serta kader kesehatan, sehingga PHBS di pengungsian dapat tercapai untuk meningkat kesehatan pengungsi dan mempertahankan status kesehatannya.
5.2.4. Pemantauan dan Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian penting dari sebuah program kesehatan, dengan evaluasi proses pelaksanaan PHBS, maka dapat diketahui sejauh mana indikator
PHBS telah dicapai. Dari hasil wawancara beberapa indikator PHBS yang telah dicapai adalah persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan, posyandu tetap
dilaksanakan secara teratur di lokasi pengungsian dengan target imunisasi tercapai, Ibu tetap menyusui meskipun sedang mengungsi. Sementara untuk pemkaian jamban
sehat belum terpenuhi karena kekurangan sarana dan prasarana di beberapa titik pengusngsian seperti pos pengungsi Losd Tiga binanga. Kebutuhan air bersih juga
belum terpenuhi karena Posko GBKP masih membeli air bersih dan posko Losd Tiga binanga kekurangan air untuk MCK. Penduduk di lokasi pengungsian masih terbiasa
merokok di dekat kelompok rentan. Hasil wawancara mendalam dengan informan mengatakan bahwa pencatatan
dan pelaporan PHBS di lokasi pengungsian dalam kedaruratan belum ada. Laporan yang merupakan laporan Rumah Tangga yang berPHBS yang dilakukan secara rutin.
Kemudian berdasarkan telaah dokumen juga belum terlihat sistem pengawasan yang terpadu dan terencana dan tidak dapat dilihat model laporan dari promkes dalam
penerapan PHBS. Keadaan ini disebabkan oleh belum adanya Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan saat terjadi bencana, tenaga Promkes
Universitas Sumatera Utara
yang ada belum dilatih tentanng penyuluhan PHBS di pengungsian, dan kurang koordinasi dengan sektor terkait.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi lebih ditekankan pada Puskesmas sementara Puskesmas mempunyai tugas rangkap untuk melaksanakan pelayanan
kesehatan di Puskesmas sekaligus di posko pengungsian.. Disamping itu Dinas Kesehatan hanya melakukan evaluasi pada rapat atau pertemuan dengan Puskesmas
yang bukan merupakan pembahasan khusus terhadap penerapan PHBS. Kader belum dapat di berdayakan karena turut menjadi pengungsi sehingga menjadi beban dan
menimbulkan stress. Namun, Informasi pengungsi mengatakan bahwa mereka belum ada menerima penyuluhan terkait PHBS.
Evaluasi belum menggunakan suatu format yang terstruktur, sehingga sulit menentukan cakupan dari penerapan PHBS. Mengingat perubahan perilaku
membutuhkan waktu yang lama maka perlu adanya pemantauan dan evaluasi yang rutin, sehingga setiap ditemui masalah atau kendala dalam pelaksanaan PHBS ini
dapat segera di bahas dalam pertemuan rutin pokjanal PHBS. Disamping itu evaluasi ini perlu melibatkan dari pihak masyarakat dan setiap evaluasi harus diikuti dengan
tindak lanjut, agar kegiatan ini manjadi berkesinambungan dan menjadi budaya di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena ke depan, pentimg sekali dibentuk desa siaga
di daerah yang rawan bencana seperti yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 564 MenkesSKVIII2006. Pembentukan Desa Siaga bertujuan
untuk meningkatkan peran serta masyarakat di desa yang rawan bencana dalam bidang kesehatan, sehingga masyarakat dapat berperan aktif untuk mencegah dan
Universitas Sumatera Utara
mengatasi masalah kesehatan akibat bencana secara mandiri maupun saat bencana dalam situasi kegawat daruratan serta saat berada di pengungsian.
5.3. Komponen Output