Masyarakat mempunyai kesadaran tinggi untuk mengembangkan rumah produksi sabut
Yogyakarta, 30 November 2016
27
DIVERSIFIKASI PRODUK MAKANAN DAN KERAJINAN TANGAN BERBASIS KEPAH
Ari Hepi Yanti
1
, Dwi Gusmalawati
2
, Ari Widiyantoro
3
1
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak
2
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak
3
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak email: arihepiyanti2016yahoo.com
ABSTRAK
Kepah Polymesoda erosa banyak ditemukan di pesisir barat Provinsi Kalimantan Barat. Desa Peniti Kabupaten Mempawah merupakan salah satu penghasil kerang kepah terbesar di
Kalimantan Barat. Namun selama ini kerang kepah ini hanya dimanfaatkan dagingnya untuk sambal daging kepah sebagai salah satu sambal untuk pelengkap makanan pengkang yang terbuat
dari pulut atau ketan. Padahal berdasarkan penelitian daging kepah mengandung asam lemak Omega-3 yang tinggi dan berguna untuk kecerdasan Tujuan IbM ini adalah menambah aspek
produksi mitra dengan menjual produk olahan makanan berbasis daging kerang dan kerajinan berbasis cangkang kerang serta perbaikan mana jemen pemasarannya melalui kerjasama dengan
beberapa pengusaha. Metode kegiatan IbM meliputi 1 pembuatan aneka produk olahan makanan berbasis daging kepah 2 pembuatan kerajinan tangan berbasis cangkang kepah 3 mangrovisasi
untuk menjaga keberlangsungan hidup kepah 4 peningkatan manajemen usaha melalui pengenalan permodalan perbankan bekerjasama dengan Bank BRI. Hasil kegiatan menunjukkan
daging kepah dapat dibuat aneka produk olahan makanan seperti keripik, kerupuk, abon dan dendeng daging kepah. Cangkang kepahnya dapat dibuat berbagai kerajinan tangan. Mitra IbM
memberikan respon positif atas kegiatan IbM ini. Kata kunci : kepah, diversifikasi, produk makanan, kerajinan tangan
ABSTRACT
Kepah Polymesoda erosa are found on the west coast of West Kalimantan Province. Peniti Village, District of Mempawah is one of the largest producer of kepah in West Kalimantan.
However, meat of kepah is only used for sauce as a condiment for pengkang food supplement made from sticky rice. Though based on research meat of kepah containing Omega -3 fatty acids and
useful for intelligence. The purpose of IbM is to add a partner with the production aspects of selling products based meat of kepah processed food, handycraft based shells and marketing management
improvement through cooperation with several employers. Method of IbM activities include 1 the manufacture of various products processed meat of kepah based foods 2 the making of handycraft
based shells 3 mangrovization to ensuring the survival of kepah 4 improvement of business management through the introduction of banking capital in cooperation with Bank BRI. Results
showed IbM activity can be prepared a variety of processed food products such as chips, crackers, shredded and mussel meat jerky. Shells of kepah can be made of various crafts. Pa rtners IbM gave
a positive response on this IbM activities. Keywords : kepah, diversification, food product, handycraft
PENDAHULUAN
Desa Peniti merupakan salah satu penghasil kerang kepah terbesar di Kalimantan Barat. Namun selama ini kerang kepah ini hanya dimanfaatkan dagingnya untuk sambal daging kepah
sebagai salah satu sambal untuk pelengkap makanan pengkang yang terbuat dari pulut atau
28
ketan. Padahal berdasarkan penelitian daging kepah mengandung asam lemak Omega-3 yang tinggi yang baik untuk kecerdasan Supriyantini, 2007; Kresnasari, 2010. Selain itu daging
kepah juga mengandung protein dan gizi lainnya yang tinggi Listyaningsih, dkk., 2013. Sementara bagian cangkangnya mengandung kadar kalsium karbonat yang tinggi yang dapat
digunakan sebagai bahan sintesis hidroksiapatit untuk perbaikan tulang dan gigi Ningsih, dkk., 2014. Namun selama ini bagian cangkangnya hanya dibiarkan menjadi gundukan sampah yang
berbau. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 BPS Kabupaten Pontianak, 2010, Kabupaten
Mempawah dahulu Kabupaten Pontianak penduduknya terdiri atas 120.980 penduduk laki- laki dan 117.884 penduduk perempuan. Sementara itu Sungai Pinyuh merupakan salah satu
kecamatan dalam Kabupaten Mempawah. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 Kecamatan Sungai Pinyuh terdiri atas 10.120 penduduk laki-laki dan 10.988 penduduk
perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk 0,9 BPS Kabupaten Pontianak, 2010. Rasio jumlah penduduk laki-laki dan perempuan hampir berimbang, sehingga hal ini memberikan
gambaran bahwa potensi pemberdayaan keduanya perlu dilakukan secara sinergis. Kabupaten Mempawah merupakan kabupaten dengan produksi hasil tangkapan ikan laut
kedua tertinggi setelah Kabupaten Ketapang di Provinsi Kalimantan Barat BPS Provinsi Kalimantan Barat, 2014. Berdasarkan catatan di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Pontianak, tahun 2014 produksi menembus 23.322,7 ton. Hasil laut menjadi sumber pekerjaan dan penghasilan bagi sebagian besar penduduk Kabupaten Mempawah karena hampir sebagain
besar geografisnya berhadapan langsung dengan laut. Demikian pula dengan Kecamatan Sungai Pinyuh.
Desa Peniti merupakan salah satu desa di Kecamatan Sungai Pinyuh yang secara geografis berada di sepanjang laut Natuna dan Selat Karimata. Penduduknya sebagaian besar
bergantung pada perikanan laut, pertanian dan perdagangan. Hampir di sepanjang jalan raya Pontianak-Mempawah memasuki Desa Peniti terdapat para penjual kepah.
Kegiatan IbM Penjual Kepah bermitra dengan Penjual Kepah di Desa Peniti. Mitra I adalah Penjual Kepah I yang telah berjualan sejak tahun 2000. Kerang diambil mengandalkan
musiman, dipengaruhi cuaca dan hutan mangrove. Lebih banyak mengambil kepah dari pantai. Penjualan dalam bentuk kerang utuh di pinggir jalan dengan membuka kios. Harga per kg Rp.
5.000,- Mitra II adalah Penjual Kepah II yang memulai berjualan sejak tahun 2003. Kerang diambil berdasarkan musiman. Kerang kebanyakan diambil di sungai dekat pantai. Berjualan
di pinggir jalan dengan kios seadanya. Harga per kg Rp. 5.000,- Tim IbM dan 2 Mitra sepakat membuat langkah yang bertaha untuk membantu mitra meningkatkan kesejahteraannya.
Yogyakarta, 30 November 2016
29
Indikator peningkatan dianalisis secara persentase dengan memperhatikan kondisi awal dan setelah kegiatan serta evaluasi faktor-faktor pendukung dan penghambat.
Berdasarkan survei awal di lapangan menunjukkan para penjual kepah ini hanya mengandalkan penjualan kepah secara mentah setelah diperoleh dari pantai dan sungai. Kepah
diikat dalam suatu tempat dengan harga per kg Rp. 5.000,-. Tidak ada perlakuan apapun terhadap kepah-kepah tersebut selama penjualan sehingga kepah-kepah yang busuk karena
tidak terjual dibuang begitu saja. Pasokan kepah untuk Mitra 1 berasal dari pantailaut biasanya
diambil sendiri dan diperoleh dari nelayan lainnya, sedangkan Mitra 2 mengambil sendiri di
muara sungai dekat pantai, biasanya kepah-kepah ini berada di dekat hutan mangrove. Secara manajemen penjual kepah ini belum terencana dengan baik, mereka hanya
menjual kepah-kepah pada kios-kios sederhana di pinggir jalan. Para penjual kepah menunggu dengan sabar para pembeli yang diharapkan dari orang yang melewati jalan raya tersebut.
Kadangkala jika kepah-kepah ini tidak terjual sebelum membusuk, kepah-kepah ini dijual kepada salah satu pengusaha makanan terbesar di Kecamatan Sungai Pinyuh untuk dijadikan
sambal. Secara manajemen waktu, banyak waktu yang terbuang percuma, padahal bisa digunakan untuk mengolah kepah-kepah ini menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai
ekonomis lebih tinggi. Belum ada koperasi atau pun paguyuban komunitas penjual kepah yang bisa menampung dan mengolah kepah-kepah ini menjadi produk makanan selain sambal. Hal
ini yang menjadi perhatian tim IbM Universitas Tanjungpura. Permodalan mereka bahkan tidak ada, mereka hanya mengandalkan
gathering skill
kemudian menjualnya.
METODE KEGIATAN
Berdasarkan analisis situasi ada beberapa solusi yang dilakukan Tim IbM Universitas Tanjungpura kepada mitra, sehingga dapat mengatasi permasalahan mitra dengan langkah-
langkah sebagai berkut :