Tebing Breksi Prosiding Seminar Nasional Seri 6 Pengabdian 2016

Yogyakarta, 30 November 2016 217

b. Candi Boko

Gambar 5 Candi Boko Situs arkeologi yang beda dari situs-situs serupa. Banyak yang mengira kalau Istana Ratu Boko ini hanya berupa candi seperti halnya Prambanan dan Borobudur. Faktanya, Ratu Boko merupakan bekas kompleks istana yang terdiri atas beberapa bagian bangunan. Istana kerajaan yang merupakan peninggalan kerajaan Mataram kuno. Berdasarkan sejarah kerajaan Mataram kuno pada abad ke-8, Ratu Boko telah digunakan oleh dinasti Syailendra Rakai panangkaran jauh sebelum zaman raja Samaratungga pendiri Borobudur dan Rakai Pikatan Pendiri Prambanan. Kerajaan Mataram kuno tidak hanya meninggalkan kumpulan kitab dan prasasti kuno tetapi juga membangun banyak candi Hindu dan Budha. Penemuan artefak emas di daerah Wonoboyo menunjukan kehebatan karya seni dan kekayaan budaya. Candi-candi peninggalan kerajaan Mataram kuno seperti Kalasan, Plaosan, Prambanan, Sewu, Mendut, Pawon, Borobudur dan masih banyak lagi. Berdasarkan sebuah kitab kuno yang dipakai oleh Rakai Pikatan pada tahun 746-784, bangunan-bangunan yang berada di sekitar candi Ratu Boko bernama Abhayagiri Vihara. Kata Abhaya bermakna „tidak berbahaya‟ atau „ kedamaian‟ sedangkan makna keseluruhan dari Abhayagiri adalah tempat „tempat berdiam para biarawan budha yang terletak diatas bukit yang tenang. Pada tahun 856-863 Abhayagiri berubaha namanya menjadi Walaing Kraton yang di proklamirkan oleh Vasal Rakai bernama Rakai Walaing Pu Kumbayoni. Di dalam kitab Mintyasih yang dibuat oleh Rakai Watukara Dyah Balituh pada tahun 898-908, disebutkan bahwa Walaing adalah keturunan dari Punta Karna yang membuat kitab Mintyasih. Tidak ada jejak sejarah apapun tentang Kraton Walaing sejak awal abad ke-10 hingga akhir abad ke-16 sendiri berasal dari cerita rakyat setempat. Ratu Boko yang didalam bahasa 218 Jawa bermakna “raja Heron” merupakan ayah dari Roro Jonggrang, yang kemudian menjadi nama candi utama di dalam komplek candi Prambanan. Ratu Boko merupakan bekas kompleks istana yang sangat luas. Keseluruhan luas kompleks ini mencapai 250.000 m² yang terdiri dari empat bagian: Tengah, barat, tenggara dan timur. Ratu Boko menyediakan tiket dalam dua kategoripaket. Untuk kategori reguler harganya Rp25.000 sudah termasuk parkir. Tiket kategori ini berlaku dari mulai buka sampai pukul tiga sore. Setelah pukul tiga sore maka tiket akan masuk kategori kedua yakni sunset dengan harga sebesar Rp100.000.

c. Candi Ijo

Gambar 6 Candi Ijo Gumuk Ijo yang memiliki ketinggian sekitar 410 mdpl. Candi Ijo merupakan sebuah komplek percandian yang memiliki tingkatan untuk masuk ke candi utama. Di sebelah barat candi utama terdapat reruntuhan candi. Sedangkan bergeser ke sebelah timur terdapat candi utama bersama tiga candi perwara. Peletakan candi didasarkan pada kesakralan tiap bangunan. Terdapat lingga di dalam candi utama. Candi Ijo merupakan candi Hindu. Namun disini terdapat suatu pertukaran budaya atau akulturasi dengan agama budha yang terlihat pada adanya kala makara dengan motif kepala ganda yang biasanya hanya terdapat pada candi budha. Candi lain yang memiliki kalamakara serupa yakni candi plaosan, ngawen, dan candi sari. Selain itu pula terdapat arca perempuan dan lelaki yang melayang yang menggambarkan adanya harmonisme dewa siwa dan dewi uma, serta sebagai penolak roh - roh jahat. Selain itu juga kedua patung tersebut adalah perlambang terciptanya alam semesta. Candi ijo berjarak sekitar 4 kilometer dari Ratu boko. Berada pada dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.