Basis Gigitiruan Pengukuran Dimensi Vertikal

b. Teknik Mencetak

Pencetakan fisiologis dilakukan dengan menggunakan teknik mukokompresi. Jaringan lunak di rongga mulut harus dalam keadaan sehat diistirahatkan terlebih dahulu sebelum membuat cetakan fisiologis. Untuk itu, pasien harus melepas gigitiruannya minimal 24 jam sebelum pencetakan fisiologis. 1 Dua faktor yang terpenting untuk mendapatkan cetakan yang baik untuk gigitiruan penuh yaitu bentuk dan ketepatan sendok cetak fisiologis serta penempatan yang tepat dari sendok cetak fisiologis pada jaringan pendukung gigitiruan penuh di rongga mulut. 1

2.3.1.4 Penentuan Basis Gigitiruan dan Oklusal Rim

Basis gigitiruan dan oklusal rim berfungsi untuk membangun kontur wajah, membantu dalam pemilihan gigi, membangun dan mempertahankan dimensi vertikal oklusi selama pencatatan hubungan rahang, membuat catatan interoklusal, sebagai panduan pada penyusunan anasir gigitiruan, sebagai panduan untuk penanaman model kerja kembali remounting pada artikulator setelah pasang percobaan dan sebagai cetakan wax-up untuk permukaan eksternal gigitiruan penuh. 20

a. Basis Gigitiruan

Basis gigitiruan harus memenuhi syarat, antara lain harus stabil pada model kerja dan pada rongga mulut, harus kaku, adaptasi yang baik pada model, menutupi seluruh jaringan pendukung lengkung rahang, estetik dan nyaman bagi pasien. Resin akrilik swapolimerisasi merupakan bahan yang paling sering digunakan sebagai basis gigitiruan ini karena memiliki kekuatan, kekakuan dan adaptasi yang baik pada model kerja dan di dalam mulut. 1,4,5,17,20 Daerah undercut pada model rahang di blocking out dengan wax agar mudah memisahkan basis tanpa merusak model. Seluruh permukaan basis yang berkontak dengan bibir, pipi dan lidah harus halus dan dipoles untuk memberi kenyamanan bagi pasien saat memakai gigitiruan. Basis gigitiruan pada daerah puncak linggir alveolar, lereng labial dan lereng bukal harus tipis untuk memperoleh ruangan bagi penyusunan anasir gigitiruan. 1,20

b. Oklusal Rim

Bahan oklusal rim dari baseplate wax sering digunakan karena mudah dimanipulasi di laboratorium, mudah dibentuk untuk memperoleh kontur rongga mulut yang tepat, estetik, dapat dibentuk sesuai ukuran dan bentuk gigi serta nyaman bagi pasien. 20 Oklusal rim diletakkan di atas linggir yang sebelumnya dibuat basis gigitiruan dan dengan lembut ditekan sampai oklusal rim sejajar dengan basis pada model. Rim direkatkan dengan basis dan seluruh daerah yang kosong pada labial dan lingual ditambahkan dengan wax, kemudian oklusal rim dihaluskan. 20 Ukuran dan bentuk eksternal dari oklusal rim sangat penting, harus sama dengan gigi asli yang akan digantikan. Tinggi oklusal rim rahang atas pada daerah anterior sekitar 22 mm yang diukur dari dasar perlekatan frenulum labial dan sekitar 12 mm dari basis di daerah tuberositas. Lebar labio-lingual sekitar 8-10 mm di posterior, dan 6-8 mm pada regio anterior. Tinggi oklusal rim pada rahang bawah sekitar 18 mm, sedangkan tinggi bagian posterior tidak melebihi setengah tinggi retromolar pad, lebar 3 mm ke arah bukal sedangkan ke arah lingual lebar tidak melebihi perluasan medial dari tepi sayap lingual. Inklinasi oklusal rim pada labial dari kaninus ke kaninus sekitar 15 o untuk memberikan dukungan bibir yang memadai. 20 Gambar 8. Ukuran dan bentuk basis dan oklusal rim.arahang atas brahang bawah 20 a b Oklusal rim yang dipasang dalam mulut pasien harus tampak normal, dengan persyaratan yaitu: Ekstra Oral: 1 Sulcus nasolabial, sulcus mentolabial, commisura bibir dan filtrum pasien harus mendapat dukungan yang baik dari oklusal rim. Jika tidak ada dukungan, maka sulcus nasolabial, sulcus mento labial dan filtrum menjadi rata serta commisura kendor, namun jika dukungan berlebihan sulcus nasolabial, sulcus mentolabial berubah bentuk dan dangkal, filtrum akan hilang alurnya dan commisura berubah ke arah lateral. 2 Bibir dan pipi tidak boleh tampak cembung atau cekung bila oklusal rim berada dalam mulut. Oklusal rim yang baik harus mendukung bibir dan pipi serta otot-otot ekspresi wajah secara normal. 1,4,5,17,20 Intra Oral: 1 Bidang oklusal dari oklusal rim rahang atas sejajar garis interpupil mata jika dilihat dari depan dan sejajar garis alanasi-tragus Camper’s line apabila dilihat dari arah lateral yang diukur dengan occlusal guide plane. 2 Pada posisi istirahat fisiologis dan bibir pasien dalam keadaan rileks, bidang oklusal dari oklusal rim rahang atas terlihat kira-kira 2 mm dibawah bibir atas. Gambar 9. Hubungan antara garis interpupil mata, Camper’s line dan bidang oklusal 17 3 Bidang oklusal dari oklusal rim rahang atas dan rahang bawah harus berkontak rapat jika dioklusikan 4 Garis median pada oklusal rim harus sesuai dengan garis median pasien. 5 Garis kaninus akan membuat garis lurus jika ditarik dari pupil mata ke sudut mulut. 1,4,5,17,20 Setelah oklusal rim memenuhi persyaratan, selanjutnya dapat dilakukan pengukuran dimensi vertikal dan relasi sentrik. 1,4,5,17,20

2.3.1.5 Penentuan Hubungan Rahang

Hubungan rahang didefinisikan sebagai suatu keadaan hubungan rahang bawah terhadap rahang atas dan dinyatakan dengan hubungan rahang dalam arah vertikal dan hubungan rahang dalam arah horizontal. Kedua hubungan rahang ini saling mempengaruhi satu sama lain. 17 Hubungan rahang dalam arah vertikal disebut juga dengan dimensi vertikal. Dimensi vertikal sering diartikan sebagai tinggi wajah vertikal yang ditentukan oleh besarnya ruang antar rahang. Terdapat dua keadaan dimensi vertikal yaitu dimensi vertikal oklusi dan dimensi vertikal istirahat fisiologis, sehingga dalam mulut terdapat selisih ruang dari kedua dimensi vertikal tersebut yang dikenal sebagai jarak interoklusal free way space yang dalam keadaan normal berkisar antara 2-4 mm. Sedangkan hubungan rahang dalam arah horizontal yang sering dikenal dengan relasi sentrik, merupakan hubungan horizontal maksilomandibular ketika rahang bawah dalam posisi paling posterior. 17 Banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan dimensi vertikal dan relasi sentrik pada pasien edentulus, namun pengukuran sering dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa metode sehingga mendapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat. Ketidaktepatan dalam menentukan hubungan rahang baik dimensi vertikal maupun relasi sentrik akan menyebabkan berbagai keluhan dari pasien diantaranya gangguan fungsi pengunyahan, bicara, estetik dan mempertahankan kesehatan jaringan pendukung gigitiruan penuh serta akan mempengaruhi sendi temporomandibular. 17,20

a. Pengukuran Dimensi Vertikal

Pada pengukuran dimensi vertikal gigitiruan penuh, dimensi vertikal istirahat ditentukan terlebih dahulu kemudian pengukuran dimensi vertikal oklusi. Dimensi vertikal istirahat fisiologis diartikan sebagai posisi netral dari rahang bawah pada saat otot-otot membuka dan menutup mulut berada dalam keadaan seimbang. Dimensi vertikal istirahat fisiologis diukur pada saat rahang bawah dalam keadaan istirahat fisiologis dengan cara pasien didudukkan dalam keadaan rileks dengan posisi kepala sedemikian rupa dimana alanasi-tragus sejajar lantai, buat tanda berupa dua titik pada wajah, satu diatas puncak hidung dan satu lagi pada bagian paling menonjol dari dagu pasien. Pasien diinstruksikan untuk melakukan gerakan menelan dan rahang bawah dibiarkan dalam keadaan posisi istrirahat fisiologis, ukur jarak kedua titik tersebut. Kemudian pasien diinstruksikan untuk mengucapkan huruf “mmm” berdengung dan secara bersamaan dilakukan pengukuran jarak kedua titik kembali. Apabila hasil pada kedua pengukuran sama, maka posisi tadi dapat diterima sebagai dimensi vertikal istirahat. Pengukuran ini harus dilakukan beberapa kali, pasien diajak berbicara dan rileks diantara kedua pengukuran tersebut. 17,20 Setelah ukuran dimensi vertikal istirahat diperoleh, kemudian dikurangi dengan jarak free way space sekitar 2-3 mm sehingga didapatkan hasil akhir yang merupakan dimensi vertikal oklusal pendahuluan. Masukkan oklusal rim ke dalam mulut dan pasien diinstruksikan menutup mulut hingga mencapai kontak minimal antara oklusal rim rahang atas dan oklusal rim rahang bawah. Oklusal rim disesuaikan hingga mencapai dimensi vertikal oklusal pendahuluan. Untuk mengetahui ketepatan dari dimensi vertikal, dilakukan dengan tes fonetik. Pasien diintruksikan untuk mengucapkan kata-kata yang mengandung huruf desis yaitu huruf “S”, contohnya mengucapkan angka dari “sebelas” sampai “sembilanbelas”. Pada saat pasien mengucapkan kata-kata ini, harus terdapat celah diantara kedua oklusal rim di daerah gigi premolar yang besarnya skitar 2-4 mm. Jarak ini disebut ruang bicara terkecil closest speaking space. Secara estetik, ketika oklusal rim berkontak, bibir harus bersentuhan secara minimal dan dagu tidak terlihat terlalu dekat dengan hidung. 17,20,21

b. Pengukuran Relasi Sentrik