2.4.2. Struktur Dinkes Kabupaten Karo
Gambar 2.1. Struktur Dinkes Kabupaten Karo
Sumber: Dinas Kesehatan Kab.Karo
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Tugas dan Fungsi Setiap Bidang Dinkes Kabupaten Karo
Tugas Pokok dan Fungsi dalam Jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Karo dapat diuraikan sebagai berikut Profil Dinkes Kab.Karo, 2012 :
A. Kepala Dinas Kesehatan Kepala dinas kesehatan mempunyai tugas pokok yaitu:
1. Melaksanakan Tugas berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Daerah Bupati dan Sekretaris Daerah.
2. Memberikan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap pekerjaan yang
diberikan kepada Unsur-unsur dibawahnya Kepala bagian umum, Kepala bagian keuangan, Kepala bagian program, dan Kepala bagian lainnya.
Fungsi :
1. Mengadakan Koordinasi, Integrasi, Singkronisasi dan Kolaborasi, baik dalam
Lingkungan Dinas Kesehatan maupun dengan Instansi – instansi lainnya diluar Dinas sesuai dengan Tugas bagian dan Bidang masing-masing.
2. Mengevaluasi seluruh Program dan kegiatan bagian dan Bidang-bidang di
Lingkungan Kerja Dinas Kesehatan dan Unit-unit Pelaksanaan Teknis Dinas. 3.
Memberikan Laporan Kegiatan Program secara berkala kepada Bupati Kepala Daerah.
4. Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Dinas, Kepala Badan, Kepala
KantorInstansi terkait di lingkungan kerja Pemerintah Kab. Karo. 5.
Melaksanakan Konsultasi dengan Bupati, Wakil Bupati, dan Sekertaris Daerah atas pelaksanaan kegiatan dilingkungan kerja Dinas Kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
B. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas pokok yaitu: merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan dan mengevaluasi pengelolaan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan serta aset.
Fungsi :
1. Penyusunan perencanaan anggaran belanja satuan organisasi di lingkuangan
dinas. 2.
Pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, peralatan dan perlengkapan, rumah tangga, dokumentasi dan kepustakan.
3. Pelayanan teknis administrasi kepada semua satuan organisasi dinas dalam rangka
pelaksanaan tugas dinas. 4.
Pelakasaan koordinasi secara lintas program dan lintas sektor dalam rangka menggariskan kebijakan di bidang tugasnya.
5. Pelaksanaan kegiatan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan
administrasi. 6.
Pelaksanaan fungsi-fungsi lainnya sesuai tugas dan kewenangan dinas. Sekretariat terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Program
Universitas Sumatera Utara
C. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Kepala sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas pokok dan
fungsi yaitu: Urusan Umum
1. Menyusun perencanaan kebutuhan dan pengelolaan urusan umum rumahtangga
dinas dan UPTnya. 2.
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian barang inventaris milik dinas, daerah dan negara.
3. Melaksanakan persiapan rapat-rapat dinas dan arsip serta kehumasan.
4. Melaksanakan penataan administrasi barang inventaris.
5. Melaksanakan pembinaan terhadap petugas kehumasan dan bendahara barang.
Urusan KepegawaianNakes
1. Merumuskan kebutuhan pegawai nakes pada dinas dan UPTnya.
2. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaiannakes dan penempatannya.
3. Merencanakan peningkatan sumber daya manusia SDM nakes melalui
pendidikan dan pelatihan serta kursus-kursus profesi. 4.
Merencanakan dan melaksanakan peningkatan kesejahteraan pegawai. 5.
Melaksanakan pembinaan disiplin pegawai negeri sipil nakes secara keseluruhan. 6.
Melaksanakan evaluasi kegiatan urusan umum dan kepegawaian.
D. Kepala Sub Bagian Keuangan Kepala sub bagian keuangan mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:
1. Membuat perencanaan kebutuhan anggaran dinas kesehatan dan UPTnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Menyusunmerumuskan ramperda retribusi pelayanan kesehatan.
3. Melaksanakan pengelolaan keuangan di lingkungan bagian tata usaha.
4. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan keuangan di lingkungan dinas dan
UPTnya. 5.
Melaksanakan penataan dan pelaporan administrasi keuangan. 6.
Melaksanakan pengawasan verifikasi administrasi kuangan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
7. Melakukan konsultasi dengan sekretaris dinas atas pelaksanaan penyusunan
programperencanaan dan urusan keuangan.
E. Kepala Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Yankes
Kepala sub bagian pelayanan kesehatan mempunyai tugas pokok dan fungsi
yaitu: Melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas dibidang Pelayanan Kesehatan
Fungsi :
1. Merencanakan dan merumuskan program yankes di bidang Promosi Kesehatan
dan jaminan pemilihan kesehatan masyarakat. 2.
Merencanakan dan merumuskan program farmasi dan alkes. 3.
Melaksanakan pembinaan dan pengawasan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
4. Melaksanakan koordinasi program bimbingan kesehatan masyarakat, Promosi
Kesehatan serta program farmamin dan alkes baik lintas program maupun lintas sektor.
Universitas Sumatera Utara
5. Melaksanakan penataan sistim informasi kesehatan SIK di lingkungan bidang
yankes. 6.
Melaksanakan pembinaan dan monitoring mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Puskesmas dan sarana kesehatan lainnya baik pemerintah maupun milik
swasta. 7.
Melaksanakan evaluasi atas pelaksanaan program di lingkungan bidang Yankesmas.
8. Melaksanakan konsultasi dengan kepala dinas terkait dengan tugas pokok dan
fungsi bidang Yankesmas. 9.
Mengambil kebijaksanaan apabila terjadi masalahkasus di bidang pembinaan
dan pelayanan masyarakat.
10.
Melaksanakan fungsi-fungsi lainnya sesuai tugas dan kewenangan dinas. F. Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan
Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas pokok dan
fungsi yaitu: Melaksanakan sebagian tugas kepala dinas kesehatan dibidang
Pemberantasan Penyakit P2 dan kesehatan lingkungan.
Fungsi :
1. Mengkoordinasikan program P2M-PL secara lintas program maupun lintas sektor.
2. Melakukan pembinaan terhadap wasor di lingkungan P2M-PL.
3. Melakukan penataan sistim informasi manajemen kesehatan SIK pada program
P2 Kesling . 4.
Melaksanakan monitoring dan evaluasi program P2 Kesling
Universitas Sumatera Utara
5. Melakukan konsultasi dengan kepala dinas atas pelaksanaan programkegiatan P2
Kesling 6.
Mengambil kebijaksanaan bila terjadi masalahkasus luar biasa di bidang P2 Kesling.
Bidang P2 Kesling terdiri dari : 1.
Seksi Pemberantasan Penyakit P2 2.
Seksi Kesehatan Lingkungan
G. Kepala Seksi Promkes Kepala seksi bina PromKes mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:
1. Merencanakan dan merumuskan maupun mengkoordinasikan pelaksanaan
Promosi Kesehatan dan pesran serta masyarakat secara lintas program dan lintas sektoral dengan melibatkan langsung unsur masyarakat dalam upaya peningkatan
status derajat kesehatan masyarakat. 2.
Menyusun dan merencanakan secara lebih profesional pengelolaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat UKBM yang merupakan wujud partisipasi
masyarakat dalam menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi seperti posyandu, dana sehat, pos obat desa, polindes, poskesdes dan lain-lain.
3. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan untuk memotivasi dan mendorong
pembentukan masyarakat untuk berbudaya berPerilaku Hidup Bersih dan Sehat. 4.
Melakukan advokasi dalam pembuatan kebijakan publik yang memberikan dampak positif pada pembangunan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
5. Merencanakan, merumuskan maupun mengkoordinasikan pelaksanaan
kelembagaan dan kepesertaan JPKM secara lintas program dan lintas sektor dengan tujuan dapat memotivasi masyarakat dalam kepersertaan JPKM.
6. Menyusun dan merencanakan secara lebih profesional pengelolaan JPKM
sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh, efisien dan efektif serta membina peserta JPKM dan keluarganya dalam rangka meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat. 7.
Melakukan advokasi dalam memperoleh persetujuan dan dukungan terhadap kegiatan kelembagaan dan kepesertaan JPKM bagi masyarakat secara luas.
8. Membuat pencatatan dan pelaporan maupun analisa-analisa dalam bidang promosi
kesehatan. 9.
Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh kepala dinas kesehatan.
H. Kepala Seksi Bidang Farmasi dan Alkes
Kepala seksi bidang farmasi dan alkes mempunyai tugas pokok dan fungsi
yaitu:
1. Membuat perencanaan dan merumuskan program Farmamin, dan Alkes.
2. Melaksanakan Pembinaan terhadap Program Farmamin dan Alkes.
3. Melakukan Pengawasan dan pengendalian kepada Fasilitas dan Pengelolaan
Kefarmasian, Makanan, Minuman dan peralatan Kesehatan. 4.
Melaksanakan Pendataan, Registrasi dan perijinan pada fasilitas farmasi, Rumah makanIndustri, Rumah Tangga, PDAMindustri air minum dan Alat Kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
5. Mengkoordinasikan Program Farmasi dan Alkes baik Lintas Program maupun
Lintas Sektor. 6.
Melaksanakan monitoring dan evaluasi program Farmamin dan Alkes 7.
Melaksanakan konsultasi dengan kepala bidang Yankesmas atas pelaksanaan kegiatan farmamin dan alkes.
8. Membuat pencatatan dan pelaporan maupun analisa-analisa di bidang farmasi dan
alkes. 9.
Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Bidang Yankesmas maupun oleh Kepala Dinas Kesehatan.
2.5 Kerangka Pikir
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
- Kebijakan
- Tenaga Kesehatan
- Metode
- Dana
-
Sarana dan Prasarana Perencanaan
Pengorganisasian Pemantauan dan
Evaluasi
Penerapan PHBS
Kedarurata
n
Input Proses
Out Put
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa kerangka penelitian ini di lakukan berdasarkan metode input, proses dan output manajemen promosi kesehatan
khususnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS pada masa tanggap darurat erupsi Gunung Sinabung tahun 2014 yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Karo. Adapun yang dinilai dari komponen input meliputi:
1. Kebijakan adalah seluruh aktivitas pemerintah yang dilakukan oleh badan kantor
pemerintah, secara langsung ataupun tidak langsung, dan berpengaruh pada masyarakat individukelompok.
2. Tenaga Kesehatan merupakan komponen yang diperlukan dalam mewujudkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS dalam kondisi tanggap darurat bencana. 3.
Metode dan Media. Metode adalah suatu cara yang digunakan dalam melakukan Promosi Kesehatan PHBS. Sedangkan media adalah suatu alat atau bahan yang
digunakan selain metode dalam menyampaikan pesan-pesan promosi kesehatan. Metode dan media yang dipilih harus disesuaikan dengan kelompok sasaran yang
dituju dengan mempertimbangkan perilaku, budaya atau kebiasaan mereka agar keberhasilan dari Promosi Kesehatan tersebut tercapai.
4. Dana merupakan kebutuhan finansial untuk suatu program atau kegiatan yang
ingin dilaksanakan. Kebutuhan dana ini sangatlah penting dalam melancarkan promosi kesehatan PHBS yang dirancang.
5. Sarana dan Prasarana. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai
alat dalam mencapai maksud atau tujuan yang bisa berupa alat atau media.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu penunjang utama terselenggaranya suatu proses usaha, pembangunan, proyek.
Yang dinilai dari komponen proses meliputi: 1.
Perencanaan adalah suatu proses penganalisaan dan pemahaman dari suatu sistem, merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus, memperkirakan
kemampuan yang dimiliki, menguraikan segala kemungkinan rencana kerja yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan umum dan tujuan khusus tersebut,
menganalisa efektifitas dari pelbagai rencana kerja ini, memilih satu diantaranya yang dipandang paling baik, menyusun perincian dari rencana kerja terpilih secara
lengkap agar dapat dilaksanakan, dan mengikatnya dalam suatu sistem pengawasan yang terus menerus dalam rangka dapat dicapainya hubungan
optimal antara rencana kerja itu dengan sistem yang ada. 2.
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolong- golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan
wewenang seseorang, dan pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan.
3. Pemantauan Penggerakan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berhubungan
dengan aktivitas mempengaruhi orang lain agar mereka suka melaksanakan usaha-usaha kearah pencapaian sasarantujuan administrasi.
4. Evaluasi adalah suatu tindakan yang dilakukan melalui proses pemantauan
sehingga menghasilkan suatu hal yang dibandingkan dengan rencana kerja.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan yang dinilai dari komponen output berupa keberhasilan program PHBS dinilai dari PHBS dilapangan dan targetnya yaitu penurunan angka kesakitan
dan tidak terjadi Kejadian Luar Biasa KLB.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dengan studi fenomenologi yaitu penelitian yang memahami makna dan mendeskripsikan latar
untuk Manajemen Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS pada masa tanggap darurat di lokasi pengungsian korban erupsi Gunung Sinabung 2014.
3.1. Pendekatan Penelitian
Menurut Notoatmodjo 2005, metode dan media yang digunakan dalam Promosi Kesehatan disesuaikan dengan kondisi sasaran, tempat dan waktu
pelaksanaan sehingga menggugah “awareness” atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang diharapkan dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku.
Penelitian ini dilakukan di Dinas kesehatan dan BNPB di lokasi pengungsian bencana erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo dari bulan Januari sampai Juli
2014.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Promosi Kesehatan Dinas kesehatan, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas
Kesehatan.
3.3. Informan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari 2 dua sumber yaitu :
3.4. Teknik Pengumpulan Data
1 Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam indepth interview kepada
informan dengan berpedoman pada panduan pertanyaan yang telah dipersiapkan. Informan diwawancarai pada waktu yang berbeda, untuk itu peneliti
menggunakan alat bantu berupa alat tulis, kamera digital, tipe recorder alat untuk perekam, dan pedoman wawancara.
2 Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi, dokumen SK Bupati Kab. Karo,
SK Ka.Dinkes Kab. Karo tentang Satuan Tugas Tim Kesehatan Tanggap Darurat Penanganan Bencana Gunung Sinabung, Profil dinkes Kab.Karo Tahun 2012,
Laporan Dinkes Kab.Karo pada masa tanggap darurat. 3.5. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, proses pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
1. Metode Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari informan yang lebih mendalam dan jumlah informannya sedikitkecil Sugiyono, 2010. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa pedoman wawancara yaitu insturmen-instrumen berbentuk pertanyaan yang diajukan secara langsung kepada
Universitas Sumatera Utara
informan yang terlibat, yaitu Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Promosi Kesehatan Dinas kesehatan, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan.
2. Metode Observasi
Pada penelitian ini yang diobservasikan adalah mengenai kegiatan Manajemen Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS pada masa tanggap
darurat di lokasi pengungsian erupsi Gunung Sinabung tahun 2014. 3.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang
menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan
Basrowi dan Suwandi, 2008. Jenis dokumentasi yang digunakan peneliti ini berupa foto, laporan penelitian Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan dokumen
analisis peneliti.
3.6. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang ditanyakan kepada
informan Notoadmodjo, 2005. Teknik analisis data model Miles and Huberman, 1984 mencakup tiga
kegiataan bersamaaan yaitu Sugiyono, 2010:
Universitas Sumatera Utara
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstrasian, dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini
berlangsungdari awal sampai akhir penelitian dilakukan. Dalam proses ini peneliti mencari data yang benar-benar valid.
2. Display Data
Display data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan untuk mendapatkan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3. Verifikasi Data
Data-data yang telah dilakukan pengereduksian dan penyajian dengan cara yang mudah dipahami, kemudian ditarik suatu kesimpulan berdasarkan
pengamatan menyeluruh dari data-data tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Karo Sebelum Tanggap Darurat 4.1.1 Keadaan Geografis dan Kependudukan
Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Bukit Barisan memiliki dua gunung berapi aktif sehingga rawan gempa vulkanik. Secara geografis terletak diantara 2
50’ – 3
19’ LU dan 97 55’ – 98
1 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli
Serdang. 38’ BT. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini
sehingga rawan gempa vulkanik. Wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 120-1400 meter diatas permukaan laut. Batas wilayah Kabupaten Karo adalah sebagai
berikut:
2 Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir.
3 Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam NAD.
4 Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten
Simalungun. Di Kabupaten Karo seperti daerah lainnya terdapat 2 musim yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari. Dan musim hujan kedua mulai bulan Maret sampai dengan
Mei.
52
Universitas Sumatera Utara
Jumlah penduduk Kabupaten Karo tahun 2012 sebanyak 358,823 jiwa tersebar di 17 Kecamatan 269 desakelurahan dengan luas wilayah 2.127,25km
2
. Sedangkan kepadatan penduduknya sebesar 168 jiwa per km
2
Sedangkan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo tahun 2012 adalah 90.765 orang dari jumlah seluruh penduduk yang dilihat dari pengeluaran penduduk
untuk memenuhi kebutuhan dasar berupa makanan, perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Sedangkan, persentase agama penduduk wilayah ini adalah agama
Kristen Protestan 54,04, Islam 23,67, Katolik 19,07, Hindu 1,97, Budha 0,23, dan lainnya 1,02.
. Daerah ini terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah-buahan, sayuran, dan bunga-bungaan dan mata pencarian
penduduk yang terutama adalah dari hasil pertanian, holtikultura, dan perkebunan rakyat.
Sarana kesehatan di Kabupaten Karo telah ada sejak zaman penjajahan Belanda, hal ini membuktikan bahwa masyarakat Karo sejak dahulu telah peduli
terhadap kesehatan. Hal ini terlihat dari Bangunan Rumah Sakit Umum Kabanjahe yang telah berdiri sejak lama di tengah-tengah kota Kabanjahe. Demikian juga setiap
Kecamatan juga telah dilengkapi dengan sarana pelayanan kesehatan serta tenaga dokter dan medis lainnya Puskesmas.
Sektor pendidikan di Kabupaten Karo memiliki 285 Sekolah Dasar SD dengan 2.167 kelas dan 48.678 siswa, 65 Sekolah Lanjut Tingkat Pertama SLTP
dengan 687 kelas dan 20.790 siswa, serta 36 Sekolah lanjut Tingkat Atas SLTA dengan 14.340 siswa.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Keadaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS