Masalah Kesehatan pada Tanggap Darurat Bencana Promosi Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Bencana

e. Kemampuan sumber daya alam maupun buatan. Penyelamatan dan evakuasi korban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf c dilakukan dengan memberikan pelayanan kemanusiaan yang timbul akibat bencana yang terjadi pada suatu daerah melalui upaya: a. Pencarian dan penyelamatan korban; b. Pertolongan darurat; danatau c. Evakuasi korban. Pemenuhan kebutuhan dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 d meliputi bantuan penyediaan: a. Kebutuhan air bersih dan sanitasi; b. Pangan; c. Sandang; d. Pelayanan kesehatan; e. Pelayanan psikososial; dan f. Penampungan dan tempat hunian.

2.3.3. Masalah Kesehatan pada Tanggap Darurat Bencana

Setiap bencana memiliki karakteristik dan sangat berkaitan erat dengan masalah yang dapat diakibatkannya Pedoman Bencana edisi revisi 2012. Masalah yang dimaksud salah satunya adalah masalah kesehatan pada tanggap darurat bencana seperti: Universitas Sumatera Utara a. Pelayanan kesehatan korban, yaitu pelayanan untuk mencegah atau mengurangi kecacatan yang diderita oleh korban dengan membuat Pusat Pengendali Kesehatan PUSDALKES. b. Pelayanan kesehatan pengungsi, yaitu pelayanan untuk mengendalikan kesehatan lingkungan dan penyakit yang rawan didaerah pengungsian seperti ISPA, Malaria, Diare, dan Campak. c. Air bersih dan sanitas, merupakan masalah yang sering muncul di daerah bencana. Kurangnya akses air bersih serta sanitasi yang buruk bisa menyebabkan terganggunya kesehatan pengungsi. d. Pelayanan kesehatan gizi, merupakan hal yang penting untuk dipenuhi karena ketika suatu bencana melanda suatu daerah, itu berarti juga melumpuhkan perekonomian daerah tersebut. Pemenuhan gizi per hari perlu diperhatikan untuk mendukung kelangsungan hidup pengungsi. e. Pengelolaan obat bencana f. Kesehatan reproduksi dalam situasi darurat bencana g. Penanganan kesehatan jiwa

2.3.4. Promosi Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Bencana

Penyehatan Lingkungan darurat dilakukan melalui upaya mengawasi kualitas kesehatan lingkungan serta menyediakan fasilitas sanitasi dasar, yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan orang banyak pada suatu tempat penampungan pengungsi, serta mengawasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan di tempat penampungan pengungsi tersebut. Universitas Sumatera Utara 1. Pengawasan dan perbaikan kualitas kesehatan lingkungan 2. Pemberdayaan masyarakat untuk dapat menolong diri sendiri dan keluarganya 3. Penyuluhan Kesehatan dengan lingkup kegiatan: a Pengawasan dan perbaikan kualitas air bersih b Pengawasan dan perbaikan kualitas sarana pembuangan kotoran c Pengawasan dan perbaikan pembuangan sampah dan limbah d Pengendalian vektor e Pengawasan hygiene dan sanitasi makananminuman f Tempat penampungan pengungsitenda g Penyuluh kesehatan lingkungan PHBS Penyelenggaraannya dilakukan sejak sebelum peristiwa keadaan darurat, bencana dan perpindahan penduduk secara besar-besaran terjadi, terjadinya peristiwa sampai tahap pasca peristiwa terjadi. Penyehatan lingkungan darurat pada situasi darurat, kejadian bencana dan lokasi perpindahan penduduk secara besar-besaran ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Pengawasan dan Perbaikan Kualitas Kesehatan Lingkungan Upaya ini dilakukan terhadap: a. Pengawasan dan perbaikan kualitas sarana dan kualitas air bersih. Penyediaan air bagi para pengungsi adalah memanfaatkan potensi air yang ada dilokasi penampungan pengungsi maupun mendatangkan air dari luar daerah Universitas Sumatera Utara dengan mobil tangki air atau dengan cara mengalirkan melalui pipa yang disediakan oleh instansi lain maupun LSM. Dinas kesehatan kabupatenkota berkewajiban melakukan pengawasan dan perbaikan kualitas air yang disediakan bagi pengungsi dengan menggunakan Penjernih Air Cepat PAC sehingga air menjadi jernih dan dilakukan desinfeksi air dengan menggunakan Aquatab maupun Kaporit dengan dosis sesuai aturan dan untuk keperluan air minum harus tetap dimasak. Jumlah air yang disediakan bagi pengungsi sesuai standar adalah: - Pada hari pertama mengungsi, harus tersedia 5 Lorghari - Hari ke dua dst, harus tersedia 20 Lorghari b. Pengawasan dan penyediaan sarana pembuangan kotoran jamban Pengawasan terhadap pembuangan kotoran manusia terutama ditujukan untuk mengurangi pencemaran terhadap sumberpenyediaan air bersih yang ada dari tinja, sedangkan penyediaan sarana dilakukan dengan membuat sarana pembuangan kotoran darurat dengan berkoordinasi dengan instansi pekerjaan umum dan LSM serta melibatkan pengungsi. Jumlah sarana pembuangan kotoran yang harus disediakan bagi pengungsi adalah : 1 buah jamban bagi 20-100 orang pengungsi. c. Pengawasan dan pengendalian pembuangan sampah Pengawasan terhadap pembuangan sampah dilakukan untuk mengisolir sampah sehingga tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan pengungsi, Universitas Sumatera Utara disamping untuk mengurani risiko pencemaran lingkungan dan mengurangi tingkat kepadatan vektor. Upaya penyehatan lingkungan darurat yang dilaksanakan adalah menyediakan tempat sampah yang tertutup yang mudah diangkut, dan membuat lubang sampah darurat. Berkoordinasi dengan instansi yang bertanggung jawab untuk kebersihan dan LSM serta melibatkan pengungsi, untuk mengangkut sampah lokasi TPA yang ada. Tempat sampah di tenda-tenda penampungan hendaknya kedap air, anti serangga, dan anti tikus, sampah harus tertutup rapat dengan tutup plastik atau logam. Kapasitas tempat sampah 50-100 liter untuk 25-50 orang. Pembuangan akhir sampah hendaknya dengan pembakaran atau penanaman. d. Pengawasan dan pengendalian vektor Vektor di tempat penampungan pengungsi yang perlu mendapat perhatian adalah lalat, tikus dan nyamuk. Upaya yang sangat perlu dilakukan oleh instansi kesehatan adalah perbaikan pembuangan sampahsisa makanan dan bilaman perlu dilakukan dengan menggunakan insektisida. Cara yang paling baik untuk mengendalikan serangga dan tikus adalah dengan pencegahan melalui kebersihan pribadi, sanitasi, penyaluran air limbah dan pembuangan sampah yang baik serta penyimpanan makanan dan kebiasaan penanganan. Universitas Sumatera Utara e. Pengawasan dan pengamanan makanan dan minuman, temasuk pengolahannya yang disediakan bagi pengungsi bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit melalui makananminuman. Upaya yang perlu dilakukan adalah menjaga kebersihan dalam pengolahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan dan dengan cara-cara penanganan yang benar. Penyimpanan bahan makanan maupun makanan yang matang tidak menjadi bersarangnya vektor dan bibit penyakit. f. Sanitasi tempat penampungan pengungsi perlu mendapat perhatian, sehingga tidak menjadi tempat berkembangnya penyakit yang ditularkan melalui pernafasan dan udara. Tempat penampungan minimal harus menyediakan ruang untuk tinggal, tempat menyimpan barang, privasi dan keamanan emosional. Jenis tempat penampungan dapat berupa barak atau tenda. Penyediaan tempat penampungan pengungsi perlu memperhatikan standar minimum, meliputi: 1 Luas tanah: a Tempat penampungan barak minimum 3,5 m 2 b Tenda dengan ukuran 85 m orang 2 2 Fasilitas air bersih dan sanitasi dapat mengakomodasi 14-25 orang a Jamban : 1 satu jamban untuk 20 orang b Pancuran mandi : 1 satu unit untuk 50 orang c Jarak maksimum ke jamban : 50 meter d Tempat Tandon air : 1 buah untuk 200 orang 71orghr Universitas Sumatera Utara e Jarak tendon air ke jamban: 100 meter 3 Pencahayaan : Cukup 2 Pemberdayaan Masyarakat untuk dapat Menolong Dirinya Sendiri dan Keluarganya Upaya pemberdayaan masyarakat pengungsi ini ditujukan untuk meningkatkan peran mereka dalam menyediakan fasilitas yang diperlukan oleh mereka sendiri beserta keluarganya dengan cara melibatkan dalam setiap kegiatan penyehatan lingkungan darurat yang dibangun atau dilaksanakan di tempat penampungan khusus. 3 Penyuluhan Kesehatan Kegiatan penyuluhan ini diarahkan untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat agar pengungsi terhindar dari penularan penyakit baik melalui air, tangan, serangga maupun tanah, dengan menganjurkan: a. Peningkatan kebersihan pribadi termasuk kebersihan pakaian dengan menggunakan sabun. b. Cuci tangan sebelum makan dan menjamah makanan c. Cuci tangan setelah buang air besar d. Membuang sampah pada tempat sampah yang tertutup e. Minum air yang telah dimasak sampai mendidih f. Buang kotoran bayianak-anak ke lubang WCjamban Universitas Sumatera Utara Upaya penyehatan lingkungan darurat ini tidak hanya dilaksanakan oleh petugas kesehatan sendiri, melainkan harus bekerjasama dengan lintas program maupun lintas sektor terkait. 2.4. Profil Dinkes Kabupaten Karo 2.4.1. Visi Misi Dinkes Kabupaten Karo

Dokumen yang terkait

Implementasi Kebijakan Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

2 89 205

Analisis Pelaksanaan Fungsi Koordinasi Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 50 134

Hubungan Pendidikan Kesehatan Dengan Perilaku Hidup Sehat Remaja Di Smu Darussalam Medan

3 77 8

Pengaruh Stategi Promosi Kesehatan Terhadap Tingkat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tatanan Rumah Tangga DI Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang

5 109 108

Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017

0 1 13

Analisis Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit Berbasis Lingkungan pada Anak Usia 6-12 Tahun Korban Erupsi Gunung Sinabung di Posko Pengungsian Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2017

0 0 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Promosi Kesehatan 2.1.1 Definisi - Manajemen Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Masa Tanggap Darurat di Lokasi Pengungsian Korban Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 0 36

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Manajemen Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Masa Tanggap Darurat di Lokasi Pengungsian Korban Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 0 11

MANAJEMEN PROMOSI KESEHATAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA MASA TANGGAP DARURAT DI LOKASI PENGUNGSIAN KORBAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG TAHUN 2014 TESIS

0 0 16

Analisis Pelaksanaan Fungsi Koordinasi Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 0 16