GTP. 15,56 dokter gigi umum mengalami permasalahan biaya yang diperlukan untuk mengaplikasikan prosedur perawatan GTP. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Singh dkk 2014 yang menyebutkan 9,2 dokter gigi mengalami permasalahan ketersediaan waktu dalam mengaplikasikan prosedur
perawatan GTP.
32
Hasil Penelitian Clark dkk 2001 juga menyebutkan 6,67 dokter gigi mengalami permasalahan ketersediaan waktu dan biaya.
13
Banyaknya dokter gigi umum di Kota Medan mengalami permasalahan ketersediaan waktu kemungkinan
disebabkan karena perawatan GTP memerlukan jadwal kunjungan yang berulang untuk mengaplikasikan rangkaian tahap prosedur perawatan GTP. Sebanyak 13,89
dokter gigi umum merasa tidak perlu mengaplikasikan prosedur perawatan GTP tertentu, sedangkan 10,56 dokter gigi umum mengalami permasalahan ketersediaan
alat dan bahan di praktik. Selain itu, 8,89 dokter gigi umum kurang menguasai teori dan 6,11 dokter gigi umum kurang menguasai teknik dalam mengaplikasikan
prosedur perawatan GTP. Masih adanya dokter gigi yang kurang menguasai teknik maupun teori kemungkinan disebabkan oleh dokter gigi kurang mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan Kedokteran Gigi yang terbaru. Hasil penelitian juga menunjukkan jenis permasalahan yang terendah adalah faktor lain 5 Tabel 45.
5.3.2.1 Persentase Dokter Gigi yang Mengalami Permasalahan dalam
Mengaplikasikan Tahap Prosedur Perawatan Gigitiruan Sebagian Lepasan pada Praktik di Kota Medan
Hasil penelitian tentang persentase dokter gigi yang mengalami permasalahan dalam mengaplikasikan tahap prosedur perawatan GTSL pada praktik di Kota Medan
menunjukkan bahwa border molding pada sendok cetak fisiologis merupakan tahap prosedur perawatan dengan persentase permasalahan terbesar 47,5. Hasil
penelitian Clark dkk 2001 menyebutkan 60 dokter gigi menyatakan border molding yang diaplikasikan pada perawatan prostodontik tidak efisien.
13
Sedangkan sebanyak 16 responden 40 mengalami permasalahan dalam mengaplikasikan
prosedur pemeriksaan radiografik. Berdasarkan observasi selama penelitian, hal ini disebabkan karena tidak tersedia alat di praktik dokter gigi, sehingga untuk
melaksanakan pemeriksaan radiografik tersebut, perlu dilakukan rujukan yang memerlukan waktu dan biaya tambahan. Sementara itu, sebanyak 14 responden
35 mengalami permasalahan dalam mengaplikasikan prosedur pencetakan fisiologis. Sebanyak 10 responden 25 mengalami permasalahan dalam
mengaplikasikan prosedur pemeriksaan II pasca pemasangan GTSL Tabel 46. Hasil penelitian Allen dkk 2008 menyebutkan dokter gigi yang melakukan perawatan
GTSL resin akrilik tidak menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan pasca pemasangan GTSL apabila gigitiruan tidak mengalami permasalahan.
37
5.3.2.2 Persentase Dokter Gigi yang Mengalami Permasalahan dalam
Mengaplikasikan Tahap Prosedur Perawatan Gigitiruan Sebagian Lepasan pada Praktik di Kota Medan
Hasil penelitian tentang persentase dokter gigi yang mengalami permasalahan dalam mengaplikasikan tahap prosedur perawatan GTSL pada praktik di Kota Medan
menunjukkan, permasalahan terbesar 41,46 adalah keterbatasan waktu dokter gigi umum untuk mengaplikasikan prosedur perawatan GTSL. Sebanyak 21,34 dokter
gigi umum merasa tidak perlu mengaplikasikan prosedur perawatan GTSL tertentu. Sementara itu, sebanyak 14,63 dokter gigi umum mengalami permasalahan biaya
yang diperlukan untuk mengaplikasikan prosedur perawatan GTSL. Hasil Penelitian Singh dkk 2014 melaporkan sebanyak 28,7 dokter gigi mengalami masalah biaya
yang tinggi dalam pembuatan GTSL.
32
Selain itu, 10,37 dokter gigi umum kurang menguasai teori dalam mengaplikasikan prosedur perawatan GTSL. Sebanyak 6,71
dokter gigi mengalami permasalahan ketersediaan alat dan bahan di praktik. 3,66 dokter gigi umum mengalami permasalahan faktor lain. Sedangkan jenis
permasalahan yang terendah adalah dokter gigi kurang menguasai teknik dalam mengaplikasikan prosedur perawatan GTSL 1,83 Tabel 47.
5.3.3.1 Persentase Dokter Gigi yang Mengalami Permasalahan dalam