Struktur Dinkes Kabupaten Karo Tugas dan Fungsi Setiap Bidang Dinkes Kabupaten Karo

2.4.2. Struktur Dinkes Kabupaten Karo

Gambar 2.1. Struktur Dinkes Kabupaten Karo Sumber: Dinas Kesehatan Kab.Karo Universitas Sumatera Utara

2.4.3. Tugas dan Fungsi Setiap Bidang Dinkes Kabupaten Karo

Tugas Pokok dan Fungsi dalam Jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Karo dapat diuraikan sebagai berikut Profil Dinkes Kab.Karo, 2012 :

A. Kepala Dinas Kesehatan Kepala dinas kesehatan mempunyai tugas pokok yaitu:

1. Melaksanakan Tugas berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah Bupati dan Sekretaris Daerah.

2. Memberikan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pekerjaan yang

diberikan kepada Unsur-unsur dibawahnya Kepala bagian umum, Kepala bagian keuangan, Kepala bagian program, dan Kepala bagian lainnya. Fungsi : 1. Mengadakan Koordinasi, Integrasi, Singkronisasi dan Kolaborasi, baik dalam Lingkungan Dinas Kesehatan maupun dengan Instansi – instansi lainnya diluar Dinas sesuai dengan Tugas bagian dan Bidang masing-masing. 2. Mengevaluasi seluruh Program dan kegiatan bagian dan Bidang-bidang di Lingkungan Kerja Dinas Kesehatan dan Unit-unit Pelaksanaan Teknis Dinas. 3. Memberikan Laporan Kegiatan Program secara berkala kepada Bupati Kepala Daerah. 4. Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Dinas, Kepala Badan, Kepala KantorInstansi terkait di lingkungan kerja Pemerintah Kab. Karo. 5. Melaksanakan Konsultasi dengan Bupati, Wakil Bupati, dan Sekertaris Daerah atas pelaksanaan kegiatan dilingkungan kerja Dinas Kesehatan. Universitas Sumatera Utara

B. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas pokok yaitu: merencanakan, mengorganisasikan,

melaksanakan dan mengevaluasi pengelolaan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan serta aset. Fungsi : 1. Penyusunan perencanaan anggaran belanja satuan organisasi di lingkuangan dinas. 2. Pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan dan perlengkapan, rumah tangga, dokumentasi dan kepustakan. 3. Pelayanan teknis administrasi kepada semua satuan organisasi dinas dalam rangka pelaksanaan tugas dinas. 4. Pelakasaan koordinasi secara lintas program dan lintas sektor dalam rangka menggariskan kebijakan di bidang tugasnya. 5. Pelaksanaan kegiatan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan administrasi. 6. Pelaksanaan fungsi-fungsi lainnya sesuai tugas dan kewenangan dinas. Sekretariat terdiri dari : 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian 2. Sub Bagian Keuangan 3. Sub Bagian Program Universitas Sumatera Utara

C. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Kepala sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu: Urusan Umum 1. Menyusun perencanaan kebutuhan dan pengelolaan urusan umum rumahtangga dinas dan UPTnya. 2. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian barang inventaris milik dinas, daerah dan negara. 3. Melaksanakan persiapan rapat-rapat dinas dan arsip serta kehumasan. 4. Melaksanakan penataan administrasi barang inventaris. 5. Melaksanakan pembinaan terhadap petugas kehumasan dan bendahara barang. Urusan KepegawaianNakes 1. Merumuskan kebutuhan pegawai nakes pada dinas dan UPTnya. 2. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaiannakes dan penempatannya. 3. Merencanakan peningkatan sumber daya manusia SDM nakes melalui pendidikan dan pelatihan serta kursus-kursus profesi. 4. Merencanakan dan melaksanakan peningkatan kesejahteraan pegawai. 5. Melaksanakan pembinaan disiplin pegawai negeri sipil nakes secara keseluruhan. 6. Melaksanakan evaluasi kegiatan urusan umum dan kepegawaian.

D. Kepala Sub Bagian Keuangan Kepala sub bagian keuangan mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:

1. Membuat perencanaan kebutuhan anggaran dinas kesehatan dan UPTnya. Universitas Sumatera Utara 2. Menyusunmerumuskan ramperda retribusi pelayanan kesehatan. 3. Melaksanakan pengelolaan keuangan di lingkungan bagian tata usaha. 4. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan keuangan di lingkungan dinas dan UPTnya. 5. Melaksanakan penataan dan pelaporan administrasi keuangan. 6. Melaksanakan pengawasan verifikasi administrasi kuangan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. 7. Melakukan konsultasi dengan sekretaris dinas atas pelaksanaan penyusunan programperencanaan dan urusan keuangan.

E. Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Yankes

Kepala sub bagian pelayanan kesehatan mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dibidang Pelayanan Kesehatan Fungsi : 1. Merencanakan dan merumuskan program yankes di bidang Promosi Kesehatan dan jaminan pemilihan kesehatan masyarakat. 2. Merencanakan dan merumuskan program farmasi dan alkes. 3. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. 4. Melaksanakan koordinasi program bimbingan kesehatan masyarakat, Promosi Kesehatan serta program farmamin dan alkes baik lintas program maupun lintas sektor. Universitas Sumatera Utara 5. Melaksanakan penataan sistim informasi kesehatan SIK di lingkungan bidang yankes. 6. Melaksanakan pembinaan dan monitoring mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya baik pemerintah maupun milik swasta. 7. Melaksanakan evaluasi atas pelaksanaan program di lingkungan bidang Yankesmas. 8. Melaksanakan konsultasi dengan kepala dinas terkait dengan tugas pokok dan fungsi bidang Yankesmas. 9. Mengambil kebijaksanaan apabila terjadi masalahkasus di bidang pembinaan dan pelayanan masyarakat. 10. Melaksanakan fungsi-fungsi lainnya sesuai tugas dan kewenangan dinas. F. Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu: Melaksanakan sebagian tugas kepala dinas kesehatan dibidang Pemberantasan Penyakit P2 dan kesehatan lingkungan. Fungsi : 1. Mengkoordinasikan program P2M-PL secara lintas program maupun lintas sektor. 2. Melakukan pembinaan terhadap wasor di lingkungan P2M-PL. 3. Melakukan penataan sistim informasi manajemen kesehatan SIK pada program P2 Kesling . 4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program P2 Kesling Universitas Sumatera Utara 5. Melakukan konsultasi dengan kepala dinas atas pelaksanaan programkegiatan P2 Kesling 6. Mengambil kebijaksanaan bila terjadi masalahkasus luar biasa di bidang P2 Kesling. Bidang P2 Kesling terdiri dari : 1. Seksi Pemberantasan Penyakit P2 2. Seksi Kesehatan Lingkungan

G. Kepala Seksi Promkes Kepala seksi bina PromKes mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:

1. Merencanakan dan merumuskan maupun mengkoordinasikan pelaksanaan Promosi Kesehatan dan pesran serta masyarakat secara lintas program dan lintas sektoral dengan melibatkan langsung unsur masyarakat dalam upaya peningkatan status derajat kesehatan masyarakat. 2. Menyusun dan merencanakan secara lebih profesional pengelolaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat UKBM yang merupakan wujud partisipasi masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi seperti posyandu, dana sehat, pos obat desa, polindes, poskesdes dan lain-lain. 3. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan untuk memotivasi dan mendorong pembentukan masyarakat untuk berbudaya berPerilaku Hidup Bersih dan Sehat. 4. Melakukan advokasi dalam pembuatan kebijakan publik yang memberikan dampak positif pada pembangunan kesehatan. Universitas Sumatera Utara 5. Merencanakan, merumuskan maupun mengkoordinasikan pelaksanaan kelembagaan dan kepesertaan JPKM secara lintas program dan lintas sektor dengan tujuan dapat memotivasi masyarakat dalam kepersertaan JPKM. 6. Menyusun dan merencanakan secara lebih profesional pengelolaan JPKM sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh, efisien dan efektif serta membina peserta JPKM dan keluarganya dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat. 7. Melakukan advokasi dalam memperoleh persetujuan dan dukungan terhadap kegiatan kelembagaan dan kepesertaan JPKM bagi masyarakat secara luas. 8. Membuat pencatatan dan pelaporan maupun analisa-analisa dalam bidang promosi kesehatan. 9. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala dinas kesehatan.

H. Kepala Seksi Bidang Farmasi dan Alkes

Kepala seksi bidang farmasi dan alkes mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu: 1. Membuat perencanaan dan merumuskan program Farmamin, dan Alkes. 2. Melaksanakan Pembinaan terhadap Program Farmamin dan Alkes. 3. Melakukan Pengawasan dan pengendalian kepada Fasilitas dan Pengelolaan Kefarmasian, Makanan, Minuman dan peralatan Kesehatan. 4. Melaksanakan Pendataan, Registrasi dan perijinan pada fasilitas farmasi, Rumah makanIndustri, Rumah Tangga, PDAMindustri air minum dan Alat Kesehatan. Universitas Sumatera Utara 5. Mengkoordinasikan Program Farmasi dan Alkes baik Lintas Program maupun Lintas Sektor. 6. Melaksanakan monitoring dan evaluasi program Farmamin dan Alkes 7. Melaksanakan konsultasi dengan kepala bidang Yankesmas atas pelaksanaan kegiatan farmamin dan alkes. 8. Membuat pencatatan dan pelaporan maupun analisa-analisa di bidang farmasi dan alkes. 9. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Bidang Yankesmas maupun oleh Kepala Dinas Kesehatan.

2.5 Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian - Kebijakan - Tenaga Kesehatan - Metode - Dana - Sarana dan Prasarana Perencanaan Pengorganisasian Pemantauan dan Evaluasi Penerapan PHBS Kedarurata n Input Proses Out Put Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa kerangka penelitian ini di lakukan berdasarkan metode input, proses dan output manajemen promosi kesehatan khususnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS pada masa tanggap darurat erupsi Gunung Sinabung tahun 2014 yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karo. Adapun yang dinilai dari komponen input meliputi: 1. Kebijakan adalah seluruh aktivitas pemerintah yang dilakukan oleh badan kantor pemerintah, secara langsung ataupun tidak langsung, dan berpengaruh pada masyarakat individukelompok. 2. Tenaga Kesehatan merupakan komponen yang diperlukan dalam mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS dalam kondisi tanggap darurat bencana. 3. Metode dan Media. Metode adalah suatu cara yang digunakan dalam melakukan Promosi Kesehatan PHBS. Sedangkan media adalah suatu alat atau bahan yang digunakan selain metode dalam menyampaikan pesan-pesan promosi kesehatan. Metode dan media yang dipilih harus disesuaikan dengan kelompok sasaran yang dituju dengan mempertimbangkan perilaku, budaya atau kebiasaan mereka agar keberhasilan dari Promosi Kesehatan tersebut tercapai. 4. Dana merupakan kebutuhan finansial untuk suatu program atau kegiatan yang ingin dilaksanakan. Kebutuhan dana ini sangatlah penting dalam melancarkan promosi kesehatan PHBS yang dirancang. 5. Sarana dan Prasarana. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan yang bisa berupa alat atau media. Universitas Sumatera Utara Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha, pembangunan, proyek. Yang dinilai dari komponen proses meliputi: 1. Perencanaan adalah suatu proses penganalisaan dan pemahaman dari suatu sistem, merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memperkirakan kemampuan yang dimiliki, menguraikan segala kemungkinan rencana kerja yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan umum dan tujuan khusus tersebut, menganalisa efektifitas dari pelbagai rencana kerja ini, memilih satu diantaranya yang dipandang paling baik, menyusun perincian dari rencana kerja terpilih secara lengkap agar dapat dilaksanakan, dan mengikatnya dalam suatu sistem pengawasan yang terus menerus dalam rangka dapat dicapainya hubungan optimal antara rencana kerja itu dengan sistem yang ada. 2. Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolong- golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, dan pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. 3. Pemantauan Penggerakan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas mempengaruhi orang lain agar mereka suka melaksanakan usaha-usaha kearah pencapaian sasarantujuan administrasi. 4. Evaluasi adalah suatu tindakan yang dilakukan melalui proses pemantauan sehingga menghasilkan suatu hal yang dibandingkan dengan rencana kerja. Universitas Sumatera Utara Sedangkan yang dinilai dari komponen output berupa keberhasilan program PHBS dinilai dari PHBS dilapangan dan targetnya yaitu penurunan angka kesakitan dan tidak terjadi Kejadian Luar Biasa KLB. Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan studi fenomenologi yaitu penelitian yang memahami makna dan mendeskripsikan latar untuk Manajemen Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS pada masa tanggap darurat di lokasi pengungsian korban erupsi Gunung Sinabung 2014.

3.1. Pendekatan Penelitian

Menurut Notoatmodjo 2005, metode dan media yang digunakan dalam Promosi Kesehatan disesuaikan dengan kondisi sasaran, tempat dan waktu pelaksanaan sehingga menggugah “awareness” atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku. Penelitian ini dilakukan di Dinas kesehatan dan BNPB di lokasi pengungsian bencana erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo dari bulan Januari sampai Juli 2014.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Promosi Kesehatan Dinas kesehatan, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan.

3.3. Informan Penelitian

Universitas Sumatera Utara Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari 2 dua sumber yaitu :

3.4. Teknik Pengumpulan Data

1 Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam indepth interview kepada informan dengan berpedoman pada panduan pertanyaan yang telah dipersiapkan. Informan diwawancarai pada waktu yang berbeda, untuk itu peneliti menggunakan alat bantu berupa alat tulis, kamera digital, tipe recorder alat untuk perekam, dan pedoman wawancara. 2 Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi, dokumen SK Bupati Kab. Karo, SK Ka.Dinkes Kab. Karo tentang Satuan Tugas Tim Kesehatan Tanggap Darurat Penanganan Bencana Gunung Sinabung, Profil dinkes Kab.Karo Tahun 2012, Laporan Dinkes Kab.Karo pada masa tanggap darurat. 3.5. Metode Pengumpulan Data Pada penelitian ini, proses pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. 1. Metode Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam dan jumlah informannya sedikitkecil Sugiyono, 2010. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa pedoman wawancara yaitu insturmen-instrumen berbentuk pertanyaan yang diajukan secara langsung kepada Universitas Sumatera Utara informan yang terlibat, yaitu Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Promosi Kesehatan Dinas kesehatan, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan. 2. Metode Observasi Pada penelitian ini yang diobservasikan adalah mengenai kegiatan Manajemen Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS pada masa tanggap darurat di lokasi pengungsian erupsi Gunung Sinabung tahun 2014. 3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan Basrowi dan Suwandi, 2008. Jenis dokumentasi yang digunakan peneliti ini berupa foto, laporan penelitian Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan dokumen analisis peneliti.

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang ditanyakan kepada informan Notoadmodjo, 2005. Teknik analisis data model Miles and Huberman, 1984 mencakup tiga kegiataan bersamaaan yaitu Sugiyono, 2010: Universitas Sumatera Utara 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstrasian, dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini berlangsungdari awal sampai akhir penelitian dilakukan. Dalam proses ini peneliti mencari data yang benar-benar valid. 2. Display Data Display data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan untuk mendapatkan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Verifikasi Data Data-data yang telah dilakukan pengereduksian dan penyajian dengan cara yang mudah dipahami, kemudian ditarik suatu kesimpulan berdasarkan pengamatan menyeluruh dari data-data tersebut. Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Karo Sebelum Tanggap Darurat 4.1.1 Keadaan Geografis dan Kependudukan Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Bukit Barisan memiliki dua gunung berapi aktif sehingga rawan gempa vulkanik. Secara geografis terletak diantara 2 50’ – 3 19’ LU dan 97 55’ – 98 1 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang. 38’ BT. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik. Wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 120-1400 meter diatas permukaan laut. Batas wilayah Kabupaten Karo adalah sebagai berikut: 2 Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir. 3 Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam NAD. 4 Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun. Di Kabupaten Karo seperti daerah lainnya terdapat 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari. Dan musim hujan kedua mulai bulan Maret sampai dengan Mei. 52 Universitas Sumatera Utara Jumlah penduduk Kabupaten Karo tahun 2012 sebanyak 358,823 jiwa tersebar di 17 Kecamatan 269 desakelurahan dengan luas wilayah 2.127,25km 2 . Sedangkan kepadatan penduduknya sebesar 168 jiwa per km 2 Sedangkan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo tahun 2012 adalah 90.765 orang dari jumlah seluruh penduduk yang dilihat dari pengeluaran penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar berupa makanan, perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Sedangkan, persentase agama penduduk wilayah ini adalah agama Kristen Protestan 54,04, Islam 23,67, Katolik 19,07, Hindu 1,97, Budha 0,23, dan lainnya 1,02. . Daerah ini terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah-buahan, sayuran, dan bunga-bungaan dan mata pencarian penduduk yang terutama adalah dari hasil pertanian, holtikultura, dan perkebunan rakyat. Sarana kesehatan di Kabupaten Karo telah ada sejak zaman penjajahan Belanda, hal ini membuktikan bahwa masyarakat Karo sejak dahulu telah peduli terhadap kesehatan. Hal ini terlihat dari Bangunan Rumah Sakit Umum Kabanjahe yang telah berdiri sejak lama di tengah-tengah kota Kabanjahe. Demikian juga setiap Kecamatan juga telah dilengkapi dengan sarana pelayanan kesehatan serta tenaga dokter dan medis lainnya Puskesmas. Sektor pendidikan di Kabupaten Karo memiliki 285 Sekolah Dasar SD dengan 2.167 kelas dan 48.678 siswa, 65 Sekolah Lanjut Tingkat Pertama SLTP dengan 687 kelas dan 20.790 siswa, serta 36 Sekolah lanjut Tingkat Atas SLTA dengan 14.340 siswa. Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Keadaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS

Dokumen yang terkait

Implementasi Kebijakan Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

2 89 205

Analisis Pelaksanaan Fungsi Koordinasi Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 50 134

Hubungan Pendidikan Kesehatan Dengan Perilaku Hidup Sehat Remaja Di Smu Darussalam Medan

3 77 8

Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

5 109 108

Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017

0 1 13

Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Promosi Kesehatan 2.1.1 Definisi - Manajemen Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Masa Tanggap Darurat di Lokasi Pengungsian Korban Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 0 36

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Manajemen Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Masa Tanggap Darurat di Lokasi Pengungsian Korban Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 0 11

MANAJEMEN PROMOSI KESEHATAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA MASA TANGGAP DARURAT DI LOKASI PENGUNGSIAN KORBAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG TAHUN 2014 TESIS

0 0 16

Analisis Pelaksanaan Fungsi Koordinasi Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 0 16