9 September 2016 Sabri. 2013. kewirausahaan entrepreneurship : modal manusia dalam membangun perekonomian. Jurnal ekonomika Universitas Al muslim Bireuen – Aceh . IV. 7 Suhendi. 2013. Membangun Jiwa dan Semangat Wirausaha. http:pengusahamuslim.com3515-membangun-jiwa-dan-semangat-wirausaha- 1862.html. Diakses tanggal 9 September 2016 Suherman. 2014. Peranan Inovasi dan Kreativitas dalam Pengembangan Produk dan Jasa. http:olahankreatif.blogspot.co.id201401peranan-inovasi-dan-kreativitas- dalam.html. Diakses tanggal 9 September 2016 240 EMPTYNEST SYNDROME PADA ORANG TUA DI DUSUN SAWAH LOR, KEMRANGGEN Arif Singopurwoko Universitas Islam Indonesia Email: 073110402uii.ac.id ABSTRAK Manusia harus menghadapi masalah dalam hidup mereka, salah satunya terjadi pada saat usia mereka. Masalah pada lansia sering menjadi stres terutama ketika berhadapan dengan anak- anak bermasalah mereka, baik itu tentang kenakalan remaja atau perasaan kesendirian sebagai anak-anak mereka meninggalkan mereka untuk memulai kehidupan mereka sendiri. Stres adalah respon yang ditunjukkan oleh individu ketika mengancam atau ditekan oleh kondisi atau lingkungan. Anak-anak yang mulai meninggalkan keluarga membawa perasaan kekosongan pada lansia karena mereka digunakan untuk mendapatkan begitu banyak kesenangan dari anak-anak mereka sampai mereka akhirnya meninggalkan. Kondisi ini disebut sering disebut sindrom kekosongan. sindrom Kekosongan mengacu pada perasaan sedih kesepian atau dalam pada saat anak-anak memulai kehidupan baru mereka. Hal ini telah berdampak pada kesehatan; karenanya, diasumsikan bahwa sindrom kekosongan dapat menyebabkan stres dan depresi. Hal ini karena individu berusia beradaptasi dengan kondisi ketidakseimbangan ketika ditinggalkan oleh anak-anak mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara rinci tentang latar belakang dan karakter khusus dari sindrom ini dari kasus-kasus tertentu, dari yang beberapa kesimpulan umum akan ditarik. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan hasil maksimal dari pemahaman. Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus intrinsik, yaitu, beberapa kasus yang menarik yang diambil untuk diletakkan di bawah pengawasan. Subyek penelitian ini adalah orang tua yang hidup terpisah dari anak-anak mereka atau orang yang dicintai. Mereka semua tinggal di Sawah Lor, RT 02 dan RT 03, Desa Kemranggen. Temuan menunjukkan bahwa sebagian besar lansia merasakan sendiri, beberapa di antaranya bahkan menjadi stres. Untuk mengurangi perasaan ini kesendirian, disarankan bahwa orang tua bergabung dengan beberapa kegiatan di waktu luang mereka Kata Kunci: Emptynest syndrom, masalah, orang tua, anak, kemranggen, ABSTRACT Human beings must face problems in their life time, one of which takes place at the time they age. Problems in elderly often become stressful especially when faced with their problematic children, be it about juvenile delinquency or the feeling of solitude as their children leave them to start their own life. Stress is a response exhibited by individuals when threaten or pressured by a condition or environment. Children who start leaving family b ring about the feeling of ‘emptiness’ on elderly as they used to gain so much pleasure from their children until they are finally left. The so-called condition is often called emptiness syndrome. Emptiness syndrome refers to a feeling of lonely or deep sadness at the time the children start their new life. It has impacted on health; hence, it is assumed that emptiness syndrome may lead to stres and depression. This is because aged individuals adapt to the imbalance condition when left by their children. This study was aimed at explaining in detail about the background and special characters of this syndrome from certain cases, from which some general conclusions will be drawn. Qualitative approach was used to gain the most out of comprehension. This research was done with intrinsic case study, that is, some interesting cases were taken to be put under scrutiny. The subjects of this research were parents who live apart from their children or loved ones. They all live in Sawah Lor, RT 02 and RT 03, Kemranggen village. The findings showed that most elderly feel alone, some of which even become stressful. To reduce this feeling of solitude, it is advised that elderly join some activities in their spare time Keyword: Emptynest syndrom, problem, parent, child, kemranggen Yogyakarta, 30 November 2016 241 PENDAHULUAN Pada kehidupan yang dijalani manusia pasti terdapat beberapa permasalahan yang dialami. Salah satunya yaitu saat mengalami tahapan sebagai orang tua. Terdapat beberapa permasalahn yang hingga membuat sosok orang tua mengalami stres saat menghadapi permasalahan yang timbul dari anaknya. Baik itu permasalahan yang berkaitan dengan kenakalan yang ditimbul hingga perasaan stres karena ditinggal anaknya saat anak tersebut memasuki tahap dewasa yang mengharuskannya untuk hidup mandiri. Jika berbicara masalah stres yang dialami manusia, stres tidak terlepas dari kehidupan manusia. Stres merupakan suatu respon yang ditunjukan oleh individu ketika ia merasa terancam atau tertekan akan keadaan atau lingkungan sekitarnya Santrock, 200:301-302. Stres tersebut nyatanya dapat terjadi pada siapa saja, dari masa usia yang sangat muda hingga masa yang sangat tua atau lanjut usia. Setiap individu dapat mengalami stres, baik wanita maupun pria. Namun, potensi untuk mengalami stres antara wanita dengan pria tidaklah sama. Berdasarkan survey yang pernah dilakukan Institute Health Service di Amerika Serikat menemukan bahwa 22,9 wanita mengatakan bahwa mereka mengalami depresi selama hidup mereka daripada 13,1 pria mengatakan merasakan hal serupa Nurlaila, 2011. Hasil tersebut menyatakan bahwa tingkat stres lebih dapat terjadi pada wanita dibadingkan laki-laki. Hal tersebut juga semakin menekankan bahwa wanita lebih harus memperhatikan dirinya agar terhindar dari stres yang dapat menyebabkan keluhan lebih parah pada dirinya. Wanita pada saat memasuki fase perkembangan dewasa awal hingga madya akan menghadapi suatu konflik peran dimana saat akan menjadi ibu rumah tangga seutuhnya atau akan menjadi ibu rumah tangga yang juga bekerja. Kedua peran tersebut masing-masing berpotensi untuk mengalami stres. Namun menurut sebuah riset dari Amerika Serikat yang mengatakan bahwa sebanyak 41 ibu rumah tangga mengalami tingkat kekhawatiran yang lebih tinggi daripada wanita karir yang juga menjadi seorang ibu Yulistara, 2013. Maka dari itu saat wanita telah terlepas dari tugasnya sebagai wanita karir stres lebih mudah timbul pada dirinya. Selain itu, permasalahan yang tentunya akan dialami dalam kehidupan wanita yaitu permasalahan dalam kehidupan sebagai orang tua. Banyak orang tua beranggapan, tugas sebagai orang tua berakhir sesaat setelah anak-anak pergi meninggalkan rumah, untuk menjalani kehidupan mereka masing-masing. Anggapan ini membuat banyak orang tua yang menjadi stres ketika masa itu hampir tiba. Akibatnya, masa tua menjadi masa yang banyak diasumsikan sebagai masa yang tidak menyenangkan, terutama bagi para ibu, yang merasa kehilangan arti atau makna hidup setelah selama beberapa tahun memiliki peran penting bahkan 242 berperan untuk menentukan kehidupan anak-anak. Dalam hal ini Roading Santrock 1991:277 menjelaskan bahwa kondisi semacam itu akan datang dalam kehidupan pasangan ketika anak-anak mereka menjadi mandiri dan mulai bisa mencari kebutuhannya sendiri dan mereka telah lepas dari keluargaorangtua. Ketika anak yang mulai dewasa mulai meninggalkan rumah, beberapa orangtua mengalami perasaan kehilangan yang mendalam atau beberapa orangtua tersebut akan mengalami perasaan kesepian atau kekosongan yang sering disebut dengan empty nest syndrome . Kepergian anak dari keluarga membawa perasaan kosong pada orang tua karena sebelum anak meninggalkan keluarga, orang tua memperoleh banyak kepuasaan yang berasal dari seorang anak Santrock, 2002b:162. Krisis tersebut dinamakan empty nest syndrome. Menurut Shakya 2009, empty nest syndrome merupakan perasaan umum yang berupa kesepian maupun kesedihan yang dialami oleh orang tua ketika anak-anak mereka telah meninggalkan rumah. Menurut Kelleher dalam Hui-Ling, 2002, emptynest syndrome merupakan faktor yang mempengaruhi kehidupan dan kesehatan dewasa madya karena diasumsikan emptynest syndrome tersebut dapat menyebabkan stres dan depresi. Hal ini disebabkan orang tua menghadapi proses penyesuaian diri baru karena ketidakseimbangan akibat ketidakadaan anak di rumah Bassoff dalam Santrock, 2002a:162. Secara umum empty nest syndrome ini kebanyakan dialami oleh para ibu daripada para ayah. Wardani 2012 mengatakan bahwa para ibu mengakui memiliki perasaan yang lebih buruk daripada para ayah ketika anak-anak mulai meninggalkan rumah. Hal ini dikarenakan seorang ibu mempunyai kelekatan yang kuat terhadap anaknya sebab hampir sebagian besar waktu seorang anak, ketika masa bayi hingga masa remaja, dihabiskan bersama sosok ibu. Keinginan seorang anak untuk memiliki kehidupan yang mandiri membuat peran seorang ibu kepada anaknya menjadi berkurang. Menurut Maramis 2006 proses terjadinya sindrom sarang kosong dapat terjadi melalui beberapa tahap antara lain : a. Tahap pra nikah : saling menarik perhatian sehingga terjadi hubungan atau relasi yang kuat, menjadi mementingkan diri sendiri dari pada pasangan serta tidak ada ruang bagi keluarga maupun teman, seluruh perhatian hanya tertuju pada calon pasangannya. b. Tahap menikah : terjadi penggabungan dua keluarga, jarak dua keluarga menimbulkan respon tersendiri, kedekatan dan jarak tempat tinggal dapat mempengaruhi emosional pasangan dengan keluarga mereka. Masa mempersiapkan kelahiran, masing-masing pasangan saling menyesuaikan diri dengan perubahan dan biasanya sangat menikmati perubahan tersebut. Yogyakarta, 30 November 2016 243 c. Tahap orang tua : pada tahap ini biasanya terjadi pembagian tanggung jawab di antara pasangan dalam hal mencari nafkah dan merawat anak atau mengurus rumah tangga. Tanggung jawab disesuaikan dengan umur anak yang pertama. Pada tahap ini orang tua sering menanamkan nilai-nilai dan keyakinan untuk anaknya, apa yang boleh dilakukan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan. d. Tahap sarang kosong : tahap ini terjadi ketika anak terakhir meninggalkan rumah, kesempatan ini memungkinkan pasangan dapat menikmati lagi masa berdua seperti awal pernikahan. Tahap ini mungkin tahap yang paling panjang sehingga biasanya kesempatan ini digunakan oleh kaum ibu untuk mencari pekerjaan atau bekerja kembali. Ada juga pasangan mulai masuk masa pensiun, dan kegiatan orang tua mungkin merawat anggota keluarga yang lain. Setiap peristiwa pasti akan menimbulkan berbagai dampak, baik itu dampak negatif maupun dampak positif. Begitu juga dengan empty nest syndrome, selain membawa dampak negatif, yaitu berupa perasaan kesepian dan kekosongan, empty nest syndrome juga dapat membawa dampak positif bagi yang mengalaminya. Santrock 2002b:162 mengatakan bahwa tidak semua ibu yang mengalami empty nest syndrome mendapatkan dampak yang negatif. Empty nest syndrome dapat pula membawa dampak yang positif bagi ibu. Beberapa dampak positif yang dapat dialami oleh ibu-ibu khususnya pada ibu yang bekerja, antara lain mereka dapat melanjutkan karir serta pendidikannya dengan cara mengikuti kursus keterampilan atau melanjutkan pekerjaan mereka yang dahulu ditinggalkan karena harus merawat anak, mereka dapat menekuni hobi kesukaan, serta mereka lebih bebas melakukan kegiatan apapun. Dampak positif empty nest syndrome tersebut juga dapat dirasakan oleh ibu rumah tangga berupa adanya keintiman dan kepuasan pernikahan antara ayah dengan ibu. Hal ini disebabkan karena ketidakadaan seorang anak menyebabkan mereka mempunyai waktu yang lebih banyak untuk dihabiskan bersama sehingga menimbulkan kepuasan pernikahan. Peneliti tertarik mengungkap permasalahan emptynest syndrome karena peneliti ingin mengetahui masalah ini lebih jelas karena sindrom ini merupakan permasalahan yang rentan terjadi pada masa menjadi orang tua. Sindrom ini cenderung diabaikan padahal masalah ini akan menyebabkan gangguan emosional jika tidak diselesaikan dan akan mengganggu seseorang melewati tugas-tugas perkembangan semasa hidupnya menuju tahap perkembangan selanjutnya. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraiakan di atas tersebut, peneliti tertarik untuk menindaklanjutinya ke dalam bentuk penelitian dalam judul “Kebermaknaan Hidup pada Orang Tua yang Mengalami Emptynest Syndrome ” 244 METODE a. Pendekatan Penelitian Menurut Poerwandari 2001, untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dan khusus atas suatu fenomena serta untuk dapat memahami manusia dalam segala kompleksitasnya sebagai makhluk subjektif, maka pendekatan kualitatif merupakan metode yang paling sesuai untuk digunakan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ini dilakukan dengan studi kasus yang bersifat intrinsik, yaitu kasus yang diambil merupakan kasus yang menarik untuk diteliti. Menurut Moleong 1998 studi kasus merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan studi kasus. Sesuatu dijadikan studi kasus biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah, melainkan karena keunggulan atau keberhasilannya. Tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas tersebut akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Sedangkan menurut Moleong 2000 pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku persepsi, motivasi, tindakan dan lainlain. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. b. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini yaitu orang tua yang hidup terpisah dari anak maupun orang yang disayangi. Subjek tersebut merupakan warga dari Dusun Sawah Lor RT 02 dan RT 03 Desa Kemranggen.

c. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Sebelum melaksanakan wawancara, peneliti perlu mengkonfirmasikan ulang pada para calon subjek penelitian untuk memastikan kesediaan mereka dan membuat kesepakatan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan wawancara. Dalam melaksanakan wawancara, hal penting yang harus dilakukan sebelum memulai wawancara tersebut adalah dengan membangun rapport yang baik. Rapport sangat penting untuk membuat subjek merasa nyaman dan bebas dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, sehingga informasi yang diberikan akan lengkap dan akurat. Rapport juga merupakan usaha untuk ice breaking atau memecahkan kebekuan atau kekakuan yang ada selama proses wawancara berlangsung. Peneliti juga melakukan observasi selama wawancara dengan Yogyakarta, 30 November 2016 245 memperhatikan dan mencatat tingkah laku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal lain yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

d. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. 1 Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan mengunakan alat. Banister dkk dalam Sugiyono, 2005. Sedangkan menurut Poerwandari 2001 adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Patton dalam Poerwandari, 2001 membedakan wawancara pada tiga pendekatan dasar, yaitu : a Wawancara mendalam indepth interviewing Proses wawancara didasar sepenuhnya pada berkembangnya pertanyaanpertanyaan secara spontan dalam interaksi alamiah. Tipe wawancara demikian umumya dilakukan peneliti yang melakukan observasi partisipatif. b Wawancara dengan pedoman umum Dalam proses wawancara ini, peneliti dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan. Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengingat peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas sekaligus menjadi daftar pengecek checklist . Menurut Guba dan Lincoln dalam Moleong, 2000 menyatakan bahwa ada dua jenis wawancara, yaitu : a. Wawancara oleh tim atau panel Wawancara oleh tim berarti wawancara dilakukan tidak hanya oleh satu orang, tetapi oleh dua orang atau lebih terhadap seseorang yang diwawancarai. Jika cara ini digunakan, hendaknya pada awalnya sudah diminta kesepakatan dan persetujuan dari terwawancara, apakah ia tidak keberatan diwawancarai oleh dua orang. Di lain pihak, seseorang pewawancara dapat saja menghadapkan dua orang atau lebih yang di wawancarai sekaligus, yang dalam hal ini dinamakan panel. b. Wawancara tertutup dan wawancara terbuka Pada wawancara tertutup biasanya yang diwawancarai tidak menyadari bahwa mereka sedang diwawancarai.