Pembahasan Prosiding Seminar Nasional Seri 6 Pengabdian 2016
                                                                                Yogyakarta, 30 November 2016
11
3. Inisiatif warga dalam membangun sebuah organisasi tercipta karena adanya komunikasi
yang baik 4.
Motivasi yang cukup kuat dari masyarakat dusun trasih untuk mengolah olahan singkong terjadi  karena  alat  pendukung  atau  penunjang  diberikan  ke  desa,  sehingga  harus
mempunya produksi terlebih dahulu. 5.
Pemasaran yang dilakukan masih sebatas pada warung-warung kecil.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dana yang telah diberikan oleh Direktorat Riset dan Pegabdian Masyarakat Kemenristekdikti RI melalui skema
KKN PPM untuk tahun anggaran 2016. Penulis  juga  mengucapkan  terima  kasih  kepada  Kepala  Desa  Giri  Asih  yang  telah
memberikan kesempatan untuk  melaksanakan KKN PPM  dan segenap  masyarakat  desa Giri Asih yang terlibat dalam pelaksanaan KKN PPM di wilayah desa Giri Asih, serta terima kasih
penulis  ucapkan  kepada  para  mahasiswa  UII  peserta  KKN  PPM  2016  dari  beberapa jurusanprogram studi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Komunikasi Dalam Organisasi.
Teori Organisasi Umum.
1 1, 1 – 12
.
Hasbi, M., 2012. Usaha Keripik Kulit Singkong. Karya Ilmiah Mahasiswa D3 Amikom Prodi Manajemen  Informatika.  Retrieved  from
http:www.amikom.ac.idresearchindex.php DMIarticleview7657.    .
Syaputri R. 2014. Pengaruh Kemasan Merek dan Harga Terhadap Loyalitas Konsumen pada UKM
Keripik Singkong
Sulis di
Samarinda. Igarss
2014, 31,
1-5. http:doi.org10.1007s13398-014-0173-7.2
12
OPTIMALISASI PENGOLAHAN LIMBAH SABUT KELAPA MENJADI BAHAN SERBAGUNA UNTUK PENCIPTAAN MULTI PRODUK
Allwar
1
, Tuasikal Muhammad Amin
2
, Soni Laksono
3
1
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia
2
Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia
3
DPPM Universitas Islam Indonesia Email: allwaruii.ac.id
ABSTRAK
Desa  Kebonharjo  merupakan  sebuah  desa  yang  berada  di  pegunungan  dan  wilayahnya memiliki  lahan  yang  bersifat  kemiringan  tinggi,  maka  pola  perilaku  kehidupan  masyarakatnya
bersifat agraris. Sebagian besar lahan perkebunan yang ditanam adalah tanaman kelapa. Tanaman tersebut  mempunyai berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi produk turunan, dari buahnya
hingga limbahnya. Limbah kelapa padat berupa sabut tersedia dalam jumlah yang besar, sehingga sangat potensial di manfaatkan sebagai alternatif usaha baru untuk  meningkatkan perekonomian
masyarakat.
Dukungan  dan  kerjaasama  antara  pemerintah  melalui  KKN  PPM  dan  Universitas  Islam Indonesia,  melalui  program  Kuliah  Kerja  Nyata  KKN  berupa  pendampingan  bagi  pemerintah
desa  dan  masyarakat  untuk  mewujudkan  tujuan  pembangunan  desa  kebonharjo.  Pemanfaatan limbah  sabut  kelapa  menjadi  beberapa  produk  seperti  sapu  ,  tali  dan  keset  dapat  menumbuhkan
peluang pekerjaan untuk meningkatkan nilai perekonomian  masyarakat desa Kebonharjo
Kata Kunci: Desa Kebonharjo,  Limbah sabut kelap, meningkatkan perekonomian
ABSTRACT
Kebonharjo is a village in the mountains area which has a high slope which has an agrarian community life. Most of the plantations are planted coconut trees. The plant has a great potential to
be developed into derivative products, from fruit to waste. Coconut fiber was easily obtained in large quantity at every household which was good alternative for taking take advantage of new business
and improving the economy of the family.
Support  and  collaboration  from  government  through  KKN  PPM  program  and  the  Islamic University  of  Indonesia  provide  the  encouragement  and  assistance  to  the  village  community  to
realize  the  objectives  of  rura l  development  Kebonharjo.  Utilization  of  waste  coconut  fiber  into several products such as brooms and doormats can foster new job opportunities and increase the
level of economic growth.
Keywords: Kebonharjo, Coconut fiber waste, Economic growth
PENDAHULUAN
Desa Kebonrejo terletak di kecamatan Samigaluh, kabupaten Kulon Progo yang terletak sisi  barat kota Yogyakarta. Secara geografis, Luasan wilayahnya Kebonharjo mencapai 6.929,3
Ha yang berkontur pegunungan dan sebagian besar bersifat lereng atau tebing. Desa kebonrejo merupakan daerah pertanian yang subur dan di iringi dengan curah hujan yang tinggi.
Tingkat  ekonomi masyarakat Kebonrejo hidup dengan pertanian terutama tanaman keras seperti  cengkeh,  polowijo,  kelapa,  buah  buahan,  padi  dll.  Hasil  pertanian  daerah  selain  di
konsumsi sendiri, sebagian besar di pasarkan di luar daerah kebonrejo. Kreatifitas masyarakat
Yogyakarta, 30 November 2016
13
sangat  tinggi  sehingga  selalu  memanfaatkan  hasil  pertanian  dengan  beberapa  type  produksi dengan nilai ekonomi yang tinggi.
Hasil  pertanian  seperti  cengkeh  mendapat  posisi  terbaik  dalam  meningkatkan  tingkat ekonomi  masyarakat.  Produksi  tananaman  cengkeh  berkembang  dengan  pesat  mulai  dari
produksi buah cengkeh hingga pengolahan limbah daun cengkeh menghasilkan minyak atsiri Hadi 2012. Hasil pertanian setelah cengkeh adalah tanaman kelapa. Berbeda dengan tanaman
kelapa, dimana pemanfaatannya terutama limbah sabut belum maksimal   karena keterbatasan pengetahuan  masyarakat  dan  teknologi  pengolahan  limbah  sabut  tersebut.  Tanaman  kelapa
merupakan  tanaman  yang  banyak  manfaatnya  bagi  kehidupan  manusia  Penny  Setyowati 2004. Keunikan tanaman kelapa adalah semua bagian dari kelapa dapat di manfaatkan seperti
akar, batang, daun, buah dan bahkan limbah kelapa juga dapat di manfaatkan untuk keperluan manusia. Limbah kelapa seperti sabut kelapa masih belum maksimal di manfaatkan manusia
Dwi  Wahini  Nurhajati  2011;  Septia  Andini  2013.  Dengan  mengamati  limbah  sabut  kelapa cukup melimpah maka kondisi ini mendorong masyarakat untuk mulai memanfaatkan limbah
sabut  kelapa  menjadi  produk-produk  yang  dapat  menjadikan  produk  unggulan  desa  Admin 2016. Ketersediaan tanaman kelapa pada desa kebonharjo dapat di lihat pada table 1.
Tabel 1. Distribusi Tanaman di Desa Kebonharjo NO
NAMA DUSUN LUAS LAHAN
Pohon Kelapa
1 Gowok
14 Ha 2
Gebang 10 Ha
3 Pringtali
12 Ha Sumber: Desa Kebonharjo, 2014
Tabel 2. Kekuatan dan Kelemahan Masyarakat Sasaran DUSUN
POTENSIKEKUATAN KELEMAHAN
Gowok 1.
Jumlah  SDM  yang  memiliki waktu luang 12 orang, terutama
ibu-ibu rumah tangga. 2.
Memiliki  lahan  bahan  sabut kelapa.
3. Sudah ada beberapa orang mulai
memanfaatkan  menjadi  alat  ke- butuhan rumah tangga.
1. Belum  memiliki  mesin  pengolah  sabut
kelapa 2.
Tidak  memiliki  skill  yang  memadai  dlm membuat produk kerajinan sabut kelapa
3. Belum  memiliki  alat-alat  kerja  standar
untuk  pembuatan  kerajinan,  seperti  sapu dan kleset atau lainnya.
14
Gebang 1.
Jumlah  SDM  yang  memiliki waktu luang 14 orang
2. Memiliki  lahan  bahan  sabut
kelapa 1.
Sabut  kelapa  belum  dimanfatkan  karena tidak tahu cara pengolahannya produk.
2. Tidak  memiliki  skill  yang  memadai  dlm
membuat produk kerajinan sabut kelapa 3.
Belum  memiliki  alat-alat  kerja  standar untuk  pembuatan  kerajinan,  seperti  sapu
dan kleset atau lainnya Pringtali  1.
Jumlah  SDM  yang  memiliki waktu luang 19 orang
2. Memiliki  lahan  bahan  sabut
kelapa 3.
Sudah  ada  beberapa  warga yang
mencoba membuat
produk sapu dari sabut kelapa 1.
Sabut  kelapa  belum  dimanfatkan  karena tidak tahu cara pengolahannya.
2. Tidak memiliki skill yang memadai untuk
membuat kerajinan sabut kelapa 3.
Belum  memiliki  alat-alat  kerja  standar untuk  pembuatan  kerajinan,  seperti  sapu
dan kleset atau lainnya Tabel 2 mencerminkan bahwa diperlukan: 1 peningkatan kualitas dan kuantitas SDM,
2 memerlukan support terhadap fasilitas, 3 mendorong pertumbuhan badan usaha.
METODE PELAKSANAAN
Limbah sabut kelapa tersedia dalam jumlah yang besar di desa Kebonharjo. Sabut tersebut dapat dijadikan sebagai produk unggulan desa Kebonharjo.  Pemanfaatan sabut untuk menjadi
produk rumah tangga seperti sapu, keset dan tali sabut kelapa dapat menjadi sarana alternative untuk meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat.
Tahapan persiapan kegiatan dilakukan kerjasama dengan mahasiswa KKN pada waktu yang telah sesuaikan. Sosialisasi mahasiswa KKN ke masyarakat sasaran sebagai mahasiswa
penggerakmotivator dilakukan secara kekeluargaan. Mahasiswa dan masyarakat bekerjasama dalam mendata, melihat kekuatan dan kelemahan dari potensi desa. Masyarakat dan mahasiswa
KKN  bekerjasama  membuat  program  dan  pemetaan  potensi  serta  identifikasi    mencari keunggulan potensi desa yang dapat di kembangkan.
Tahapan  pelaksanan  kegiatan  dilakukan  dengan  melengkapi  semua  kelemahan  dengan kegiatan  pelatihanworshop,  kunjungan  industry,  kewirausahaan  dan  melengkapi  fasilitas
produksi  untuk  mendukung  teknologi.  Mempersiapkan  masyarakat  untuk  tetap  melanjutkan dan mengembangkan program KKN PPM.
Yogyakarta, 30 November 2016
15
HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Kegiatan
Persiapan mahasiswa KKN yang akan di tempatkan di lokasi desa Kebonharjo dilakukan dengan beberapa tahap:
                