Memberikan pelatihan tentang permodalan dan mengenalkan dengan
                                                                                Yogyakarta, 30 November 2016
41
Diversifikasi Produk Kerajinan Berbasis Tanaman Berkhasiat Kesehatan
Akar pasak bumi menjadi bagian tanaman obat yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku kerajinan  yang berbasis khasiat kesehatan. Kerajinan tangan yang menggunakan
bahan  baku  akar  pasak  bumi  adalah  gelas  pasak  bumi.  Gelas  pasak  bumi  ini  mempunyai berbagai ukuran dari kecil, sedang dan besar. Gelas pasak bumi ini digunakan sebagai alat untuk
mengekstraksi senyawa-senyawa yang terkandung dalam akar pasak bumi tersebut. Masyarakat banyak menggunakannya karena secara empiris dan hasil penelitian menunjukkan ekstrak akar
pasak bumi bersifat aprodisiaka.
Gambar 2. Akar pasak bumi sumber bahan baku Mitra I dan II
Gambar 3. Produk Mitra I dan II perajin akar pasak bumi
42
Saat ini akar pasak bumi sulit diperoleh di lapangan karena tumbuhan ini sudah langka. Tumbuhan ini berkembang biak dengan bijinya tetapi persebarannya sekarang makin sempit
karena  banyak  hutan-hutan  yang  dibuka  sebagai  lahan  perkebunan  sawit.  Kondisi  ini memberikan alterantif mencari bahan baku lainnya untuk kerajinan gelas ini. Untuk itu dipilih
beberapa  tumbuhan  yang  secara  empiris  dan  hasil  penelitian  mempunyai  khasiat  bagi kesehatan.  Tumbuh-tumbuhan  tersebut  adalah  kayu  batang  sepang
Caesalpinia  sappan
L., kayu batang manggis
Garcinia mangostana
L. dan kayu nangka
Artocarpus heterophyllus
. Tumbuh-tumbuhan  ini  banyak  tumbuh  di  Kalimnatan  Barat.  Tumbuh-tumbuhan  ini  secara
empiris juga telah digunakan sebagai bahan baku pengobatan tradisional. Berbagai penelitian telah menunjukkan khasiat tumbuh-tumbuhan ini bagi kesehatan manusia.
Pelatihan Sterilisasi Menggunakan Oven Sederhana dan Autoklaf Sederhana
Pelatihan ini untuk memberikan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada Mitra I dan Mitra II dalam menggunakan oven dan autofklaf inovasi untuk sarana melakukan sterilisasi
produk. Sterilisasi produk sebelum dikemas sangat penting untuk menjaga produk dari cemaran mikroba. Sterilisasi dilakukan 2 kali terhadap produk yang terjadi. Pertama dilakukan sterilisasi
basah dengan autoklaf sederhana yang kedua sterilisasi kering menggunakan oven sederhana. Setelah dilakukan sterilisasi produk kerajinan akar pasak bumi, kayu sepang, kayu manggis dan
kayu nangka lalu dimasukan dalam kemasan plastik yang tersegel agar keamanan produknya terjaga  sehingga  pembeli  dapat  menggunakannya  sebagai  gelas  minuman  dengan  aman  dan
sehat.
Perbaikan Manajemen dan Permodalan Mitra
Sebelum  adanya  kegiatan  IbM  secara  manajemen  perajin  akar  pasak  bumi  ini  belum terencana  dengan  baik,  mereka  hanya  membuat  produk  dengan  perkiraan  jumlah  konsumen
langganan  sehingga  secara  penghasilan  sulit  mengalami  peningkatan.  Mereka  hanya mengandalkan pesanan langganan bentuk gelas atau akar pasak bumi  sebagai bahan mentah.
Berdasarkan observasi Mitra 1 biasanya membuat dua produk yaitu bentuk gelas dan akar yang dihaluskan. Mitra 2 membuat bentuk gelas hal ini terkait dengan keterbatasan bahan baku akar
karena  Mitra  2  hanya  menerima  pasokan  dari  perambah  hutan.  Tim  IbM  Universitas Tanjungpura  memberikan  transfer  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  berupa  cara  manajemen
Usaha  Mikro,  Kecil  dan  Menengah  UMKM.  Perajin  akar  pasak  bumi  harus  mampu memperhitungkan antara modal, bahan baku, produksi dan pemasaran serta target konsumen.
Yogyakarta, 30 November 2016
43
Belum  banyak  pihak-pihak  yang  memperhatikan  potensi  perajin  akar  pasak  bumi terutama pada permodalan. Kondisi ini memunculkan ide Tim  IbM Universitas Tanjungpura
untuk membantu para perajin akar pasak bumi untuk memperoleh permodalan sehingga dapat meningkatkan  produksinya.  Untuk  permodalan  ini  Tim  IbM  Universitas  Tanjungpura
bekerjasama dengan Bank Kalbar dalam membina para mitra perajin akar pasak bumi.
Evaluasi Kegiatan IbM
Untuk  meningkatkan  keberhasilan  kegiatan  IbM  ini  maka  evaluasi  kegiatan  sangat penting sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilannya, faktor pendukung dan penghambat
kegiatan  ini.  Kondisi  ini  acuan  bagi  peningkatan  kegiatan  selanjutnya.  Evaluasi  diberikan dengan mengisi kuisioner. Evaluasi kegiatan menunjukkan peningkatan permintaan konsumen
sebesar 75, mitra I dan II mendapatkan transfer ilmu pengetahuan sebesar 100, mitra I dan II menyukai kegiatan IbM sebesar 100, dan mitra I dan mitra II berkomitmen dengan Tim
IbM untuk dapat bekerjasama dalam kegiatan pemberdayaan selanjutnya sebesar 100.
KESIMPULAN
Berdasarkan  pelaksanaan  kegiatan  IbM  terlihat  para  Mitra  I  dan  Mitra  II  antusias  dan respon terhadap transfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan Tim IbM Universitas
Tanjungpura. Mitra I dan II mampu melakukan diversifikasi produk, memperbaiki manajemen usaha dan mengenal permodalan untuk usahanya. Evaluasi kegiatan menunjukkan peningkatan
permintaan  konsumen  sebesar  75,  mitra  I  dan  II  mendapatkan  transfer  ilmu  pengetahuan sebesar 100, mitra I dan II menyukai kegiatan IbM sebesar 100, dan mitra I dan mitra II
berkomitmen  dengan  Tim  IbM  untuk  dapat  bekerjasama  dalam  kegiatan  pemberdayaan selanjutnya sebesar 100.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Reviewer atas sarannya untuk penyempurnaan kegiatan  IbM  ini  dan  DRPM  Kementerian  Riset,  Teknologi  dan  Pendidikan  Tinggi  atas
pendanaan kegiatan IbM ini pada tahun anggaran 2016.
DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya. 2014. Kabupaten Kubu Raya dalam Angka 2013.
Biro Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat, 2014, Kalimantan Barat dalam Angka 2013
44
Indriani,  F.  dan  Prasetyowati,  E.  2008.  Studi  Mengenai  Inovasi  Produk  Pada  Usaha  Kecil Kerajinan Ukiran di Jepara.
Jurnal Sains Pemasaran Indonesia
. 2 2. 249-272
Suparwoko.  2010.  Pengembangan  Ekonomi  Kreatif  Sebagai  Penggerak  Industri  Pariwisata.
Prosiding Simposium Nasional : Menuju Purworejo yang Dinamis dan Kreatif
. 53-66
Yunal, V.O. dan Indriyani, 2013. Analisis Pengaruh Motivasi Berwirausaha dan Inovasi Produk Terhadap Pertumbuhan Usaha Kerajinan Gerabah di Lombok Barat.
Jurnal Agora.
1 1. 12-18
Yogyakarta, 30 November 2016
45
PEMBERDAYAAN PEMERINTAHAN DESA WAJOK HILIR DAN HULU KECAMATAN SIANTAN KABUPATEN MEMPAWAH
PROVINSI KALIMANTAN BARAT DALAM PEMBUATAN PERATURAN DESA Endah Mintarsih
1
, Subiyatno
2
, Nafsiatun
3
1
Fakultas Hukum, Universitas Tanjungpura, Pontianak
2
Fakultas Hukum, Universitas Tanjungpura, Pontianak
3
Fakultas Hukum, Universitas Tanjungpura, Pontianak email:endahhukumyahoo.com
ABSTRAK
Kegiatan IbM ini terkait dengan kepentingan setiap desa yang memerlukan kesiapan aturan hukum  dan  administrasinya  dalam  upaya  mendapatkan  haknya  sebagai  sebuah  desa  untuk
pembangunan  berupa  dana  alokasi  desa.  Salah  satu  syarat  mendapatkan  dana  tersebut  adalah adanya peraturan desa. Pada kenyataannya tidak semua desa mempunyai peraturan desa. Tujuan
IbM ini adalah meningkatkan kinerja pemerintahan desa melalui pembuatan peraturan desa dan perbaikan  administrasi  desa.  Target  khususnya  adalah  meningkatkan  kemampuan  kinerja
pemerintah desa yang merupakan mitra  IbM yaitu melalui 1 pembuatan peraturan desa dan 2 perbaikan administrasi. Metode kegiatan yang digunakan yaitu 1 pelatihan pembuatan peraturan
desa, 2 sosialisasi peraturan desa dan 3 penataan adminitrasi dan sistem informasi desa. Hasil kegiatan  berupa draft peraturan desa Wajok Hilir dan Hulu, peningkatan pemahaman peraturan
desa bagi aparat desa dan masyarakat, perbaikan administrasi desa dan peta potensi desa. Evaluasi kegiatan  menunjukkan  Pemerintahan  Desa  Wajok  Hulu  dan  Hilir   merasa  mendapatkan  ilmu
pengetahuan  dan  transfer  teknologi  sebesar  100,  kegiatan  IbM  memberikan  kepuasan  sebesar 100 dan harapan melanjutkan kegiatan IbM sebesar 100.
Kata kunci : pemberdayaan, pemerintahan desa, peraturan desa
ABSTRACT
IbM activity is related to the interests of every country that requires readiness of the rule of law and its administration in order to obtain his rights as a village for the construction of the village
in the form of block grants. One of the requirements to get these funds is their village regulations. In reality, not all villages have village regulations. The purpose of this  IbM activity is to improve
the performance of village administration through the creation of regulations and improvement of the  village  administration.  Particular  target  is  to  improve  the  performance  capability  of  village
government that is a  IbM partner  by 1 making of regulations and 2 improved administration. Activity methods are used: 1 training-making village regulations, 2 socialization regulations and
3 the arrangement of the village administration and information systems. The results of activities in the form of draft regulations Wajok Hilir and Hulu Village, an improved understanding of village
regulations  for  village  officials  a nd  the  public,  improvement  of  village  administrations  and  map potential  of  the  village.  Evaluation  shows  Governance  of  Wajok  Hilir  and  Hulu  Village  feel  that
science  and  technology  transfer  of  100,  IbM  activities  provide  100  satisfaction  and  hope  to continue the IbM activities of 100.
Keywords : empowerment, village administration, village regulations
46
PENDAHULUAN
Dana  alokasi  desa  yang  digunakan  untuk  berbagai  kegiatan  pembangunan  di  desa memerlukan  salah  satu  syarat  dalam  pencairannya  yaitu  adanya  peraturan  desa.  Kondisi  ini
menjadi  permasalahan  beberapa  desa  yang  belum  siap  menghadapi  berbagai  peraturan  yang ketat untuk pencairan dana yang bersumber dari APBN tersebut.
Tim IbM Universitas Tanjungpura telah melakukan kesepakatan bersama 2 mitra yaitu Pemerintahan Desa Wajok Hulu dan Wajok Hilir Kecamatan Siantan Kabupaten Mempawah
Provinsi  Kalimantan  Barat  untuk  bersama-sama  menyelesaikan  permasalahan  yang menghambat pencairan dana alokasi desa. Tim IbM melakukan diskusi dan FGD
Focus Group Discussion
dengan Mitra 1 dan Mitra 2 sehingga diperoleh suatu prioritas permasalahan dan
solusi dalam kegiatan IbM. Program-program  yang  dilaksanakan  dalam  IbM  ini  merupakan  solusi  yang  telah
disepakati bersama dengan mitra. Beberapa kiat-kiat terkait efektifitas alokasi dana desa akan dibicarakan  dalam  FGD  untuk  pelatihan  pembuatan  peraturan  desa  Azwardi  dan  Sukanto,
2014; Wahyuni, 2014; Mardi dan Zulkarnaini, 2014; Thomas, 2013 dan Santoso, dkk., 2010. Dana alokasi desa untuk Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015 adalah Rp. 300.194.565.523.
Pencairan dana ini ke desa memerlukan kesiapan setiap desa, salah satunya ada peraturan desa yang akan menjadi payung hukum pengelolaannya.
Kecamatan  Siantan  merupakan  salah  satu  kecamatan  yang  pertumbuhan  ekonominya tinggi terutama didukung oleh perdagangan dan pertaniannya. Perdagangan menjadi unggulan
karena kecamatan ini dilalui jalan raya yang merupakan urat nadi perekonomian Kalimantan Barat.
Desa Wajok Hulu dan Wajok Hilir merupakan 2 desa di Kecamatan Siantan yang menjadi mitra  dalam  program  IbM  ini.  Berdasarkan  observasi  di  lapangan  menunjukkan  bahwa
pemerintahan di kedua mitra telah berjalan dengan baik sesuai dengan tata kelola pemerintahan sesuai  dengan  Undang-Undang  Desa  Nomor  6  Tahun  2014  Tentang  Desa  dan  Peraturan
Pemerintah  Republik  Indonesia  Nomor  43  Tahun  2014  Tentang  Peraturan  Pelaksanaan Undang-Undang  Nomor  6  Tahun  2014  Tentang  Desa.  Peraturan-peraturan  tersebut
memperbaiki peraturan-peraturan sebelumnya yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2003 Tentang Desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun
2007 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Semua  kegiatan  IbM  dilakukan  evaluasi  secara  kuisioner  untuk  mengetahui  tingkat
keberhasilan program. Evaluasi dilakukan secara periodik dan tersistematis.
Yogyakarta, 30 November 2016
47
METODE KEGIATAN
Kegiatan IbM dilakukan dengan metode pelatihan, FGD
Focus Group Discussion
dan sosialisasi  produk  serta  evaluasi  kegiatan.  Langkah-langkah  yang  dilakukan  dalam  kegiatan
IbM ini yaitu:
                