kedaruratan seperti yang dianjurkan oleh Departemen Kesehatan dan UNICEF. PHBS dilaksanakan dengan melakukan penyuluhan dan ketika pengungsi datang untuk
berobat di posko kesehatan. Selain itu mereka juga penyuluhan ketika dilakukan Posyandu di Puskemas. Kebutuhan media tersebut disesuaikan dengan jumlah
pengungsian yang ada. Kadang-kadang kebutuhan terhadap media ini kurang disebabkan bertambahya jumlah pengungsi pasca erupsi Gunung Sinabung yang
memerlukan waktu beberapa bulan. Rangkuman:
Kesimpulan dari wawancara adalah media yang digunakan adalah leaflet dan poster yang sudah tersedia dari sejak sebelum terjadi bencana. Dinas Kesehatan
belum memiliki booklet yang berisi tentang penyuluhan pada masa kedaruratan. Sedangkan metode yang digunakan adalah penyuluhan karena pengungsi
terkonsentrasi di pos-pos pengungsian.
4.6.4 Dana
Dana merupakan kebutuhan finansial untuk suatu program atau kegiatan yang ingin dilaksanakan. Kebutuhan dana ini sangatlah penting dalam melancarkan
promosi kesehatan PHBS yang dirancang. Tersendatnya dana berarti tersendat juga kegiatan yang dilakukan. Namun, dana menjadi masalah dalam pelaksanaan
penanggulangan bencana bidang kesehatan khususnya Promosi Kesehatan yang diungkap oleh informan 1:
“Khusus bencana memang gak ada kita keluarkan kan gak tau bencana kapan. Lagian kita gak anggarkan. Ya berjalan seperti biasalah. Tapi di
Universitas Sumatera Utara
setiap Puskesmas kan ada BOK. Itu tujuannya banyak ke situ itu. Yang penting dana untk beli obat dan pelayanan ada.” Informan Pertama
Menurut informan pertama, untuk dana bencana erupsi Gunung Sinabung
memang tidak ada dana karena tidak dianggarkan sebelumnya pada tahun 2013. Selain itu, pada saat bencana terjadi BPBD Kabupaten Karo belum terbentuk
sehingga dana untuk bencana juga tidak dapat terpenuhi. Oleh karenanya dana yang digunakan berasal dari dana operasional Puskesmas dan dana BOK Bantuan
Opersional Kesehatan. Yang lebih penting adalah dana untuk kegiatan pengobatan dan pelayanan kesehatan di pengungsian tidak bermasalah.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh Informan kedua yaitu: “Operasional dan BOK Puskesmas kan ada. Gak besarnya keperluan untuk
itu. Tapi gak sampai mengganggu pelayanan kesehatan walaupun gak ada dana.”. Informan Kedua.
Informan kedua juga mengatakan bahwa dana yang digunakan oleh tenaga
kesehatan untuk PHBS di pengungsian bersal dari dana operasional dan dana BOK. Dan dana dari Dinas Kesehatan lebih diutamakan untuk pelayanan kesehatan. Tidak
berbeda dengan pendapat informan ketiga berikut: “Dari kita ya poster saja. Gak ada dana khusus. Ada dana di Puskesmas, tapi
kalau khusus karena bencana ya gak ada. Lagian tidak perlunya banyak dana untuk penyuluhan dan pemantauan PHBS kan. Untuk saat ini kita lebih
tekankan untuk pengobatanlah keuangannya.” Informan Ketiga Informan ketiga juga setuju bahwa dana yang digunakan untuk
penanggulangan bencana tidak memiliki dana khusus. Namun, untuk pelaksanaan di tingkat Puskesmas adalah berasal dari dana BOK dan operasional yang ditampung di
Universitas Sumatera Utara
pada tahun 2013. Dana yang ada sekarang lebih digunakan untuk biaya pengobatan pengungsi yang sakit.
Rangkuman: Dana untuk memenuhi kebutuhan kegiatan promosi kesehatan tentang PHBS
pada masa tanggap darurat belum dialokasi pada APBD Tahun 2013. Bencana memang tidak dapat diprediksi waktu kedatangannya sehinggga hal ini menjadi
penyebab tidak dianggarkannya dana untuk bencana di Dinas Kesehatan Kabupaten Karo. BPBD Kabupaten Karo juga belum terbentuk sehingga alokasi anggaran
Kabupaten Karo jika terjadi bencana tidak ada. upaya kesehatan promotif dan preventif belum menjadi hal yang utama dalam kedaruratan bencana.
4.6.5 Sarana dan Prasarana