informan yang terlibat, yaitu Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Promosi Kesehatan Dinas kesehatan, Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan.
2. Metode Observasi
Pada penelitian ini yang diobservasikan adalah mengenai kegiatan Manajemen Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS pada masa tanggap
darurat di lokasi pengungsian erupsi Gunung Sinabung tahun 2014. 3.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang
menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan
Basrowi dan Suwandi, 2008. Jenis dokumentasi yang digunakan peneliti ini berupa foto, laporan penelitian Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dan dokumen
analisis peneliti.
3.6. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang ditanyakan kepada
informan Notoadmodjo, 2005. Teknik analisis data model Miles and Huberman, 1984 mencakup tiga
kegiataan bersamaaan yaitu Sugiyono, 2010:
Universitas Sumatera Utara
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstrasian, dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Proses ini
berlangsungdari awal sampai akhir penelitian dilakukan. Dalam proses ini peneliti mencari data yang benar-benar valid.
2. Display Data
Display data adalah sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan untuk mendapatkan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3. Verifikasi Data
Data-data yang telah dilakukan pengereduksian dan penyajian dengan cara yang mudah dipahami, kemudian ditarik suatu kesimpulan berdasarkan
pengamatan menyeluruh dari data-data tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kabupaten Karo Sebelum Tanggap Darurat 4.1.1 Keadaan Geografis dan Kependudukan
Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Bukit Barisan memiliki dua gunung berapi aktif sehingga rawan gempa vulkanik. Secara geografis terletak diantara 2
50’ – 3
19’ LU dan 97 55’ – 98
1 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli
Serdang. 38’ BT. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini
sehingga rawan gempa vulkanik. Wilayah Kabupaten Karo berada pada ketinggian 120-1400 meter diatas permukaan laut. Batas wilayah Kabupaten Karo adalah sebagai
berikut:
2 Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Kabupaten Samosir.
3 Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam NAD.
4 Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten
Simalungun. Di Kabupaten Karo seperti daerah lainnya terdapat 2 musim yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Musim hujan pertama mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari. Dan musim hujan kedua mulai bulan Maret sampai dengan
Mei.
52
Universitas Sumatera Utara
Jumlah penduduk Kabupaten Karo tahun 2012 sebanyak 358,823 jiwa tersebar di 17 Kecamatan 269 desakelurahan dengan luas wilayah 2.127,25km
2
. Sedangkan kepadatan penduduknya sebesar 168 jiwa per km
2
Sedangkan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karo tahun 2012 adalah 90.765 orang dari jumlah seluruh penduduk yang dilihat dari pengeluaran penduduk
untuk memenuhi kebutuhan dasar berupa makanan, perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Sedangkan, persentase agama penduduk wilayah ini adalah agama
Kristen Protestan 54,04, Islam 23,67, Katolik 19,07, Hindu 1,97, Budha 0,23, dan lainnya 1,02.
. Daerah ini terkenal sebagai daerah penghasil berbagai buah-buahan, sayuran, dan bunga-bungaan dan mata pencarian
penduduk yang terutama adalah dari hasil pertanian, holtikultura, dan perkebunan rakyat.
Sarana kesehatan di Kabupaten Karo telah ada sejak zaman penjajahan Belanda, hal ini membuktikan bahwa masyarakat Karo sejak dahulu telah peduli
terhadap kesehatan. Hal ini terlihat dari Bangunan Rumah Sakit Umum Kabanjahe yang telah berdiri sejak lama di tengah-tengah kota Kabanjahe. Demikian juga setiap
Kecamatan juga telah dilengkapi dengan sarana pelayanan kesehatan serta tenaga dokter dan medis lainnya Puskesmas.
Sektor pendidikan di Kabupaten Karo memiliki 285 Sekolah Dasar SD dengan 2.167 kelas dan 48.678 siswa, 65 Sekolah Lanjut Tingkat Pertama SLTP
dengan 687 kelas dan 20.790 siswa, serta 36 Sekolah lanjut Tingkat Atas SLTA dengan 14.340 siswa.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Keadaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka
jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui pendekatan
pimpinan advocasy, bina suasana sosial support, dan pemberdayaan masyarakat empowerment. Strategi PHBS memfokuskan pada lima program prioritas yaitu
Kesehatan Ibu dan Anak KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular P2PTM dan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan JPK. Di Sumatera Utara survey PHBS terakhir dilaksanakan pada tahun 2005-2007,
ada peningkatan pencapaian persentase penduduk yang melaksanakan PHBS, namun setelah tahun 2007 sd 2011, tidak ada survey PHBS baik oleh Kemenkes RI maupun
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, sehingga angka pada tahun 2012 masih menggunakan angka survey 2007. Dengan menggunakan angka survey 2007,
Sumatera Utara masih belum mampu mencapai target nasional yaitu 60. Di Kabupaten Karo pada tahun 2012 Dinkes Kab. Karo, 2012 menyatakan
bahwa dari 24.435 rumah tangga yang dipantau, yang ber-PHBS sebesar 8.249 33,8. Sedangkan target persentase dalam indikator Indonesia Sehat 2010 adalah
sebesar 65, maka hasil pencapaian tahun 2012 di Kabupaten Karo masih jauh dibawah target Indonesia Sehat 2015 Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS Kabupaten Karo Tahun 2012
No Kecamatan Puskesmas
Rumah Tangga Jumlah
Jumlah Dipantau
Dipantau Ber
Phbs
1 Kaban Jahe Kaban Jahe
16,314 3,000
18.4 1,200
40.0 2 Berastagi
Berastagi 7,627
2,100 27.5
850 40.5
3 Korpri
3,270 500
15.3 200
40 4 Tiga Panah
Tiga Panah 6,023
1,500 24.9
540 36.0
5 Singa
2,400 400
16.7 150
37.5 6 Dolat Rakyat Dolat Rakyat
2,288 450
19.7 210
46.7 7 Merdeka
Merdeka 3,563
650 18.2
250 38.5
8 Merek Merek
4,660 875
18.8 310
35.4 9 Barus Jahe
Barus Jahe 6,546
1,450 22.2
575 39.7
10 Simpang
Empat Simpang
Empat 5,531
1,500 27.1
545 36.3
11 Naman Teran Naman Teran 3,502
940 26.8
240 25.5
12 Tigan Derket Tigan Derket 3,944
895 22.7
387 43.2
13 Payung Payung
3,325 1,100
33.1 325
29.5 14 Munte
Munte 5,955
1,800 30.2
570 31.7
15 Juhar Juhar
4,343 2,350
54.1 475
20.2 16 Tigabinanga
Tiga binanga 5,983
1,800 30.1
455 25.3
17 Kutabuluh Kutabuluh
3,506 950
27.1 283
29.8 18 Laubaleng
Laubaleng 4,966
975 19.6
295 30.3
19 Mardingding Mardingding
4,555 1,200
26.3 389
32.4
Jumlah KabKota 98,301
24,435 24,9
8,249 33,8
Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Tahun 2012 Kondisi PHBS Rumah Tangga ini bisa dilihat dari 10 indikator yaitu 1
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, 2 Memberi bayi ASI eksklusif, 3 Menimbang bayi dan balita, 4 Menggunakan air bersih, 5 Mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun, 6 Menggunakan jamban sehat, 7 Memberantas jentik di rumah, 8 Makan buah dan sayur setiap hari, 9 Melakukan aktifitas fisik setiap hari
dan 10 Tidak merokok di dalam rumah.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu kriteria ber-PHBS adalah tidak merokok. Masyarakat Kabupaten Karo memiliki budaya yaitu memberikan rokok atau tembakau kepada kerabatnya.
Oleh sebab itu, masyarakat yang ber-PHBS diperkirakan masih tetap rendah karena budaya ini sangat susah menghilangkannya kecuali dengan pembelajaran dan tekat
yang kuat. Demikian dengan kriteria ber-PHBS lainnya seperti menggunakan jamban sehat, menggunakan air bersih setiap hari, dan mencuci tangan dengan sabun. Hal ini
sangatlah sulit untuk memenuhinya karena letak geografis wilayah ini yang berada di dataran tinggi sehingga mempengaruhi pemenuhan air bersih yang terbatas dari segi
kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu, Kabupaten Karo tingkat PHBS Rumah Tangganya masih rendah.
a. Keadaan Lingkungan
Di Kabupaten Karo pada tahun 2012 dari 98.301 rumah yang diperiksa terdapat 14.600 66,1 rumah sehat. Angka ini turun dari tahun sebelumnya 65,02
dan jauh dari target indikator Indonesia sehat 2015 yaitu sebesar 80. Hal ini terpengaruh karena kondisi ekonomi penduduk pendapatan per kapita penduduk
turun. Persentase rumah tangga yang memenuhi sarana air bersih yaitu 10,9 dari
98.301 KK yang diperiksa dengan rincian air ledeng sebesar 46,9 dan Penampungan Air Hujan PAH sebesar 3,1. Sementara untuk sumber air minum
yang paling banyak digunakan air kemasan sebesar 51,8. Keadaan lingkungan lainnya seperti jamban dari 98.301 KK yang kepemilikan
sendiri ada 10.745 KK dan yang memenuhi syarat kesehatan ada 72,7. Tempat sampah dari 4.955 KK yang diperiksa, diketahui memiliki tempat sampah adalah
46,1 dan memenuhi syarat kesehatan ada 53,8.
Universitas Sumatera Utara
b. Status Kesehatan
Status kesehatan masyarakat bagian dari PHBS di Kabupaten Karo tahun 2012 yaitu Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 80,1 dari 7.958
persalinan ibu hamil, Cakupan bayi yang mendapat ASI Ekskusif sebesar 39,2 dari 3.795 bayi, dan Jumlah balita yang ditimbang sebesar 61 dari 43.555 balita yang
ada.
4.2 Masalah Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Pengungsi Erupsi Gunung Sinabung
Erupsi Gunung Sinabung sejak September 2013 mengakibatkan pengungsian yang cukup lama. Jumlah pengungsi mencapai puncaknya pada tanggal 21 Januari
2014 yaitu sebanyak 43 titik pengungsian dengan jumlah pengungsi sebanyak 28.715 jiwa 9.045 KK dengan jumlah kelompok rentan lansia sebanyak 1.620 jiwa, 204
jiwa ibu hamil dan 884 jiwa balita. Untuk mengetahui jumlah pengungsi dalam kategori dapat diketahui dari data pengungsi media center tanggal 20 Januari 2014
yang ditunjukkan dengan tabel berikut:
Tabel 4.2 Data Pengungsi Berdasarkan Usia No
Usia Laki-laki
Perempuan Jumlah
1 Bayi 0-12 bulan
295 308
603 2
Balita 12-59 bulan 1096
1223 2.289
3 TK
367 4
Ibu Hamil 172
5 Ibu Menyusui
777 6
Lansia 60 tahun 2.055
7 Dewasa
21.881
Total 28.144
Jlh KK 8811
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Karo Tahun 2014
Universitas Sumatera Utara
Dinas Kesehatan melalui Puskesmas membuka posko kesehatan di masing- masing titik pengungsian. Berdasarkan kunjungan pasien di posko kesehatan sampai
tanggal 22 Maret 2014 secara kumulatif ada 143.446 kunjungan Data Media Center didapatkan 6 penyakit yang dominan ada di pengungsian yaitu ISPA yang merupakan
jenis penyakit yang tertinggi sebanyak 88.986 orang, gastritis sebanyak 25.607 orang, diare 5.315 orang, hipertensi 4.409 orang, dan conjunctivitis 3.834 orang dan
penyakit lainnya yang tidak tercakup dalam keenam penyakit tersebut sebanyak 13.785 orang.
Korban meninggal dunia pada umumnya merupakan akibat tidak langsung dari bencana ataupun diakibatkan penyakit bawaan sebelum mengungsi sebanyak 31
orang sejak September 2013 hingga 21 Januari 2014. Namun kejadian awan panas pada tanggal 11 Februari 2014 mengakibatkan 17 orang meninggal dunia. Sejak
tanggal 15 September 2013 hingga 15 Januari 2014 terdapat 187 orang pengungsi yang dirujuk ke RSUD Kabupaten Karo untuk menjalani rawat inap.
4.3 Kegiatan Pelayanan Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung