Penggerakan Pengevaluasian Tahap Proses PHBS .1 Perencanaaan

pengorganisasian yang dilakukan untuk membagi pengungsi dan posko kesehatan berdasarkan wilayah masing-masing.

4.7.3 Penggerakan

Penggerakan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas mempengaruhi orang lain agar mereka suka melaksanakan usaha-usaha kearah pencapaian sasarantujuan administrasi. Berikut pendapat informan tentang penggerakan: “Kalau kita mau kunjungan kita kasih tau sama orang puskesmas.” Informan Pertama Berdasarkan wawancara di atas disimpulkan bahwa setiap kegiatan kunjungan di Puskesmas selalu berkoordinasi dengan pihak Puskesmas. Informan ketiga memiliki pendapat yang lebih detail sebagai berikut: “Kebanyakan kita berkoordinasi dengan orang Puskesmas khususnya orang Promkesnyalah. Lagian gini, ini kegiatan PHBS ini kan ada laporannya setiap bulan, dari situlah kita lihat bagaimana perkembangan PHBS nya. Selalu kami adakan lomba PHBS nya setiap tahun. Jadi ga karena bencana aja. Memang penting saat ini, tapi dah kami tanamkannya ini sejak dulu.” Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas khususnya yang menangani kegiatan Promosi Kesehatan. Setiap kegiatan PHBS sebelum bencana sebenarnya dilaporkkan setiap bulan secara rutin namun untuk situasi bencana pemantauan seharusnya dilaksanakan setiap hari. Dinas Kesehatan setiap tahunnya mengadakan lomba desa terbaik yang dinilai dengan indicator PHBS. Sehingga menurutnya PHBS ini sudah ditanamkan sejak belum terjadi bencana. Universitas Sumatera Utara Rangkuman: Penggerakan dan pelaksanaan promosi kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karo adalah dengan melakukan kunjungan sekaligus melaksanakan penyuluhan di lokasi pengungsian.Kegiatan ini dilaksanakan bersama- sama dengan bidang lain dan juga melibatkan Puskesmas.

4.7.4 Pengevaluasian

Pengevaluasian adalah suatu tindakan yang dilakukan melalui proses pemantauan sehingga menghasilkan suatu hal yang dibandingkan dengan rencana kerja. Dalam proses pengevaluasiaan ini, perlu dilihat dan ditinjau kembali perencanaan yang telah dibuat dan indikator – indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS yang telah dicapai. “Kek manalah saya bilang ya, angka diare tinggi, ISPA tinggi, conjunctivitis banyak, memang ada yang campak juga. Susah, karena budaya masayarakat kita memang jorok. Lebih bagus ladangnya yang bersih dari pada tempatnya. Lagian pengungsi banyak Memang kita kewalahan memantaunya. Sebenarnya hal ini harusnya bisa menjadi tanggung jawab masing-masing pengungsi, Karena PHBS itu kan untuk kesehatannya…Bukan kita.” Informan Pertama. Menurut Informan pertama, pada bencana ini angka kejadian penyakit memang tinggi. Oleh karenanya, menurut Beliau PHBS ini tidak boleh hanya menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan, tetapi juga masyarakat yang menjadi pengungsi itu sendiri wajib berusaha untuk meningkatkan kesehatannya dengan berPHBS. Demikian juga yang diungkapkan oleh Informan Ketiga: “Itulah memang kita sebenarnya sudah maksimal, tapi orang yang mau diurusin banyak, pengungsi banyak titik pengungsian juga banyak, tenaga kesehatan kitapun sudahnya selalu kita siapkan di lokasi pengungsian, Universitas Sumatera Utara Seharusnya adalah kesadaran pengungsi itu sendiri. Kader kita pun gak bisa kita andalkan saat ini. Mereka stress juga.” Pendapat dari informan ketiga menunjukkan bahawa mereka sudah bekerja dengan maksimal namun karena penggungsi jumlahnya sangat banyak dan tersebar di beberapa lokasi titik pengungsian maka tentunya tidak semuanya dapat dipastikan telah melakukan PHBS dengan baik dan benar. Rangkuman: Kesimpulan dari wawancara adalah meskipun di setiap pos pengungsi sudah disiapkan posko kesehatan namun seharusnya ada muncul kesadaran dari pengungsi itu sendiri untuk melakukan PHBS tanpa harus dipantau karena semua itu berhubungan dengan kesehatan mereka sendiri. Selain itu kader juga turut mengungsi sehingga mereka juga sehingga tidak dapt diandalkan seperti dulu ketika tidak ada bencana. Meskipun di setiap pos pengungsi sudah disiapkan posko kesehatan namun seharusnya ada muncul kesadaran dari pengungsi itu sendiri untuk melakukan PHBS tanpa harus dipantau karena semua itu berhubungan dengan kesehatan mereka sendiri. Selain itu kader juga turut mengungsi sehingga mereka juga sehingga tidak dapt diandalkan seperti dulu ketika tidak ada bencana.

4.8 Tahap Output PHBS

Dokumen yang terkait

Implementasi Kebijakan Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

2 89 205

Analisis Pelaksanaan Fungsi Koordinasi Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 50 134

Hubungan Pendidikan Kesehatan Dengan Perilaku Hidup Sehat Remaja Di Smu Darussalam Medan

3 77 8

Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

5 109 108

Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017

0 1 13

Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Promosi Kesehatan 2.1.1 Definisi - Manajemen Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Masa Tanggap Darurat di Lokasi Pengungsian Korban Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 0 36

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Manajemen Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Masa Tanggap Darurat di Lokasi Pengungsian Korban Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 0 11

MANAJEMEN PROMOSI KESEHATAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA MASA TANGGAP DARURAT DI LOKASI PENGUNGSIAN KORBAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG TAHUN 2014 TESIS

0 0 16

Analisis Pelaksanaan Fungsi Koordinasi Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 0 16